You are on page 1of 115

MOTOR LISTRIK3 FASA

• Kontruksi
• Prisib kerja
• Kelebihan dan kekurangan
Konstruksi Motor
Bagian – Bagian Motor
Stator
• Konstruksi statornya belapis-
lapis dan mempunyai alur untuk
melilitkan kumparan.
• Stator mempunyai tiga buah
kumparan, ujung-ujung belitan
kumparan dihubungkan melalui
terminal untuk memudahkan
penyambungan dengan sumber
tegangan.
• Masing-masing kumparan stator
mempunyai beberapa buah
kutub, jumlah kutub ini
menentukan kecepatan motor
tersebut.
• Semakin banyak jumlah
kutubnya maka putaran yang
terjadi semakin rendah.
85
Rotor
• Motor dengan rotor
sangkar disebut motor
Induksi Rotor Sangkar.

• Motor induksi rotor


lilit dikenal dengan
sebutan Motor Induksi
Slipring atau Motor
Induksi Rotor Lilit

85
Arah Putaran Motor
• Gaya Lorentz

124
Timbulnya Medan Putar Motor

410
Kecepatan putar stator

Ns = jumlah putaran atau


kecepatan motor
(rpm)
f = frekuensi sumber
daya (Hz)
P = jumlah kutub-magnet
Terjadinya putaran pada motor

• S = Slip
• Ns = jumlah
putaran motor
atau kecepatan
motor
• Nr = jumlah
putaran stator

88
Kelebihan Motor Induksi
• Mempunyai konstruksi yang sederhana. Relatif
lebih murah harganya bila dibandingkan dengan
jenis motor yang lainnya.
• Menghasilkan putaran yang konstan.
• Mudah perawatannya.
• Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain
sebagai penggerak mula.
• Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi
gesekan bisa dikurangi.
Kekurangan Motor Induksi

• Putarannya sulit diatur.


• Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara
5 s/d 6 kali arus nominal motor
MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
-. Motor induksi merubah energi listrik menjadi energi
gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik
dan mempunyai slip antara medan stator dan
medan rotor.
-. Motor induksi merupakan motor yang paling
banyak kita jumpai dalam industri.
Konstruksi motor tiga phasa
Bagian Motor Induksi Tiga Phasa
Stator
-. Stator adalah bagian dari mesin yang tidak berputar
dan terletak pada bagian luar. Dibuat dari besi bundar
berlaminasi dan mempunyai alur – alur sebagai
tempat meletakkan kumparan.
Rotor

-. Rotor sangkar
Adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan
letaknya bagian dalam. Terbuat dari besi laminasi
yang mempunayi slot dengan batang alumunium /
tembaga yang dihubungkan singkat pada
ujungnya.
Konstruksi rotor sangkar
( squarrel-cage rotor )
Rotor kumparan ( wound rotor )

Kumparan dihubungkan bintang dibagian


dalam dan ujung yang lain dihubungkan
dengan slipring ke tahanan luar. Kumparan
dapat dikembangkan menjadi pengaturan
kecepatan putaran motor.
Pada kerja normal slipring hubung singkat
secara otomatis, sehingga rotor bekerja
seperti rotor sangkar.
Jenis Rotor Belitan
Keuntungan motor tiga phasa
-.Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor
dengan rotor sangkar.
-. Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
-. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat
sehingga rugi gesekan kecil.
-. Biaya pemeliharaan rendah karena
pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan.
KERUGIAN PENGGUNAAN MOTOR
INDUKSI

• Kecepatan tidak mudah dikontrol


• Power faktor rendah pada beban ringan
• Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus
nominal
PRINSIP KERJA MOTOR
(Gaya Lorentz)
F = Gaya
B = Kerapatan fluks
I = Arus
L = Konduktor

Arus listrik (i) yang dialirkan di dala


suatu medan magnet dengan kerapata
Fluks (B) akan menghasilkan suatu gay
Sebesar:
Nilai F Dipengaruhi Banyaknya Lilitan ( N )
Linear Motor
Prinsip kerja 3 Phasa

1. Bila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada kumpara


stator, maka pada kumparan stator akan timbul medan putar
dengan kecepatan 120 f
ns =n kecepatan
 sinkron
120 f f = frekuensi sumber
s
P

ns  p = jumlah kutup
P
2. Medan putar stator akan memotong konduktor
yang
terdapat pada sisi rotor, akibatnya pada kumparan
rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar

E = tegangan induksi ggl E2 s  44,4 fN


f = frekkuensi
N = banyak lilitan
Q = fluks
3. Karena kumparan rotor merupakan kumparan
rangkaian tertutup, maka tegangan induksi akan
menghasilkan arus ( I ).
4. Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan
gaya ( F ) pada rotor.
5. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor
cukup besar untuk memikul torsi beban, maka rotor
akan berputar searah dengan arah medan putar
stator.
TEGANGAN TERINDUKSI PADA
ROTOR

Pada saat standstill (slip = 100%) medan putar rotor


maksimum Fluks dalam stator sama dengan dalam
rotor
tegangan yang dibangkitkan maksimum, tergantung pada
belitan rotor Tegangan yang diinduksikan ke rotor tergantung
pada ratio belitan Frekuensi rotor sama dengan frekuensi stator
Pada saat bergerak:
medan putar rotor maksimum fluks dalam stator sama
dengan dalam rotor tegangan yang dibangkitkan berkurang
sesuai dengan slip yang terjadi Frekuensi rotor semakin
berkurang sesuai dengan penurunan slip
Dapat disimpulkan bahwa:
Er = s x EBR
Er tegangan induksi rotor
EBR tegangan induksi rotor saat standstill
fR = s x f S
fR frekuensi rotor
fS frekuensi stator
RANGKAIAN ROTOR

Di rotor dalam tiap kondisi diperoleh kesimpulan bahwa:

Arus short circuit rotor dibatasi oleh impedansi rotor


Impedansi terdiri dari dua komponen yaitu:
Resistansi rotor RR
Reaktansi diri sXBR (XBR Reaktansi diri rotor pada stand-
still)
• Sebagai hasil, arus rotor menjadi

ER
IR 
2 2
RR  X R
bila, maka,
E R  sE BR sE BR
IR  2
X R  sX BR RR  ( sX BR ) 2
jika penyebut dan pembilang dibagi dengan s, maka:
Pembagian dengan s
E BR
IR  merubah titik referensi dari
RR 2 2 rotor ke rangkaian stator
[ ]  X BR
s
sehingga rangkaian ekuivalen rotor per fasa menjadi:
• Untuk tujuan menyamakan dengan rangkaian
resistansi rotor RR yang sebenarnya, maka RR/s
dipisah dalam dua komponen:
RR RR
  RR  RR
s s

RR 1
 RR  RR (  1)
s s
 sehingga rangkaian ekuivalen rotor menjadi sebagai
berikut:
RANGKAIAN EKUIVALEN ROTOR
KOMPONEN DAYA PADA ROTOR

• ROTOR POWER INPUT (RPI)


• ROTOR COPPER LOSS (RCL)
• ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)
• OUT-PUT POWER
2 RR 2 2 1
IR  I R RR  I R RR (  1)
s s
Dimana:
2 RR
IR
s ROTOR POWER INPUT (RPI)
2
I R RR ROTOR COPPER LOSS (RCL)

2 1
I R RR (  1) ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)
s
RPI = RCL + RPD
DAYA OUT-PUT

• Daya yang dibangkitkan di poros rotor dapat


dinyatakan dengan persamaan:

Pout = RPD - Protasional

Protasional adalah daya hilang yang


disebabkan oleh gaya gesekan
(friksi) dan angin (kipas pendingin)
TORSI YANG DIBANGKITKAN
• Torsi elektromekanik Te adalah torsi yang
dibangkitkan di celah udara yang dapat dinyatakan
dengan persamaan:

Te 
RPI 2ns
s 
s 60
• Torsi poros Td adalah torsi yang dibangkitkan di
poros rotor yang dapat dinyatakan dengan
persamaan:

Pout 2nr
Td  r 
R 60
 Bila rugi Protasional diabaikan maka Td dapat
dinyatakan dengan persamaan:
60.Po Pout
Td   30
2. .nr  .nr
DIAGRAM RANGKAIAN STATOR
• Bila tegangan konstan
– Rugi inti dianggap konstan mulai dari kondisi tanpa beban
sampai beban penuh
– Rc dapat dihilangkan dari diagram rangkaian tetapi:
• rugi inti tetap ada dan diperhitungkan pada efisiensi
– Arus magnetisasi pada motor sekitar 30% s/d 50% dari arus
nominal
– Reaktansi magnetisasi merupakan komponen penting pada
rangkaian pengganti
• Sehingga penyederhanaan diagram rangkaian stator
menjadi seperti gambar berikut:
DIAGRAM LENGKAP MOTOR INDUKSI
TIAP FASA
KOMPONEN DAYA TIGA FASA

 STATOR POWER INPUT (SPI) atau P


ATAU
 STATOR COPPER LOSS (SCL)

2
SCL  3 xI S RS
 ROTOR POWER INPUT (RPI)
2 R'R
RPI  3 xI ' R
s
 ROTOR COPPER LOSS (RCL)
2
RCL  3 xI ' R R ' R
 ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)
2 1
RPD  3 xI ' R R ' R (  1)
s
 ROTASIONAL LOSS (PR)
Rugi-rugi yang disebabkan oleh gesekan
dan angin
 OUTPUT POWER (PO)
PO = RPD - PR
DIAGRAM ALIR DAYA PADA MOTOR
INDUKSI TIGA FASA

SPI
RPI
RPD
P OUT

SCL RCL PR
KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI

Rotor sangkar tupai dibuat dalam 4 kelas


berdasarkan National Electrical Manufacturers
Association (NEMA)
– Motor kelas A
• Mempunyai rangkaian resistansi ritor kecil
• Beroperasi pada slip sangat kecil (s<0,01) dalam keadaan
berbeban
• Untuk keperluan torsi start yang sangat kecil
)

– Motor kelas B
• Untuk keperluan umum, mempunyai torsi starting normal dan arus
starting normal
• Regulasi kecepatan putar pada saat full load rendah (dibawah 5%)
• Torsi starting sekitar 150% dari rated
• Walaupun arus starting normal, biasanya mempunyai besar 600% dari
full load

– Motor kelas C
• Mempunyai torsi statring yang lebih besar dibandingkan motor kelas B
• Arus starting normal, slip kurang dari 0,05 pada kondisi full load
• Torsi starting sekitar 200% dari rated
• Untuk konveyor, pompa, kompresor dll
Motor kelas D
• Mempunyai torsi statring yang besar dan arus starting relatif
rendah
• Slip besar
• Pada slip beban penuh mempunyai efisiensi lebih rendah
dibandingkan kelas motor lainnya
• Torsi starting sekitar 300%
TORQUE-SPEED CURVES OF DIFFERENT
NEMA STANDARD MOTORS
Karakteristik motor induksi
Pengaturan Putaran
Kondisi-kondisi Ektrim
Karakteristik Motor Induksi

• Untuk mempersingkat perhitungan dan


penjelasan maka dari Gambar karakteristik
motor induksi dipilih kondisi-kondisi ekstrim
yaitu :
– Kondisi starting
– Kondisi puncak (maksimum)
– Kondisi beban nominal (sudah dibahas)
Kondisi Torsi Starting (Stand still)

Dari gambar penyederhanaan rangkaian ekuivalen motor


Pada saat start rotor belum berputar sehingga slip s = 1
Arus starting rotor menjadi:
Kondisi Torsi Maksimum
Dari gambar penyederhanaan rangkaian ekuivalen motor
Pada saat arus rotor maksimum torsi akan maksimum
Arus maksimum rotor pada slip sb (torsi max) terjadi bila
impedansi rotor mendekati nol sehingga:
MOTOR ROTOR BELITAN
• Perbedaan mendasar dari Motor rotor belit dengan motor
sangkar Tupai adalah terdapat pada konstruksi rotor
• Rotor sangkar bajing mempunyai:
– Tahanan rotor tetap
– Arus starting tinggi
– Torsi starting rendah
• Rotor belit
– Memungkinkan tahanan luar dihubungkan ke tahanan rotor melalui
slip ring yang terhubung ke sikat.
– Arus starting rendah
– Torsi starting tinggi
– Power faktor baik
BAGIAN-BAGIAN ROTOR BELIT
Graph of induction motors showing effect of
increasing the ratio of resistance to inductance
KLAS ISOLASI MOTOR
Maximum
Class Temperature (*)
Allowed
A 105ºC 221ºF
B 130ºC 266ºF
F 155ºC 311ºF
H 180oC 356oF
TYPICAL NAME PLATE OF AN
AC INDUCTION MOTOR
NAME PLATE TERMS AND THEIR MEANINGS

Term Description
Volts Rated terminal supply voltage.
Amps Rated full-load supply current.
H.P. Rated motor output.
R.P.M Rated full-load speed of the motor.
Hertz Rated supply frequency.
Frame External physical dimension of the
motor based on the NEMA
standards.
Duty Motor load condition, whether it is
continuos load, short time, periodic,
etc.
NAME PLATE TERMS AND THEIR MEANINGS
Term Description
Date Date of manufacturing.
Class Insulation class used for the
Insulation motor construction. This
specifies max. limit of the motor
winding temperature.
NEMA This specifies to which NEMA
Design design class the motor belongs
to.
Service Factor by which the motor can
Factor be overloaded beyond the full
load.
NAME PLATE TERMS AND THEIR MEANINGS
Term Description
NEMA Motor operating efficiency at full
Nom. load.
Efficiency
PH Specifies number of stator phases
of the motor.
Pole Specifies number of poles of the
motor.
Specifies the motor safety
standard.

Y Specifies whether the motor


windings are start (Y) connected or
delta (∆) connected.
PROTEKSI MOTOR
Standard IEC , 60529 menyebutkan Ingress Protection diberi
kode 2 digit.

Digit pertama menentukan proteksi sebagai pencegahan bahaya


masuknya barang benda berbahaya dan padat.

Digit kedua pencegahan bahaya masuknya air

Contoh: IP 65 artinya : motor diproteksi dengan kawat 1.0 mm,


artinya tidak bisa dimasuki debu dan dapat mencegah air
bertekanan dari segala arah
Tabel berikut disarikan dari standard IEC
Protection Against Access to Hazardous Parts (Digit pertama)
Angka Arti & Keterangan
Digit pertama (Angka Descripsi)
0 Tidak ada proteksi
1 proteksi terhadap masuknya barang dengan diameter (50 mm)
2 proteksi terhadap masuknya barang sebesar jari angan(12×80mm)
3 proteksi terhadap masuknya peralatan dengan diameter (2.5 mm)
4,5,6 proteksi terhadap masuknya barang dengan kawat (1.0 mm)

Digit kedua (Angka Descripsi)


0 Tidak ada proteksi
1 Proteksi terhadap obyek sama atau lebih besar dari 50 mm
2 Proteksi terhadap obyek sama atau lebih besar dari 12.5 mm
3 Proteksi terhadap obyek sama atau lebih besar dari 2.5 mm
4 Proteksi terhadap obyek sama atau lebih besar dari 1 mm
5 Proteksi terhadap debu
6 Kedap terhadap debu (Dust tight)
Menjalankan Motor Induksi Tiga Phasa

Motor induksi tiga phasa dengan daya yang besar tidak dapat
dijalankan dengan cara dihubungkan langsung ke sumber jala-
jala.
Hal ini disebabkan karena, akan menyerap arus yang sangat
besar yaitu mencapai 6 -8 kali arus nominalnya. Hal
ini disebabkan karena pada saat start besarnya slip pada motor
induksi adalah sama dengan 1 (satu), tahanan rotor kecil.
Arus menjadi besar dan akan merusak motor itu sendiri atau
terganggunya sistem instalasi tegangan akan Drop.
Ada beberapa cara untuk mengurangi besarnya
arus start antara lain adalah :

1. Primary resistor control


2. Transformer control
3. Wey-Delta control
4. Part-winding start control
5. Electronic control
STRATING MOTOR
1. DIRECT ON LINE (DOL)
(langsung dihubungkan ke
sumber listrik)
2. STAR –DELTA ( Y- )
HUBUNGAN DELTA
SISTEN 3 PHASA
• Motor 3 phasa dengan tegangan 220/380V, artinya jika
motor dihubungkan delta membutuhkan tegangan phasa-
phasa 220 v, jika motor dihubungkan star (bintang)
membutuhkan tegangan phasa-phasa 380 v
• Motor tsb. Tidak dapat di hubungkan ke sumber PLN
dengan hubungan delta karena tegangan PLN phasa-phasa
380 volt, sedang tegangan motor hanya membutuhkan 220
v. motor akan rusak
• Motor tsb. Hanya bisa dihubungkan strar (bintang)
• Maksimum tegangan Motor 1,1 tegangan x tegangan name
plate motor
Teori dasar
a. Cara menghubungkan motor 3 fasa
Sebuah motor listrik 3 fasa dapat digunakan dalam hubungan
bintang (Y) aatau hubungan segitiga (∆) tergantung pada
tegangan jaringannya (jala-jala). Tegangan yang harus
dihubungkan ke motor biasanya ditentukan oleh papan nama
(name plate) pada motor tersebut, misalnya 220V/380V.
Untuk motor 3 fasa yang diberi tanda tegangan 220V / 380V,
hubungan yang harus digunakan adalah sebagai berikut :
a.1. Kalau system tegangan jala-jala 220V / 380V, motor ini
harus digunakan dalam hubungan bintang (Y), karena
kumparan-kumparannya harus mendapat tegangan 220V
a.2. Kalau system tegangan jala-jala 127V / 220V, motor ini
harus digunakan dalam hubungan segitiga (∆).
.
b. Starting bintang segitiga delta untuk mengurangi
arus starting, pada motor yang berdaya besar, arus start
besar.
Dengan dihubungkan segitiga, maka tegangan fase
motor berkisar 58% dari tegangan jala-jala motor dan arus
startnya sekitar 1/3 arus start bila motor dihubungkan
langsung (DOL).
DIRECT ON LINE
• DOL adalah istilah yang berasal dari bahasa
Inggris, yang berarti “Langsung Nyala”.
Jenis kontrol ini adalah metode pengaturan
yang paling SEDERHANA dalam dunia
kendali motor. Biasanya digunakan untuk
proses yang cuma membutuhkan motor bisa
dihidupkan kapanpun dimanapun semua
suka dengan arah putaran tertentu.
STARTING STAR/DELTA
X Y Z Z X Y

U V W U V W

Gambar. Hubungan Bintang Gambar. Hubungan Segitiga

Kumparan stator saat pengawalan dalam hubungan bintang (Ү),


setelah motor mencapai putaran nominal hubungan berubah menjadi
delta (∆). Sehingga hubungan tegangan dan arusnya dapat dilihat
sebagai berikut :
Tegangan , pada hubungan bintang (Y) tegangan pada kumparan
mendapat tegangan sebesar 1/ dari tegangan jala-jala , untuk hubungan
delta (∆).tegangan pada kumparan mendapat tegangan sama dengan
tegangan jala-jala.
KONTAKTOR MAGNETIK /
MAGNETIC CONTACTOR (MC)
Magnetic Contactor (MC) adalah sebuah
komponen yang berfungsi sebagai
penghubung/kontak dengan kapasitas yang
besar dengan menggunakan daya minimal.
Dapat dibayangkan MC adalah relay dengan
kapasitas yang besar. Umumnya MC terdiri
dari 3 pole kontak utama dan kontak bantu
(aux. contact). Untuk menghubungkan
kontak utama hanya dengan cara
memberikan tegangan pada koil MC sesuai
spesifikasinya.
• .Komponen utama sebuah MC adalah koil dan
kontak utama. Koil dipergunakan untuk
menghasilkan medan magnet yang akan
menarik kontak utama sehingga
terhubung/terbuka pada masing masing
pole.Magnetic Contactor atau Kontaktor AC,
perangkat pengendalian otomatis, sangat cocok
untuk menggunakan di sirkuit sampai tegangan
maksimal 690v 50Hz atau 60Hz dan arus
sampai 780A dari 6A juga sering dipakai
dalam wiring sebuah system, misalnya pada
Star Delta Starter motor listrik
• .
Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa
kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa
Normally Close ( NC ).
Pada saat satu kontaktor normal, NO akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja,
NO akan menutup, sebaliknya dalam keadaan
normal kontak NC akan menutup dan dalam
keadaan bekerja kontak NC akan membuka.
Koil adalah lilitan yang apabila diberi
tegangan akan terjadi magnetisasi dan
menarik kontak-kontaknya
Sakelar Tekan
Relai
Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung
seperti halnya fungsi pada tombol (Push Button) dan
saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil
1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan
juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus
dan penghubung tenaga listrik pada beban. Karena
pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC
juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat
menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah
ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A,
15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Seperti
pada gambar dibawah i
MENJALANKAN MOTOR 3 PHASA
SISTEM DOL

Keterangan
F10 = proteksi arus lebih
K1 = kontak rati MC K1
F2 = pengaman temperatur
lebih
= Magnetik Contaktor
Q1 = Sakelar
F1 = proteksi arus lebih
motor
Cara kerja

• Jika tombol start di tekan, maka arus


mengalir dari L-F10-stop-start-F2-MC(K1)
• Kontak-kontak K1 dari on menjadi close,
arus mengalir lewat kontak2 tsb. Maka
motor berbutar.
Peng-kabelan sistem DOL
DOL (DIRECT ON LINE)
Cara menghubungkan motor dalam
hubungan bintang (Y) :
Cukup mengkopelkan/ menghubungkan salah
satu dari ujung-ujung kumparan phasa menjadi
satu.
Sedangkan yang tidak dihubungkan menjadi satu
dihubungkan kesumber tegangan.
MOTOR KERJA STRA DELTA

1. Motor 3 fasa bekerja dengan 2 hubungan yaitu :


a. Motor bekerja Bintang/ Star
Berarti motor harus dihubungkan bintang baik secara
langsung pada terminal maupun melalui rangkaian
kontrol.
b. Motor bekerja segitiga /Delta (▲)
Berarti motor harus dihubungkan segitiga baik secara langsung
pada terminal maupun melalui rangkaian kontrol. Kecuali
mesin-mesin yang berkapasitas tinggi diatas 10 HP, maka motor
tersebut wajib bekerja segitiga (▲) dan harus melalui rangkaian
kontrol star delta baik secara mekanik, manual, outomatik
Mengapa motor harus dihubungkan
dengan Star – Delta???
• Beban dengan inersia yang tinggi/ besar akan menyebabkan waktu starting
motor menjadi lama untuk mencapai kecepatan nominalnya.
• Selama periode starting tersebut, maka pada stator dan rotor akan mengalir
arus yang besar sehungga bisa terjadi pemanasan berlebih (overheating)
pada motor
• Lebih buruk lagi menyebabkan gangguan pada sistem jala-jala sumber
listriknys sehingga akan menurunkan tegangannya. hal ini akan
mengganggu beban listrik lainnya.
• Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di start
dengan level tegangan yang lebih rendah dari tegangan nominalnya.
• Pengurangan tegangan starting tersebut akan membatasi dayas yang
diberikan ke motor, namun demikian disis lain pengurangan tegangan ini
akan berdampak memperpanjang waktu/ periode starting (waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai kecepatan nominalnya).
 Jika tombol start ditekan maka arus mengalir ke
stop-start-K1-Timer-NCK2-K3, kontak-kontak K1
dan K3 yang tadinya “of” menjadi “on” begitu
sebaliknya, motor bekerja sistem star (bintang)
Beberapa detik kemudian (sesuai settingan timer)
timer bekerja, kontak timer yang tadinya “on” jadi
“of”, begitu sebaliknya, maka MC K3 mati, arus
mengalir ke MC K2 motor terhubung sistem segitiga
(delta)
 Daya motor hubung bintang = 1/1,732 daya motor
hubung delta
 Untuk mematikan cukup tekan tombol stop
RANGKAIAN PENG-KABELAN
MOTOR HUBUNG DELTA
NAME PLATE MOTOR
NAME PLATE MOTOR

NAME PLATE MOTOR


Contoh
SELESAI

You might also like