Professional Documents
Culture Documents
7 Motor Asinkron 3 Phasa
7 Motor Asinkron 3 Phasa
• Kontruksi
• Prisib kerja
• Kelebihan dan kekurangan
Konstruksi Motor
Bagian – Bagian Motor
Stator
• Konstruksi statornya belapis-
lapis dan mempunyai alur untuk
melilitkan kumparan.
• Stator mempunyai tiga buah
kumparan, ujung-ujung belitan
kumparan dihubungkan melalui
terminal untuk memudahkan
penyambungan dengan sumber
tegangan.
• Masing-masing kumparan stator
mempunyai beberapa buah
kutub, jumlah kutub ini
menentukan kecepatan motor
tersebut.
• Semakin banyak jumlah
kutubnya maka putaran yang
terjadi semakin rendah.
85
Rotor
• Motor dengan rotor
sangkar disebut motor
Induksi Rotor Sangkar.
85
Arah Putaran Motor
• Gaya Lorentz
124
Timbulnya Medan Putar Motor
410
Kecepatan putar stator
• S = Slip
• Ns = jumlah
putaran motor
atau kecepatan
motor
• Nr = jumlah
putaran stator
88
Kelebihan Motor Induksi
• Mempunyai konstruksi yang sederhana. Relatif
lebih murah harganya bila dibandingkan dengan
jenis motor yang lainnya.
• Menghasilkan putaran yang konstan.
• Mudah perawatannya.
• Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain
sebagai penggerak mula.
• Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi
gesekan bisa dikurangi.
Kekurangan Motor Induksi
-. Rotor sangkar
Adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan
letaknya bagian dalam. Terbuat dari besi laminasi
yang mempunayi slot dengan batang alumunium /
tembaga yang dihubungkan singkat pada
ujungnya.
Konstruksi rotor sangkar
( squarrel-cage rotor )
Rotor kumparan ( wound rotor )
ns p = jumlah kutup
P
2. Medan putar stator akan memotong konduktor
yang
terdapat pada sisi rotor, akibatnya pada kumparan
rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar
ER
IR
2 2
RR X R
bila, maka,
E R sE BR sE BR
IR 2
X R sX BR RR ( sX BR ) 2
jika penyebut dan pembilang dibagi dengan s, maka:
Pembagian dengan s
E BR
IR merubah titik referensi dari
RR 2 2 rotor ke rangkaian stator
[ ] X BR
s
sehingga rangkaian ekuivalen rotor per fasa menjadi:
• Untuk tujuan menyamakan dengan rangkaian
resistansi rotor RR yang sebenarnya, maka RR/s
dipisah dalam dua komponen:
RR RR
RR RR
s s
RR 1
RR RR ( 1)
s s
sehingga rangkaian ekuivalen rotor menjadi sebagai
berikut:
RANGKAIAN EKUIVALEN ROTOR
KOMPONEN DAYA PADA ROTOR
2 1
I R RR ( 1) ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)
s
RPI = RCL + RPD
DAYA OUT-PUT
Te
RPI 2ns
s
s 60
• Torsi poros Td adalah torsi yang dibangkitkan di
poros rotor yang dapat dinyatakan dengan
persamaan:
Pout 2nr
Td r
R 60
Bila rugi Protasional diabaikan maka Td dapat
dinyatakan dengan persamaan:
60.Po Pout
Td 30
2. .nr .nr
DIAGRAM RANGKAIAN STATOR
• Bila tegangan konstan
– Rugi inti dianggap konstan mulai dari kondisi tanpa beban
sampai beban penuh
– Rc dapat dihilangkan dari diagram rangkaian tetapi:
• rugi inti tetap ada dan diperhitungkan pada efisiensi
– Arus magnetisasi pada motor sekitar 30% s/d 50% dari arus
nominal
– Reaktansi magnetisasi merupakan komponen penting pada
rangkaian pengganti
• Sehingga penyederhanaan diagram rangkaian stator
menjadi seperti gambar berikut:
DIAGRAM LENGKAP MOTOR INDUKSI
TIAP FASA
KOMPONEN DAYA TIGA FASA
2
SCL 3 xI S RS
ROTOR POWER INPUT (RPI)
2 R'R
RPI 3 xI ' R
s
ROTOR COPPER LOSS (RCL)
2
RCL 3 xI ' R R ' R
ROTOR POWER DEVELOPED (RPD)
2 1
RPD 3 xI ' R R ' R ( 1)
s
ROTASIONAL LOSS (PR)
Rugi-rugi yang disebabkan oleh gesekan
dan angin
OUTPUT POWER (PO)
PO = RPD - PR
DIAGRAM ALIR DAYA PADA MOTOR
INDUKSI TIGA FASA
SPI
RPI
RPD
P OUT
SCL RCL PR
KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI
– Motor kelas B
• Untuk keperluan umum, mempunyai torsi starting normal dan arus
starting normal
• Regulasi kecepatan putar pada saat full load rendah (dibawah 5%)
• Torsi starting sekitar 150% dari rated
• Walaupun arus starting normal, biasanya mempunyai besar 600% dari
full load
– Motor kelas C
• Mempunyai torsi statring yang lebih besar dibandingkan motor kelas B
• Arus starting normal, slip kurang dari 0,05 pada kondisi full load
• Torsi starting sekitar 200% dari rated
• Untuk konveyor, pompa, kompresor dll
Motor kelas D
• Mempunyai torsi statring yang besar dan arus starting relatif
rendah
• Slip besar
• Pada slip beban penuh mempunyai efisiensi lebih rendah
dibandingkan kelas motor lainnya
• Torsi starting sekitar 300%
TORQUE-SPEED CURVES OF DIFFERENT
NEMA STANDARD MOTORS
Karakteristik motor induksi
Pengaturan Putaran
Kondisi-kondisi Ektrim
Karakteristik Motor Induksi
Term Description
Volts Rated terminal supply voltage.
Amps Rated full-load supply current.
H.P. Rated motor output.
R.P.M Rated full-load speed of the motor.
Hertz Rated supply frequency.
Frame External physical dimension of the
motor based on the NEMA
standards.
Duty Motor load condition, whether it is
continuos load, short time, periodic,
etc.
NAME PLATE TERMS AND THEIR MEANINGS
Term Description
Date Date of manufacturing.
Class Insulation class used for the
Insulation motor construction. This
specifies max. limit of the motor
winding temperature.
NEMA This specifies to which NEMA
Design design class the motor belongs
to.
Service Factor by which the motor can
Factor be overloaded beyond the full
load.
NAME PLATE TERMS AND THEIR MEANINGS
Term Description
NEMA Motor operating efficiency at full
Nom. load.
Efficiency
PH Specifies number of stator phases
of the motor.
Pole Specifies number of poles of the
motor.
Specifies the motor safety
standard.
Motor induksi tiga phasa dengan daya yang besar tidak dapat
dijalankan dengan cara dihubungkan langsung ke sumber jala-
jala.
Hal ini disebabkan karena, akan menyerap arus yang sangat
besar yaitu mencapai 6 -8 kali arus nominalnya. Hal
ini disebabkan karena pada saat start besarnya slip pada motor
induksi adalah sama dengan 1 (satu), tahanan rotor kecil.
Arus menjadi besar dan akan merusak motor itu sendiri atau
terganggunya sistem instalasi tegangan akan Drop.
Ada beberapa cara untuk mengurangi besarnya
arus start antara lain adalah :
U V W U V W
Keterangan
F10 = proteksi arus lebih
K1 = kontak rati MC K1
F2 = pengaman temperatur
lebih
= Magnetik Contaktor
Q1 = Sakelar
F1 = proteksi arus lebih
motor
Cara kerja