You are on page 1of 48

ANALISA KEUANGAN

• Manajemen: suatu proses kegiatan


yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan dengan memadukan
penggunaan ilmu dan seni untuk
mencapai tujuan organisasi.
• Agar tujuan organisasi dapat tercapai diperlukan
unsur atau sarana (The Tool of Management),
yang meliputi unsur 5 M, yaitu:
 Men: Sumber Daya Manusia
 Money : Uang yang dibutuhkan
 Methods: Metode yang digunakan
 Materials: Bahan yang digunakan
Machines: Mesin yang digunakan
• Keuangan terdiri dari 3 bidang yang saling
terkait, yaitu:
 Pasar uang dan Pasar Modal
 Investasi
 Manajemen keuangan
• Analisis keuangan termasuk salah satu bagian
terpenting dalam manajemen keuangan
Ratio analysis
Why Finansial analisis diperlukan?
• Bagaimana likuiditas apotek?
• Bagaimana solvabilitas apotek?
• Apakah dana yg disediakan sudah digunakan dg
benar?
• Seberapa efisienkah aset apotek dikelola?
• Apakah apotek mendapat laba yg cukup?
Istilah-istilah dalam laporan Keuangan:
• Neraca
• laba-rugi
• Aktiva ; harta
• Pasiva: kewajiban dan ekuitas
• ROE, ROA,TOR
• CR (current ratio), QR (Quick ratio)
• Dll
neraca
• Melaporkan posisi keuangan perusahaan pada
saat tertentu

• Menggambarkan harta/aktiva (assets) dan


hutang/kewajiban (liabilities) yang dimiliki
perusahaan serta berapa sisanya

• Tiga bagian utama dari neraca


1. Aktiva/Harta
2. Hutang/Kewajiban
3. Modal/ekuitas
Aktiva lancar
Dalam bisnis apotek, biasanya berupa
• Kas
• Piutang
• Persediaan
• Biaya dibayar di muka
• Investasi jangka pendek
Aktiva tetap
• Dalam kondisi normal, tidak dijual, dikonsumsi
atau dikonversi menjadi cash dalam satu siklus
operasi (1 tahun)
• Disebut fixed assets
Meliputi tanah, bangunan, inventaris, komputer,
kendaraan, dll
Hutang lancar
Hutang yang akan jatuh tempo dalam siklus
operasi yang sedang berjalan (1 tahun)
Hutang tdk lancar
• Hutang jangka menengah, hutang yang
waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari
10 tahun (kredit dari Bank, Leasing)
• Hutang jangka panjang, hutang yang jangka
waktunya lebih dari 10 tahun (Obligasi, Hipotek)
• Modal Sendiri/Ekuitas
Jumlah yang tersisa setelah Hutang dikurangkan
dari Aktiva
Disebut juga modal/kapital
Sumber dari modal ditanam atau laba ditahan
neraca
Aktiva Passiva
Aktiva lancar Kewajiban/ utang
Kas/Bank Utang (Obat)
Piutang Utang (Bank)
Persediaan Obat
Aktiva tetap Ekuitas/modal
Peralatan (inventaris) apotek Pemilik
Inventaris kendaraan cadangan modal / laba ditahan

Total Aktiva Total Kewajiban + Ekuitas


neraca
Aktiva
Kas/Bank
Piutang
Persediaan Obat
Peralatan (inventaris) apotek
Inventaris kendaraan

passiva
Kewajiban/ utang
Utang (Obat)
Utang (Bank)

Ekuitas/modal
Pemilik
cadangan modal / laba ditahan

Total Kewajiban + Ekuitas


Laporan Rugi- Laba
• Laporan laba-rugi adalah laporan yang menyajikan
pendapatan dan beban untuk satu periode tertentu.
• Laporan laba-rugi berguna antara lain untuk:
▫ Menetapkan besarnya pajak penghasilan.
▫ Menilai keberhasilan perusahaan dengan
memperhitungkan tingkat profitabilitas
(keuntungan).
▫ Menilai laba perusahaan dengan membandingkan
dengan laba dalam laporan tahun yang lalu.
▫ Menilai efisiensi perusahaan dengan melihat
besarnya biaya/beban dan jenis komposisinya.
Laporan Laba Rugi
• Lap Akuntansi Keuangan
• Jumlah Penjualan / sales
• Biaya Variabel / Variable Cost
• Biaya Tetap / Fix Cost
• Laba / Earning
• Pada peride tertentu misal 1 tahun
Perhitungan Laba Rugi
per 31 Desember 2020
Penjualan Bersih
Penjualan (kontan)……….
Penjualan kredit………….
Total Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal………….
Pembelian bersih………...
Persediaan akhir…………
H.P.P
Laba Kotor dari penjualan
Beban Usaha:
Gaji (Apt, AA, JR)………
Biaya sewa kantor……….
Biaya pemakaian suplai kantor/apotek……………
Biaya Asuransi………….
Biaya Bunga…………….
Biaya Pemeliharaan
gedung & peralatan……..
Biaya iklan……………...
Biaya Pemasaran………..
Biaya Penyusutan………
Biaya pemakaian air, listrik dan telepon………
Biaya serba-serbi……….
Total Biaya Usaha

Laba Bersih
Analisis laporan keuangan dibagi:
A. Test of Overall Performance
1. Perolehan atas modal sendiri (Return On Equaty/ROE)
Rasio ini mengukur apakah dana yang
diinvestasikan dalam apotek oleh PSA/APA telah
digunakan secara efektif.
ROE = Penghasilan bersih x 100%
modal pemilik
ROE untuk apotek minimum 18%

2. Perolehan atas harta (Return On Assets/ROA)


Rasio ini mengukur apakah semua dana yang
tersedia oleh apotek baik hutang ataupun modal telah
digunakan secara efektif.
ROA = laba bersih x 100%
total harta
ROA minimal 12%
B.Test Daya Laba (Test of Provitability)
Menunjukkan kemampuan apotik dalam menutup biaya yang
dikeluarkan, yang akhirnya akan meningkatkan laba apotik.
1. Presentase Laba Kotor (PLK)
Adalah pengukuran daya laba apotik sebelum beban usaha
diperhitungan.
PLK = penjualan - H.P.P x 100%
penjualan
= laba kotor penjualan x 100%
penjualan
PLK seharusnya berkisar antara 20% sampai 30%.

2. Presentase Pendapatan Bersih (PLB)


Pengukuran daya laba setelah memperhitungkan beban
usaha.
PLB = laba bersih x 100%
penjualan
PLB seharusnya berkisar antara 5% sampai dengan 7,5%.
C. Test Liquiditas (Test of Liquidity)
Mengukur suatu bisnis dalam membayar hutang lancarnya bila jatuh tempo.
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Membandingkan harta lancar sebuah apotik yang memberikan uang tunai untuk
membayar utang lancarnya dengan hutang itu sendiri.
CR = harta lancar/kewajiban lancar
CR sebaiknya berkisar antara 2 dan 3,8.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Rasio Cepat sama dengan Rasio Lancar tapi QR merupakan tes yang lebih
keras terhadap liquiditas apotik.
QR = harta lancar – persediaan obat
kewajiban lancar
Nilai QR sebaiknya berada diantara 1 dan 2.

3. Masa Perkiraan Utang (Account Payable Period)


Menunjukkan berapa lama waktu yang dibutuhkan apotik untuk
membayar pembelian kreditnya.
MPU = Perkiraan hutang
Pembelian per hari
D. Rasio Solvabilitas (Ratio of
solvency)
Menunjukkan apakah suatu usaha akan
dapat memenuhi pembayaran hutang
jangka panjangnya.

RS = total pinjaman x 100%


Modal pemilik

Nilai RS sebaiknya sebesar 80%, kecuali


untuk apotek yang baru berdiri bisa lebih
tinggi (>100%).
E. Test Efisiensi ( Test of efficiency )
Seberapa efisienkah apoteker menggunakan hartanya.
1. Masa Penagihan Perkiraan Piutang (MPPP) (Account Receivable
Collectio Period = ARCP)
Merupakan perkiraan jumlah hari rata-rata yang diperlukan
apotik untuk menagih perkiraan piutang. MPP sebaiknya tidak lebih
dari 1,5 kali syarat kredit perusahaan, dimana syarat kredit
perusahaan adalah 30 hari.
MPPP = piutang
Penjualan kredit bersih perhari

2. Perputaran Persediaan (PP) (Inventory Turn Over)


Mengukur berapa cepat persediaan obat dibeli, dijual, dan
digantikan.
PP = HPP x
Persediaan rata-rata

Persediaan di apotik paling sedikit 4 kali pertahun, 12 kali


perputaran masih dapat diterima.
II. PERMASALAHAN
• Lakukanlah Analisa Keuangan, serta BE dan
PBP untuk Apotek Domestik berdasarkan
Neraca dan Perhitungan Laba Ruginya seperti
yang tercantum berikut :
APOTEK DOMESTIK
Neraca per 31 Desember 2020

Aktiva (Rp)
Kas/Bank Rp 10.500.000
Piutang Rp 34.423.500
Persediaan Obat Rp 131.990.000
Peralatan (inventaris) apotek Rp 45.770.000
Inventaris kendaraan Rp 12.650.000
Rp 235.333.500
passiva
Kewajiban/ utang
Utang (Obat) Rp 87.915.000
Utang (Bank) Rp 36.295.000
Hutang yang masih harus dibayar Rp 13.047.500
Rp 137.257.500
Ekuitas/modal
Pemilik Rp 50.000.000
Cadangan ekuitas/modal Rp 48.076.000
Rp 98.076.000

Total Kewajiban + Ekuitas Rp 235.333.500


LAPORAN Laba Rugi APOTEK DOMESTIK
per 31 Desember 2020
Penjualan Bersih (Rp)
Penjualan (kontan)………. Rp 635.422.500
Penjualan kredit…………. Rp 272.322.500
Total Penjualan Rp 907.745.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal…………. Rp 111.657.500
Pembelian bersih………... Rp 632.377.500
Persediaan akhir………… Rp 131.990.000 (-)
H.P.P Rp 612.045.000
Laba Kotor dari penjualan Rp 295.700.000
Beban Usaha:
Gaji (Apt, AA, JR)……… Rp 144.817.500
Biaya sewa kantor………. Rp 17.187.500
Biaya pemakaian suplai
kantor/apotek…………… Rp 7.150.000
Biaya Asuransi…………. Rp 9.290.000
Biaya Bunga……………. Rp 5.930.000
Biaya Pemeliharaan
gedung & peralatan…….. Rp 8.895.000
Biaya iklan……………... Rp 4.197.500
Biaya Pemasaran……….. Rp 15.245.000
Biaya Penyusutan……… Rp 7.822.500
Biaya pemakaian air,
listrik dan telepon……… Rp 2.712.500
Biaya serba-serbi………. Rp 27.390.000
Total Biaya Usaha Rp 250.637.500
Laba Bersih Rp 45.062.500
III. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
ANALISIS KEUANGAN APOTEK DOMESTIK
A. Test Overall Performance
1. Return of Equity (ROE)
ROE = Penghasilan bersih x 100%
modal total
= 45.062.000 x 100%
98.076.000
= 46,95 %
• Nilai ROE lebih besar dari 18% ini menunjukkan bahwa dana yang
diinvestasikan oleh PSA/APA dalam apotek telah digunakan secara efektif.

2. Return on Assets (ROA)


ROA = laba bersih x 100%
total harta
= 45.062.500 x 100%
235.333.500
= 19,15%
• Nilai ROA lebih dari 12% ini menunjukkan bahwa semua dana yang tersedia
oleh apoteker baik hutang maupun modal telah digunakan secara efektif.
B. Test of Provitability
1. Persentase Laba Kotor (PLK)
PLK = penjualan - H.P.P x 100%
penjualan
= laba kotor penjualan x 100%
penjualan
= 295.700.000 x 100%
907.745.000
= 32,58%
• Nilai PLK yang berada diantara 20%-33% menunjukkan bahwa persentase
penjualan yang terjadi sudah dapat menutup ongkos dan laba apotek.

2. Persentase Pendapatan Bersih (PLB)


PLB = laba bersih x 100%
penjualan
= 45.062.500 x 100%
907.745.000
= 4,96%
C. Test of Liquidity
1. Rasio lancar (Current Ratio)
CR = harta lancar/kewajiban lancar
= 176.913.500
137.257.500
= 1,29
• CR yang lebih rendah dari 2 menunjukkan bahwa apotek memiliki masalah
dalam membayar hutang lancar secara tepat waktu.
2. Rasio cepat (Quick Ratio)
QR = harta lancar – persediaan obat
kewajiban lancar
= 176.913.500 – 131.990.000
137.257.500
= 0,33
• Nilai QR yang lebih kecil dari 1 ini menunjukkan bahwa apotek ini memiliki
barang dagang yang dapat segera dialihkan menajdi uang tunai dibandingkan
apotek lainnya.
3. Masa Perkiraan Utang (Account Payable Period)
MPU = Perkiraan hutang
Pembelian per hari
= 87.915.000 x 365 hari
632.377.500
= 51 hari
D. Rasio Solvabilitas
RS = total pinjaman x 100%
Modal pemilik
= KL + KP x 100%
M
KL = kewajiban lancar x 100%
M Modal pemilik
= 137.257.500 x 100%
98.076.000
= 140%
KP = nihil (tidak ada pinjaman jangka panjang)
M
Maka, RS = 140%

• Nilai RS yang lebih besar dari 80%, bahkan mencapai lebih dari 100%
menunjukkan sebagian besar modal apotek ini berasal dari pinjaman
bukan dari investasi pemilik apotek.
E. Test of Efficiency
1. Masa Penagihan Perkiraan Piutang (MPPP)
MPPP = piutang
Penjualan kredit bersih perhari
= 34.423.500 x 365 hari
272.322.500
= 46 hari
• MPPP yang lama dari 45 hari (1,5 x 30 hari) menunjukkan pengelolaan kredit yang
buruk dan apotek mempunyai banyak pelanggan yang tidak membayar tepat waktu.

2. Perputaran Persediaan (PP)


PP = HPP x
Persediaan rata-rata
= HPP x
(persediaan awal + persediaan akhir)/2
= 612.045.000 x
(111.657.500 + 131.990.000)/2
= 5,0 kali
• PP sebesar 5,0 kali menunjukkan bahwa terjadi perputaran persediaan sebanyak 5 kali
dalam setahun, yang mana hal ini termasuk bagus.
Kasus 1
Apotek Sehati pada akhir tahun 2019 ingin mengetahui
apakah apotek yang dikelola selama ini sudah baik dalam
pengelola keuangannya, maka anda diminta untuk
melakukan analisis keuangan dengan indikator-indikator
keuangan. Diperoleh informasi bahwa modal awal apotek
adalah 120jt, dan selama ini memiliki nilai persediaan obat
selama 180.500.000. namun perediaan tersebut sebagian
masih hutang dengan PBF sebesar 36.325.000. dari data
yang diperoleh apotek ini memiliki piutang sebesar
2.365.000. ada uang di Bank sebesar 12.300.000 dan uang
cash 5.625.000. Hutang apotek di Bank 25.500.000, serta
hutang lain yang harus dikeluarkan 4.325.000. Inventarisasi
alat dan fasilitas yang ada 25.320.000 serta adanya
kendaraan seharga 9.500.000
• Selama tahun 2019 apotek melakukan pengadaan obat
dan alat kesehatan sebesar 625.350.000 hasil stok
opname pada akhir 2018 sebesar 127.465.000 dan
akhir tahun 2019 sebesar 180.500.000. diketahui
bahwa selama tahun 2019 penjualan tunai sebesar
612.986.500, kredit sebesar 185.547.000. ada 2 orang
apoteker yang digaji tiap bulannya masing masing
1.750.000 dan 4 TTK masing-masing 1.000.000 selain
itu ada 2 kasir masing masing 700.000, 2 reseptir
masing masing 700.000. Biaya telefon 250.000/bulan,
listrik 175.000/bulan. Biaya bunga bank 3.500.000,
biaya maintenance 2.500.000, biaya penyusutan
3.000.000, biaya sewa kontrak 15.000.000, biaya
asuransi 3.000.000, biaya lain-lain 2.500.000
• Buatlah nraca dan laporan laba rugi dari data
tersebut
• Buatlah analisis keuangan dengan
mempertimbangkan indikator analisis
keuangan
• Buatlah kesimpulan dari hasil keuangan
tersebut
• Buatlah strategi/ langkah yang harus diambil
agar apotek tersebut mendayagunakan
keuangannya secara efektif dan efisien.
KASUS 2
• Apotek AF baru berdiri selama 3 tahun, PSAnya
adalah seorang dokter. Besar modal yang
diberikan PSA untuk apotek tersebut sebesar
250 juta. Apotek tersebut memiliki karyawan
sebanyak 5 orang, yaitu 1 orang apoteker
pengelola, 2 orang Tenaga Teknis Kefarmasian, 1
orang administrasi dan 1 orang pembantu
umum. APAnya hanya datang ke apotek
seminggu 2 kali, pekerjaan managerial lebih
banyak dihandle oleh TTK. Banyak resep yang
datang, harus ditolak karena obat tidak lengkap.
• Pendapatan dan pengeluaran apotek tahun ini adalah meliputi :
• Penjualan tunai : 420.545.000
• Penjualan kredit : 217.870.500
• Pembelian obat : 328.321.500
• Persediaan awal : 140.657.000
• Persediaan akhir : 122.365.000
• Gaji : 112.650.000
• Kesejahteraan karyawan : 21.000.000
• Sewa gedung : 10.000.000
• Asuransi : 7.252.000
• Pemeliharaan gedung : 6.918.500
• Biaya penyusutan : 5.112.500
• Telepon,air, listrik : 4.743.000
• Cicilan ke bank beserta bunga : 4.250.000 per bulan
• Pajak : 2.876.000
• Laba bersih tahun lalu : 20.350.000
Analisis kondisi yang dialami apotek tersebut dari sisi manajerial,
pengelolaan SDM, keuangan dan berikan saran untuk mengatasi
permasalan yang terjadi.
Kisi-kisi :
• Hitung nilai ITOR/PP untuk mengetahui
perputaran barang, lihat kondisi apotek yang
banyak menolak resep.
• Hitung laba bersih yang diperoleh tahun ini dan
bandingkan dengan tahun lalu .
• Bagaimana kondisi keuangan apotek dengan
melihat persen laba bersih, ROE, ROA
• Bagaimana pengelolaan SDM sehingga tugas-tugas
di apotek berjalan lancar, pertimbangkan
penambahan karyawan.
ANALISA BEP
• Adalah suatu keadaan dimana seluruh
penerimaan (total revenues) secara persis hanya
mampu menutup seluruh pengeluaran (total
cost)
• Pengertian Ananlisis BEP
• • Disebut juga Analisis Titik Pulang Pokok, Cost
Profit Volume and Analysis (CPVA).
• • TR = TC
• • Suatu kondisi dimana perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak pula menderita rugi
• Sistem manajemen harus dapat memprediksi efek-
efek perubahan dalam biaya, harga atau pendapatan
atas laba apoteker.
• Analisa yang dapat digunakan untuk memprediksi
hal tersebut diantaranya adalah Analisa Break Even
Point (BEP) dan Pay Back Periode (PBP).
• Analisa Break Even Point (BEP), digunakan untuk
mengetahui pada volume (jumlah) penjualan
berapakah apotek miliknya tidak mengalami
keuntungan maupun kerugian.
Asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan dalam analisa BEP
adalah :
1.Data yang sahih dan dapat dipercaya mengenai biaya dan
pendapatan tersedia di apotek.
2.Hanya dikenal dua macam biaya, yakni:
- Biaya tetap (Fixed cost = F) yaitu biaya yang tetap nilainya
selama satu tahun periode akuntansi walaupun jumlah
penjualan berubah. Misalnya biaya penyusutan, biaya gaji,
biaya bunga pemeliharaan, sewa, asuransi dan sebagainya.
- Biaya varibel (Varible cost = V) yaitu biaya yang nilainya
akan tetap apabila dilihat biaya per unit penjualannya.
Misalnya HPP, biaya pengiriman, biaya perbaikan, biaya
iklan , piutang tak tertagih dan lainnya.
3. Harga jual per unit adalah tetap, tidak tergantung
banyak sedikitnya yang dijual.
4. Apotek hanya menjual satu jenis produk. Apabila
lebih dari satu jenis produk, maka produk-produk
tersebut dianggap satu jenis produk dengan kombinasi
yang tetap.
5. Tidak ada barang persediaan (stok awal dan stok akhir
adalah 0), dianggap terjual semua.
6. ABE diterapkan pada batas maksimal dan minimal
penjualan yang terbatas.
ANALISA BREAK EVEN

Fixed Cost (F) = gaji + biaya sewa kantor + biaya asuransi + biaya bunga
+ biaya pemeliharaan gedung dan peralatan + biaya penyusutan

Variable cost (V) = HPP + biaya pemakaian suplai kantor/apoteker +


biaya iklan + biaya pemasaran + biaya pemakaian air, listrik dan
telepon + biaya serba serbi

BE (Rp) = F
(1-V/P)

BE (unit) = F
P-V
PAY BACK PERIODE

PBP = total investasi


laba bersih

• ROI (return On Investment)


1
ROI = -------------------- x 100%
Pay back period
AKTIVA PASIVA
Kas di Bank Rp 8.000.000,- Modal Rp 165.000.000,-
Kas kecil Rp 1.000.000,-
Perskot sewa Rp 90.000.000,-
Perskot Embalase Rp 1.500.000,-
Perijinan Rp 3.000.000,-
Inventaris Rp 11.000.000,-
Persediaan Barang Rp 50.000.000,-

Total Aktiva Rp 165.000.000,- Total Pasiva Rp 165.000.000,-


rencana penjualan obat bebas (365-5) hari x Rp 1.000.000,- Rp 360.000.000,-
rencana penjualan resep 20 lbr/hari (365-5) hari x Rp 50.000,- Rp 360.000.000,-
rencana penjualan OWA (365-5) hari x Rp 750.000,- Rp 270.000.000,-
Rencana pendapatan dari penjualan pada tahun 1 Rp 990.000.000,-
Rencana/ Anggaran Harga Pokok Penjualan:
Obat Bebas = (100% : 110%) X Rp 360.000.000,- Rp 327.272.700,-
Resep = (100% : 125%) x Rp 360.000.000,- Rp 288.000.000,-
OWA = (100% : 125%) x Rp 270.000.000,- Rp 216.000.000,-
Anggaran HPP (Rp 831.272.700,-)
laba kotor yang direncanaan dalam 1 tahun Rp 157.727.300,-
biaya usaha
biaya sewa 1 tahun Rp 18.000.000,-
gaji (1 APA, 1 APING, 2 TTK) Rp 60.000.000,-
perskot perijnan Rp 500.000,-
perskot embalase Rp 300.000,-
listrik Rp 1.800.000,-
telepon Rp 800.000,-
Iuran RT, Kebersihan , dll Rp 600.000,-
Biaya lain-lain Rp 3.000.000,-
anggaran biaya usaha dala 1 tahun (Rp 85.000.000,-)
rencana laba sebelum pajak Rp 73.727.300,-
beban Pajak
resep = 1% x Rp 327.272.700,- Rp 3.272.700,-
OWA = 1% x Rp 245.450.000,- Rp 2.454.500,-
obat bebas = 1% x Rp 327.272.700,- Rp 3.272.700,-
beban pajak dalam 1 tahun yang dianggarkan (Rp.8.999.900)
laba bersih yang dirancanakan pada tahun I Rp 64.727.400,-
• Pay Back Period
total investasi
Pay back Period = --------------------
Laba bersih
Rp 165.000.000
Pay back Period = --------------------
Rp 64.727.400
= 2 th 6 bulan ~ 2,5 tahun
ROI (return On Investment)
1
ROI = -------------------- x 100%
Pay back period
1
ROI = -------------------- x 100%
2,5
= 40%
BEP (Break Event Point)
Biaya tetap= = Rp.85.000.000,00
Biaya variabel = Rp 834.272.700,00
Total penjualan = Rp. 990.000.000,00
Biaya tetap
BEP = ------------------------------
Biaya variabel
1  --------------------
total penjualan
Rp. 85.000.000,-
BEP = -------------------------------------
Rp. 834.272.700,00
1  ----------------------------
Rp. 990.000.000,00
= Rp. 521.295.800 / tahun
= Rp. 1.448.000 / hari

You might also like