You are on page 1of 5

POSISI DOMINAN DAN ATURAN

MERGER

Harwita Sari Drajat SH, MA (In law)


harwitadrajat@gmail.com atau
drajatharwita@gmail.com
POSISI

DOMINAN
Posisi Dominan adalah pelaku usaha yang mempunyai Pangsa Pasar
Terbesar hingga punya Market Power.
• Hukum Persaingan tidak melarang Posisi Dominan, Yang Dilarang
adalah bila pelaku usaha Tersebut menyalah gunakan posisi dominannya.
• Pasal 1 angka 4 menetapkan unsur-unsur yang perlu diteliti untuk
menentukan posisi dominan tersebut yaitu:
• Pangsa Pasar – satu pelaku usaha lebih dari 50% dan beberapa pelaku
usaha lebih dari 75% (pasal 25)
• Kemampuan Pada Pasokan atau Penjualan
• Kemampuan Menyesuaikan Pasokan atau Permintaan
PENETAPAN DAN
PENYALAHGUNAAN POSISI
DOMINAN
• Berdasarkan Pendekatan Rule of Reason, Pasal 25 ayat 1

• Penyalahgunaan Posisi Dominan bisa dalam bentuk


Mencegah atau menghalangi Konsumen, Membatasi Pasar
dan Adanya hambatan bagi pesaing untuk masuk ke Pasar

• Contoh Kasus Adalah Dalam Kasus Tematek dalam


Putusan KPPU No. 07/KPPU-L/2007
MERGER
• Merger Perlu diatur karena bisa menyebabkan Posisi
Dominan

• Merger adalah bentuk bergabungnya dua atau lebih


perusahaan/pelaku usaha atau berintegrasi kegiatan yang
dilakukan oleh dua pelaku usaha secara menyeluruh dan
permanen.

• Merger bisa dalam bentuk Horizontal (Stage


produksi/produk yang sama), Vertikal (rangkaian produksi
dari hulu dan hilir) serta Merger Konglomerat (beda core
business)
MERGER
• Merger Tidak dilarang, yang dilarang hanya merger yang
mengakibatkan persaingan tidak sehat

• Merger juga diatur dalam pasal 28 dan 29

• Dalam pasal 29, ada kewajiban bagi pelaku usaha untuk


melaporkan merger kepada KPPU bila berakibat pada
nilai tertentu selama-lamanya 30 hari sejak merger itu
dilakukan.

You might also like