You are on page 1of 34

Kuliah ke 1.

Anoda Katoda
KOROSI
INTRODUKSI
Definisi : perusakan, penurunan mutu material
(logam) akibat dari reaksi dengan
lingkungannya.
Korosi adalah suatu pokok bahasan yang menyangkut berbagai disiplin
ilmu seperti : fisika, kimia, metalurgi, elektrokimia, perekayasaan dan
thermodinamika.

elektrokimia Rekayasa

Fisika, Kimia Ketahanan korosi Metalurgi

Thermodinamika
Klasifikasi menurut mekanisme terjadinya dibagi dua:

• Korosi temperatur rendah (low temperature corrosion/wet


corrosion/electrochemical corrosion)
Reaksi Elektrokimia
mis: korosi di media yang mengandung uap air atau air atau di media
elektrolit
• Korosi temperatur tinggi (high temperature corrosion/dry
corrosion/chemical corrosion/ oxidation)
Reaksi Kimia
mis: korosi pada ruang bakar, sudu turbin gas
Unit Satuan LAJU KOROSI
1. Pengurangan berat = g atau mg
2. Berat/satuan luas permukaan logam = mg/mm2
3. Berat perluas perwaktu : mg/dm2/day (mdd), g/dm2/day,
g/cm2/hour, g/m2/h, moles/cm2/h
4. Dalam penetrasi per waktu : inch/year, inch/mounth, mm/year,
miles/year (mpy), 1 mils = 1 milli inch = 0,001 inch

Ekspresi satuan mpy (miles/year) bisa dihitung dengan rumus


mpy = 534 W/DAT
Dimana : W = berat yang hilang, mg
D = density benda uji korosi (g/cm3)
A = luas permukaan , in2
T = waktu, hour
Laju Korosi = massa/waktu
= density. Vol/waktu
= density.tebal.luas/waktu

density.tebal.luas/waktu = Massa/waktu

Tebal/waktu = Massa/density.luas.waktu

(mpy) = (534)(mg)/(gr/cm3). (in2).(hour)


Cara menghitung laju korosi (LK)
1. Siapkan beberapa coupon dari bahan yang akan diukur LK nya
2. Ukur dimensi masing2 coupon, timbang masing2 coupon
3. Masukkan coupon dalam media elektrolit selama waktu t yang
berbeda
4. Lakukan kembali langkah 2
5. Plot dalam grafik selisih berat/luas vs waktu.
6. Dengan rumus persamaan umum garis (Dm/Ao)n = k.t
hitunglah harga n dan k.
7. Harga n dan k dicari dengan melinierisasikan persamaan
umum secara logarithmik.
8. n menunjukkan derajat (power) dari persamaan dan k
menunjukkan konstanta laju korosi (LK) yang mewakili kurva
(persamaan garis).
Spesimen diambil
satu demi satu
dengan waktu
celup yang
Siapkan beberapa berbeda, lalu
spesimen Masukkan semua ditimbang
Ukur luas spesimen dalam
permukaan A0 dan elektrolit
massa m0
t1  m1  Dm1 = m0-m1  Dm1/A0
t2  m2  Dm2 = m0-m2  Dm2/A0 Dibuat grafik Dm/A0 sebagai
t3  m3  Dm3 = m0-m3  Dm3/A0 fungsi t
( Dm/A0 vs t )
t4  m4  Dm4 = m0-m4  Dm4/A0
t5  m5  Dm5 = m0-m5  Dm5/A0

Dm/A0
t6  m6  Dm6 = m0-m6  Dm6/A0
Dst..dst..dst..

t
Dari rumus (Dm/Ao)n = k.t yang dikalikan dengan log, diperoleh :
n. log (Dm/Ao) = log k + log t
log (Dm/Ao) = (1/n) log t + (1/n) log k
Persamaan diatas adalah persamaan garis lurus y = mx + c
Dimana : y = log (Dm/Ao)
m = (1/n)
x = log t
c = (1/n) log k
Semua data (Dm/Ao) dan t yang ada dijadikan log (Dm/Ao) dan log t
Lalu dibuat grafiknya :
Log Dm/A0

m = (1/n)  n diperoleh

c = (1/n) log k, n
sudah diperoleh dan
k bisa dicari
Log t
k adalah konstanta laju korosi kurva lengkung
Metode untuk mempelajari korosi
1. Theori klasik : theory elektrokimia
2. Theory modern : prinsip thermodinamika

Pemilihan bahan
pemilihan bahan yang tepat akan mengoptimumkan
hambatan terhadap korosi dan sangat mengurangi biaya
perawatan yang dibutuhkan selama masa pakai dari
komponen tersebut.
biaya
Biaya awal
rendah
perawatan tinggi

Biaya awal tinggi


perawatan rendah

waktu
Theory Klasik
(Prinsip Elektrokimia)

KOROSI BASAH

Theory Modern
(Prinsip
Thermodinamika)
Theory Klasik Katoda
Anoda
Reaksi Elektroli
t
Elektrokimia
Kontak
Elektrokimi Pasivasi
a Pol. aktivasi
Polarisasi
Tiga aspek Pol. Konsentrasi
peninjauan korosi Lingkungan Oksigen/ oxidizer
agitasi (pengadukan)
(elektrolite
) Temperatur, bakteri,
konsentrasi, pasangan galvanic,
pH, elektrolite, komposisi
Metalurgy Kondisi permukaan, struktur,
(logam) impurities, batas butir kristal
dual phases
ASPEK ELEKTROKIMIA
1. REAKSI ELEKTROKIMIA
2. PASIVASI
3. POLARISASI
Reaksi Elektrokimia
• Anoda : melepaskan elektron (terkorosi).
reaksinya M Mn++ne-

• Katoda : menerima elektron


reaksinya ada beberapa kemungkinan
- Evolusi Hidrogen : 2 H+ + 2e- H2
- Reduksi Oksigen (diudara) :O2 + 2e- O2-
- Redusi Oksigen (asam) : O2 + 4 H+ + 4e- 2H2O
- Redusi Oksigen (basa dan netral) : O2 + 2H2O + 4e-  4 OH-
- Redusi Logam : M3+ + e-  M2+
- Proses Pengendapan :M+ + e-  Mo

Contoh : besi dalam larutan asam

Fe + 2 HCl oksidasi
 FeCl2 + H2
reduksi
Fe  Fe2+ + 2e- (oksidasi)
2H+ + 2e-  H2 (reduksi)
Anoda (terkorosi) Potensial anoda lebih
ELEKTRODA rendah d/p Pot.
katoda
Katoda (terproteksi/tak
terkorosi)
Korosi akan terjadi bila ada 4 komponen
4 1 . Anoda Ada beda potensial
2 . Katoda antara anoda dan
katoda
3.
1 2 Elektrolit
4 . Kontak Metalik
3
Arus listrik mengalir dari elektrode dgn Pot. Tinggi (Katode)
menuju elektrode dgn Pot. Rendah (anode).
Sedangkan arus elektron e- mengalir dari elektrode dgn Pot.
Rendah (Anode) menuju elektrode dgn Pot. Tinggi (Katode).

e- 4 i
e- i

1 2

3
Apa yang terjadi di Anoda ??

Karena anode terpaksa mengalirkan elektronnya via kontak metalik ke


katode, maka agar tidak kelebihan muatan positip, anode terpaksa juga
melepaskan proton (ion +) nya yang bermassa ke elektrolit. Ion positip
tsb.(M+) bereaksi dengan ion negatip dari elektrolit (X-) membentuk
endapan yang melekat di anode sebagai karat (MX) atau mengendap
dielektrolit. Anoda berkurang massanya (terkorosi)
e- 4 i
e- i

1 2

M+

3 X-
Apa yang terjadi di Katoda ??

Karena katode menerima elektronnya dari anode, maka pada permukaan


katode terjadi reaksi katodik, dimana elektron akan berada dipermukaan
katode dan bereaksi dengan ion positip dari elektrolit misalnya H+
membentuk molekul H2 yang berupa gelembung gas. Dengan demikian
katode terproteksi

e- 4 i
e- i

1 2

M+

X H+
3 -
Bagaimana reaksi di Anode dan di Katoda ??
Misalnya Anoda Besi (Fe) dan katode Emas (Au) dilingkungan air (H2O)

e- i
e- i

Fe++

OH H-
+
Reaksi di Anode : R. Oksidasi, membuang elektron
M  M+ + ne -
Untuk besi : Fe  Fe 2+ + 2 e –

Reaksi di Katode : R. Reduksi, mengkonsumsi elektron


Ada beberapa kemungkinan reaksi yang bisa terjadi
• M+ + ne - M (mengendap)
• Pembentukan gas H2 : 2H+ + 2e - H2
• Reduksi Oksigen (asam) : O2 + 4H + +4e -  2H2O
• Reduksi Oksigen (basa/netral) : O2+ 2H2O+4e - 4OH-
• Reduksi ion logam : Fe3+ + e  Fe2+
O2
A = B = logam
yang sama A = Anoda
A B A B K = Katoda
PEB > PEA

1 2

O2 O2

A = Katoda B
A B A
B = Anoda
PEA > PEB
3 A = Katoda ; B = Anoda 4

B terdesolusi (terkorosi) bila


waktu diperpanjang
A B

Elektrolit C Elektrolit D

Sekat berpori

Logam A = B, dimasukkan dalam elektrolit yang berbeda yaitu


Elektrolit C dan D yang dipisahkan oleh sekat berpori.
Bila A dan B dihubungkan akan terjadi beda potensial karena
dicelup dalam larutan yang berbeda (sel elektrokimia)
Rangkuman :
• Arus listrik i akan mengalir dari elektrode satu ke
yang lain karena adanya beda potensial antar kedua
elektrode.
• Beda potensial bisa disebabkan oleh :
1. Sel Galvanik
2. Sel Aerasi Diferensial
3. Sel Elektrokimia
•Aliran arus listrik (i) berlawanan dengan arah aliran elektron.
•Logam dengan PE (Potensial Elektroda) yang lebih rendah terhadap
pasangannya akan berperan sebagai “anoda” (terkorosi), yang PE nya lebih tinggi
sebagai “katode”(terproteksi).
•Anoda mengeluarkan e- sehingga kelebihan muatan (+). Agar logam (anoda)
berada dalam kondisi seimbang maka muatan (+) berupa ion M + dilepaskan
didalam elektrolit.
Problem
Sebuah lempeng logam “terkorosi” didalam elektrolit,
tentukan katoda dan anodanya

-0,44 Volt
Terkorosi

-0,47 Volt

- - Anoda
-
+ + + Katoda
-
+ - -0,41 Volt
Problem
Sebuah lempeng logam “terkorosi” didalam elektrolit,
tentukan katoda dan anodanya

-0,44 Volt
Fe
Problem
-0,47 Volt
Sebuah lempeng logam “terkorosi” didalam elektrolit,
tentukan katoda dan anodanya

Fe
-0,41 Volt

You might also like