You are on page 1of 92

PERTEMUAN KESEBELAS

Penentuan Kegiatan Ekonomi:


Pendekatan Klasik, Keynes, dan
Pendekatan Masa kini
Pandangan Ahli Ekonomi Klasik

• Pendapat para ahli ekonomi Klasik yang didasarkan pada keyakinan bahwa di
dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan menyatakan
dalam suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Dalam perekonomian tidak
akan pernah terjadi kekurangan permintaan jika para produsen menaikkan
produksi mereka atau menciptakan produk baru. Jika barang diproduksi maka
dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan terhadap barang tersebut.
Dapat dinyatakan bahwa penawaran yang bertambah akan secara otomatis
menciptakan pertambahan permintaan. Hal tersebut dilihat dari pandangan Jean
Baptiste Say (1767-1832), seorang ahli ekonomi Klasik bangsa Prancis. Ia
mengatakan “supply creates its own demand”. Menurut pendapatnya setiap
perekonomian jarang sekali terjadi masalah kelebihan produksi, jika terjadi maka
itu hanya sementara.
• Mekanisme pasar akan membuat penyesuaian-penyesuaian
sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun di sektor-sektor
yang mengalami kelebihan produksi dan akan naik di sektor-
sektor di mana permintaan terhadap produksi yang berlebihan.
Berdasar pada pandangan seperti itu para ahli ekonomo Klasik
berkeyakinan bahwa di dalam suatu perekonomian sering
sekali wujud keadaan di mana jumlah keseluruhan penawaran
barang-barang dalam perekonomian (penawaran agregat) pada
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu diimbangi oleh
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang tersebut
(permintaan agregat) yang sama besarnya. Karena itu,
kekurangan permintaan tidak akan berlaku.
• Corak Kegiatan Ekonomi Subsisten
Kebenaran pendapat bahwa dalam suatu perekonomian yang terdiri dari dua
sektor di mana penerima-penerima pendapatan tidak menabung dan para
pengusaha tidak menanam modal, tidak dapat disangkal. Di mana nilai
produksi yang diciptakan sektor perusahaan akan selalu sama dengan nilai
seluruh pengeluaran yang dilakukan rumah tangga.
Dalam sirkulasi aliran pendapatan dalam ekonomi subsisten di bawah ini pada
aliran subsisten menyatakan bahwa seluruh faktor produksi perusahaan
berasal dari rumah tangga. Kemudian keseluruhan pendapatan yang diterima
oleh faktor-faktor produksi merupakan pendapatan sektor rumah tangga.
Sektor rumah tangga merupakan konsumen dari barang dan jasa yang di
produksikan oleh sektor perusahaan. Di dalam prekonomian subsisten tidak
terdapat penabungan. Ini berarti seluruh pendapatan sektor rumah tangga
akan dibelanjakan. Mereka akan selalu menggunakan seluruh pendapatan yang
mereka terima untuk memperoleh barang atau jasa yang mereka butuhkan.
2. Corak Kegiatan Perekonomian Modern

• Perekonomian yang lebih maju penerima-penerima pendapatan akan


menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Seperti halnya
dalam sirkulasi aliran pendapatan dalam ekonomi modern di atas, aliran 3
menyatakan tabungan di lembaga keuangan yang berasal dari rumah
tangga, akan dipinjamkan kepada pengusaha atau penanam modal (aliran
4) akan digunakan untuk kegiatan investasi, yaitu melakukan pembelian
barang-barang modal. Investasi akan menambah jumlah barang modal
yang tersedia dan meninggikan kemampuan perekonomian itu
menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat. Sebagai balas jasa
kepada kesediaan para penerima pendapatan untuk menabung sebagian
dari pendapatan mereka, pengusaha akan membayar bunga atas seluruh
tabungan yang disediakan oleh sektor rumah tangga.
• Para ahli ekonomi Klasik yakin bahwa walaupun rumah tangga akan
menabung sebagian pendapatan yang diperolehnya, kekurangan
dalam permintaan tidak akan terjadi. Keyakinan ini didasarkan pada
pandangan yang mengatakan bahwa semua tabungan sektor rumah
tangga yang tercipta pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
akan digunakan oleh para pengusaha untuk investasi. Oleh karenanya
jumlah seluruh pengeluaran dalam perekonomian (pengeluaran
agregat), yang meliputi konsumsi oleh rumah tangga dan investasi
oleh para pengusaha, akan selalu sama dengan nilai seluruh produksi
yang diciptakan oleh sektor perusahaan pada tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh. Dengan kata lain, pengeluaran agregat yang
dicapai pada waktu tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan
selalu sama dengan penawaran agregat pada tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh.
3. Penentuan Suku Bunga
• Menurut pedapat para ahli ekonomi Klasik suku bunga menentukan besarnya
tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap
perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan perubahan pula dalam tabungan
rumah tangga dan permintaan dana untuk investasi perusahaan. Perubahan-
perubahan dalam suku bunga akan terus menerus berlangsung sebelum kesamaan
di antara jumlah tabungan dengan jumlah permintaan dana investasi tercapai.
4. Faktor yang Menetukan Suku Bunga
• Menurut para ahli ekonomi Klasik, keadaan keseimbangan di antara tabungan dan
investasi adalah keadaan yang selalu terjadi dalam perekonomian. Sebab jumlah
tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan tenaga
kerja penuh akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan
oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu dapat mencapai tingkat yang sama
dengan penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh.
5. Penyesuaian dalam Pasar Modal
• ` Apabila terdapat ketidaksamaan di antara penawaran tabungan oleh
rumah tangga dan permintaan tabungan oleh para pengusaha, akan
terjadi perubahan-perubahan dalam suku bunga. Berdasarkan kepada
fleksibilitas, para ahli ekonomi Klasik yakin bahwa perubahan dalam
suku bunga ini pada akhirnnya akan menciptakan keadaan di mana
tabungan yang tercapai pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
adalah sama dengan investasi oleh perusahaan-perusahaan.
6. Fleksibilitas Suku Bunga dan Kegiatan Ekonomi
• Para ahli ekonomi Klasik berpendapat bahwa dalam perekonomian akan
selalu tercapai tinggkat penggunaan tenaga kerja penuh oleh karena
pengeluaran agregat dapat mencapai tingkat penawaran agregat pada
penggunaan tenaga kerja penuh. Penggunaan tenaga kerja penuh akan
selalu wujud dalam perekonomian.
Fleksibilitas Upah dan Kegiatan Ekonomi
Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran, para
penganggur akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang
lebih rendah dari yang berlaku di pasar. Di dalam analisis
mereka ahli-ahli ekonomi Klasik berkeyakinan:
• Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang
maksimum.
• Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana
upah adalah sama dengan produksi fisik marjinal.
Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian

• Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat tergantung
kepada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian
tersebut. Dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi negara akan ditentukan oleh:
a. Jumlah barang modal yang tersedia akan digunakan dalam
perekonomian (K)
b. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L)
c. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan (R).
d. Tingkat teknologi yang digunakan (T).
Dengan demikian, tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:

Y = f (K, L, R, T)
Kelemahan Pandangan Klasik
• Dalam teori Keynes ditunjukkan bahwa tingkat kegiatan perekonomian tidak
selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Menurut Keynes yang
sebaliknyalah yang selalu berlaku, yaitu: perekonomian selalu menghadapi
masalah pengangguran dan penggunaan tenaga kerja penuh jarang berlaku.
• Analisis-analisis yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi Klasik tidak dapat
memberikan penjelasan mengenai sebab-sebab pengangguran yang disebabkan
oleh kekurangan permintaan agregat dapat terjadi. Keyakinan mereka bahwa di
dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan yang cukup besar,
sehingga akan selalu menjamin terwujudnya tingkat pengangguran tenaga kerja
penuh, menyebabkan mereka mengabaikan analisis terhadap permintaan
agregat yang wujud dalam perekonomian.[1]
• [1] Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2011)., hlm.70-79.
Kritik Keynes terhadap pandangan klasik
• KRITIK KEYNES TERHADAP PANDANGAN KLASIK
• Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori
Klasik , yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu
tercipta dalam perekonomian. Keynes berpendapat
• “penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi,
dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang
wujud dalam perekonomian.”
• Perbedaan pendapat yang sangat bertentangan di antara Keynes dan
ahli-ahli ekonomi Klasik ini bersumber dari perbedaan pendapat
mereka dalam suatu persoalan berikut:
• Pendekatan baru dalam analisis makroekonomi menggunakan grafik AD-AS. Kurva AD
menerapkan hubungan diantara tingkat harga umum dalam perekonomian dan
perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian. Nilai perbelanjaan tersebut
ditentukan oleh dua faktor yaitu: 1.) Nilai pengeluaran agregat (AE), nilai pengeluaran
agregat ditentukan oleh empat komponen (C, G, I, (X-M)). Semakin tinggi pendapatan
nasional, semakin tinggi pula pengeluaran agregat. 2.) Permintaan dan penawaran uang.
Permintaan dan penawaran uang akan menentukan suku bunga. Seterusnya suku bunga
akan menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian.
Sedangkan investasi merupakan bagian dari pengeluaran agregat. Dengan demikian
perubahan permintaan dan penawaran uang akan mempengaruhi pengeluaran agregat
melalui rangkaian peristiwa berikut: Perubahan MD dan MS menimbulkan perubahan
suku bunga, menimbulkan perubahan investasi, menimbulkan perubahan pengeluaran
agregat. Apabila tingkat harga meningkat pendapatan riil masyarakat akan turun Apabila
harga naik (inflasi) suku bunga cenderung akan mengalami kenaikan. Permintaan agregat
berkurang, sehingga investasi merosot. Apabila harga naik ekspor akan berkurang dan
impor akan meningkat karena harga akan semakin murah. Sehingga kurva Permintaan
Agregat AD dapat dilihat pada gambar berikut ini: Kurva penawaran agregat AS perlu
dibedakan kepada dua bentuk: Kurva SRAS (atau AS saja) dan kurva LRAS (atau kurva
pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh).
Berikut Kurva Permintaan agregat AD:
• Kurva SRAS (shor run agregate supply) adalah kurva penawaran
barang dalam perekonomian apabila tingkat harga saja yang berubah,
sedangkan harga faktor-faktor produksi tidak mengalami perubahan.
Dalam jangka pendek penawaran agregat dapat melebihi pendapatan
negara riil pada kesempatan kerja penuh (Yf). Keadaan ini
digambarkan oleh bagian BC dari kurva SRAS. Kurva LRAS adalah
kurva penawaran agregat dalam jangka panjang yaitu pada periode
dimana harga barang maupun harga faktor-faktor produksi mengalami
perubahan. Kurva LRAS mengalami tegak lurus pada pendapatan
nasional yang akan diwujudkan pada tingkat kesempatan kerja penuh.
Keadaan kurva LRAS yang sedemikian menggambarkan keyakinan
berikut: dalam periode dimana harga barang dan harga faktor
produksi telah sepenuhnya mengalami perubahan, kegiatan ekonomi
cenderung akan mencapai kesempatan kerja penuh.
• Apabila harga faktor-faktor produksi tidak mengalami perubahan, penawaran agregat dalam
perekonomian ditunjukkan oleh kurva SRAS. Dalam jangka pendek tingkat kegiatan ekonomi
yang dicapai tergantung kepada permintaan agregat (AD) yang terwujud dalam
perekonomian. Dua faktor yang menentukan kedudukan kurva AD antara lain: magnitud dari
komponen pengeluaran agregat (AE), dan perminataan dan penawaran uang (MD dan MS).
Misalkan kedua faktor ini menyebabkan permintaan agregat dalam perekonomian adalah
AD0. Dalam keadaan permintaan agregat yang seperti ini, keseimbangan pendapatan
nasional akan tercapai pada E0. Yang menggambarkan pendapatan nasional riil yang
diwujudkan adalah Y0 dan tingkat harga yang berlaku P0. Perubahan-perubahan permintaan
agregat yang disebabkan oleh perubahan komponen AE dan perubahan permintaan dan
penawaran uang, akan menggeser kurva AD. Apabila pergeseran itu adalah AD0 menjadi
AD1. Keseimbangan baru akan dicapai di E1. Berarti perekonomian mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh, pendapatan nasional riil mencapai Yf dan tingkat harga meningkat
menjadi P1. Sekiranya permintaan berkembang lebih lanjut misalnya karena ekspor
meningkat, keseimbangan baru akan di capai E2 yang menggambarkan tingkat harga
mengalami kenaikan lebih lanjut (dari P1 ke P2) dan pendapatan nasional riil mencapai Y1.
Uraian diatas menunjukkan jangka pendek yaitu dalam periode dimana tingkat harga saja
yang dapat berubah, tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh besarnya permintaaan
agregat.
• Semakin besar permintaan agregat semakin tinggi pendapatan
nasional riil yang akan diwujudkan dan tingkat kegiatan ekonomi yang
akan dicapai. Tingkat harga dan pendapatan nasional dapat dilihat
pada gambar berikut: Analisa AD-AS dan Penentuan Tingkat
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Pendekatan terkini dalam penentuan kegiatan
perekonomian
Analisis yang berhubungan dengan kegiatan keseluruhan ekonomi selalu dikaitkan dengan
kenyataandan perkembangan yang wujud dalam masyarakat. Perubahan ciri kegiatan ekonomi
di negara maju semenjak akhir perang dunia kedua sangat mempengaruhi perkembangan
analisis makroekonomi semenjak periode tersebut.
1. Perkembangan Ekonomi di Negara Maju
• Perang dunia pertama, pengambilalihan pemerintahan di Rusia oleh kaum Komunis dan dampak
The Great Depression yang bermula di Amerika Serikat menyebabkan pertumbuhan ekonomi
yang teguh tidak dapat diwujudkan dan tingkat pengangguran yang dihadapi sangat serius.
Masa-masa sesudah perang dunia kedua merupakan lembaran baru dalam perkembangan
ekonomi di negara maju.
• Pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh negara-negara Eropa dan Jepang semenjak akhir
Perang tersebut lebih impresif. Dalam dua dekade negara-negara Eropa dan Jepang mengalami
pertumbuhan yang sangat impresif dan menyebabkan kegiatan-kegiatan baru dapat
dikembangkan sehingga mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat,
melipatgandakan tingkat kemakmuran masyarakat dan mengatasi masalah pengangguran.
• Semenjak permulaan tahun 1960-an masalah utama yang dihadapi
perekonomian negara-negara maju sudah sangat berubah coraknya,
yaitu: dari berbentuk mengatasi masalah pengangguran yang serius
kepada: (i) mempertahankan tingkat kesempatan kerja penuh dan
menghindari masalah inflasi, dan (ii) menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang lebih pesat dalam jangka panjang.
2. Perkembangan Analisis Makroekonomi
• Pemikiran-pemikiran baru dalam isu-isu yang diperdebatkan oleh
golongan Klasik dan Keynesian mulai ditanggapi oleh ahli-ahli
sesudahnya. Dalam garis besarnya perkembangan analisis
makroekonomi yang dikemukakan sesudah masa golongan Keynesian
dapat dibedakan kepada empat pemikiran, yaitu:
a. Golongan Monetaris
• Dipelopori oleh Milton Friedman. Pada dasarnya Friedman mengkritik
pandangan Keynes dalam hal-hal berikut:
1) Friedman yakin sistem pasar bebas cukup efisien dalam mengatur kegiatan
ekonomi dan mampu menyebabkan perekonomian selalu beroperasi pada
kesempatan kerja penuh.
2) Friedman menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan
tingkat kegiatan ekonomi. Friedman mengkritik pandangan Keynes yang sangat
menekankan kepada peranan pengeluaran agregat dalam memengaruhi
kegiatan ekonomi.
3) Mengenai bentuk kebijakan pemerintah, Friedman lebih menyukai
kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter. Menurut Friedman
kebijakan fiskal yang ditekankan golongan Keynesian, tidak terlalu besar
efeknya dalam memengaruhi kegiatan perekonomian.
b. Golongan Ekspektasi Rasional (Klasik Baru)
• Berkembang pada tahun 1970-an dipelopori oleh Robert Lucas. Teori ini menggunakan beberapa asumsi
yang sama digunakan oleh teori klasik. Asumsi pertama: setiap pelaku kegiatan ekonomi bersifat rasional
dalam membuat ramalan mengenai keadaan di masa depan. Asumsi kedua: setiap pasar berada dalam
keadaan seimbang atau market clear. [2]
c. Ekonomi Segi Penawaran
• Kebijakan ekonomi segi penawaran berusaha mewujudkan keadaan sebagai berikut:
1) Para pekerja akan bekerja lebih giat dan efisisen.
2) Efisien kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi
3) Mengembangkan peranan pihak swasta dan mendorong lebih banyak persaingan.
d. Golongan Keynesian Baru
• Masih banyak ahli ekonomi yang percaya tentang pentingnya peranan pemerintah dalam mewujudkan
kestabilan dan pertumbuhan ekonomi. Dalam tahun 1980-an berkembang pemikiran ekonomi baru
sebagai reaksi kepada analisis golongan Monetaris dan Klasik Baru dan digolongkan Keynesian Baru.
Seperti Keynes ahli ekonomi goongan Keynesian Baru juga berpendapat berbagai pasar, terutama pasar
tenaga kerja, tidak selalu seimbang “market sometimes do not clear”. Pada waktu terjadi pengangguran,
yang berarti penawaran buruh melebihi permintaan, terdapat berbagai kekakuan (rigidity) dalam pasar
yang menyebabkan pengangguran akan terus berlaku. Maka pemerintah masih mempunyai peranan
penting dalam mengatasi masalah ini.
• Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional
• Analisis keseimbangan Keynesian yang menunjukkan peranan pengeluaran
agregat dalam menentukan tingkat pendapatan nasional mempunyai dua
kelemahan berikut:
a. Analisis tersebut tidak memperhatikan efek perubahan tingkat harga
terhadap keseimbangan pendapatan nasional.
b. Dalam menentukan keseimbangan, analisis Keynesian tidak
memperhatikan penawaran agregat, yaitu sikap para pengusaha dalam
perekonomian dalam menghasilkan barang dan menjualnya ke pasar.
• Perkembangan analisis makroekonomi sesudah zamannya Keynes, di samping
mengkritik pandangan Keynes, telah mengembangkan pula analisis keseimbangan
pendapatan nasional yang memperbaiki kedua kelemahan tersebut. Dalam
analisis itu digunakan kurva permintaan agregat (aggregate demand) atau kurva
AD, dan kurva penawaran agregat (aggregate supply) atau kurva AS.
PERTEMUAN KE DUABELAS

Keseimbangan Dua Sektor


Hubungan antara Konsumsi dan Pendapatan
• Pengertian Konsumsi
• Konsumsi dapat diartikan sebagai bagian pendapatan rumah tangga yang
digunakan untuk membiayai pembelian aneka jasa dan kebutuhan lain.
Besarnya konsumsi selalu berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya
pendapatan, apabila pendapatan meningkat maka konsumsi akan meningkat.
• Sebaliknya, apabila pendapatan turun maka konsumsi akan turun
(Partadireja, 1990).
• Konsumsi merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Khusus untuk
pengeluaran konsumsi rumah tangga, ada faktor yang paling penting
menentukan diantaranya tingkat pendapatan rumah tangga (Sayuti,1989).
• Perilaku masyarakat membelanjakan sebagian dari
pendapatan untuk membeli sesuatu disebut
pengeluaran konsumsi. Konsumsi merupakan fungsi
dari pendapatan siap pakai (disposable income).
Dengan kata lain, fungsi konsumsi menunjukkan
hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi
dengan tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan
(Prasetyo, 2011).
• Keynes menekankan bahwa bagi suatu perekonomian tingkat pengeluaran
konsumsi oleh rumah tangga bervariasi secara langsung dengan tingkat
pendapatan disposable dari rumah tangga tersebut. Hubungan antara konsumsi
dan pendapatan ini dikenal dengan fungsi konsumsi dan secara umum ditulis
dengan persamaan sebagai berikut (Nanga, 2001).

Y = a + b Yd (a > 0, 0 < b < 1)


C dan Yd merupakan pengubah yang masing-masing menunjukkan konsumsi dan
pendapatan riil. Parameter a menunjukkan besarnya pengeluaran konsumsi otonom
yaitu pengeluaran yang bergantung pada tingkat pendapatan, tetapi di pengaruhi
oleh faktor-faktor diluar pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari konsumen,
ketersediaan dan syarat-syarat kredit dan standar hidup yang diharapkan.
Sementara parameter b menggambarkan kecenderungan mengkonsumsi marjinal,
yang merupakan perbandingan antara perubahan dalam konsumsi dengan
perubahan dalam pendapatan atau b = MPC = ∆C/∆ Yd, serta memiliki nilai antara 0
dan 1.
Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Fungsi konsumsi yang berbentuk linier seperti ditunjukkan oleh persamaan diatas dan memiliki
implikasi sebagai berikut :
1. Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) adalah konstan selama rentan
tingkat pendapatan relevan.
2. Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC) adalah lebih besar daripada
kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC).
3. Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC) aakan semakinkecil kalau tingkat
pendapatan mengalami kenaikan.
Fungsi konsumsi dikenal sebagai kecenderungan mengkonsumsi ratarata (Average Propensity
to Consume atau APC) yaitu perbandingan antara besarnya konsumsi total dengan pendapatan
(C/Yd), atau dari persamaan 1.1.
besarnya APC = C/Yd = a/ Yd+b atau APC = a/ Yd + MPC.
Fungsi konsumsi pada persamaan di atas dapat dijelaskan dengan gambar 1:
Gambar 1
Fungsi Konsumsi
C Yd
Konsumsi (C)
=
C = a + bY d

E1
C1

o
4
5

0 Y1 Pendapatan (Y)

Pada gambar 1. keseimbangan terjadi pada saat fungsi C memotong garis


45o yaitu di titik Eo. Dengan kata lain, pada titik E1 tersebut besarnya C=
Y(C1=Y1).
Teori Konsumsi
• Teori yang dikemukakan oleh Keynes mengenai konsumsi
dengan pendapatan banyak dikembangkan oleh para ahli
ekonomi. Teori-teori konsumsi tersebut meliputi (Suparmoko,
1991) :

1. Pendapatan Absolut, menentukan konsumsi dengan tingkat


pendapatan absolut, sehingga hubungan antara pendapatan dan
konsumsi merupakan fungsi konsumsi jangka pendek. Oleh karena
itu kurvanya selalu memotong sumbu vertikal. Berdasarkan
pengalaman fungsi konsumsi jangka pendek bergeser ke atas
sepanjang waktu sehingga menghaasilkan fungsi jangka panjang.
Gambar 2
Fungsi Konsumsi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Y
Y,
C
C = b*Y

C=a+bY d

a 4
0

B O Y0 Y1 Y
• Pada gambar 2. fungsi konsumsi jangka pendek, C = a + bY d
dan fungsi jangka panjang C =bY dimana fungsi jangka panjang
selalu melalui titik asal (titik O). Kurva jangka pendek yang linier
APC semakin kecil apabila pendapatan naik dan MPCnya
konstan. Kurva yang melalui titik O yaitu kurva konsumsi jangka
panjang, lerengnya lebih tajam atau lebih tegak dari pada
lereng konsumsi jangka pendek. MPC dan APC fungsi
konsumsi jangka panjang selalu sama besar dan konstan,
misalnya pada pendapatan nasionaal setinggi OY o, maka APC
= AYo / OYo dan juga MPC = AYo/ OYo pada pendapatan
nasional OY1, maka APC = BY1/OY1 dan MPC = BY1/OY1. Jadi
APC konstan bila fungsi konsumsi melalui titik asal. Oleh
karena itu, fungsi konsumsi jangka panjang APC dan MPC
konstan dan MPC = APC.
Pergeseran fungsi konsumsi dari jangka pendek ke jangka panjang banyak dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain :
• Adanya migrasi penduduk dari desa ke kota, dan penduduk mengetahui bahwa
penduduk kota konsumsinya lebih tinggi dari pada konsumsi desa. Jadi migrasi
cenderung untuk meningkatkan konsumsi walaupun tidak ada peningkatan
pendapatan.
• Adanya barang produksi baru dalam perekonomian. Pendapatan konsumen
tetap, namun bila ada barang baru maka konsumen akan terangsang untuk
meningkatkan konsumsinya.
• Adanya peningkatan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Kesejahteraan ini dapat
dilihat dari tersedianya aktiva lancar terutama dalam bentuk uang tunai,
deposito di bank serta tabungan.
Pendapatan absolut fungsi konsumsi yang menjadi dasar adalah fungsi konsumsi
jangka pendek, kemudian fungsi jangka panjang dapat ditemukan karena adanya
pergeseran keatas dari fungsi konsumsi jangka pendek.
2. Pendapatan Relatif
Pendapatan relative, Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan saat ini
relatif dalam perbandingannya dengan pendapatan tertinggi yang pernah dicapai
sebelumnya. Konsumsi tetangga sekitarnya juga akan mempengaruhi tingkat
konsumsi seseorang. Akibatnya apabila tingkat pendaapatan individu itu
bertambah tinggi maka konsumsi akan meningkat secara proposional terhadap
peningkatan pendapatan tersebut. Sedangkan apabila tingkat pendapatan turun,
konsumsi tidak akan turun secara proposional mengikuti konsumsi jangka panjang,
melainkan mengikuti fungsi jangka pendek. Jadi fungsi hipotesis dasar dari
hipotesis pendapatan relatif adalah fungsi konsumsi jangka panjang. Pada
konsumsi jangka pendek diperoleh dengan gerakan atau perubahan pendapatan
dalam jangka pendek. Gambar 3.
Gambar 3.
Pendapatan Relatif dan Fungsi Konsumsi
Y,C

C = b*Y

C3

C0

C 1’
C1
C 2’
C2

0
4
5

Y2 Y1 Y0 Y3 Y
0
• Pendapatan mula-mula dalam adalah Y0, sehingga konsumsi setinggi C0.
Pendapatan turun dari Y0 menjadi Y1, konsumsi tidak turun dari C0 menjadi C1
tetapi turun dalam perbandingan yang lebih lebih kecil yaitu menjadi C1’. Hal
ini terjadi karena orang biasanya ingin mempertahankan tingkat konsumsi
semula. Jadi apabila pendapatan seseorang turun maka orang itu tidak akan
menurunkan konsumsinya secara drastis tetapi selalu berusaha
mempertahankan tingkaat konsumsi yang lama sehingga turunya tidak
langsung dari C0 ke C1, tetapi C0 ke C1’ yang ditunjukkan oleh kurva konsumsi
jangka pendek.
• Pada jangka panjang, akhirnya tingkat konsumsi kembali ke C1, jadi mula-mula
pindah dari C0 C1’ baru kemudian C1. Apabila pendapatannya turun lagi dari Y1
ke Y2 akan ada kurva jangka pendek lagi dan konsumsi turun dari C1 ke C2’
mengikuti kurva konsumsi jangka pendek itu, baru kemudian ke C2 yang
terletak pada fungsi konsumsi jangka panjang
3. Pendapatan Permanen
• Pendapatan permanen mengemukakan bahwa konsumsi saat ini tergantung pada
pendapatan saat ini dan pendapatan yang dapat diperkirakan pada masa yang akan datang.
Alasannya ialah bahwa sesungguhnya pendapatan aktual itu dapat diperinci menjadi
pendapatan permanen dan pendapatan sementara, demikian juga dengan konsumsi yaitu
konsumsi permanen dan konsumsi sementara dan dapat ditulis sebagai berikut :
Y = Yp + Yt
C = Cp + Ct
Keterangan :
Y = Pendapatan aktual
Yp = Pendapatan Permanen
Yt = Pendapatan Sementara
C = Konsumsi aktual
Cp = Konsumsi Permanen
Ct = Konsumsi Sementara
• Pendapatan permanen adalah pendapatan rumah tangga yang dapat
dikonsumsikan jika tingkat kekayaan tetap. Pendapatan ini merupakan suatu
rata-rata tertimbang dari pendapatan saat ini, dan pendapatan sementara
merupakan pendapatan yang sudah diperkirakan, yang nilainya dapat positif
atau negatif. Friedman menganggap bahwa konsumsi permanen
(Cp) merupakan proporsi yang konstan dari pendapatan permanen (Yp), atau
dalam persamaan dapat dituliskan sebagai berikut :
Cp = nYp (O < n <1)
Friedman menganggap pula bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan
sementara dan pendapatan permanen, serta antara konsumsi sementara dan
konsumsi permanen, maupun konsumsi sementara dan pendapatan permanen.
MPC dari pendapatan sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen
menerima pendapatan sementara yang positif maka tidak akan mempengaruhi
konsumsi. Demikian pula yang negatif maka tidak akan mengurangi konsumsi.
Gambar 4.
Hipotesis Pendapatan Permanen dan Fungsi Konsumsi

C dan C p

Cp = nY p

Cs
r
C’ = C p’

C” = C p”

0
4
5

0 Y” Yp” Yp’ Y’ Y dan Yp


Pada gambar 2.5. menjelaskan bahwa puncak gelombang
konjungtur pendapatan aktual (Y) lebih tinggi dari pada pendapatan
permanen (Yp). Konsumsi ditentukan oleh pendapatan permanen,
maka konsumsi aktual C akan sama dengan konsumsi permanen Cp
karena pada saat itu pendapatan permanen sebesar Yp. Sepanjang
fungsi konsumsi jaangka pendek didasarkan pada pendapatan aktual
dan konsumsi aktual, maka (Y, P) merupakan titik dalam fungsi
konsumsi jangka pendek.
Pada saat di lembah konjungtur, maka konsumsi C sama dengan
konsumsi permanen Cp yaitu konsumsi pada saat pendapatan
permanen sama dengan Yp, dan (Y, C) merupakan titik lain dalam fungsi
konsumsi jangka pendek.
Fungsi konsumsi dan tabungan
• Keyness, mempunyai pendapat bahwa pengeluaran seseorang untuk
konsumsi dipengaruhi oleh pendapatannya. Semakin tinggi tingkat
pendapatan maka tingkat konsumsinya juga semakin tinggi. Sejalan
dengan pemikiran tersebut dapat dimengerti bahwa seorang yang
tingkat pendapatannya semakin tinggi, semakin besar pula
tabungannya karena tabungan merupakan bagian dari pendapatan
yang tidak dikonsumsikan.
Fungsi Konsumsi
Secara matematis, hubungan fungsional antara konsumsi dan
pendapatan dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan : Y = Pendapatan
C = Pengeluaran untuk konsumsi
a = Besarnya konsumsi pada saat pendapatan sama
dengan nol
b = MPC (Marginal Propensity to Consume) Besarnya
tambahan konsumsi karena adanya tambahan
pendapatan.
Fungsi Tabungan (Saving)
Adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara pendapatan dengan
tabungan (saving), secara matematis fungsi tabungan dapat ditulis
sebagai berikut:
Y C S Keterangan:
S Y - C Y = Pendapatan
S Y – a bY C = konsumsi
S Y – a – bY S = tabungan
S - a Y – bY (1-b) = MPS (Marginal Propencity to Saving)
S -a 1- b Y Ratio tambahan tabungan terhadap
bertambahnya pendapatan
Secara Grafis hubungan pendapatan, konsumsi dan tabungan
digambarkan sebagai berikut:
C/S Y=C

E C a bY
a
S -a 1 - bY
0 YE Y
Keterangan :
C dan S adalah konsumsi dan tabungan sebagai pengganti sumbu Y Y adalah
pendapatan sebagai pengganti sumbu X
a adalah besarnya konsumsi pada saat pendapatan sama dengan 0
Y sama dengan C adalah garis impas karena semua titik pada garis tersebut
menunjukkan bahwa semua pendapatan habis dikonsumsikan.
E adalah titik impas yaitu titik perpotongan antara garis konsumsi dengan
garis impas. Pada titik tersebut semua pendapatan habis dikonsumsikan
atau tabungan sama dengan nol.
C = a + bY adalah garis konsumsi
S = -a + ( 1 - b ) Y adalah garis fungsi tabungan
YE = adalah besarnya pendapatan yang hanya cukup untuk konsumsi Ø Skala
konsumsi (C), Skala Saving (S) = Skala Pendapatan (Y)
Investasi (Penanaman Modal)
• Investasi adalah aset atau barang yang diperoleh dengan tujuan menghasilkan
pendapatan atau penghargaan.
• Dalam pandangan ekonomi, investasi adalah pembelian barang yang tidak
dikonsumsi hari ini tetapi digunakan di masa depan untuk menghasilkan kekayaan.
• Di bidang keuangan, investasi adalah aset keuangan yang dibeli dengan gagasan
bahwa aset tersebut akan memberikan penghasilan lebih lanjut atau nantinya akan
dijual dengan harga biaya yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.

Pengertian investasi menurut Sadono Sukirno (1997) yaitu, investasi adalah


pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan
untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan
produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan
jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
• Investasi dijelaskan dan didefinisikan sebagai tambahan untuk persediaan modal
fisik seperti:
• Mesin
• Bangunan
• Jalan dll.,
• yaitu apa pun yang merangkum kemampuan produktif ekonomi di masa depan
dan perubahan dalam katalog (atau stok komoditas jadi) dari produsen.
• Perhatikan bahwa 'komoditas investasi' (seperti mesin) juga merupakan bagian
dari komoditas akhir, komoditas tersebut bukan komoditas setengah jadi seperti
bahan baku.
• Mesin yang diproduksi dalam ekonomi pada tahun tertentu tidak 'habis' untuk
menghasilkan komoditas lain tetapi menghasilkan layanan mereka selama
beberapa tahun.
• Keputusan investasi oleh produsen, seperti apakah akan membeli mesin baru,
sebagian besar bergantung pada tingkat bunga pasar.
Jenis Investasi untuk Pemula

1. Investasi P2P Lending


• Dikutip dari Liputan 6, Peer to peer lending bisa jadi pilihan investasi bagi
generasi sekarang yang dekat dengan teknologi. Karena investasi ini cukup
mudah dilakukan dan hanya perlu modal Rp100 ribu saja sudah bisa melakukan
investasi di P2P Lending.
• Bahkan investasi ini cukup mudah dilakukan buat para pemula yang ingin
melakukan investasi jangka pendek, namun menguntungkan. P2P
Lending adalah situs yang memberikan fasilitas pemberi pinjaman dan
peminjam, dan Anda bisa memilih jadi pemberi pinjaman atau investor.
• P2P Lending juga berani memberikan return sebesar 30 persen dan ada juga
yang memberikan return belasan persen. Namun yang tak boleh luput dari
perhatian adalah pelajari tips investasi P2P Lending.
2. Investasi di Reksa Dana
• Reksa dana hampir sama dengan P2P Lending. Reksa dana adalah salah satu
investasi yang diminati oleh masyarakat.
• Karena investasi ini menguntungkan dan Anda hanya perlu modal sedikit
untuk memulai investasi, hanya Rp100 ribu pun Anda akan dapatkan
keuntungan investasi reksa dana.
• Bagi yang khawatir uang Anda akan hilang atau lenyap, atau takut reksa
dana adalah investasi bohongan. Tak perlu takut karena dana yang Anda
berikan akan dikelola manager investasi.
• Sehingga sebagai investor pemula, yang mungkin belum paham betul
pergerakan investasi, tak usah khawatir karena Anda tak perlu melakukan
apapun.
• Anda hanya perlu duduk manis dengan secangkir kopi melihat investasi
bertambah setiap waktu.
3. Investasi Saham
• Mungkin jenis investasi yang satu ini sudah sangat familiar bagi Anda. Saham menjadi pilihan
investasi yang banyak dipilih orang sejak lama.
• Bahkan, kini anak muda banyak sekali yang memulai terjun ke jenis investasi ini. Hal itu bukan
tanpa sebab, karena akses terhadap pasar saham sekarang semakin mudah.
• Di zaman sekarang, investor besar bukanlah satu-satunya orang yang dapat bermain saham,
karena investor pemula yang masih memiliki modal minim pun kini sudah bisa memulainya.
• Selain itu, tersedianya bahan ajar dan kursus mengenai saham serta ahli yang dapat disewa
untuk membantu kegiatan dari pilihan investasi Anda ini pun semakin membuatnya mudah
untuk dilakukan.
• Hanya dengan modal awal ratusan ribu rupiah, Anda sudah bisa membeli saham sebuah
perusahaan.
• Keuntungan dalam memilih jenis investasi ini adalah tidak diperlukannya modal yang besar,
bisa diperjualbelikan dengan mudah serta memiliki potensi mendapatkan keuntungan yang
tidak terbatas.
• Meskipun begitu, Anda harus tetap berhati-hati dalam berinvestasi saham. Minimnya jumlah
modal tidak boleh membuat Anda menjadi ceroboh.
• Pilihlah saham yang tepat dan pelajari strategi sebaik-baiknya agar tidak mengalami kerugian.
4. Investasi di Deposito
• Salah satu instrumen investasi jangka pendek yang membawa
keuntungan untuk Anda adalah deposito. Deposito adalah investasi
jangka pendek yang paling terkenal di kalangan masyarakat.
• Dikarenakan deposito memiliki risiko yang kecil dan keuntungan dari
investasi kita adalah 4-8 persen, dan juga deposito ini juga dijamin oleh
Lembaga Peminjaman Simpanan (LPS). Hal ini membuat deposito
menjadi pilihan pertama investasi jangka pendek yang sangat
menguntungkan.
• Tetapi jangan mengira bahwa deposito akan selalu memberi
keuntungan. Jika tak tahu cara bermain investasi yang benar, Anda bisa
dikenakan biaya penalti karena mengambil dana sebelum jatuh tempo.
Maka dari itu, ambillah tenor yang sesuai dengan kemampuan Anda.
5. Obligasi
• Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau
perusahaan sebagai bentuk peminjaman uang dan sebagai janji untuk
membayar kembali pokok utang beserta bunganya yang biasa disebut
kupon.
• Sejauh ini, obligasi terbilang salah satu jenis investasi cukup aman tetapi
keuntungan yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan bursa efek.
• Apabila Anda menanamkan modal di obligasi, maka Anda tidak
mempunyai kepemilikan atas apa yang Anda investasikan, seperti
saham.
• Anda hanya berperan sebagai pemberi pinjaman kepada pemerintah
atau perusahaan. Jadi, uang pokok yang Anda pinjamkan akan
dikembalikan beserta bunganya kepada Anda.
Manfaat Investasi
1. Aset Anda Bernilai Tetap Meski Sedang Inflasi
• Jika Anda tidak berinvestasi dan menumbuhkan uang Anda, Anda
sebenarnya akan kehilangan uang seiring waktu. Ini semua disebabkan
oleh inflasi.

• Inflasi adalah kenaikan umum harga yang terjadi setiap tahun dan
penurunan daya beli uang Anda. Tingkat inflasi dapat bervariasi namun
secara historis inflasi rata-rata sekitar 3%.

• Jika Anda menginvestasikan uang Anda, Anda akan mendapatkan tingkat


pengembalian rata-rata 7%, maka Anda akan tetap jauh di depan inflasi
dan akan meningkatkan nilai uang Anda.
2. Investasi Akan Membantu Anda Membangun Kekayaan

• Berinvestasi adalah cara Anda membangun kekayaan.

• Ada seratus satu cara untuk berinvestasi dan menumbuhkan


uang Anda. Jika Anda serius membangun kekayaan maka Anda
perlu membuat rencana investasi yang sesuai dengan Anda dan
tujuan Anda.

• Orang kaya berinvestasi, yang bangkrut tidak.


Investasikan untuk Memenuhi Tujuan Keuangan
Lainnya
• Anda juga dapat mempertimbangkan berinvestasi untuk membantu
menumbuhkan uang Anda untuk memenuhi tujuan keuangan
lainnya. Misalnya, berinvestasi dalam dana kuliah anak Anda.
• Ketika Anda memiliki tujuan jangka panjang sepuluh tahun atau lebih,
masuk akal untuk menginvestasikan uang itu untuk membantu Anda
mencapai tujuan lebih cepat!
• Ada banyak manfaat berinvestasi. Jika Anda ingin menciptakan
stabilitas keuangan, menumbuhkan kekayaan Anda, dan tetap berada
di jalur pensiun, Anda harus membuat rencana investasi yang sesuai
dengan kebutuhan Anda.
PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMIAN
Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa
sangat tergantung kepada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi
yang tersedia dalam perekonomian tersebut. dengan demikian tingkat
kegiatan ekonomi Negara ditentukan oleh.
1. Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam
perekonomian (K=kapital)
2. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian
(L=Labor)
3. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang akan digunakan (R=Resource)
4. Tingkat teknologi yang digunakan (T=Technology) Dengan demikian,
tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan berikut:
Perubahan Keseimbangan dan Multiplier

Dalam perekonomian tiga dan empat sektor, ada beberapa faktor yang
dapat menimbulkan perubahan dari keseimbangan Y semula ke
keseimbangan baru.
Faktor yang dapat merubah keseimbangan adalah :
1.perubahan Investasi,
2.perubahan pajak
3. perubahan pengeluaran pemerintah
4. perubahan X & M
MULTIPLIER INVESTASI
Pengaruh I Terhadap Y
Jika fungsi consumsi C = 100 + 0,75 Y, berapa besarnya tingkat
consumsi dan pendapatan nasional keseimbangan ?

eq : Y =C
Y = 100 + 0,75 Y
0,25Y= 100
Y = 400
( pendapatan nasional keseimbangan )
Jika I o = 10 , maka
Y=C+I
= 100 + 0,75 Y + 10
0,25Y= 110
Y= 440
( pendapatan nasional keseimbangan meningkat dari 400 menjadi 440)

Dengan adanya tambahan AD sebesar dI = 10 menyebabkan tambahan


pendapatan ( dY) sebesar 40, yang dapat ditulis :
dY = 40 = 4 ( multiplier) dI 10
Multiplier :
Angka yang menunjukkan berapa besarnya kenaikan
pendapatan nasional akibat kenaikan permintaan agregat
Menurunkan multiplier
Y =C+I
Y = a+bY +I
Y - bY = a + I
Y (1 – b ) = a + I
Contoh :
Jika diketahui C = 100 + 0,75 Y,
berapa besarnya Multiplier investasi ?
k = 1/1-0,75 =4

k = 4
artinya : jika terjadi peningkatan investasi sebesar 10 maka
peningkatan pendapatan nasionalnya sebesar 4 x 10 = 40
Perubahan dalam permintaan agregat tidak hanya terjadi karena perubahan investasi
tetapi juga karena perubahan tingkat konsumsi

Y = C + 20
Y = a + b Y + 20
Y - bY = a + 20
Y (1 – b ) = a + 20
Y = --------Y = x (a +20 )

Multiplier konsumsi
k= 1/1-b = 1/mps

Bekerjanya multiplier Jika dI = 20, MPC = 0,75


Tambahan investasi sebesar 20 mengakibatkan terciptanya
pendapatan nasional baru sebesar 80 satuan. 20 berasal dari
investasi 60 berasal dari konsumsi masyarakat

Investasi yang dipengaruhi pendapatan nasional ( induced


investment)

I = I0 + h Y ( h= marginal Propensity to invest)


1
Multiplier K* = --------------
1-b-h
Contoh :
Jika diketahui MPC = 0,5 , MPI 0,25 maka K*

1
K* = ---------------- = 4
1-0,5-0,25
• Catatan multiplier investasi
• K* dapat positif dan dapat negatif, tergantung pada perbandingan
antara besarnya hasrat menabung dan hasrat investasi
• Jika MPS > MPI --- K* positif
• Jika investasi lebih tinggi dari pada tabungan, pendapatan nasional
akan meningkat
Pertemuan ke Tigabelas
Keseimbangan tiga sektor

• Aliran pendapatan dan syarat keseimbangan


• Jenis-jenis pajak
• Efek pajak ke atas konsumsi dan tabungan
• Pengeluaran pemerintah
• Keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor
• Multiplier dalam perekonomian tiga sektor
• Masalah Makroekonomi dan kebijakan fiskal
Pengertian Sistem Perekonomian Tiga Sektor

• Sistem perekonomian tiga sektor terdiri dari sektor – sektor rumah


tangga perusahaan dan pemerintah. Campur tangan pemerintah
menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan
keseimbangan pendapatan nasional diantaranya pungutan pajak akan
mengurangi pengeluaran agregat melalui pengeluaran keatas
konsumsi rumah tangga dan pajak memungkinkan pemerintah
melakukan perbelanjaan dan hal tersebut akan menaikkan
perbelanjaan agregat. Perekonomian tiga sektor dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Aliran Pendapatan Dan Syarat Keseimbangan
1. Aliran pendapatan dan pengeluaran
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran
baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
1) Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah.
Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah.
Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
2) Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini
menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang
diproduksikan oleh sektor perusahaan.
3) Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu
timbul sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi
yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :
1) Pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan
kepada faktor-faktor produksi
2) Pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.

Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua


sumber yaitu :
1) Dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh
perusahaan
2) Dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
2. Syarat keseimbangan

Keseimbangan:
Y = AE, atau Y = C + I + G
Keterangan:
Y : penawaran agregat
AE : pengeluaran agregat
C : konsumsi rumah tangga
I : investasi perusahaan
G : pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa
• Jika C dikurangi dari setiap ruas, maka dalam perekonomian tiga
sektor I dan G adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan,
sedangkan S dan T adalah kebocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah
dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai
keseimbangan akan berlaku keadaan : I + G = S + T
Contoh :
Jika diket: C = 60 + 0,75 Y dan
S = 0,25 Y - 100
I = 120
G = 60
Hitung Y keseimbangan!
(Ingat persamaan C diatas untuk pajak tetap T = 40)
Jawab :
Y =C+I+G
Y = 60 + 0,75 Y + 120 + 60
Y = 0,75 Y + 240
Y – 0,75 Y = 240
0,25 Y = 240
Y = 960

I+G=S+T
120 + 60 = 0,25 Y – 100 + 40
180 = 0,25 Y – 60
Y = 960
Jenis-jenis pajak

Pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak berdasarkan
norma-norma hukum untuk membiayai pengeluaran kolektif guna
meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diterima
secara langsung.
Secara menyeluruh pengelompokan pajak dilakukan berdasarkan tiga
faktor yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pihak Yang Menanggung
• Berdasarkan pihak yang menanggung, pajak dibedakan menjadi pajak
langsung dan pajak tidak langsung
a. Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang pembayarannya harus di tanggung sendiri
oleh wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Pajak langsung
merupakan pajak yang dikenakan terhadap wajib pajak pribadi atau perorangan
dan badan yang harus dibayar secara periodik berdasarkan surat ketetapan
pajak. Contohnya Pajak Penghasilan (PPH) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

b. Pajak Tidak Langsung


Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembayarannya dapat dialihkan kepada
pihak lain. Pajak tidak langsung merupakan pajak yang dikenakan terhadap
setiap perbuatan atau peristiwa ekonomi dan dipungut tanpa surat ketetapan
pajak. Contoh pajak tidak langsung adalah Pajak Penjualan(PPn), Pajak
Pertambahan Nilai ( PPN), Bea Materai, dan Cukai.
2. Berdasarkan Pihak Yang Memungut
Berdasarkan pihak yang memungut, pajak dibedakan menjadi pajak
negara dan pajak daerah.
a. Pajak Negara
Pajak negara atau pajak pusat adalah pajak yang dipungut
pemerintah pusat. Pajak pusat merupakan salah satu sumber
penerimaan negara yang akan digunakan untuk pembiayaan
pembangunan. Pajak pusat diatur dalam suatu peraturan yang
disebut undang-undang tentang perpajakan nasional.
Pelaksanaan pemungutannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pajak. Contoh pajak negara adalah Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
Pajak Penjalan (PPn), dan Bea Materai
b. Pajak Daerah
Pajak daerah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah. Pajak
daerah merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah
daerah. Setiap daerah mempunyai objek pajak tersendiri. Hal ini
sesuai dengan peraturan daerah masing-masing. Pajak daerah diatur
dalam suatu peraturan yang disebut peraturan daerah
(PERDA).Pelaksanaan pemungutannya dilakukan oleh Dinas
Pendapatan Daerah. Contoh pajak daerah adalah iuran kebersihan,
retribusi masuk terminal, pajak tontonan, pajak reklame, retribusi
parkir, dan retribusi galian pasir.
3. Berdasarkan sifatnya

Berdasarkan sifatnya, pajak dibedakan menjadi pajak subjektif dan pajak objektif
a. Pajak subjektif
Pajak Subjektif adalah pajak ysng memperhatikan kondisi/keadaan wajib pajak.
Dalam hal ini penentuan besarnya pajak harus ada alasan objektif yang berhubungan
erat dengan kemammpuan membayar wajib pajak. Jenis pajak yang termasuk pajak
subjektif ialah Pajak Penghasilan (PPh).

b. Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan
keadaan wajib pajak. Jenis pajak yang termasuk dalam pajak objektif adalah Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Pajak Penjualan
Barang Mewah (PPn-BM).
Unsur-Unsur Pajak
Terdapat unsur penting yang terdapat dalam pajak yaitu subjek pajak, objek
pajak, dan tarif pajak.
1. Subjek Pajak
Subjek pajak yang disebut juga wajib pajak adalah orang atau badan yang
menurut ketentuan wajib membayar pajak kepada negara. Menurut ketentuan
setiap wajib pajak harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang
diperoleh dengan cara mendaftarkan diri kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
diwilayah dimana wajib pajak berkedudukan atau bertempat tinggal.
Selanjutnya, setiap wajib pajak harus mengisi formulir Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) dan menyampaikannya kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di
wilayah dimana wajib pajak berkedudukan atau bertempat tinggal. SPT
merupakan perhitungan pajak terutang dalam satu tahun pajak, biasanya
selama 12 bulan.
2. Objek Pajak
Objek pajak adalah semua penghasilan yang benar-benar diterima
atau diperoleh, baik dari kegiatan usaha maupun dari luar kegiatan
usaha. Contohnya, laba usaha setelah dikurangi dengan biaya-biaya,
gaji, honorarium, hasil sewa, bonus, komisi, dan bunga.

3. Tarif Pajak
Tarif pajak adalah dasar pengenaan besarnya pajak yang harus
dibayar oleh subjek pajak terhadap objek yang menjadi
tanggungannya. Tarif pajak biasanya berupa persentase (%).
Secara umum, besar kecilnya pajak yang dibayar ditetapkan atau
dihitung dengan sistem tarif proporsional, progresif, dan degresif.
a. Tarif Proporsional
Tarif proporsional adalah tarif pajak yang presentasenya tetap/sama untuk setiap
jenis objek pajak. Semakin besar pendapatan yang diterima wajib pajak, maka
semakin besar pula pajak yang harus dibayar. Sebaliknya, jika penghasilan kecil, maka
pajak yang dibayar pun kecil.

b. Tarif Progresif
Tarif Progresif adalah tariff pajak yang presentasenya semakin besar jika objek pajak
bertambah. Semaki besar pendapatan yang diterima wajib pajak, maka semakin
besar presentase paja yang harus dibayar.

c. Tarif Degresif
Tarif Degresif adalah presentase tarif pajak yang semakin rendah jika objek pajak
semakin bertambah. Semakin tinggi penghasilan wajib pajak justru semakin rendah
presentase pajak yang harus dibayarnya.
Efek Pajak Terhadap Konsumsi Dan Tabungan

Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak, perhubungan diantara


pendapatan disposibel dan pendapatan nasional dapat dinyatakan secara berikut:
• Pendapatan disposibel (Yd) = Pendapatan nasional (Y) – Pajak (T)
Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan
rumah tangga. Hal ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi
kemampuannya untuk melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Pajak
yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposibel sebanyak pajak yang
dipungut. Penurunan pendapatan disposibel menyebabkan pengeluaran konsumsi
dan tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.
Walaupun bentuk sistem pajak yaitu pajak tetap pemungutan pajak akan
mengakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga berkurang sebanyak yang
ditentukan oleh persamaan berikut:
ΔC = MPC x T
ΔS = MPS x T
Pengeluaran Pemerintah
Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai
berbagai kegiatan pemerintah. Dinegara-negara yang sudah sangat maju,
Pajak adalah sumber utama dari pembelanjaan pemerintah, sebagian
dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi
pemerintahan dan untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan,
membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai sistem
pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk
angkatan bersenjata dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang
penting artinya dalam pembangunan adalah beberapa bidang penting
yang akan dibiayai pemerintah.
Penentu-Penentu Pengeluaran Pemerintah
a. Proyeksi jumlah pajak yang di terima: Dalam menyusun anggaran belanja
pemerintah harus terlebih dahulu membuat proyeksi mengenai jumlah pajak
yang akan diterimanya. Makin banyak jumlah pajak yang akan dapat di
kumpulkan, makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan di
lakukan.
b. Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai: Mengatasi masalah pengangguran,
menghidari inflasi dan mempercepat pembangunan ekonomi. Untuk
mempercepat kegiatan tersebut seringkali membelanjakan uang yang lebih
besar dari pendapatan yang di peroleh oleh pajak.
c. Pertimbangan politik dan keamanan: Pertimbangan-pertimbangan politik
dan kestabilan negara selalu menjadi salah satu tujuan penting dalam
menyusun anggaran belanja pemerintah. Kekacauan politik, keamanan.
Keadaan seperti itu akan menyebabkan kenaikan perbelanjaan pemerintah
yang sangat besar.
Multiplier Dalam Perekonomian Tiga Sektor

Perekonomian tiga sektor di lambangkan


Ø Y=C+I+G
Y = C0 + bYd + I + G
Y = C0 + b(Y – T) + I + G
Y = C0 + bY – bT + I + G
Y = 1/(1-b) (C0 – bT + I + G)
Ø I+G=S+T
I + G = - C0 + (1 – b)Yd + T
I + G = - C0 + (1 – b)(Y – T) + T
I + G = - C0 + (1 – b)Y + bT
Y = 1/(1-b) (C0 – bT + I + G)
Makna variabel
· Y adalah pendapatan nasional
· T adalah Pajak
· Yd adalah pendapatan disposibel
· C adalah konsumsi
· C0 adalah konsumsi dasar, yaitu konsumsi yang tidak tergantung
pada Y
· I adalah investasi
G adalah pengeluaran pemerintah
· S adalah saving
Masalah Makroekonomi Dan Kebijakan Fiskal

Berikut adalah beberapa kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah guna mengatasi
berbagai permasalahan ekonomi di bidang makro:
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam perpajakan dan
pengeluaran pemerintah/anggaran untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
Contohnya pengenaan pajak penghasilan dan pengenaan cukai rokok.

2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang ditempuh pemerintah/bank sentral
dalam penawaran uang dan kebijakan suku bunga untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat. Contohnya pemerintah menerapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat
dan peningkatan suku bunga bank.
3. Kebijakan segi penawaran
Kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, sehingga barang dan jasa yang
ditawarkan lebih banyak dan lebih murah.
Contohnya pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada pengusaha
kecil menengah.

4. Kebijakan Energi
Kebijakan energi adalah kebijakan dalam menggunakan energi seefisien dan
seoptimal mungkin yang didalamnya terdapat usaha penghematan energi.
Misalnya kebijakan konfersi minyak tanah ke gas LPG guna penghematan
penggunaan bahan bakar minyak oleh masyarakat.
5. Kebijakan Penetapan Harga
Kebijakan penetapan harga adalah kebijakan dalam menentukan
harga-harga pada tingkat tertentu pada komoditas yang menguasai
hajat hidup orang banyak.
Contohnya penetapan tarif dasar listrik oleh pemerintah.

6. Kebijakan Neraca Pembayaran


Merupakan kebijakan yang digunakan untuk memantau keadaan
neraca pembayaran guna memengaruhi nilai tukar.
Contohnya larangan impor atau kuota produk tertentu dilakukan
guna melindungi para pengusaha lokal dari serbuan produk asing.

You might also like