Professional Documents
Culture Documents
Materi Kuliah Ilmu Eko. Ke 11, 12, 13 Akt
Materi Kuliah Ilmu Eko. Ke 11, 12, 13 Akt
• Pendapat para ahli ekonomi Klasik yang didasarkan pada keyakinan bahwa di
dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan menyatakan
dalam suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Dalam perekonomian tidak
akan pernah terjadi kekurangan permintaan jika para produsen menaikkan
produksi mereka atau menciptakan produk baru. Jika barang diproduksi maka
dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan terhadap barang tersebut.
Dapat dinyatakan bahwa penawaran yang bertambah akan secara otomatis
menciptakan pertambahan permintaan. Hal tersebut dilihat dari pandangan Jean
Baptiste Say (1767-1832), seorang ahli ekonomi Klasik bangsa Prancis. Ia
mengatakan “supply creates its own demand”. Menurut pendapatnya setiap
perekonomian jarang sekali terjadi masalah kelebihan produksi, jika terjadi maka
itu hanya sementara.
• Mekanisme pasar akan membuat penyesuaian-penyesuaian
sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun di sektor-sektor
yang mengalami kelebihan produksi dan akan naik di sektor-
sektor di mana permintaan terhadap produksi yang berlebihan.
Berdasar pada pandangan seperti itu para ahli ekonomo Klasik
berkeyakinan bahwa di dalam suatu perekonomian sering
sekali wujud keadaan di mana jumlah keseluruhan penawaran
barang-barang dalam perekonomian (penawaran agregat) pada
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu diimbangi oleh
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang tersebut
(permintaan agregat) yang sama besarnya. Karena itu,
kekurangan permintaan tidak akan berlaku.
• Corak Kegiatan Ekonomi Subsisten
Kebenaran pendapat bahwa dalam suatu perekonomian yang terdiri dari dua
sektor di mana penerima-penerima pendapatan tidak menabung dan para
pengusaha tidak menanam modal, tidak dapat disangkal. Di mana nilai
produksi yang diciptakan sektor perusahaan akan selalu sama dengan nilai
seluruh pengeluaran yang dilakukan rumah tangga.
Dalam sirkulasi aliran pendapatan dalam ekonomi subsisten di bawah ini pada
aliran subsisten menyatakan bahwa seluruh faktor produksi perusahaan
berasal dari rumah tangga. Kemudian keseluruhan pendapatan yang diterima
oleh faktor-faktor produksi merupakan pendapatan sektor rumah tangga.
Sektor rumah tangga merupakan konsumen dari barang dan jasa yang di
produksikan oleh sektor perusahaan. Di dalam prekonomian subsisten tidak
terdapat penabungan. Ini berarti seluruh pendapatan sektor rumah tangga
akan dibelanjakan. Mereka akan selalu menggunakan seluruh pendapatan yang
mereka terima untuk memperoleh barang atau jasa yang mereka butuhkan.
2. Corak Kegiatan Perekonomian Modern
• Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat tergantung
kepada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian
tersebut. Dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi negara akan ditentukan oleh:
a. Jumlah barang modal yang tersedia akan digunakan dalam
perekonomian (K)
b. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L)
c. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan (R).
d. Tingkat teknologi yang digunakan (T).
Dengan demikian, tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
Y = f (K, L, R, T)
Kelemahan Pandangan Klasik
• Dalam teori Keynes ditunjukkan bahwa tingkat kegiatan perekonomian tidak
selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Menurut Keynes yang
sebaliknyalah yang selalu berlaku, yaitu: perekonomian selalu menghadapi
masalah pengangguran dan penggunaan tenaga kerja penuh jarang berlaku.
• Analisis-analisis yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi Klasik tidak dapat
memberikan penjelasan mengenai sebab-sebab pengangguran yang disebabkan
oleh kekurangan permintaan agregat dapat terjadi. Keyakinan mereka bahwa di
dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan yang cukup besar,
sehingga akan selalu menjamin terwujudnya tingkat pengangguran tenaga kerja
penuh, menyebabkan mereka mengabaikan analisis terhadap permintaan
agregat yang wujud dalam perekonomian.[1]
• [1] Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2011)., hlm.70-79.
Kritik Keynes terhadap pandangan klasik
• KRITIK KEYNES TERHADAP PANDANGAN KLASIK
• Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori
Klasik , yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu
tercipta dalam perekonomian. Keynes berpendapat
• “penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi,
dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang
wujud dalam perekonomian.”
• Perbedaan pendapat yang sangat bertentangan di antara Keynes dan
ahli-ahli ekonomi Klasik ini bersumber dari perbedaan pendapat
mereka dalam suatu persoalan berikut:
• Pendekatan baru dalam analisis makroekonomi menggunakan grafik AD-AS. Kurva AD
menerapkan hubungan diantara tingkat harga umum dalam perekonomian dan
perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian. Nilai perbelanjaan tersebut
ditentukan oleh dua faktor yaitu: 1.) Nilai pengeluaran agregat (AE), nilai pengeluaran
agregat ditentukan oleh empat komponen (C, G, I, (X-M)). Semakin tinggi pendapatan
nasional, semakin tinggi pula pengeluaran agregat. 2.) Permintaan dan penawaran uang.
Permintaan dan penawaran uang akan menentukan suku bunga. Seterusnya suku bunga
akan menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian.
Sedangkan investasi merupakan bagian dari pengeluaran agregat. Dengan demikian
perubahan permintaan dan penawaran uang akan mempengaruhi pengeluaran agregat
melalui rangkaian peristiwa berikut: Perubahan MD dan MS menimbulkan perubahan
suku bunga, menimbulkan perubahan investasi, menimbulkan perubahan pengeluaran
agregat. Apabila tingkat harga meningkat pendapatan riil masyarakat akan turun Apabila
harga naik (inflasi) suku bunga cenderung akan mengalami kenaikan. Permintaan agregat
berkurang, sehingga investasi merosot. Apabila harga naik ekspor akan berkurang dan
impor akan meningkat karena harga akan semakin murah. Sehingga kurva Permintaan
Agregat AD dapat dilihat pada gambar berikut ini: Kurva penawaran agregat AS perlu
dibedakan kepada dua bentuk: Kurva SRAS (atau AS saja) dan kurva LRAS (atau kurva
pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh).
Berikut Kurva Permintaan agregat AD:
• Kurva SRAS (shor run agregate supply) adalah kurva penawaran
barang dalam perekonomian apabila tingkat harga saja yang berubah,
sedangkan harga faktor-faktor produksi tidak mengalami perubahan.
Dalam jangka pendek penawaran agregat dapat melebihi pendapatan
negara riil pada kesempatan kerja penuh (Yf). Keadaan ini
digambarkan oleh bagian BC dari kurva SRAS. Kurva LRAS adalah
kurva penawaran agregat dalam jangka panjang yaitu pada periode
dimana harga barang maupun harga faktor-faktor produksi mengalami
perubahan. Kurva LRAS mengalami tegak lurus pada pendapatan
nasional yang akan diwujudkan pada tingkat kesempatan kerja penuh.
Keadaan kurva LRAS yang sedemikian menggambarkan keyakinan
berikut: dalam periode dimana harga barang dan harga faktor
produksi telah sepenuhnya mengalami perubahan, kegiatan ekonomi
cenderung akan mencapai kesempatan kerja penuh.
• Apabila harga faktor-faktor produksi tidak mengalami perubahan, penawaran agregat dalam
perekonomian ditunjukkan oleh kurva SRAS. Dalam jangka pendek tingkat kegiatan ekonomi
yang dicapai tergantung kepada permintaan agregat (AD) yang terwujud dalam
perekonomian. Dua faktor yang menentukan kedudukan kurva AD antara lain: magnitud dari
komponen pengeluaran agregat (AE), dan perminataan dan penawaran uang (MD dan MS).
Misalkan kedua faktor ini menyebabkan permintaan agregat dalam perekonomian adalah
AD0. Dalam keadaan permintaan agregat yang seperti ini, keseimbangan pendapatan
nasional akan tercapai pada E0. Yang menggambarkan pendapatan nasional riil yang
diwujudkan adalah Y0 dan tingkat harga yang berlaku P0. Perubahan-perubahan permintaan
agregat yang disebabkan oleh perubahan komponen AE dan perubahan permintaan dan
penawaran uang, akan menggeser kurva AD. Apabila pergeseran itu adalah AD0 menjadi
AD1. Keseimbangan baru akan dicapai di E1. Berarti perekonomian mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh, pendapatan nasional riil mencapai Yf dan tingkat harga meningkat
menjadi P1. Sekiranya permintaan berkembang lebih lanjut misalnya karena ekspor
meningkat, keseimbangan baru akan di capai E2 yang menggambarkan tingkat harga
mengalami kenaikan lebih lanjut (dari P1 ke P2) dan pendapatan nasional riil mencapai Y1.
Uraian diatas menunjukkan jangka pendek yaitu dalam periode dimana tingkat harga saja
yang dapat berubah, tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh besarnya permintaaan
agregat.
• Semakin besar permintaan agregat semakin tinggi pendapatan
nasional riil yang akan diwujudkan dan tingkat kegiatan ekonomi yang
akan dicapai. Tingkat harga dan pendapatan nasional dapat dilihat
pada gambar berikut: Analisa AD-AS dan Penentuan Tingkat
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Pendekatan terkini dalam penentuan kegiatan
perekonomian
Analisis yang berhubungan dengan kegiatan keseluruhan ekonomi selalu dikaitkan dengan
kenyataandan perkembangan yang wujud dalam masyarakat. Perubahan ciri kegiatan ekonomi
di negara maju semenjak akhir perang dunia kedua sangat mempengaruhi perkembangan
analisis makroekonomi semenjak periode tersebut.
1. Perkembangan Ekonomi di Negara Maju
• Perang dunia pertama, pengambilalihan pemerintahan di Rusia oleh kaum Komunis dan dampak
The Great Depression yang bermula di Amerika Serikat menyebabkan pertumbuhan ekonomi
yang teguh tidak dapat diwujudkan dan tingkat pengangguran yang dihadapi sangat serius.
Masa-masa sesudah perang dunia kedua merupakan lembaran baru dalam perkembangan
ekonomi di negara maju.
• Pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh negara-negara Eropa dan Jepang semenjak akhir
Perang tersebut lebih impresif. Dalam dua dekade negara-negara Eropa dan Jepang mengalami
pertumbuhan yang sangat impresif dan menyebabkan kegiatan-kegiatan baru dapat
dikembangkan sehingga mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat,
melipatgandakan tingkat kemakmuran masyarakat dan mengatasi masalah pengangguran.
• Semenjak permulaan tahun 1960-an masalah utama yang dihadapi
perekonomian negara-negara maju sudah sangat berubah coraknya,
yaitu: dari berbentuk mengatasi masalah pengangguran yang serius
kepada: (i) mempertahankan tingkat kesempatan kerja penuh dan
menghindari masalah inflasi, dan (ii) menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang lebih pesat dalam jangka panjang.
2. Perkembangan Analisis Makroekonomi
• Pemikiran-pemikiran baru dalam isu-isu yang diperdebatkan oleh
golongan Klasik dan Keynesian mulai ditanggapi oleh ahli-ahli
sesudahnya. Dalam garis besarnya perkembangan analisis
makroekonomi yang dikemukakan sesudah masa golongan Keynesian
dapat dibedakan kepada empat pemikiran, yaitu:
a. Golongan Monetaris
• Dipelopori oleh Milton Friedman. Pada dasarnya Friedman mengkritik
pandangan Keynes dalam hal-hal berikut:
1) Friedman yakin sistem pasar bebas cukup efisien dalam mengatur kegiatan
ekonomi dan mampu menyebabkan perekonomian selalu beroperasi pada
kesempatan kerja penuh.
2) Friedman menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan
tingkat kegiatan ekonomi. Friedman mengkritik pandangan Keynes yang sangat
menekankan kepada peranan pengeluaran agregat dalam memengaruhi
kegiatan ekonomi.
3) Mengenai bentuk kebijakan pemerintah, Friedman lebih menyukai
kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter. Menurut Friedman
kebijakan fiskal yang ditekankan golongan Keynesian, tidak terlalu besar
efeknya dalam memengaruhi kegiatan perekonomian.
b. Golongan Ekspektasi Rasional (Klasik Baru)
• Berkembang pada tahun 1970-an dipelopori oleh Robert Lucas. Teori ini menggunakan beberapa asumsi
yang sama digunakan oleh teori klasik. Asumsi pertama: setiap pelaku kegiatan ekonomi bersifat rasional
dalam membuat ramalan mengenai keadaan di masa depan. Asumsi kedua: setiap pasar berada dalam
keadaan seimbang atau market clear. [2]
c. Ekonomi Segi Penawaran
• Kebijakan ekonomi segi penawaran berusaha mewujudkan keadaan sebagai berikut:
1) Para pekerja akan bekerja lebih giat dan efisisen.
2) Efisien kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi
3) Mengembangkan peranan pihak swasta dan mendorong lebih banyak persaingan.
d. Golongan Keynesian Baru
• Masih banyak ahli ekonomi yang percaya tentang pentingnya peranan pemerintah dalam mewujudkan
kestabilan dan pertumbuhan ekonomi. Dalam tahun 1980-an berkembang pemikiran ekonomi baru
sebagai reaksi kepada analisis golongan Monetaris dan Klasik Baru dan digolongkan Keynesian Baru.
Seperti Keynes ahli ekonomi goongan Keynesian Baru juga berpendapat berbagai pasar, terutama pasar
tenaga kerja, tidak selalu seimbang “market sometimes do not clear”. Pada waktu terjadi pengangguran,
yang berarti penawaran buruh melebihi permintaan, terdapat berbagai kekakuan (rigidity) dalam pasar
yang menyebabkan pengangguran akan terus berlaku. Maka pemerintah masih mempunyai peranan
penting dalam mengatasi masalah ini.
• Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional
• Analisis keseimbangan Keynesian yang menunjukkan peranan pengeluaran
agregat dalam menentukan tingkat pendapatan nasional mempunyai dua
kelemahan berikut:
a. Analisis tersebut tidak memperhatikan efek perubahan tingkat harga
terhadap keseimbangan pendapatan nasional.
b. Dalam menentukan keseimbangan, analisis Keynesian tidak
memperhatikan penawaran agregat, yaitu sikap para pengusaha dalam
perekonomian dalam menghasilkan barang dan menjualnya ke pasar.
• Perkembangan analisis makroekonomi sesudah zamannya Keynes, di samping
mengkritik pandangan Keynes, telah mengembangkan pula analisis keseimbangan
pendapatan nasional yang memperbaiki kedua kelemahan tersebut. Dalam
analisis itu digunakan kurva permintaan agregat (aggregate demand) atau kurva
AD, dan kurva penawaran agregat (aggregate supply) atau kurva AS.
PERTEMUAN KE DUABELAS
E1
C1
o
4
5
0 Y1 Pendapatan (Y)
Y
Y,
C
C = b*Y
C=a+bY d
a 4
0
B O Y0 Y1 Y
• Pada gambar 2. fungsi konsumsi jangka pendek, C = a + bY d
dan fungsi jangka panjang C =bY dimana fungsi jangka panjang
selalu melalui titik asal (titik O). Kurva jangka pendek yang linier
APC semakin kecil apabila pendapatan naik dan MPCnya
konstan. Kurva yang melalui titik O yaitu kurva konsumsi jangka
panjang, lerengnya lebih tajam atau lebih tegak dari pada
lereng konsumsi jangka pendek. MPC dan APC fungsi
konsumsi jangka panjang selalu sama besar dan konstan,
misalnya pada pendapatan nasionaal setinggi OY o, maka APC
= AYo / OYo dan juga MPC = AYo/ OYo pada pendapatan
nasional OY1, maka APC = BY1/OY1 dan MPC = BY1/OY1. Jadi
APC konstan bila fungsi konsumsi melalui titik asal. Oleh
karena itu, fungsi konsumsi jangka panjang APC dan MPC
konstan dan MPC = APC.
Pergeseran fungsi konsumsi dari jangka pendek ke jangka panjang banyak dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain :
• Adanya migrasi penduduk dari desa ke kota, dan penduduk mengetahui bahwa
penduduk kota konsumsinya lebih tinggi dari pada konsumsi desa. Jadi migrasi
cenderung untuk meningkatkan konsumsi walaupun tidak ada peningkatan
pendapatan.
• Adanya barang produksi baru dalam perekonomian. Pendapatan konsumen
tetap, namun bila ada barang baru maka konsumen akan terangsang untuk
meningkatkan konsumsinya.
• Adanya peningkatan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Kesejahteraan ini dapat
dilihat dari tersedianya aktiva lancar terutama dalam bentuk uang tunai,
deposito di bank serta tabungan.
Pendapatan absolut fungsi konsumsi yang menjadi dasar adalah fungsi konsumsi
jangka pendek, kemudian fungsi jangka panjang dapat ditemukan karena adanya
pergeseran keatas dari fungsi konsumsi jangka pendek.
2. Pendapatan Relatif
Pendapatan relative, Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan saat ini
relatif dalam perbandingannya dengan pendapatan tertinggi yang pernah dicapai
sebelumnya. Konsumsi tetangga sekitarnya juga akan mempengaruhi tingkat
konsumsi seseorang. Akibatnya apabila tingkat pendaapatan individu itu
bertambah tinggi maka konsumsi akan meningkat secara proposional terhadap
peningkatan pendapatan tersebut. Sedangkan apabila tingkat pendapatan turun,
konsumsi tidak akan turun secara proposional mengikuti konsumsi jangka panjang,
melainkan mengikuti fungsi jangka pendek. Jadi fungsi hipotesis dasar dari
hipotesis pendapatan relatif adalah fungsi konsumsi jangka panjang. Pada
konsumsi jangka pendek diperoleh dengan gerakan atau perubahan pendapatan
dalam jangka pendek. Gambar 3.
Gambar 3.
Pendapatan Relatif dan Fungsi Konsumsi
Y,C
C = b*Y
C3
C0
C 1’
C1
C 2’
C2
0
4
5
Y2 Y1 Y0 Y3 Y
0
• Pendapatan mula-mula dalam adalah Y0, sehingga konsumsi setinggi C0.
Pendapatan turun dari Y0 menjadi Y1, konsumsi tidak turun dari C0 menjadi C1
tetapi turun dalam perbandingan yang lebih lebih kecil yaitu menjadi C1’. Hal
ini terjadi karena orang biasanya ingin mempertahankan tingkat konsumsi
semula. Jadi apabila pendapatan seseorang turun maka orang itu tidak akan
menurunkan konsumsinya secara drastis tetapi selalu berusaha
mempertahankan tingkaat konsumsi yang lama sehingga turunya tidak
langsung dari C0 ke C1, tetapi C0 ke C1’ yang ditunjukkan oleh kurva konsumsi
jangka pendek.
• Pada jangka panjang, akhirnya tingkat konsumsi kembali ke C1, jadi mula-mula
pindah dari C0 C1’ baru kemudian C1. Apabila pendapatannya turun lagi dari Y1
ke Y2 akan ada kurva jangka pendek lagi dan konsumsi turun dari C1 ke C2’
mengikuti kurva konsumsi jangka pendek itu, baru kemudian ke C2 yang
terletak pada fungsi konsumsi jangka panjang
3. Pendapatan Permanen
• Pendapatan permanen mengemukakan bahwa konsumsi saat ini tergantung pada
pendapatan saat ini dan pendapatan yang dapat diperkirakan pada masa yang akan datang.
Alasannya ialah bahwa sesungguhnya pendapatan aktual itu dapat diperinci menjadi
pendapatan permanen dan pendapatan sementara, demikian juga dengan konsumsi yaitu
konsumsi permanen dan konsumsi sementara dan dapat ditulis sebagai berikut :
Y = Yp + Yt
C = Cp + Ct
Keterangan :
Y = Pendapatan aktual
Yp = Pendapatan Permanen
Yt = Pendapatan Sementara
C = Konsumsi aktual
Cp = Konsumsi Permanen
Ct = Konsumsi Sementara
• Pendapatan permanen adalah pendapatan rumah tangga yang dapat
dikonsumsikan jika tingkat kekayaan tetap. Pendapatan ini merupakan suatu
rata-rata tertimbang dari pendapatan saat ini, dan pendapatan sementara
merupakan pendapatan yang sudah diperkirakan, yang nilainya dapat positif
atau negatif. Friedman menganggap bahwa konsumsi permanen
(Cp) merupakan proporsi yang konstan dari pendapatan permanen (Yp), atau
dalam persamaan dapat dituliskan sebagai berikut :
Cp = nYp (O < n <1)
Friedman menganggap pula bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan
sementara dan pendapatan permanen, serta antara konsumsi sementara dan
konsumsi permanen, maupun konsumsi sementara dan pendapatan permanen.
MPC dari pendapatan sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen
menerima pendapatan sementara yang positif maka tidak akan mempengaruhi
konsumsi. Demikian pula yang negatif maka tidak akan mengurangi konsumsi.
Gambar 4.
Hipotesis Pendapatan Permanen dan Fungsi Konsumsi
C dan C p
Cp = nY p
Cs
r
C’ = C p’
C” = C p”
0
4
5
E C a bY
a
S -a 1 - bY
0 YE Y
Keterangan :
C dan S adalah konsumsi dan tabungan sebagai pengganti sumbu Y Y adalah
pendapatan sebagai pengganti sumbu X
a adalah besarnya konsumsi pada saat pendapatan sama dengan 0
Y sama dengan C adalah garis impas karena semua titik pada garis tersebut
menunjukkan bahwa semua pendapatan habis dikonsumsikan.
E adalah titik impas yaitu titik perpotongan antara garis konsumsi dengan
garis impas. Pada titik tersebut semua pendapatan habis dikonsumsikan
atau tabungan sama dengan nol.
C = a + bY adalah garis konsumsi
S = -a + ( 1 - b ) Y adalah garis fungsi tabungan
YE = adalah besarnya pendapatan yang hanya cukup untuk konsumsi Ø Skala
konsumsi (C), Skala Saving (S) = Skala Pendapatan (Y)
Investasi (Penanaman Modal)
• Investasi adalah aset atau barang yang diperoleh dengan tujuan menghasilkan
pendapatan atau penghargaan.
• Dalam pandangan ekonomi, investasi adalah pembelian barang yang tidak
dikonsumsi hari ini tetapi digunakan di masa depan untuk menghasilkan kekayaan.
• Di bidang keuangan, investasi adalah aset keuangan yang dibeli dengan gagasan
bahwa aset tersebut akan memberikan penghasilan lebih lanjut atau nantinya akan
dijual dengan harga biaya yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
• Inflasi adalah kenaikan umum harga yang terjadi setiap tahun dan
penurunan daya beli uang Anda. Tingkat inflasi dapat bervariasi namun
secara historis inflasi rata-rata sekitar 3%.
Dalam perekonomian tiga dan empat sektor, ada beberapa faktor yang
dapat menimbulkan perubahan dari keseimbangan Y semula ke
keseimbangan baru.
Faktor yang dapat merubah keseimbangan adalah :
1.perubahan Investasi,
2.perubahan pajak
3. perubahan pengeluaran pemerintah
4. perubahan X & M
MULTIPLIER INVESTASI
Pengaruh I Terhadap Y
Jika fungsi consumsi C = 100 + 0,75 Y, berapa besarnya tingkat
consumsi dan pendapatan nasional keseimbangan ?
eq : Y =C
Y = 100 + 0,75 Y
0,25Y= 100
Y = 400
( pendapatan nasional keseimbangan )
Jika I o = 10 , maka
Y=C+I
= 100 + 0,75 Y + 10
0,25Y= 110
Y= 440
( pendapatan nasional keseimbangan meningkat dari 400 menjadi 440)
k = 4
artinya : jika terjadi peningkatan investasi sebesar 10 maka
peningkatan pendapatan nasionalnya sebesar 4 x 10 = 40
Perubahan dalam permintaan agregat tidak hanya terjadi karena perubahan investasi
tetapi juga karena perubahan tingkat konsumsi
Y = C + 20
Y = a + b Y + 20
Y - bY = a + 20
Y (1 – b ) = a + 20
Y = --------Y = x (a +20 )
Multiplier konsumsi
k= 1/1-b = 1/mps
1
K* = ---------------- = 4
1-0,5-0,25
• Catatan multiplier investasi
• K* dapat positif dan dapat negatif, tergantung pada perbandingan
antara besarnya hasrat menabung dan hasrat investasi
• Jika MPS > MPI --- K* positif
• Jika investasi lebih tinggi dari pada tabungan, pendapatan nasional
akan meningkat
Pertemuan ke Tigabelas
Keseimbangan tiga sektor
Keseimbangan:
Y = AE, atau Y = C + I + G
Keterangan:
Y : penawaran agregat
AE : pengeluaran agregat
C : konsumsi rumah tangga
I : investasi perusahaan
G : pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa
• Jika C dikurangi dari setiap ruas, maka dalam perekonomian tiga
sektor I dan G adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan,
sedangkan S dan T adalah kebocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah
dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai
keseimbangan akan berlaku keadaan : I + G = S + T
Contoh :
Jika diket: C = 60 + 0,75 Y dan
S = 0,25 Y - 100
I = 120
G = 60
Hitung Y keseimbangan!
(Ingat persamaan C diatas untuk pajak tetap T = 40)
Jawab :
Y =C+I+G
Y = 60 + 0,75 Y + 120 + 60
Y = 0,75 Y + 240
Y – 0,75 Y = 240
0,25 Y = 240
Y = 960
I+G=S+T
120 + 60 = 0,25 Y – 100 + 40
180 = 0,25 Y – 60
Y = 960
Jenis-jenis pajak
Pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak berdasarkan
norma-norma hukum untuk membiayai pengeluaran kolektif guna
meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diterima
secara langsung.
Secara menyeluruh pengelompokan pajak dilakukan berdasarkan tiga
faktor yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pihak Yang Menanggung
• Berdasarkan pihak yang menanggung, pajak dibedakan menjadi pajak
langsung dan pajak tidak langsung
a. Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang pembayarannya harus di tanggung sendiri
oleh wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Pajak langsung
merupakan pajak yang dikenakan terhadap wajib pajak pribadi atau perorangan
dan badan yang harus dibayar secara periodik berdasarkan surat ketetapan
pajak. Contohnya Pajak Penghasilan (PPH) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Berdasarkan sifatnya, pajak dibedakan menjadi pajak subjektif dan pajak objektif
a. Pajak subjektif
Pajak Subjektif adalah pajak ysng memperhatikan kondisi/keadaan wajib pajak.
Dalam hal ini penentuan besarnya pajak harus ada alasan objektif yang berhubungan
erat dengan kemammpuan membayar wajib pajak. Jenis pajak yang termasuk pajak
subjektif ialah Pajak Penghasilan (PPh).
b. Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan
keadaan wajib pajak. Jenis pajak yang termasuk dalam pajak objektif adalah Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Pajak Penjualan
Barang Mewah (PPn-BM).
Unsur-Unsur Pajak
Terdapat unsur penting yang terdapat dalam pajak yaitu subjek pajak, objek
pajak, dan tarif pajak.
1. Subjek Pajak
Subjek pajak yang disebut juga wajib pajak adalah orang atau badan yang
menurut ketentuan wajib membayar pajak kepada negara. Menurut ketentuan
setiap wajib pajak harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang
diperoleh dengan cara mendaftarkan diri kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
diwilayah dimana wajib pajak berkedudukan atau bertempat tinggal.
Selanjutnya, setiap wajib pajak harus mengisi formulir Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) dan menyampaikannya kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di
wilayah dimana wajib pajak berkedudukan atau bertempat tinggal. SPT
merupakan perhitungan pajak terutang dalam satu tahun pajak, biasanya
selama 12 bulan.
2. Objek Pajak
Objek pajak adalah semua penghasilan yang benar-benar diterima
atau diperoleh, baik dari kegiatan usaha maupun dari luar kegiatan
usaha. Contohnya, laba usaha setelah dikurangi dengan biaya-biaya,
gaji, honorarium, hasil sewa, bonus, komisi, dan bunga.
3. Tarif Pajak
Tarif pajak adalah dasar pengenaan besarnya pajak yang harus
dibayar oleh subjek pajak terhadap objek yang menjadi
tanggungannya. Tarif pajak biasanya berupa persentase (%).
Secara umum, besar kecilnya pajak yang dibayar ditetapkan atau
dihitung dengan sistem tarif proporsional, progresif, dan degresif.
a. Tarif Proporsional
Tarif proporsional adalah tarif pajak yang presentasenya tetap/sama untuk setiap
jenis objek pajak. Semakin besar pendapatan yang diterima wajib pajak, maka
semakin besar pula pajak yang harus dibayar. Sebaliknya, jika penghasilan kecil, maka
pajak yang dibayar pun kecil.
b. Tarif Progresif
Tarif Progresif adalah tariff pajak yang presentasenya semakin besar jika objek pajak
bertambah. Semaki besar pendapatan yang diterima wajib pajak, maka semakin
besar presentase paja yang harus dibayar.
c. Tarif Degresif
Tarif Degresif adalah presentase tarif pajak yang semakin rendah jika objek pajak
semakin bertambah. Semakin tinggi penghasilan wajib pajak justru semakin rendah
presentase pajak yang harus dibayarnya.
Efek Pajak Terhadap Konsumsi Dan Tabungan
Berikut adalah beberapa kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah guna mengatasi
berbagai permasalahan ekonomi di bidang makro:
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam perpajakan dan
pengeluaran pemerintah/anggaran untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
Contohnya pengenaan pajak penghasilan dan pengenaan cukai rokok.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang ditempuh pemerintah/bank sentral
dalam penawaran uang dan kebijakan suku bunga untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat. Contohnya pemerintah menerapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat
dan peningkatan suku bunga bank.
3. Kebijakan segi penawaran
Kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, sehingga barang dan jasa yang
ditawarkan lebih banyak dan lebih murah.
Contohnya pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada pengusaha
kecil menengah.
4. Kebijakan Energi
Kebijakan energi adalah kebijakan dalam menggunakan energi seefisien dan
seoptimal mungkin yang didalamnya terdapat usaha penghematan energi.
Misalnya kebijakan konfersi minyak tanah ke gas LPG guna penghematan
penggunaan bahan bakar minyak oleh masyarakat.
5. Kebijakan Penetapan Harga
Kebijakan penetapan harga adalah kebijakan dalam menentukan
harga-harga pada tingkat tertentu pada komoditas yang menguasai
hajat hidup orang banyak.
Contohnya penetapan tarif dasar listrik oleh pemerintah.