You are on page 1of 32

PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan

Menurut Undang- Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,


serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh,
dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan
yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab
guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja/buruh dan meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya
Lanjutan

PGRI telah melaksanakan prinsip-prinsip Trade Union (Serikat Pekerja)


secara sederhana sejak tahun 1945 sampai tahun Setelah Kongres PGRI
tahun 1973, PGRI hanya merupakan organisasi profesi lengkap dengan
Kode etik yang dicetuskan pada Kongres PGRI Sebelum tahun 1973,
pengurus PGRI di berbagai tingkat dan daerah berani mengoreksi
pemerintah yang meremehkan sepak terjang PGRI. Selanjutnya PGRI
berjuang meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Pada saat itu Ketua
Umum PGRI (alm. ME Subiadinata) ditunjuk oleh Pemerintah sebagai
Ketua Panitia Penyusunan Gaji Pegawai Negeri.
Pada tahun 1990 PGRI telah terdaftar di Departemen Tenaga Kerja
(Depnaker) sebagai organisasi Serikat Pekerja dengan SK Menaker No.
197/Men/1990 tanggal 5 April Namun demikian pada saat itu PGRI belum
dapat melaksanakan ketentuan sebagai organisasi Serikat Pekerja karena
kondisi politik belum memungkinkan.
Pada Kongres PGRI XVIII di Bandung tahun 1998 diputuskan bahwa
salah satu jati diri PGRI adalah organisasi ketenagakerjaan. Keputusan ini
sangat tepat dan sesuai dengan semangat era reformasi di mana demokrasi
telah mulai berjalan dan masyarakat, termasuk anggota PGRI, bebas
mengeluarkan pendapat dan pandangan masing-masing. Kemudian PB
PGRI mendaftarkan lagi PGRI sebagai Organisasi Serikat Pekerja di
Depnaker (SK Menaker No. Kep 370/M/BW/1999) tanggal 10 Agustus
1999.
Hak dan Larangan Pekerja

 Setiap pekerja, khususnya guru/dosen mempunyai hak untuk


mengakhiri hubungan kerja. Dalam hal ini, guru/dosen dapat
mengajukan pengunduran diri secara tertulis atas kemauan sendiri
tanpa adanya indikasi tekanan atau paksaan maupun intimidasi
dari penyelenggara pendidikan maupun dari pihak lain. Pemutusan
hubungan kerja dapat dilakukan dengan persetujuan dari
penyelenggara pendidikan atau tidak persetujuan penyelenggara
pendidikan
Hak dan Larangan Pekerja

 Pekerja, khususnya guru/dosen harus memberikan alasan­-


alasan kuat yang dapat diterima demi hukum karena
penyelenggara melakukan perbuatan sebagai berikut:
Hak dan Larangan Pekerja

1.Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam guru/dosen.

2.Membujuk dan/atau menyuruh guru/dosen untuk melakukan


perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.

3.Tidak membayar upah tepat waktu sesuai dengan kesepakatan


selama tiga bulan berturut-­turut.

4.Tidak melakukan kewajiban yang telah diperjanjikan guru/dosen.


Hak dan Larangan Pekerja

5.Memerintahkan guru/dosen untuk melaksanakan pekerjaan


di luar yang diperjanjikan.
6.Memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa,
keselamatan, kesehatan dan kesusilaan guru/ dosen yang
pekerjaan tersebut tidak dicantumkan dalam perjanjian
kerja.
Larangan Pekerja

 Setiap pekerja, khususnya guru dan dosen guna menjamin


terlaksananya tanggung jawab untuk memajukan
perusahaan, maka diatur sejumlah kegiatan yang dilarang;
serta manakala larangan dilakukan akan menanggung
resiko dengan dilakukannya pemutusan hubungan kerja
bukan karena penyelenggara pendidikan
Penyelenggara pendidikan berhak melakukan pemutusan
hubungan kerja kepada pekerja,khususnya guru/dosen
apabila berbagai upaya pencegahan dan pembinaan telah
dilakukan. Pengakhiran hubungan kerja dapat dilakukan
dalam hal:
Pengakhiran hubungan kerja dapat dilakukan dalam hal:
1. Guru/dosen melakukan pelanggaran berat.
2. Guru/dosen dijerat pidana.
3. Guru/dosen mangkir.
4. Lembaga pendidikan tutup atau jatuh pailit.
5. Lembaga pendidikan tutup akibat merugi atau karena alasan force majeure.
6. Lembaga pendidikan merubah status, penggabungan, peleburan atau
perubahan kepemilikan.
7. Guru/dosen sakit atau cacat.
8. Guru/dosen memasuki masa pensiun.
9. Guru/dosen melakukan pelanggaran perjanjian kerja bersama
Perjuangan PGRI sebagai Serikat Pekerja

Perwujudan kesejahteraan secara utuh ditopang oleh


lima pilar, yaitu :
• imbalan jasa,
• rasa aman,
• hubungan antarpribadi,
• kondisi kerja, dan
• kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan
karier dan pribadi.
Titik Berat Perjuangan dan Tantangan PGRI sebagai Serikat
Kerja

Telah dikemukakan bahwa titik berat perjuangan


Serikat Pekerja adalah berupaya meningkatkan
kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Untuk
mencapai tujuan itu, maka disusunlah strategi, taktik
dan metode. Sebagai contoh dapat dikemukakan
bahwa dalam rangka menentukan gaji guru maka
diadakan perjanjian kerjasama (collective bargaining)
antara pemerintah dan persatuan guru. Perundingan
ini diakhiri dengan penandatanganan kontrak.
PGRI Membangun Serikat Pekerja yang Kuat

Sejak tahun 2000 PGRI telah menjadi salah satu


anggota Kongres Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
KSPI merupakan Konfederasi Serikat Pekerja
Indonesia dan pada saat ini KSPI merupakan
gabungan dari 11 Federasi Serikat Pekerja Indonesia
yang beranggotakan sekitar 400 Organisasi/Serikat
Pekerja. Dengan demikian KSPI diharapkan akan
membantu perjuangan PGRI dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan anggota beserta
keluarganya. Pada saat ini cukup banyak anggota
PGRI telah terpilih menduduki jabatan penting dalam
kepengurusan KSPI.
• Dalam forum internasional, PGRI telah turut
memprakarsai pembentukan:
• Persatuan guru ASEAN (ASEAN Council of
Teachers, ACT) yaitu gabungan organisasi guru dan
10 negara anggota ASEAN, dan
• Pertemuan Guru Nusantara yaitu kumpulan
organisasi guru yang berbahasa Melayu di kawasan
ASEAN.
Dengan masuknya PGRI sebagai serikat pekerja semakin
menguatkan posiisi PGRI, karena PGRI

1.Memiliki anggota yang cukup besar (kurang Iebih 1,6 juta orang);
2.Telah berpengalaman dalam perjuangan mengatasi berbagai
permasalahan;
3.Mempunyai hubungan erat dengan banyak organisasi guru di luar
negeri; dan
4.Anggota Education International.
Program PGRIsebagai Serikat Pekerja

PGRI harus pula memperjuangkan peningkatan mutu profesi


guru khususnya dan pendidikan pada umurnnya. Teachers Union
percaya bila kesejahteraan para anggotanya telah cukup
memadai, maka pengabdian mereka akan meningkat dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di negaranya. “Status
Guru” secara internasional menyatakan bahwa organisasi guru
berhak berpartisipasi dalam upaya merumuskan kebijakan
pendidikan di negaranya masing-masing. Keputusan ini secara
berulang-ulang dicetuskan sebagai resolusi pada berbagai
Kongres WCOTP, misalnya di Melbourne, Australia, tahun 1988;
di Regina, Kanada, tahun 1986; dan untuk wilayah Asia Pasifik di
New Delhi, India, tahun 1989
Pada era reformasi dan desentralisasi pendidikan sekarang,
maka program PGRI sebagai serikat pekerja tetap difokuskan
pada bidang pendidikan. PGRI harus tetap turut memberikan
sumbangan pemikirannya atau dengan menawarkan alternatif
pemikiran yang baru pada
bidang pendidikan. Bila PGRI berhasil menyusun suatu konsep
pendidikan, maka sebagai Senikat Pekerja harus berusaha
memperjuangkannya kepada pemerintah. Itulah sebabnya
YPLP/PPLP-PGRI telah membentuk “Gugus Pemikir” (Think Tank)
yang terdiri atas tokoh-tokoh yang diambil dan lembaga
perguruan tinggi PGRI. Di samping berupaya meningkatkan mutu
lembaga pendidikan PGRI, Gugus Pemikir ini ditugaskan pula
untuk menyusun konsep di bidang pendidikan dalam rangka
upaya pembaharuan pendidikan yang akan disampaikan PGRI
kepada pemerintah.
Hasil yang telah dicapai oleh Gugus Pemikir ini antara lain,
pertarna, bersama Universitas PGRI Yogyakarta telah berhasil
disusun Rancangan Penyempurnaan Sistem Pendidikan di
Indonesia. Rancangan ini telah disampaikan PB PGRI kepada
Mendiknas dan Komisi VI DPR-RI. Kedua, bersama Universitas
PGRI Adibuana Surabaya dan IKIP PGRI Semarang telah berhasil
disusun Rancangan RUU Perlindungan Guru yang telah
disampaikan kepada Mendiknas dan Komisi VI DPR-RI.
•Para anggota harus terus disadarkan tanggung jawabnya dalam membayar iuran anggota sebagai
kewajibannya;.
•Peranan bendahara sangat penting dalam upaya menerima, menyimpan, membayar serta bertanggung
jawab mengembangkan sumber dana dan manajemen penggunaan dana organisasi;
•Meningkatkan Koperasi Guru/PGRI yang dapat dijadikan wahana kegotongroyongan PGRI dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota;
•Peranan dan partisipasi anak lembaga PGRI perlu ditingkatkan dalam rangka pengumpulan dana;
•Mendirikan perusahaan yang dapat memperbesar keuangan organisasi PGRI;
Bantuan dan luar harus tidak mengikat sebingga organisasi dapat berjalan lancar dan bebas
Dana dalam Memperkuat PGRI sebagai Serikat Pekerja

•PGRI harus berupaya agar semua iuran anggota dapat masuk, tidak hilang
atau tersangkut pada seseorang;
•PGRI harus memperjuangkan agar upaya pemasukan iuran anggota
dilakukan dengan “check-off system“;
•PGRI sebanyak mungkin mencari sumber dana lain di luar iuran anggota
dalam rangka memperbesar keuangan organisasi;
•Pengurus harus lincah dan tanggap dalam rangka mencari dana bagi
organisasi yang memerlukan dana besar;
Hak-Hak Hukum dan Jaminan Sosial PGRI sebagai Serikat
Pekerja

 memperoleh kesempatan kerja (equal opportunity),


 memilih pekerjaan,
 memperoleh penghidupan layak,
 memperoleh upah yang adil dan layak,
 memperoleh perlindungan kerja,
 kebebasan berserikat,
 mogok; dan
 membuat perjanjian
 mendapatkan diklat,
Jaminan sosial guru

Syarat‑syarat umum jaminan sosial guru sebagai berikut: Semua


guru, tanpa memperhatikan jenis sekolah yang dilayaninya,
hendaklah menikmati perlindungan jaminan sosial yang sama.
Jaminan kesehatan. jaminan karena sakit hendaklah diberikan
sepanjang setiap masa ketidakmampuan bekerja yang
melibatkan penangguhan pendapatan.
Jaminan sosial guru

Hendaklah dibayar sejak hari pertama dalam setiap kasus


dimana terjadi penangguhan pendapatan. jika waktu untuk
jaminan kesehatan terbatas pada masa tertentu, maka
syarat‑syarat hendaklah dibuat untuk memperpanjangnya dalam
hal‑hal, di mana masih dipadukan untuk memisahkan para guru
dari murid‑muridnya.
Jaminan kecelakaan kerja

Jaminan kecelakaan kerja guru‑guru hendaklah dilindungi terhadap


akibat‑akibat kecelakaan yang diderita bukan hanya selama mengajar di
sekolah akan tetapi juga sewaktu sibuk dengan kegiatan‑kegiatan sekolah
di luar pekarangan atau halaman sekolah. Penyakit‑penyakit menular
tertentu yang lazim di antara anak‑anak hendaklah dipandang sebagai
penyakit pekerjaan pada waktu guru‑guru menderitanya karena
pergaulannya dengan murid‑murid itu.
Tunjangan karena cacat

Tunjangan karena cacat hendaklah dapat dibayarkan kepada guru-­guru yang


terpaksa tidak melanjutkan pengajaran karena ketakmampuan fisik atau mental.
Persyaratan hendaklah dibuat untuk memberikan pensiun di mana,
kemungkinan itu tidak diliput oleh perpanjangan tunjangan karena sakit atau
cara lain. Jika ketakmampuan itu hanya sebagian (parsial) yang artinya guru
masih mampu mengajar paruh waktu (sambilan), maka tunjangan
ketakmampuan parsial hendaklah dibayarkan.
Cara menyediakan jaminan sosial bagi para guru

Perlindungan jaminan sosial bagi para guru hendaklah dijamin


sejauh mungkin melalui suatu rencana umum yang dapat
diterapkan secara tepat kepada orang‑orang yang bekerja, baik di
sektor publik maupun swasta.
Cara menyediakan jaminan sosial bagi para guru

Di mana belum ada rencana umum untuk satu atau lebih


kemungkinan yang akan diliput, maka rencana‑rencana khusus.
baik berdasarkan statuta maupun tidak hendaklah dibangun. Di
mana tingkat jaminan di bawah rencana umum ini berada di
bawah yang disediakan oleh rekomendasi ini, maka hendaklah
hal itu dibawa ke standard yang dianjurkan dengan cara
rencana‑rencana tambahan.
Sosialisasi dan Pelaksanaan Serikat Pekerja

Seluk beluk Serikat Pekerja merupakan sesuatu yang penting bagi PGRI.
Oleh sebab itu perlu diadakan sosialisasi kepada seluruh anggota PGRI.
Karena jumlah anggota PGRI sekitar 1,6 juta orang yang tersebar di seluruh
pelosok tanah air, maka sosialisasi tersebut membutuhkan dana yang besar
dan waktu yang cukup lama. Sosialisasi tentang Serikat Pekerja dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
Tinggalkan Balasan
Kompetensi, profesionalisme, kewibawaan guru serta masalah
dan upaya pemecahan masalah guru
Eksistensi PGRI pada era otonomi daerah
Peran PGRI dalam meningkatkan mutu pendidikan
PGRI menyongsong masa depan
Biografi tokoh pendiri PGRI dan nilai-nilai perjuangannya
Peran Strategis PGRI
Tugas
• Buatlah makalah sesuai dengan ketentuan,
dengan tema “ Peran PGRI dalam meningkatkan
kualitas Pendidikan Indonesia “
• Judul tentukan sendiri
• Tolong ditulis tangan dalam kertas folio
• Waktu tiga minggu
• Cover bisa diketik

You might also like