raya. 2. Dapat menjelaskan peranan dan fungsi jalan raya. 3. Dapat menyebutkan klasifikasi jalan raya Menurut UUD No. 13 Tahun 1980 Tentang Jalan . Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan untuk lalulintas
Konstruksi jalan raya adalah suatu bagian jalur tertentu yang
dapat dilewati kendaraan dan memenuhi syarat-syarat tertentu Syarat-syarat tersebut sangat erat hubungannya dengan
keadaan daerah setempat dan keamanan serta kenyamanan
yang dituntut dalam suatu perjalanan. Aman disini adalah terhindar dari kecelakaan akibat
kesalahan konstruksi. Nyaman adalah bahwa pengendara
dapat melewati suatu jalur jalan dengan kecepatan batas tertentu tanpa mengalami hambatan. Bidang ekonomi, memberikan nilai lebih pada barang melalui jasa angkutan. Bidang politik, mempertahankan kesatuan bangsa dan negeri/wilayah melalui kelancaran hubungan transportasi. Bidang sosial, meningkatkan pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja melalui kelancaran transportasi. Bidang budaya, meningkatakan kebudayaan melalui terciptanya pertukaran budaya yang dimungkinkan karena adanya prasarana transportasi. Bidang Hankam, meningkatkan daya guna pertahanan keamanan melalui tersedianya prasarana hubungan darat. Klasifikasi Jalan Sesuai :
UU 38/2004 & PP 34/2006 tentang Jalan
UU 14/1992 & PP 43/1993, tentang Lalu-lintas serta Kepmen & Permen yang mengikutinya Sesuai Peruntukannya ◦ Jalan Umum ◦ Jalan Khusus
Jalan umum dikelompokan berdasarkan (ada 5)
◦ Sistem: Jaringan Jalan Primer; Jaringan Jalan Sekunder ◦ Status: Nasional; Provinsi; Kabupaten/kota; Jalan desa ◦ Fungsi: Arteri; Kolektor; Lokal; Lingkungan ◦ Kelas (sesuai bidang lalu lintas dan angkutan jalan) : I; II; IIIA; IIIB; IIIC ◦ Spesifikasi penyediaan prasarana: 1) jalan bebas hambatan; 2) jalan raya; 3) jalan sedang; 4) jalan kecil. Berdasarkan Fungsinya
Jalan arteri, jalan yang melayani angkutan utama
dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
Jalan kolektor, jalan yang melayani angkutan
pengumpul/pembagi dengan cirri-ciri perjalanan jarak sedang kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan lokal, jalan yang melayani angkutan setempat
dengan cirri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata- rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi . Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan Sistem jaringan jalan primer Sistem jaringan jalan primer disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang dan struktur pengembangan wilayah tingkat nasional, yang menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi. Jaringan jalan primer menghubungkan secara menerus kota jenjang ke satu, kota jenjang kedua, kota jenjang ketiga, dan kota-kota dibawahnya sampai kepersil dalam satu satuan wilayah pengembangan. Jaringan jalan primer menghubungkan kota jenjang kesatu dengan jenjang kesatu antara satuan wilayah pengembangan.
Sistem Jaringan Jalan Sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang kota yang menhubungkan kawasan- kawasan yang memiliki fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai keperumahan. Berdasarkan Wewenang Pembinaan 1. Jalan Nasional. Jalan yang menghubungkan antar ibukota kota propinsi dan jalan lain yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan nasional. 2. Jalan Propinsi. Jalan yang menghubungkan antara ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten / kotamadya atau antara ibu kota kabupaten / kotamadya. Dan jalan-jalan di dalam DKI Jakarta yang tidak termasuk Jalan Nasional Berdasarkan Wewenang Pembinaan (lanjutan) 3. Jalan Kabupaten. Yang termasuk kelompok jalan kabupaten adalah jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan propinsi, jalan lokal primer, jalan sekunder dan jalan lain yang tidak termasuk dalam kelompok jalan nasional atau jalan propinsi serta jalan kotamadya. 4. Jalan Kotamadya Yang termasuk kelompok jalan kotamadya adalah jalan sekunder didalam kotamadya. Penetapan status ruas jalan arteri sekunder dan atau ruas jalan kolektor sekunder sebagai jalan komadya dilakukan dengan keputusan Gubernur KDH Tk. I atas usulan Pemda Kotamadya yang bersangkutan. 5. Jalan Khusus Yang termasuk kelompok jalan khusus adalah jalan yang dibangun dan dipelihara oleh instansi / badan hukum / perorangan untuk melayani kepentingan masing-masing penetapan ruas jalan khusus dilakukan oleh instansi / badan hukum / perorangan yang memiliki ruas jalan khusus tersebut dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum.