You are on page 1of 27

Komposit

Interface dan Interphase

Dr. I Made Kastiawan, ST., MT.

Mampu menjelaskan kondisi interface dan


interphase, ikatan pada interface dan
mekanisme kerusakan pada komposit Page 1
Daerah Antara matrik dan penguat
(Interface dan interphase)

Page 2
…continue

Page 3
…continue
Interface dan interphase merupakan daerah
penting yang dapat mempengaruhi sifat mekanik
komposit.

Pada daerah tersebut, terjadi gaya ikat (adhesi)


antara matriks – penguat.

Ikatan ini harus dioptimalkan agar sifat dan


performa material komposit menjadi terbaik.

Interface  lapisan dua dimensi


Interphase  lapisan tiga dimensi
Page 4
Interphase
Ikatan yang terjadi tidak hanya sebagai ikatan kimia
dan fisika saja, namun juga sebagai sebuah
struktur, yang ada diantara matriks dan penguat
yang berdekatan dengan interface.

Daerah interphase sering ditempati oleh surfactan


(senyawa/unsur) tambahan untuk meningkatkan
ikatan  as a bonding agent.

Page 5
Interface
Komposit, merupakan hasil yang berbeda dari sifat
mekanik penyusunnya karena adanya interface
antara matrik dan penguat.

Interface mempunyai pengaruh yang sangat besar


untuk menjadikan sifat mekanik dan fisik yang baru
pada sebuah material komposit.

Interface mempengaruhi kekuatan, kekakuan,


ketangguhan, ketahanan mulur, dan degradasi
terhadap lingkungan dari komposit

Page 6
Interface

Jadi..
Interface adalah daerah antara matrik dan penguat
yang mengalami kontak antara keduanya dengan
suatu ikatan.

Kuat tidaknya ikatan ini akan memberikan tingkat


kekuatan komposit.

Page 7
Interface

Ketika matriks dan permukaan penguat bersentuhan,


ikatan kimia dan fisika dapat terbentuk pada interface.

Gugus kimia permukaan penguat dapat bereaksi


dengan gugus kimia yang ada pada matriks, yang
dapat membentuk ikatan kimia;
-gaya tarik Van der Wals,
-ikatan hidrogen, dan
-ikatan elektrostatik

Page 8
…kondisi Interface
Ikatan interface baik  kekuatan komposit baik

Ikatan interface baik  Bila energi permukaan kecil


Energi permukaan kecil  pembasahan baik
Pembasahan baik  absorbsi baik
absorbsi baik  adhesi baik

Page 9
…Mekanisme Ikatan

Ikatan interface terjadi karena adanya


proses adhesif pada permukaan matrik
dengan penguat.

Mekanisme adhesif:
1.Absorbsi dan Pembasahan (wettability)
2.interdifusi
3.Interlocking (Ikatan mekanik, Gaya tarik
muatan listrik, Ikatan kimia)
Page 10
Absorbsi
Absorbsi merupakan perilaku larutan pada
interface. Semakin kecil energi permukaan,
maka absorbsi semakin mudah. Absorbsi terjadi
bila lelehan matrik membasahi permukaan
penguat, membentuk sebuah ikatan

Besar kecilnya kemampuan absorbsi


dipengaruhi oleh temperatur dan konsentrasi
matrik.

Semakin kental matrik, akan memberikan tingkat


absorbsi semakin kecil
Page 11
Pembasahan (Wettability)

Kemampuan membasahi permukaan penguat


diukur melalui sudut kontak interface (interface
contact angle “ ɵ”)

Sudut kontak kecil  Wettability baik

Page 12
Wettability  Persamaan Young
(keseimbangan tegangan permukaan padat dan cair)

Page 13
Kriteria mampu basah

Mampu basah
optimal :

Mampu basah
rendah :

Sudut kontak > 90o  non-wetting,


Sudut kontak < 90o  wettability baik.

Page 14
Interdifusi

Ikatan interdifusi merupakan ikatan interaksi


antara molekul-molekul matrik polimer yang
membentuk rantai-rantai molekul yang bersifat
mampu saling tukar. Hal ini terjadi bila polimer
bertemperatur di atas temperatur transisi gelas
dan kompatibel.

Page 15
…Interdifusi

Page 16
Interlocking
Mekanisme penguncian (interlocking) terjadi antara permukaan
penguat dan matrik.

a. Mechanical bonding, terjadi karena


kondisi permukaan yang kasar.
Semakin kasar bonding akan semakin
efektif

b. Electrostatic bonding, merupakan


ikatan yang terjadi antara permukaan
yang bermuatan positif (+) dan
muatan negatif (-) dan terjadi dalam
skala atomic.

Page 17
….Interlocking

c. Chemical Bonding, dibentuk


oleh grup-grup yang bersifat
kimia pada permukaan penguat
dan matrik karena ada wetting
agent.

d. Pressing bonding, tingkat kelekatan dipengaruhi


oleh besarnya penekanan yang diberikan saat
proses pembuatan komposit. Penekanan akan
memberikan peluang kepada matriks untuk mengisi
rongga-rongga penguat/serat yang kosong baik
dipermukaan maupun bagian dalam. Kesempurnaan
pengisian permukaan serat oleh matrik akan
memberikan perubahan pada kekuatan komposit.

Sangat cocok untuk matrik yang kekentalannya tinggi


Page 18
Mekanisme kerusakan pada material
komposit

a. Void

b. Debonding dan Pull-out

c. Dewetting dan Crazing

Page 19
Void
Kekosongan (void) dalam komposit dapat
menyebabkan kerusakan, yang dapat
menurunkan kekuatan sifat mekaniknya.

Munculnya void disebabkan oleh 2

1. Terjadi ketidaksempurnaan pada proses pembasahan


pada serat oleh matriks. Dimana, ada udara yang
terperangkap karena serat kering yang posisinya sangat
berdekatan dan kekentalan dari polimer yang terlalu tinggi.
2. Karena adanya senyawa organic yang mudah menguap
(volatiles) selama proses pengerasan (curing) pada
thermosetting dan selama proses pelelehan pada
thermoplastic.
Page 20
Contoh :
munculnya void pada proses pembuatan komposit
matrik polipropilen berpengisi partikel abu dasar batu
bara

Aglomerasi
Void

Page 21
Debonding dan Pull-out

Ikatan lepas yang disebabkan karena adanya efek


kontraksi Poisson’s, sebagai hasil dari beban tarikan,
sehingga ikatan serat dengan matriks terlepas

Dalam kondisi
ini, hubungan
dengan proses
Pull-out hampir
serupa.

Page 22
…Debonding dan Pull-out
Pull-out perlu diperhitungkan apabila serat yang
dipergunakan memiliki panjang pendek.

Untuk panjang yang


melebihi panjang pull-out,
proses pull out terjadi
dengan didahului oleh
debonding

Page 23
Serat pull-out
selama
perambatan krek

Page 24
Dewetting dan Crazing

Mekanisme lain terjadinya kerusakan adalah


dewetting dan crazing

Proses ini dialami pada pengisi


partikel plastik, yang tergantung
pada modulus elastis dari komponen
material penyusunnya.

Page 25
…Dewetting dan Crazing

a. Dewetting  terbentuknya rongga


kecil (cavitation) yang terjadi pada
lubang partikel.

b. Crazing  terjadi krek


halus pada matriks
disekitar partikel

Kedua kondisi ini


tentunya
mempengaruhi sifat
mekanik komposit. Page 26
Thank you

Page 27

You might also like