You are on page 1of 12

CRITICAL THINKING AND CRITICAL

REASONING

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

1. Hinggil Sri Rahayu


2. Ni Ketut Ayu Kurniasih
3. Siti Sholehah
4. Sulastri Asriatun
5. Yuli Hastuti

• Dosen Pengampu : Wahyu Ernawati, SST., M.Keb


f nmpmt kldimk`g
 Dalam kehidupan sehari – hari
dan setiap aktivitas, manusia
selalu terlibat didalam
pengambilan suatu keputusan,
baik keputusan sederhana

dmmd ymdi tlpmt,


maupun keputusan yang
kompleks.
Pendahuluan
 Apalagi sebagai seorang
TENAGA KESEHATAN,

ngmidasm ymdi tlp


haruslah dapat mengambil
suatu keputusan
penatalaksanaan yang tepat,
tentunya sesuai dengan
diagnosa yang tepat pula.
WHAT IS CRITICAL THINKING ???
• Critical thinking (Berfikir kritis) merupakan seni
gambaran sikap seseorang dalam menganalisis,
mengevaluasi sesuatu yang ia lihat,
mengklarifikasi yang di dengar, metode
pengetahuan untuk berfikir logis dan
berargumen serta aplikasi dari ilmu yang
dipahami untuk membuat suatu keputusan dan
memutuskan sesuatu setelah hal tersebut ia
yakini.
• Berfikir kritis merupakan dasar bagi setiap
bidan untuk melakukan manajemen asuhan
kebidanan, sehingga tepatnya pembuatan
keputusan dan tepatnya asuhan yang diberikan.
LANJUTAN……..

• BERFIKIR KRITIS ADALAH KEMAMPUAN UNTUK


BERFIKIR JERNIH DAN RASIONAL TENTANG APA
YANG HARUS DILAKUKAN ATAU APA YANG HARUS
DIPERCAYA. HAL INI MENCAKUP KEMAMPUAN
UNTUK TERLIBAT DALAM PEMIKIRAN REFLEKTIF
DAN MANDIRI.
• SESEORANG DENGAN KETERAMPILAN BERFIKIR
KRITIS MAMPU MELAKUKAN HAL BERIKUT
SEPERTI MEMAHAMI HUBUNGAN LOGIS DENGAN
IDE
• SESEORANG DAPAT DIKATAKAN BERFIKIR KRITIS
BILA MEMPUNYAI DUA ASPEK YAITU : COGNITIF
SKILLS DAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL UNTUK
MENGGUNAKAN SKILLS TERSEBUT SEBAGAI
PETUNJUK DALAM BERTINDAK.
TUJUAN BERFIKIR KRITIS
Merumuskan masalah dengan jelas dan tepat.

Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan.

Berpikir terbuka dalam sistem pemikiran.


Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mencari
tahu solusi untuk masalah yang kompleks.
• Berfikir kritis memungkinkan bagi bidan untuk
memanfaatkan potensi dirinya melihat,
memecahkan masalah dan menciptakan suatu hal
baru dalam manajemen asuhan kebidanan. Berfikir
kritis meningkatkan kreatifitas untuk menghasilkan
solusi kreatif terhadap suatu masalah.

• Bidan sebagai praktisi maupun dalam pendidikan


harus menggunakan unsur-unsur dasar dalam
berpikir kritis agar asuhan kebidanan yang akan
diberikan berkualitas. Unsur pertama dalam berpikir
kritis adalah konsep. Seorang bidan harus
memahami konsep dasar manajemen asuhan
kebidanan.
7 LANGKAH VARNEY
Langkah I: Pengumpulan Data Dasar

Langkah II: Interpretasi Data Dasar

Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau


Masalah Potensial

Langkah IV: Mengidentifikasi dan Menetapkan


Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera

Langkah V: Merencanakan Asuhan yang


Menyeluruh

Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan

Langkah VII: Evaluasi


• Berpikir kritis berdampingan dengan
berpikir kreatif, artinya kemampuan
berpikir seorang bidan untuk membuat
hubungan yang baru dan yang lebih
berguna dari informasi yang sebelumnya
sudah diketahui oleh bidan
• Karakteristik dari berpikir kritis adalah
kreatif, logis dan rasional, berhati – hati
dan mencari informasi, sistematik dan
sesuai dengan intelektual.
 Critical Reasoning (Penalaran kritis) Adalah Hasil dari
berfikir kritis yang kemudian dimulai dari kemampuan
menganalisis, mengaplikasikan fikiran, dan pada akhirnya
mampu membuat dan menciptakan. Sehingga bisa dikatakan
orang itu KREATIF.
 Penalaran adalah istilah yang mencakup semua dalam logika
yang menangkap semua subkategori kegiatan yang dapat
dilakukan seseorang untuk mendapatkan kesimpulan.
 Berpikir kritis yang dilakukan seorang bidan tidak terpisah
dari clinical reasoning, artinya seorang bidan memusatkan
pikirannya kearah diagnosa kebidanan yang memungkinkan
berdasarkan campuran pola pengenalan dan penalaran.
Beberapa Aspek Penalaran Klinis Yang Harus Diaplikasikan Oleh
Seorang Bidan Dalam Menjalankan Manajemen Asuhan Kebidanan.

1. Penalaran berdasarkan pengetahuan atau ilmiah

2. Penalaran naratif/narasi

3. Penalaran pragmatik/isu praktek yang mempengaruhi tindakan


klinis.

4. Penalaran etis/melakukan penalaran secara moral dalam melakukan


tindakan
 Hasil penalaran, berpikir kritis, clinical
reasoning dari manajemen asuhan kebidanan
akan dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Pencatatan atau pendokumentasian ceklist.
 Bentuk naratif merupakan pencatatan
tradisional dan bertahan paling lama serta
merupakan sistem pencatatan yang fleksibel.
Berhubung sifat terbukanya catatan naratif
(orientasi pada sumber data) sehingga dapat
digunakan pada setiap kondisi klinis.
 Flow sheet atau lembaran ceklist
memungkinkan bidan untuk mencatat hasil
observasi atau pengukuran yang dilakukan
secara berulang yang tidak perlu ditulis secara
naratif.

You might also like