You are on page 1of 50

KELOMPOK 1

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Mudhiati ( 857096247)
2. Murni hayati hulu (857095901)
3. Nikhen Lukitawati (857096333)
HAKIKAT KURIKULUM

Pengertian Fungsi Peranan


kurikulum Kurikulum Kurikulum
Tiga demensi pengertian
kurikulum

Kurikulum sebagai
Kurikulum sebagai
Kurikulum sebagai mata pengalaman belajar
program/rencana
pelajaran (subjects) (learning
pembelajaran.
experiences)
Pengertian
Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan
menurut S.
Hamid Hasan.
Guru besar
dan pakar
kurikulum dari Kurikulum suatu rencana tertulis yang sebenarnya
LIPI merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai
mengklasifikas suatu ide
ikan kurikulum
menjadi 4
dimensi, yaitu: Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut
dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau
implementasi kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini
adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis.
Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan
konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.
B. FUNGSI KURIKULUM

1. Fungsi Penyesuaian ( The adaptive function )


- Mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial
2. Fungsi Integrasi ( The Integrating function )
- Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi
pribadi yang utuh.
3. Fungsi Diferensiasi ( The Differentiating function )
- Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan
terhadap perbedaan individu siswa.
4. Fungsi Persiapan
- Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa
untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan selanjutnya
5. Fungsi Pemilihan ( The selective function )
- Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memilih program – program belajar yang sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
6. Fungsi Diagnostik ( The diagnostic function )
- Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan
mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan
( potensi ) dan kelemahan yang dimiliki.
Peranan Kurikulum

Kurikulum yang Kurikulum harus Kurikulum


Peranan konservatif

Peranan kreatif

Peranan Kritis dan Evaluasi


berorientasi ke mampu memiliki
mengembangkan peranan sebagai
masa lampau. sesuatu yang baru kontrol atau
Perilaku siswa sesuai dengan filter sosial. Nilai
sesuai dengan perkembangan yang nilai sosial yang
nilai – nilai sosial terjadi dan kebutuhan tidak sesuai lagi
yang hidup di – kebutuhan dengan keadaan
masyarakat pada dan tuntunan
lingkungannya. masa sekarang dan masa kini dan
masa mendatang diadakan
modifikasi
KB. 2

KOMPONEN – KOMPONEN
KURIKULUM
Kurikulum sebagai suatu sistem
• Menurut para ahli pengembangan kurikulum merupakan suatu
proses yang berkelanjutan dan merupakan suatu siklus dari
beberapa komponen yaitu tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.

Ralph W.Tyler (1975) menyajikan 4 langkah pengembangan dalam bentuk


pertanyaan.
Pertanyaan pertama pada hakekatnya merupakan arah dari suatu program
(tujuan kurikulum atau kompetensi apa saja yang harus dicapai oleh siswa).
Pertanyaan kedua isi/materi pelajaran yang harus diberikan untuk mencapai
tujuan.
Pertanyaan ketiga berkenaan dengan strategi pelaksanaan.
Pertanyaan keempat berkenaan dengan evaluasi pencapaian tujuan.
Sistem adalah suatu kesatuan atau totalitas yang terdiri atas lebih dari satu
komponen dimana antara satu komponen dengan komponen lainnya saling
mempengaruhi berinteraksi satu sama lain dalam mencapai tujuan.
TUJUAN

Achasius Kaber
(1981)
menggambarkan
hubungan antar
EVALUASI BAHAN
komponen dalam
pengembangan
kurikulum tersebut
dalam suatu siklus.

KEGIATAN
Robert S. Zais
S. Nasution (1976)
proses aspek-aspek atau
pengembangan komponen-komponen
kurikulum dimulai yang terdapat dalam
dari perumusan pengembangan
tujuan kurikulum, kurikulum dengan
istilah anatomi
pemilih bahan kurikulum yang terdiri
pelajaran, dari komponen tujuan,
menentukan proses isi, aktivitas belajar dan
belajar mengajar, evaluasi. Aspek atau
membuat alat komponen tersebut
penilaian. saling berkaitan.
EMPAT KOMPONEN UTAMA
KURIKULUM.

Strategi Evaluasi
Tujuan Isi/bahan
pembelajaran
Menurut Ivor. K. Davies (dalam Hamid Hasan, 1990)
tujuan dalam suatu kurikulum akan menggambarkan
T kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu
U proses pendidikan.
Menurut S. Nasution (1987)
J Tujuan memberikan pegangan apa yang harus
U dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan
A merupakan patokan untuk mengetahui sampai
N dimana tujuan ini telah tercapai.
Menurut Nana Syaodih (1988)
Tujuan sangat memegang peranan penting akan
mewarnai keseluruhan komponen-komponen lainnya
dan akan mengarahkan semua kegiatan mengajar.
Pratt (dalam A. Kaber, 1988) mengemukakan tujuh kriteria yang harus dipenuhi
dalam merumuskan tujuan kurikulum, yaitu sebagai berikut.
Tujuan kurikulum harus menunjukkan hasil belajar yang spesifik dan dapat
diamati.
1. Tujuan harus konsisten dengan tujuan kurikulum, artinya tujuan-tujuan
khusus itu dapat mewujudkan dan sejalan dengan tujuan yang lebih umum.
Tujuan harus ditulis dengan tepat, bahasanya jelas sehingga dapat memberi
gambaran yang jelas bagi para pelaksana kurikulum.

2.Tujuan harus memperlihatkan kelayakan, artinya bahwa tujuan itu bukanlah


suatu standar yang mutlak melainkan harus dapat disesuaikan dengan situasi.
Tujuan harus fungsional, artinya tujuan itu menunjukkan nilai guna bagi para
peserta didik dan masyarakat.

3.Tujuan harus signifikan dalam arti bahwa tujuan itu dipilih berdasarkan nilai
yang diakui kepentingannya.

4.Tujuan harus tepat dan sesuai, terutama harus dilihat dari kepentingan dan
kemampuan peserta didik termasuk lata belakang, minat, dan tingkat
perkembangannya.
Isi/Materi Kurikulum

Syalor dan Alexander (Zais, 1976) mengemukakan bahwa isi kurikulum itu
meliputi fakta-fakta, observasi, data, persepsi, penginderaan, pemecahan
masalah, yang berasal dari pikiran manusia dan pengalamannya yang diatur dan
diorganisasi dalam bentuk gagasan (ideas), konsep (concept), generalisasi
(generalization), prinsip-prinsip (principles), dan pemecahan masalah (solution).

Nana Sudjana (1988) mengungkapkan secara umum sifat bahan/isi ke dalam


beberapa kategori, yaitu fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan.

(Nasution, 1987). Untuk menentukan isi/bahan mana yang sangat esensial


dijadikan sebagai isi kurikulum tersebut, diperlukan berbagai kriteria.
Zais (1976)
1. Kriteria signifikansi menentukan
(significance) bahwa isi kurikulum empat kriteria
dalam melakukan
harus memiliki tingkat pemilihan
kebermaknaan yang tinggi. isi/materi
Kriteria kegunaan (utility) bahwa kurikulum, yaitu
sebagai berikut.
isi kurikulum harus bernilai guna
bagi kehidupan.
2.Kriteria minat (interest) bahwa
kurikulum harus sesuai dengan
minat siswa.
3. Kriteria pengembangan manusia
(human development) bahwa
kurikulum harus sesuai dengan
perkembangan individu.
Hilda Taba menetapkan kriteria dalam melakukan pemilihan
isi/materi kurikulum sebagai berikut.

 Isi kurikulum harus valid (sahih) dan signifikan.


Isi kurikulum berpegang kepada kenyataan-kenyataan sosial.
Kedalaman dan keluasan isi kurikulum harus seimbang.

 Isi kurikulum menjangkau tujuan yang luas, meliputi


pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

 Isi kurikulum harus dapat dipelajari dan disesuaikan dengan


pengalaman siswa.
Isi kurikulum harus dapat memenuhi kebutuhan dan
menarik minat siswa.
Menurut S. Nasution (1987), pengurutan bahan kurikulum tersebut
Menurut S.dapat
Nasution (1987),
dilakukan pengurutan
dengan cara sebagaibahan
berikut.kurikulum
tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Urutan secara kronologis, yaitu menurut terjadinya
suatu peristiwa.
2. Urutan secara logis yang dilakukan menurut logika.
3. Urutan bahan dari sederhana menuju yang lebih
kompleks.
4. Urutan bahan dari mudah menuju yang lebih sulit.
5. Urutan bahan dari spesifik menuju yang lebih umum.
6. Urutan bahan berdasarkan psikologi unsur, yaitu dari
bagian-bagian kepada keseluruhan.
7. Urutan bahan berdasarkan psikologi gestalt, yaitu dari
keseluruhan menuju bagian-bagian.
STRATEGI PEMBELAJARAN

Richard Anderson (1959)


mengajukan dua Massialas (1975)
pendekatan, yaitu mengajukan dua
Mary Alice Guntur
pendekatan yang pendekatan, yaitu
(Nana Sudjana, 1991)
berorientasi pada guru, di pendekatan ekspositeri
mengajukan lima
mana aktivitas guru dalam dan pendekatan inkuiri.
kelompok model atau
suatu proses pendekatan, yaitu
pembelajaran lebih direct instructional
dominan dibandingkan model, concept
siswa. Pendekatan ini Nana Sudjana (19900
attainment model,
disebut teacher centered. menghasilkan lima
the concept
Pendekatan ini disebut macam model berkadar
development model,
student centered yang CBSA, yaitu model
synectic model, dan
merupakan kebalikan dari delikan (dengar-lihat-
inquiry model atau
pendekatan pertama, di kerjakan), model
problem solving
mana aktivitas siswa pemecahan masalah,
model.
dalam proses model induktif, model
pembelajaran lebih deduktif, dan model
dominan dibandingkan deduktif-induktif.
guru.
Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tak
terpisahkan di dalam pengembangan suatu
kurikulum. Komponen evaluasi ini ditujukan untuk
menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditentukan, serta menilai proses implementasi
kurikulum secara keseluruhan, termasuk juga menilai
E kegiatan evaluasi itu sendiri. Hasil dari kegiatan
V evaluasi ini dapa dijadikan sebagai umpan balik
A (feedback) untuk mengadakan perbaikan dan
L penyempurnaan pengembangan komponen-
U komponen kurikulum.
A
S
I
 Ralph W.Tyler (1975). Ia mengungkapkan bahwa proses evaluasi ini merupakan
proses yang sangat esensial guna mengetahui apakah tujuan (objectives) secara
nyata telah terealisasikan.

 Hilda Taba (1962 312) juga berpendapat bahwa secara prinsipil yang menjadi fokus
dari evaluasi ini adalah tingkatan di mana siswa mencapai tujuan (the degree to
which pupils attain objectives).

 Dari konsep evaluasi ini menurut Hamid Hasan (1988) berpegang pada satu konsep
dasar, yaitu adanya pertimbangan (judgement) .

 Nana Sudjana dan R.Ibrahim (1989) dalam hal ini mengemukakan tiga komponen,
yaitu komponen program pendidikan, komponen proses pelaksanaan, dan
komponen hasil-hasil yang dicapai. Suatu program pendidikan dinilai dari tujuan
yang ingin dicapai, isi program yang disajikan, strategi belajar mengajar yang
diterapkan, serta bahan-bahan ajar yang digunakan. Proses pelaksanaan yang
dijadikan sasaran penilaian/evaluasi terutama proses belajar mengajar yang
berlangsung di lapangan, sedangkan hasil-hasil yang dicapai mengacu pada
pencapaian tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
LANDASAN DAN PENDEKATAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM

KB 1
Landasan Pengembangan
Kurikulum
R O B E R T S . Z A I S ( 1 9 7 6 ) S E O R A N G PA K A R I L M U
KURIKULUM :
L E M B A G A P E N D I D I K A N D I D A S A R K A N K E PA D A
I L M U D A N L A N D A S A N ( F O U N D AT I O N S ) , YA I T U

1. PHILOSOPHICAL ASSUMPTIONS
2 . E P I S T E M O L O G Y ( T H E N AT U R E O F
KNOWLEDGE )
3 . S O C I E T Y / C U LT U R E
4. THE INDIVIDUAL
5 . L E A R N I N G T H E O R Y.

Berpedoman pada 5 landasan diatas dibiuatlah


model yang disebut An eclectic model of the
curriculum and its foundations sebagai berikut :
THE CURRICULUM

Tujuan Akvitas
(Aims, Evaluasi
Isi (Content) Belajar
Goals, (Evaluation)
(Learning
Objektives) Activities)

F
O
Epistemology Learning
U Society / The
( The Nature
N Culture Individual Theory
D knofledge )
A
T
I
O
N
Philosophical Assumtions
S
Model Eklektik Kurikulum dan Landasan – Landasannya ( Zais, 1976 )
RALPH W. TYLER ( DALAM ORNSTEIN & HUNKINS, 1988 )
MENGEMUKAKAN PENDAPAT YANG ERAT KAITANNYA DENGAN
ASPEK YANG MELANDASI KURIKULUM YANG DISEBUT SCHOOL
PURPOSES MELALUI VISUALISASI DIBAWAH INI

Suggestions from
subject specialist
Studios of
Studies Of contemporary
Leaners Life

SCHOOL
PURPOSES
Use Of Use
Psychology of
Philosophy
Learning

Landasan Kurikulum Menurut R. W. Tyler


Menentuakan :
Landasan 1. Tujuan Pendidikan
Filosofis Nasional
2. Tujuan Institusional
3. Tujuan Bidang Studi
4. Tujuan Instruksional
Landasan
Secara Umum Psikologis
Landasan Psikologi /teori belajar
Pokok
Pengembangan
Kurikulum Psikologi
Perkembangan
Sosial Budaya

Perkembangan
Ilmu Pengetahuan /
Teknologi
1. Landasan Filosofis
 Redja Mudyahardjo
( 1989 ) Pakar Filsafat
Pendidikan,
 Mengacu pada melaksnakan, membina,
mengatakan bahwa
dan mengembangkan kurikulum di terdapat tiga sistem
Sekolah. pemikiran filsafat,
 Menurut Scorates Filsafat adalah cara yaitu :
berpikir yang radikal, menyeluruh dan 1. Idealisme
mendalam atau suatu cara berpikir yang 2. Realisme
mengupas sesuatu sedalam – dalamnnya. 3. Pragmatisme.
 Nana Syaodih
 Plato menyebut filsafat sebagai ilmu
pengetahuan tentang kebenaran. Dimana Sukmadinata ( 1997 )
filsafat berupaya mengkaji berbagai Filsafat ada tiga
cabang yaitu :
permasalahan yang dihadapi manusia
1. Epistemologi
termasuk masalah pendidikan.
Membahas tentang
 Filsafat pendidikan pada dasarnya kebenaran
merupakan penerapan dari pemikiran – 2. Aksiologi
pemikran filosofis untuk memecahkan membahas mengenai
masalah – masalah pendidikan. nilai – nilai.
MENURUT S. NASUTION ( 1982 ),
BERDASRKAN ATAU NILAI GUNA
FILSAFAT, ADALAH

1. Filsafat pendidikan
3. Filsafat dan pendidikan dan
menentukan arah akan
menentukan cara proses mencapai
kemana anak – anak harus tujuan
dibawa.
2. Dengan adanya tujuan 4. Memberi kesatuan yang bulat
kepada segala usaha pendidikan.
pendidikan mendapat
gambaran yang jelas tentang
5. Memungkinkan pendidik menilai
hasil yang harus dicapai dan usahanya, apakah tujuan tercapai.
individu yang bagaimana
yang harus dihasilkan 6. Memberikan motivasi atau
dorongan bagi kegiatan – kegiatan
pendidikan.
The United States Office of Education pada tahun 1918
(dalam Nasuition, 1982) , telah mencanangkan tujuan
Pendidikan melalui seven Cardinal Principles sebagai
berikut :
1. Health, yaitu sekolah diwajibkan mempertinggi taraf
kesehatan murid – murid.
2. Command of Fondamental processes, yaitu
penguasaan kecakapan pokok yang fundamental
seperti menulis, membaca berhitung.
3. Worthy home membership, yaitu mendidik anak –
anak menjadi anggota keluarga yang berhrga sehingga
berguna bagi masyarakat.
4. Vocational effiecency, yaitu efisiensi dalam pekerjaan
sehingga dalam waktu yang sesingkat – singkatnya dapat
dicapai hasil sebesar – besarnya.

5. Citizenship, yaitu usaha menggembleng bermacam –


macam bangsa yang ada di Negara menjadi bangsa yang
kompak.

6. Worthy use of leisure, yaitu memanfaatkan dengan


baik waktu senggang yang senantiasa bertambah
panjang berhubung dengan indrustrialisasi yang lebih
sempurna

7. Sastifaction of religious needs, yaitu pemuasan


kehidupan keagamaan.
Self - Preservation, yaitu individu harus menjaga kelangsungan
hidupnya dengan sehat, mncegah penyakit dan hidup teratur .
Herbert
Spencer Securing necessities of life, yaitu individu yang harus
(Nasutio sanggup mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan
n, 1982), hidup dengan melakukan suatu pekerjaan
Itujuan
Reasing of Family, yaitu individu harus mampu menjadi
pendidik ibu / Bapak yang sanggup bertanggung jawab atas
an harus pendidikan anaknya dan kesejahteraan keluarganya.
memuat
Maintaining properly social and political relationships,
hal – hal yaitu individu adalah makhluk sosial yang hidup dalam
sebagai linkungan masyarakat dan negara.
berikut Enjoying leisure time, yaitu individu harus sanggup
memanfaatkan waktu senggangnya dengan memilih kegiatan
yang menyenangkan untuk menambah kenikmatan dan
kegairahan hidup.
Tujuan pendidikan di indonesia
 Pendidikan nasional berfungsi
 Tujuan pendidikan di
Indonesia bersumber pada mengembangkan kemampuan dan
pandangan dan cara hidup membentuk watak serta peradaban
manusia indonesia yaitu bangsa yang bermartabat dalam
Pancasila. rangka mencerdaskan kehidupan
 Diwujudkan dalam rumusan Bangsa, bertujuan untuk
tujuan pendidkan Nasional berkembangnya potensi peserta
dalam UU RI No 20 Tahun didik agar menjadi manusia yang
2003, tentang sistem beriman dan bertaqwa kepada
pendidikan Nasional, yaitu Tuhan yang maha esa, berakhlak
Pendidikan Nasional mulia, sehat, berilmu, cakap,
berdasarkan Pancasila UUD kreatif, mandiri, dan menjadi warga
RI Tahun 1945 ( Pasal 2 ) Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab ( Pasal 3 ).
AT UM
A F UL
I LS RIK
A
F U
K
 Kurikulum pada hakikatnya
R N
TA A
D adalah alat untuk mencapai
AN N
A N KA tujuan pendidikan.
I T ID
A Tujuan pendidikan sangat
K ND 
PE
diwarnai oleh falsafah/pandangan
hidup yang dianut suatu bangsa
maka kurikulum yang
dikembangkan akan
mencerminkan falsafah atau
pandangan hidup bangsa tersebut.
2. LANDASAN PSIKOLOGIS
 Psikologi adalah ilmu  Dua cabang psikologi
yang mempelajari
tingkah laku manusia, didalam pengembangan
sedangkan kurikulum kurikulum adalah :
adalah upaya
menentukan program
pendidikan untuk 1. Psikologi
mengubah perilaku perkembangan
manusia. ( developmental
 Pengembangan psychology ) .
kurikulum harus
dilandasi oleh psikologis.
2. Psikologi belajar
( learning psychology ).
Psikolgi perkembangan
Psikologi belajar
menentukan isi / materi
memberikan sumbangan
kurikulum yang dibrikan
bagi kurikulum dalam hal
kepada siswa agar tingkat
bagaimana kurikulum
keluaasan dan kedalaman
disampaikan kepada siswa
isi/materi/bahan ajar sesuai
dan bagaimana siswa
dengan taraf perkembangan
mempelajarinya
siswa.
Kurikulum & Teori Perkembangan Siswa

Sejak lahir J.J Rousseau ( ahli pendidikan


anak bangsa Perancis ) mengatakan anak
sebagai orang dewasa dalam Jon Locke (
memperlihatka bentuk kecil. istilah yang Teori
n keunikan digunakannya adalah kembali Tabularasa
dalam bentuk kealam, kembali kekodrat atau )
tangisan atau pembawa sejak lahir. menurutnya perkembaga
gerakan. segala sesuatu baik dari tangan
Tuhan tetapi menjadi rusak karena n anak
memberikan tangan manusia. seorang anak harus adalah hasil
gambaran sejak belajar dari pengalaman langsung dari
lahir memiliki jadi, pendidikan tidak terlalu pengaruh
potensi mendominasi. lingkungan.
berkembang.
Havighurst dengan teori
william Stern tentang tugas - tugas
( Aliran perkembangan
Konvergensi ) ( developmental tasks ).
bahwa yang dimaksud adalah
perkembangan tugas yang secara nyata
anak merupakan harus dipenuhi oleh
hasil perpaduan setiap anak/individu
antara pembawaan sesuai dengan taraf /
(Heredity) dan tingkat perkembangan
lingkungan (milieu). yang dianut oleh
lingkunganya.
Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki
perbedaan disamping persamannya. Implikasi terhadap
pengembangan kurikulum sekolah adalah :

1. Setiap siswa diberi keempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat,


minat dan kebutuhannya.
2. Kurikulum memuat isi/materi pelajaran yang baik sifatnya umum, inti,
maupun yang dipilih sesuai minat dan bakat siswa dan juga yang
sifatnya akademik maupun ketrampilan.
3. Kurikulum memuat tujuan – tujuan yang mengandung pengetahuan,
nilai/sikap dan ketrampilan yang menggambarkan keseluruhan
pribadi yang utuh.
Implikasi lain dari pengetahuan tentang anak/individu dalam
proses kurikulum ( pembelajaran ) dapat diuraikan sebagai berikut
:

a. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional


selalu berpusat kepada perubahan tingkah laku siswa.
b. Bahan/materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, minat
dan perhatian siswa serta bahan tersebut mudah dijangkau oleh
siswa
c. Strategi pembelajaran yang digunakan sesuai dengan taraf
perkembangan siswa.
d. Media pembelajaran yang digunakan senantiasa dapat menarik
perhatian dan minat siswa.
e. Sistem evaluasi terpadu dalam satu kesatuan yang menyeluruh
dan berkesinambungan dari satu yahap ke tahap yang lainnya
dan dijalankan secara terus menerus.
Kognitif
Belajar diartikan ( Pengetahuan )
sebagai
Kurikulum &
perubahan Afektif (sikap)
Teori Belajar
perilaku melalui
pengalaman Psikomotor
(Ketrampilan)

Psikologi /teori belajar dikelompokkan kedalam 3


rumpun yaitu :
1. Teori disiplin mental atau teori daya (faculty theory)
2. Teori Behaviorisme
3. Teori Organismik ( cognitive gestalt field ).
 Menurut Teori daya, kelahiran
anak/individu telah memiliki
 Teori koneksionisme atau
potensi – potensi atau daya teori asosiasi berpendapat
tertentu dan memiliki fungsi
tertentu sperti : mengingat,
bahwa kehidupan tunduk
berpikir, mencurahkan pendapat, kepada hukum stimulus –
mengamati, memecahkan
masalah dan daya lainnya.
respons atau aksi – reaksi.
 Teori Behavorisme mencakup 3  Tokoh utama dalam teori
teori yaitu : Teori koneksionisme
atau teori asosiasi, teori
ini adalah Edward L.
kondisioning dan teori penguatan Thondike yang
( reinforcement/operant memunculkan 3 hukum
conditioning ).
 Teori behavavorisme berangkat belajar yaitu : law of
dari asumsi bahwa individu tidak readiness, law of
membawa poteni sejak lahir
tetapi perkembangan ditentukan exercise, dan law of
oleh lingkungan ( keluarga, effect.
sekolah dan masyarakat ).
Menurut hukum kesiapan, hubungan
antara stimulus dengan respons akan
terbentuk atau akan mudah terbentuk
apabila ada kesiapan pada sistem
syaraf.
Hukum latihan atau pengulangan
menyatakan bahwa hubungan antara
stimulus dan respons akan terbentuk
apabila sering dilatih atau diulang –
ulang.

Hukum akibat menyatakan bahwa


hubungan stimulus dan respons akan
terjadi apabila ada akibat yang
menyenangkan.
Teori organismik atau gestalt mengacu
kepada pengertian bahwa keseluruhan lebih
bermakna daripada bagian-bagian,
keseluruhan bukan kumpulan bagian –
bagian

Menurut teori ini stimulus yang hadir


diseleksi menurut tujuannya, kemudian
individu melakukan interaksi dengannya
selanjutnya terjadilah perbuatan belajar.

Teori organismik bukanlah menghafal melainkan


memecahkan masalah, dan metode yang digunakan adalah
metode ilmiah dengan cara siswa dihadapkan pada
berbagai permasasalahan, merumuskan hipotesis atau
praduga, mengumpulkan data yang diperlukan untuk
memecahkan masalah, menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dan pada akhirnya para siswa dibimbing untuk
menarik kesimpulan – kesimpulan.
Belajar ini berdasarkan
keseluruhan
Belajar adalah pembentukan
kepribadian

Belajar berkat pemahaman


Prinsip teori
organismik

Belajar berdasarkan pengalaman

Belajar adalah suatu proses


perkembangan

Belajar adalah proses kontinu

Belajar dihubungkan dengan minat,


perhatian dan kebutuhan siswa
Landasan
 Pengertian kebudayaan
Sosiologis adalah cipta, rasa dan
karsa manusia diwujudkan
dalam 3 hal :

Kurikulum Kebudayaan 1. Ide, konsep, nilai,


dan dan
Kurikulum norma dan peraturan.
masyarakat
2. Kegiatan yaitu tindakan
berpola dari manusia
dalam bermasyarakat.
3. Benda hasil karya
manusia
Landasan
Teknologis

Teknologi dan seni


Ilmu adalah merupakan aplikasi
pengetahuan yang dari ilmu pengetahuan
sistematis yang dan ilmu lainnya untuk
diperoleh dengan memecahkan masalah
metode ilmiah praktis.
Pendekatan Pengembangan Kurikulum KB. 2
Kurikulum

A. Pendekatan dari sudut pandang


kebijakan pengembangan kurikulum

B. Pendekatan dari sudut pandang


pengorganisasian kurikulum

C. Pendekatan dari sudut pandang


orientasi penyusunan kurikulum
Pendekatan dari sudut pandang kebijakan
pengembangan kurikulum

1. Pendekatan pertama yaitu pendekatan


pengembangan kurikulum dengan 2. Pendekatan kedua yaitu
menggunakan sistem komando dari atas ke pendekatan pengembangan
bawah. Pendekatan ini di sebut pendekatan kurikulum yang diawali
top and down, karena pengembangan dengan inisiatif dari bawah
kurikulum muncul atas inisiatif dan ( guru dan sekolah )
gagasan para pemegang kebijakan selanjutnya disebarluaskan
pendidikan atau administrator pendidikan pada tingkat yang lebih luas.
di tingkat pusat.
Pendekatan dari sudut pandang pengorganisasian isi
kurikulum

Pendekatan yang berpusat


pada mata pelajaran
( subject )

Pendekatan
interdispliner

Pendekatan terpadu
Pendekatan dari sudut pandang orientasi
penyusunan kurikulum

Orientasi Orientasi pada


Orientasi kegiatan
pada bahan
pada tujuan belajar
ajar mengajar

You might also like