Professional Documents
Culture Documents
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Mudhiati ( 857096247)
2. Murni hayati hulu (857095901)
3. Nikhen Lukitawati (857096333)
HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum sebagai
Kurikulum sebagai
Kurikulum sebagai mata pengalaman belajar
program/rencana
pelajaran (subjects) (learning
pembelajaran.
experiences)
Pengertian
Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan
menurut S.
Hamid Hasan.
Guru besar
dan pakar
kurikulum dari Kurikulum suatu rencana tertulis yang sebenarnya
LIPI merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai
mengklasifikas suatu ide
ikan kurikulum
menjadi 4
dimensi, yaitu: Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut
dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau
implementasi kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini
adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis.
Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan
konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.
B. FUNGSI KURIKULUM
Peranan kreatif
KOMPONEN – KOMPONEN
KURIKULUM
Kurikulum sebagai suatu sistem
• Menurut para ahli pengembangan kurikulum merupakan suatu
proses yang berkelanjutan dan merupakan suatu siklus dari
beberapa komponen yaitu tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.
Achasius Kaber
(1981)
menggambarkan
hubungan antar
EVALUASI BAHAN
komponen dalam
pengembangan
kurikulum tersebut
dalam suatu siklus.
KEGIATAN
Robert S. Zais
S. Nasution (1976)
proses aspek-aspek atau
pengembangan komponen-komponen
kurikulum dimulai yang terdapat dalam
dari perumusan pengembangan
tujuan kurikulum, kurikulum dengan
istilah anatomi
pemilih bahan kurikulum yang terdiri
pelajaran, dari komponen tujuan,
menentukan proses isi, aktivitas belajar dan
belajar mengajar, evaluasi. Aspek atau
membuat alat komponen tersebut
penilaian. saling berkaitan.
EMPAT KOMPONEN UTAMA
KURIKULUM.
Strategi Evaluasi
Tujuan Isi/bahan
pembelajaran
Menurut Ivor. K. Davies (dalam Hamid Hasan, 1990)
tujuan dalam suatu kurikulum akan menggambarkan
T kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu
U proses pendidikan.
Menurut S. Nasution (1987)
J Tujuan memberikan pegangan apa yang harus
U dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan
A merupakan patokan untuk mengetahui sampai
N dimana tujuan ini telah tercapai.
Menurut Nana Syaodih (1988)
Tujuan sangat memegang peranan penting akan
mewarnai keseluruhan komponen-komponen lainnya
dan akan mengarahkan semua kegiatan mengajar.
Pratt (dalam A. Kaber, 1988) mengemukakan tujuh kriteria yang harus dipenuhi
dalam merumuskan tujuan kurikulum, yaitu sebagai berikut.
Tujuan kurikulum harus menunjukkan hasil belajar yang spesifik dan dapat
diamati.
1. Tujuan harus konsisten dengan tujuan kurikulum, artinya tujuan-tujuan
khusus itu dapat mewujudkan dan sejalan dengan tujuan yang lebih umum.
Tujuan harus ditulis dengan tepat, bahasanya jelas sehingga dapat memberi
gambaran yang jelas bagi para pelaksana kurikulum.
3.Tujuan harus signifikan dalam arti bahwa tujuan itu dipilih berdasarkan nilai
yang diakui kepentingannya.
4.Tujuan harus tepat dan sesuai, terutama harus dilihat dari kepentingan dan
kemampuan peserta didik termasuk lata belakang, minat, dan tingkat
perkembangannya.
Isi/Materi Kurikulum
Syalor dan Alexander (Zais, 1976) mengemukakan bahwa isi kurikulum itu
meliputi fakta-fakta, observasi, data, persepsi, penginderaan, pemecahan
masalah, yang berasal dari pikiran manusia dan pengalamannya yang diatur dan
diorganisasi dalam bentuk gagasan (ideas), konsep (concept), generalisasi
(generalization), prinsip-prinsip (principles), dan pemecahan masalah (solution).
Hilda Taba (1962 312) juga berpendapat bahwa secara prinsipil yang menjadi fokus
dari evaluasi ini adalah tingkatan di mana siswa mencapai tujuan (the degree to
which pupils attain objectives).
Dari konsep evaluasi ini menurut Hamid Hasan (1988) berpegang pada satu konsep
dasar, yaitu adanya pertimbangan (judgement) .
Nana Sudjana dan R.Ibrahim (1989) dalam hal ini mengemukakan tiga komponen,
yaitu komponen program pendidikan, komponen proses pelaksanaan, dan
komponen hasil-hasil yang dicapai. Suatu program pendidikan dinilai dari tujuan
yang ingin dicapai, isi program yang disajikan, strategi belajar mengajar yang
diterapkan, serta bahan-bahan ajar yang digunakan. Proses pelaksanaan yang
dijadikan sasaran penilaian/evaluasi terutama proses belajar mengajar yang
berlangsung di lapangan, sedangkan hasil-hasil yang dicapai mengacu pada
pencapaian tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
LANDASAN DAN PENDEKATAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM
KB 1
Landasan Pengembangan
Kurikulum
R O B E R T S . Z A I S ( 1 9 7 6 ) S E O R A N G PA K A R I L M U
KURIKULUM :
L E M B A G A P E N D I D I K A N D I D A S A R K A N K E PA D A
I L M U D A N L A N D A S A N ( F O U N D AT I O N S ) , YA I T U
1. PHILOSOPHICAL ASSUMPTIONS
2 . E P I S T E M O L O G Y ( T H E N AT U R E O F
KNOWLEDGE )
3 . S O C I E T Y / C U LT U R E
4. THE INDIVIDUAL
5 . L E A R N I N G T H E O R Y.
Tujuan Akvitas
(Aims, Evaluasi
Isi (Content) Belajar
Goals, (Evaluation)
(Learning
Objektives) Activities)
F
O
Epistemology Learning
U Society / The
( The Nature
N Culture Individual Theory
D knofledge )
A
T
I
O
N
Philosophical Assumtions
S
Model Eklektik Kurikulum dan Landasan – Landasannya ( Zais, 1976 )
RALPH W. TYLER ( DALAM ORNSTEIN & HUNKINS, 1988 )
MENGEMUKAKAN PENDAPAT YANG ERAT KAITANNYA DENGAN
ASPEK YANG MELANDASI KURIKULUM YANG DISEBUT SCHOOL
PURPOSES MELALUI VISUALISASI DIBAWAH INI
Suggestions from
subject specialist
Studios of
Studies Of contemporary
Leaners Life
SCHOOL
PURPOSES
Use Of Use
Psychology of
Philosophy
Learning
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan /
Teknologi
1. Landasan Filosofis
Redja Mudyahardjo
( 1989 ) Pakar Filsafat
Pendidikan,
Mengacu pada melaksnakan, membina,
mengatakan bahwa
dan mengembangkan kurikulum di terdapat tiga sistem
Sekolah. pemikiran filsafat,
Menurut Scorates Filsafat adalah cara yaitu :
berpikir yang radikal, menyeluruh dan 1. Idealisme
mendalam atau suatu cara berpikir yang 2. Realisme
mengupas sesuatu sedalam – dalamnnya. 3. Pragmatisme.
Nana Syaodih
Plato menyebut filsafat sebagai ilmu
pengetahuan tentang kebenaran. Dimana Sukmadinata ( 1997 )
filsafat berupaya mengkaji berbagai Filsafat ada tiga
cabang yaitu :
permasalahan yang dihadapi manusia
1. Epistemologi
termasuk masalah pendidikan.
Membahas tentang
Filsafat pendidikan pada dasarnya kebenaran
merupakan penerapan dari pemikiran – 2. Aksiologi
pemikran filosofis untuk memecahkan membahas mengenai
masalah – masalah pendidikan. nilai – nilai.
MENURUT S. NASUTION ( 1982 ),
BERDASRKAN ATAU NILAI GUNA
FILSAFAT, ADALAH
1. Filsafat pendidikan
3. Filsafat dan pendidikan dan
menentukan arah akan
menentukan cara proses mencapai
kemana anak – anak harus tujuan
dibawa.
2. Dengan adanya tujuan 4. Memberi kesatuan yang bulat
kepada segala usaha pendidikan.
pendidikan mendapat
gambaran yang jelas tentang
5. Memungkinkan pendidik menilai
hasil yang harus dicapai dan usahanya, apakah tujuan tercapai.
individu yang bagaimana
yang harus dihasilkan 6. Memberikan motivasi atau
dorongan bagi kegiatan – kegiatan
pendidikan.
The United States Office of Education pada tahun 1918
(dalam Nasuition, 1982) , telah mencanangkan tujuan
Pendidikan melalui seven Cardinal Principles sebagai
berikut :
1. Health, yaitu sekolah diwajibkan mempertinggi taraf
kesehatan murid – murid.
2. Command of Fondamental processes, yaitu
penguasaan kecakapan pokok yang fundamental
seperti menulis, membaca berhitung.
3. Worthy home membership, yaitu mendidik anak –
anak menjadi anggota keluarga yang berhrga sehingga
berguna bagi masyarakat.
4. Vocational effiecency, yaitu efisiensi dalam pekerjaan
sehingga dalam waktu yang sesingkat – singkatnya dapat
dicapai hasil sebesar – besarnya.
Pendekatan
interdispliner
Pendekatan terpadu
Pendekatan dari sudut pandang orientasi
penyusunan kurikulum