Professional Documents
Culture Documents
Dicatat dari kemkes, 2017, status gizi anak sangat dipengaruhi oleh dua
hal yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi, oleh karena itu, orang tua
sebagai pemberi asupan gizi anak sangat dibutuhkan demi kelancaran
tumbuh kembang anak.
Latar Belakang
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia, di Jakarta Barat pada tahun 2022, ditemukan jumlah
balita dengan stunting sebanyak 15.2% dari keseluruhan balita stunting di Provinsi DKI
Jakarta, menempati urutan ketiga, jika dibandingkan dengan wilayah kabupaten Jakarta
lainnya.
Latar Belakang
Jumlah Anak di Posyandu Mekar 3
Di Posyandu Mekar 3 di RW 03 ditemukan ada
16
16 anak dengan tinggi badan per usia dibawah -
Berdasarkan latar belakang di atas, kami mengadakan kegiatan yang berjudul Upaya
Pencegahan Stunting Pada Usia 0-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaung Kali Angke
dengan tujuan mengetahui gambaran nyata stunting pada usia 0-59 bulan selama bulan Mei
sampai Juli 2021 di RW 03 posyandu Mekar 3, serta melakukan intervensi yang sesuai supaya
masyarakat lebih mengetahui betapa pentingnya mencegah stunting dan mengaplikasikan
upaya pencegahannya dalam kehidupan sehari hari untuk mencapai Indonesia bebas stunting.
Tujuan Penelitian
Stunting atau perawakan pendek menggambarkan status gizi kurang yang bersifat
kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan.Keadaan
ini dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang
dari -2 Standar Deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO (8)
Etiologi Stunting
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya
stunting terutama kesalahan pola asuh yang terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000
HPK).
Praktek pengasuhan yang tidak baik
Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan Ante Natal Care (ANC), Post Natal
dan pembelajaran dini yang berkualitas.
Masih kurangnya akses kepada makanan bergizi.
Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.
Faktor Risiko
Beberapa factor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting antara lain :
BBLR
Kejadian balita berperawakan pendek (stunting) merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh
balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017 terdapat 22,2% atau sekitar 10,8 juta balita di dunia mengalami
stunting. Namun angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2000 yaitu 32,6%.
Epidemiologi
Pada tahun 2022, angka prevalensi stunting di DKI Jakarta adalah 14,8 persen. Dari total keseluruhan 790.000
balita di DKI Jakarta, sekitar 116 ribu balita mengalami kejadian stunting.
Epidemiologi
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia, di Jakarta Barat pada tahun 2022, ditemukan jumlah
balita dengan stunting diatas rata-rata jumlah balita stunting di DKI Jakarta, dan menempati
urutan ketiga, jika dibandingkan dengan wilayah kabupaten Jakarta lainnya.
Gejala Klinis
Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka
panjang.
1. Dampak Jangka Pendek.
Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian;
Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal
Peningkatan biaya kesehatan.
2. Dampak Jangka Panjang.
Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya);
Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya
Menurunnya kesehatan reproduksi;
Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah
Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal.
Metodologi Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental bersifat analitik. Penelitian
kuantitatif ialah penelitian yang memerlukan data kuantitatif (sebagai hasil observasi) yang
relevan dengan variabel-variabel yang dirumuskan dalam permsalahan penelitian dan yang
dapat dianalisa secara statistik.
Rancangan Penelitian
1278
anak balita, dimana sebanyak 758 anak
Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi berusia 0-59 bulan yang pernah menghadiri Posyandu Mekar 3
di wilayah RW 03 Kelurahan Kedaung Kali Angke yang sekarang berjumlah sebanyak 103 anak.
Sampel Penelitian
Sampel peneitian ini terdiri dari seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi sampel
pada penelitian ini adalah seluruh balita stunting dengan TB/U < -2SD, yang orantguanya menghadiri
Posyandu Mekar 3 di wilayah RW 03 Kelurahan Kedaung Kali Angke.
Sampel Penelitian
Jumlah Anak di Posyandu Mekar 3
Yang menjadi sampel penelitian dari populasi
16
anak di RW.03 adalah balita dengan kejadian
a. Inklusi
Anak-anak balita dengan kejadian stunting di RW.003 yang memeriksakan status gizinya
di Posyandu Mekar 3.
b. Eksklusi
Anak-anak balita tanpa kejadian stunting di RW.003 yang memeriksakan status gizinya di
Posyandu Mekar 3.
Anak-anak balita dengan kejadian stunting yang disebabkan faktor resiko non-gizi yang
memeriksakan status gizinya di Posyandu Mekar 3.
Eksklusi Sampel
An. N, Diukur pada tanggal 29 Mei 2023 :
Usia : 36 bulan
BB : 11,6 kg
TB : 88 cm
Kelainan disebabkan anak memiliki Down Syndrome dimana pertumbuhan anak terlambat dibandingkan
dengan anak sebayanya.
An. O, Diukur pada tanggal 29 Mei 2023
Usia : 10 bulan
BB : 6,8 kg
TB : 57,8 cm
Kelainan tinggi badan disebabkan anak tidak bisa makan dan minum dengan baik karena penyempitan
Oesophagus Pars Pylorica, kaki tampak membengkak dan melipat.
An. P, Diukur pada tanggal 26 Juni 2023:
Usia : 6 bulan
BB : 7,1 kg
TB : 63,8 cm kaki kanan / 52 cm kaki kiri
Kelainan tinggi badan berbeda pada kaki kanan dan kiri karena gangguan perbedaan Panjang tungkai
Sampel Akhir Penelitian
Sampel diambil dari seluruh total populasi 103 anak (total sampling), yang termasuk
penentuan sampel yang tidak acak (non-probability sampling), jumlah anak-anak balita yang
tergolong sebagai balita dengan kejadian stunting di RW.003 yang memeriksakan status
gizinya berjumlah sekitar 16 anak (15.1 % dari populasi). Sejumlah 3 anak di eksklusi dari
sampel penelitian karena factor lain selain asupan gizi yang memengaruhi kelainan tinggi
badan (seperti kelainan genetik). Sehingga sampel akhir untuk penelitian sebanyak 13 anak.
Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
a. Data Primer
Data yang dikumpulkan dari hasil pengukuran tinggi dan berat badan anak-anak balita
dengan kejadian stunting di RW.003 yang memeriksakan status gizinya di Posyandu Mekar
3.
b. Data Sekunder
Data yang dikumpulkan dari kuisioner dan wawancara dengan orangtua dari anak-anak
balita dengan kejadian stunting di RW.003 yang memeriksakan status gizinya di Posyandu
Mekar 3.
Cara Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan cara pengkuran tinggi dan berat badan terhadap semua
responden dengan menggunakan microtoise untuk mengukur tinggi badan anak
diatas 24 bulan, infant ruler untuk mengukur tinggi badan anak dibawah 24 bulan
(cm) dan timbangan berat badan untuk mengukur berat badan (kg), serta kuisioner
yang diberikan kepada orangtua responden.
Instrumen Penelitian
Microtoise dan Infant Ruler digunakan untuk mengukur tinggi badan anak dengan Microtoise
memiliki ketelitian 0,1 cm, sedangkan infant ruler memiliki ketelitian 0,2 cm. selanjutnya, data
tinggi anak diolah dengan menggunakan kurva pertumbuhan WHO untuk melihat status gizi (Z-
skor tinggi badan menurut umur)
b. Kuesioner
Pada analisis tingkat bivariat akan dilakukan uji statistic menggunakan uji Chi-square dan
Independent T-test untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen secara statistik.
Uji Chi-square dipilih sesuai dengan salah satu kegunaannya, yaitu dengan menguji
independensi antara dua variabel kategorik sedangkan
Independent T-test dipilih sesuai dengan kegunaannya menghubungkan antara data interval
yaitu nilai dari kuesioner dengan data kategorik yaitu stunting atau tidaknya anak tersebut.
(Sabri & Hastono, 2008).
Alur Penelitian
Jadwal penelitian
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Sampel Penelitian
Kriteria Inklusi:
Kriteria Eksklusi:
16 Balita dengan
3 Balita di eksklusi
TB/U < -2SD yang Sampel Penelitian:
karena kecilnya tinggi
orangtuanya
badan disebabkan 13 Balita Stunting
memeriksakan Status
faktor lain diluar
Gizi di Posyandu
asupan gizi
Mekar 3
Data Standar Deviasi TB/U di Bulan Mei
Standar Deviasi TB/U anak Balita Posyandu Distribusi Status Gizi Anak
Mekar 3 di bulan Mei Berdasarkan TB/U
0 8%
A B C D E F G H I J K L M
-0.5
-1
-1.5
-2
92%
-2.5
Tinggi Badan Normal
-3
Tinggi Badan Stunting
-3.5 Tinggi Badan Sangat Stunting
Standar Deviasi TB/U anak Balita Posyandu Distribusi Status Gizi Anak
Mekar 3 di bulan Juni Berdasarkan TB/U
0
A B C D E F G H I J K L M
-0.5
-1
-1.5
-2
85%
-2.5
Tinggi Badan Normal
-3
Tinggi Badan Stunting
-3.5 Tinggi Badan Sangat Stunting
Standar Deviasi TB/U anak Balita Posyandu Distribusi Status Gizi Anak
Mekar 3 di bulan Juli Berdasarkan TB/U
0 15%
A B C D E F G H I J K L M
-0.5
31%
-1
-1.5
-2 54%
-2.5
Tinggi Badan Normal
-3
Tinggi Badan Stunting
-3.5 Tinggi Badan Sangat Stunting
12
10
0
Mei Juni Juli
8 8
7 7
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
Jenis Kelamin Usia
Diketahui jumlah data hasil kuesioner adalah sebanyak 7 orangtua dengan anak dengan data TB/U normal di bulan Juli, sementara 5
orangtua dengan anak yang data TB/U nya Stunted di bulan juli. Nilai rata-rata hasil dari pengisian kuesioner adalah 8.1 untuk
orangtua dengan anak TB/U Normal sedangkan nilai rata-rata ditemukan sebesar 4 untuk orangtua dengan anak TB/U stunting.
Hubungan Pengetahuan Orangtua Terhadap
Kejadian Stunting
Berdasarkan tabel output independent samples test pada bagian Equal Variances asumed diketahui nilai
Sig. (2-tail) bahwa 0,01 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan yang
signifikan antara Pengetahuan Orangtua terhadap Kejadian Stunting pada Bulan Juli 2023.
Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil survey tentang Hubungan Pengetahuan Orangtua terhadap Kejadian Stunting
didapatkan beberapa keterbatasan penelitian.
Dari seluruh balita yang memeriksakan kesehatan gizinya di Posyandu Mekar 3 RW.003 hanya
ditemukan 13 yang memiliki riwayat Tinggi Badan per Usia tergolong stunting, sedikitnya jumlah
responden ini menyebabkan hasil penelitian yang sangat generalized dan kurang akurat.
Data responden seperti jawaban kuesioner yang didapat tidak murni dan sangat bias karena
banyak faktor seperti responden menanyakan dan menyamakan jawaban dengan responden lain
yang hadir saat pengisian kuesioner.
Pembahasan
Hasil karakteristik responden menunjukkan bahwa dalam penelitian ini sebagian besar dengan
jenis kelamin perempuan sebanyak 8 (61.5%) responden, dan ratio hampir 50/50 antara baduta
dan balita yaitu dengan angka baduta lebih banyak sebesar 7 responden (53.8%).
Pembahasan
Pada bulan juni ditemukan terjadi kenaikan tinggi badan yang signifikan pada dua anak dari
bulan Mei ke bulan Juni, dengan 1 anak dengan status “Sangat Stunting” yaitu dengan TB/U
<-3SD naik menjadi status “Stunting” (TB/U -2SD > n > -3SD). Pada bulan Juli ditemukan
kenaikan tinggi badan yang signifikan pada 5 anak dimana mereka mencapai standar deviasi
diatas -2 SD tetapi satu anak yang sebelumnya tergolong “Sangat Stunting” pada bulan mei
dan berhasil naik ke golongan “stunting” pada bulan Juni, pertumbuhan tinggi badannya tidak
sesuai seperti yang diharapkan dan kembali digolongkan menjadi “Sangat Stunting” pada
bulan Juli karena terhitung TB/U < -3SD.
Pembahasan
Untuk keterkaitan antara penyuluhan yang dilakukan 16 Juni 2023 terhadap berkurangnya
angka stunting ditemukan dengan hasil analisa uji Chi-Square memberikan p-value sebesar
sebesar 0,151 yaitu p-value > n (0,05) sehingga Ho diterima, berarti Tidak ada Pengaruh
Signifikan Penyuluhan terhadap Kejadian Stunting di Akhir Bulan Juli.
Pembahasan
Berdasarkan tabel output independent samples test pada bagian Equal Variances asumed
diketahui nilai Sig. (2-tail) sebesar 0,018 < 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan
keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikita dapat disimpulkan bahwa ada Hubunga Pengetahuan Orangtua
yang signifikan terhadap Kejadian Stunting pada Bulan Juli 2023.
Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kehadiran responden pada saat penyuluhan tidak
berdampak besar atas naiknya status gizi anak stunting menjadi normal, yang sangat
berkebalikan dengan hubungan pengetahuan orangtua (yang diambil dari kuesioner) dengan
menurunnya kejadian stunting di akhir bulan juli dimana hasilnya ada hubungan yang
signifikan. Hal ini disebabkan kelemahan yang ada pada penelitian dimana jumlah responden
yang sedikit menyebabkan hasil yang terlalu bias dan terkesan menyamaratakan. Data dari
kuesioner yang didapat juga tidak murni karena kuesioner diisi secara berbarengan dan banyak
yang bisa terjadi saat pengisian kuesioner.
Saran
Untuk mempertajam hasil penelitian dibutuhkan waktu lebih lama, supaya ada waktu untuk
melakukan pengisian kuesioner sebanyak dua kali, pertama sebelum penyuluhan, dan kedua
setelah penyuluhan, sehingga uji silang dapat menggunakan Paired T-Test untuk menemukan
hasil yang lebih akurat.
Jumlah responden dan balita stunting yang didata sebagai sampel butuh diperbanyak supaya
hasil uji silang Chi-square yang didapat lebih berbobot dan tidak terlalu bias.
Lampiran
Daftar Pustaka
UNICEF. Improving child nutrition, the achievable imperative for global progress. New York : New York:United
Nations Children's Fund, 2018. conference.
Kemenkes. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018.
Kemenkes RI. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta : Pusdatin Kemenkes RI, 2018. ISSN: 2088-270 X.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 39 tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaraan program
Indonesia Sehat. Jakarta : Kemenkes RI, 2016.
Trihono, dkk. Pendek (Stunting) di Indonesia, Masalah dan Solusinya. Jakarta : Lembaga Penerbit Balitbangkes, 2015.
BPPN. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-2010. Jakarta : KPPN/BPPN, 2007.