You are on page 1of 16

"ALLAH

BERISTIWA
DI ATAS ARSY"
NAMA: Afifah Latifatul Husna Nuruddiniyah
NIM: O0223010
KELAS: A
Pengertian
Istiwa’ : bersemayam
‘Arsy : singgasana kekuasaan

• Sifat Istiwa’ adalah sifat Allah SWT yang telah Allah tetapkan untuk
dirinya sendiri yang di jelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
• Allah SWT menjelaskan sifat nya ini yang tercantum dalam beberapa surat
dalam Al-Qur’an dan hadist
• Pada Q.S Al-A’raf:54, Q.S Yunus:3, Q.S Ar-Ra’d:2
Q.S Al-Furqan:59, Q.S As-Sajadah:4, Q.S Al-Hadid:4
semuanya berbunyi,
‫ِش‬ ‫ْر‬ ‫َع‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ى‬‫َل‬ ‫َع‬ ‫ى‬ ‫َو‬‫َت‬ ‫ْس‬ ‫ا‬ ‫َّم‬‫ُث‬
artinya: “Kemudian Dia berada di atas ‘Arsy (singgasana)”

• Pada Q.S Taha:5


‫الَّر ْح َم ُن َع َلى اْلَعْر ِش اْس َتَو ى‬
Artinya: “(yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas ‘Arsy”

• Dan masih banyak lagi ayat Al-Qur’an yang menjelaskan Istiwa’


Dalam beberapa hadist juga dijelaskan

• Rasulullah bersabda, yang artinya


“Sesungguhnya Allah telah menulis suatu kitab (tulisan) sebelum Ia
menjadikan makhluk (berupa), sesungguhnya rahmatKu men-dahului
murkaKu, ia tertulis di sisiNya di atas 'Arsy." (HR. Al-Bukhari)

• Imam Syafi'i berkata,


"Sesungguhnya Allah bersemayam di atas 'Arsy langitNya. Ia mendekati
makhlukNya sekehendakNya dan Allah turun ke langit dunia dengan
sekehendakNya."
• Imam Abu Hanifah berkata,
"Barangsiapa mengatakan, 'Aku tidak mengetahui apakah Tuhanku berada di langit atau
bumi?' maka dia telah kafir.

karena dalam sebuah hadist lain telah dijelaskan bahwa 'Arsy Allah berada di atas
tujuh langit. Jika seseorang berkata bahwasanya Allah berada di atas 'Arsy, tetapi ia
berkata, "Aku tidak tahu apakah 'Arsy itu berada di atas langit atau di bumi?" Maka
dia telah kafir. Sebab dia mengingkari bahwa 'Arsy berada di atas langit. Barangsiapa
mengingkari bahwa 'Arsy berada di atas langit maka dia telah kafir, karena
sesungguhnya Allah adalah paling tinggi di atas segala sesuatu yang tinggi. Dia
dimohon dari tempat yang tertinggi, bukan dari tempat yang paling bawah.
Dari beberapa ayat dan hadist yang menjelaskan tentang istiwa’ di atas,
bahwasannya istiwa’ di atas Arsy menunjukkan hal-hal berikut:
• Penetapan sifat istiwa di atas ‘Arsy bagi Allah, sesuai dengan
keagungan dan kemuliaan-Nya.
• Bahwa Dzat Allah berada di atas.
Peringatan Penting
• Istiwa’ adalah hakikat bukan majas.
• jadi kita hanya mengetahui nya lewat wahyu yang Alla turunkan
dan kita tidak boleh menerka-nerka bagaimana bentuk/caranya karena
Allah SWT tidak menjelaskannya.
2. Wajib mengimani dan menerapkan sifat istiwa’ tanpa merubah pengertiannya
dan menyerupakan sifat istiwa’ Allah dengan sifat istiwa’ makhluk.
3. Menafsirkan istiwa’ dengan istawla yang artinya menguasai adalah salah
satu bentuk ta’wil yang bathil.
4. Makna bersemayam perlu di tinjau ulang.
• dalam kosakata indonesia, bersemayam diartikan duduk, tinggal, berkediaman hal ini
ditakutkan adanya kesalahpahaman arti yang tidak diinginkan.
5. istiwa’ Allah di atas Arsy tidak berarti bahwa Allah membutuhkannya, tapi
justru Arsy yang membutuhkannya.
LAPORAN
SURVEY MASJID

Nama : Afifah Latifatul Husna Nuruddiniyah


NIM : O0223010
Kelas : A
Masjid
Jami’ Al Badaeya

Desa Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.

2
HASIL SURVEY
Sholat Fardhu dilaksanakan rutin
Takmir masjid:
setiap hari, dengan imam:
• Bapak Khoirul Umam
• Bapak Kingwan • Subuh (04.22 WIB) : Bapak
Muadzin: Umam
• Bapak Marimin
• Bapak Ranti • Dzuhur (11.40) : Bapak Martin

• Ustadz Davin
• Ashar (14.58) : Bapak Jazid
• Santri pondok
• Maghrib (17.39) : Bapak Umam

• Isya’ (18.58) : Bapak Hamzah


Kegiatan Masjid
• Sholat Fardhu Berjamaah
• Sholat Jumat Berjamaah
• Jumat Berkah
• Pembagian makanan dan minuman bagi warga yang sholat jumat
• Santunan Fakir Miskin Dhuafa
• Pesantren Masyarakat
• Merupakan kegiatan belajar membaca Al-Quran bagi orang dewasa, diikuti oleh sebagian
besar orang tua (nenek-nenek) khusus untuk perempuan dengan pengajar dari pengurus
masjid bagian keputrian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan Al-Quran bagi orang
usia lanjut.
6. Pengajian
Materi yang di sampaikan meliputi:
Terdiri dari
• Tauhid (Keesaan Allah,
• Kajian Rutin Malam Jumat ba’da isya’
syahadat,dll)
• Kajian Rutin Ba’da Subuh setiap Ahad
• Fiqih
• Akhlak
Kajian ini dilakukan rutin tentunya bertujuan
• Tarikh/sejarah (kisah nabi,
untuk syiar agama islam,
perjuangan islam, peradaban, dll)
pemateri yang biasa mengisi untuk kajian rutin ba’da subuh
• Muamalah (hubungan manusia
dan ba’da isya’, yaitu
dengan manusia lain)
• Ustadz Tardi
• Parenting dalam agama islam
• Ustadz Khairul Umam
• dan lain lain
• Ustadz Hamzah
• Ustadz Jawahir
• ustadz dari luar daerah
• Santri dari Pondok MBST
Efek dari diadakannya kajian rutin ini adalah membuat masyarakat desa saya lebih
mengenal Allah SWT, dimana sebelumnya banyak masyarakat desa saya yang masih
berpegang teguh pada hal hal yang berbau mistis/tahayul dan sekarang perlahan semuanya
mulai berkurang, mereka yang ibaratnya orang sesepuh di desa pun sudah mulai berpaling
dari kepercayaannya yang menyimpang. sehingga kajian yang dilakukan selama ini bisa
dibilang sukses meluluhkan hati masyarakat dan massa yang datang untuk menghadiri
kajian pun relatif bertambah terutama kalangan anak muda.Terkadang pun setiap
memperingati hari besar islam seperti tahun baru islam, 1 Muharram diadakan pengajian
akbar yang mendatangkan syeikh ternama, bahkan pernah total jamaah nya mencapai 3000
jamaah kajian. Materi kajian yang di sampaikan pun relate dengan situasi kondisi yang
terjadi sekarang dan pemateri memaparkannya dengan metode yang menyenangkan.
7. Kegiatan Santri Pondok MBST

Pondok pesantren MBST ini sudah berdiri kurang lebih sudah selama 2 tahun dengan
total santri kurang lebih 10an orang jenjang SMP sederajat. Kegiatan santri seperti
murajaah hafalan, tilawatil quran,dll dilaksanakan di pendopo masjid jami’. Untuk
menunjang kehidupan santri juga diadakan program infaq yang dimana setiap rumah
diberi kotak kecil seperti kotak infaq yang nantinya setiap bulan akan ada petugas
masjid yang datang ke rumah-rumah untuk mengambil infaq tersebut. hal ini merupakan
wujud kepedulian terhadap sesama. perlu diketahui bahwa para santri ini tidak dipungut
biaya pendidikan atau bisa dibilang seikhlasnya saja, karena ini merupakan pondok
khusus untuk yatim piatu dan dhuafa.
Di masjid Jami’ ini tidak diadakan kegiatan TPA untuk anak-anak
karena masjid dan pendopo masjid digunakan oleh santri pondok
untuk melakukan kegiatan rutin pondok seperti murajaah, tahfidz,tilawah, dll.
sehingga untuk kegiatan TPA dialihkan ke masjid lain di desa.

supaya tidak mengganggu kegiatan santri-santri pondok.

You might also like