Professional Documents
Culture Documents
Bab 7
Bab 7
(BAB 7)
Disusun oleh:
AGUS SUPIANTO 2223760007
Dimana:
• GKM : Garis kemiskinan makanan daerah j (sebelum disetarakan menjadi 2100 kilokalori)
jp
provinsi p
• Pjkp : Rata-rata harga komoditas k di daerah j dan provinsi p
• Qjkp : Rata-rata kuantitas komoditas k yang dikonsumsi di daerah j di provinsi p P :
jkp
Dimana:
• GKNM : Pengeluaran minimum non-makanan daerah j dan provinsi p
jp
Sumatera Selatan 446.706 389.786 410.532 Jawa Tengah 372.882 365.607 369.385
DI Yogyakarta 452.628 378.873 432.026
Bengkulu 538.508 481.918 499.660 Jawa Timur 411.731 382.327 397.687
Banten 484.618 412.007 462.726
Bali 408.795 383.118 400.624
NTB 396.696 374.123 384.880
NTT 441.625 353.684 373.922
Kalimantan Barat 456.525 429.220 438.555
Kalimantan Tengah 418.029 449.184 438.248
Kalimantan Selatan 470.293 443.928 457.222
Kalimantan Timur 614.221 597.451 609.155
Kalimantan Utara 679.660 609.733 651.416
Sulawesi Utara 369.608 372.194 371.283
Sulawesi Tengah 457.193 433.870 441.036
Sulawesi Selatan 338.997 322.223 329.880
Sulawesi Tenggara 336.877 321.197 327.402
Gorontalo 339.000 328.597 333.070
Sulawesi Barat 328.806 328.014 328.144
Maluku 520.390 499.701 508.777
Maluku Utara 474.475 432.815 444.650
Papua Barat 597.406 555.072 573.313
Papua 588.744 520.117 540.099
Indonesia 442.063 404.398 425.250
1. Indeks Kemiskinan Manusia (Human Poverty Index)
• Indeks kemiskinan manusia (human poverty index/HPI) merupakan salah satu indikator yang
dikembangkan oleh UNDP untuk melengkapi indeks pembangunan manusia (IPM) pertama kali pada
tahun 1997
• Formula pengukuran untuk negara berkembang (HPI-1) ialah:
dimana:
P1 : Probabilitas kelahiran yang mampu hidup sampai usia 40 (dari 100)
P2 : Tingkat literasi dewasa
P3 : Aritmetika rata-rata atas 3 karakteristik
Persentase populasi tanpa akses air bersih
Persentase populasi tanpa akses fasilitas kesehatan
Persentase balita kekurangan gizi
a 3
Sementara itu, pengukuran untuk negara OECD berpenghasilan tinggi menggunakan formula pengukuran
berikut:
dimana:
P1 : Probabilitas kelahiran yang mampu hidup sampai usia 60 (dari 100)
P2 : Orang dewasa tidak memiliki keterampilan melek fungsional
P3 : Populasi di bawah garis kemiskinan pendapatan (50% dari median pendapatan disposibel rumah
tangga)
P4 : Tingkat pengangguran jangka panjang (berlangsung 12 bulan atau lebih)
a :3
2. Indeks Kemiskinan Multidimensi Global (Global Multidimensional
Poverty Index) Pada 16 Juli 2020, United Nations Development Program
telah menerbitkan Indeks Kemiskinan Multidimensi Global atau The
Global Multidimensional Poverty Index (MPI) terbaru. MPI adalah salah
satu alat untuk mengukur kemajuan terhadap pencepatan sustainable
development goal (SDG) pertama.
• MPI adalah salah satu alat untuk mengukur kemajuan terhadap pencepatan
sustainable development goal (SDG) pertama. MPI membandingkan
multidimensi akut kemiskinan untuk lebih dari 100 negara dan 5,7 miliar
orang serta memantau perubahan antar-waktu (UNDP, 2020).
• Tabel dibawah ini menjelaskan bahwa terdapat tiga dimensi utama dalam
pengukuran MPI yang dilakukan oleh UNDP, yaitu kesehatan, pendidikan,
dan standar hidup. Tiap dimensi memiliki indikator masing-masing,
sehingga total terdapat 10 indikator yang menjadi tolak ukur dalam
pengukuran MPI.
Tabel 7.3. Struktur dari The Global Multidimensional Poverty Index (MPI)
No Dimensi Indikator
1 Kesehatan Nutrisi (nutrition)
Tingkat kematian anak (child mortality)
kehidupan hidup layak (KHL). Secara umum hal ini terlihat dari Gambar 7.1., dimana
besaran had kifayah memiliki nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar garis
kemiskinan dan lebih rendah jika dibandingkan dengan standar kebutuhan hidup layak
(KHL). Sementara itu, KHL menjadi dasar dalam penetapan upah minimum.
Perhitungan had kifayah mengacu kepada kedua standar tersebut dengan dilakukan
• Secara rinci, tabel dibawah ini menunjukkan perbandingan antara had kifayah dengan
kebutuhan hidup layak dan garis kemiskinan. Secara umum, perbedaan mendasar antara
KHL dan had kifayah dalam dimensi pengukurannya ialah dimensi rekreasi dan
tabungan (pada KHL), dan dimensi ibadah (pada had kifayah). Rekreasi dan tabungan
tidak diukur dalam had kifayah karena bukan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
0,61-0,80 Baik
Setelah nilai dari kedua indeks tersebut didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah
membobotkan kedua nilainya. Pembobotan tersebut akan menghasilkan indeks modifikasi IPM
yang dihitung dengan rumus berikut:
IPM = (0,5 x indeks pendidikan) + (0,5 x indeks kesehatan)
Terakhir, ialah pengukuran indeks kemandirian dengan melihat apakah mustahik rumah tangga
memiliki pekerjaan tetap, usaha/bisnis, dan tabungan. Skala Likert digunakan untuk mengukur
kondisi kemandirian dari para mustahik rumah tangga.
Tabel 7.11. Skala Likert Indeks Kemandirian
1 2 3 4 5
Tidak memiliki Memiliki Hanya memiliki Memiliki salah Memiliki
pekerjaan dan pekerjaan tidak salah satu dari satu dari pekerjaan tetap,
usaha/bisnis tetap pekerjaan tetap pekerjaan tetap usaha/ bisnis,
(serabutan) atau usaha/ atau dan tabungan
bisnis usaha/bisnis,
dan memiliki
tabungan
Keterangan:
1: sangat lemah; 2: lemah; 3: cukup; 4: kuat; 5: sangat kuat
Dimana:
Li : Indeks kemandirian pada variabel i
Si : Nilai skor kemandirian secara aktual pada pengukuran variabel i
Smax : Skor kemandirian maksimal
Smin : Skor kemandirian minimal
Berdasarkan tiga indeks tersebut, maka pembentukan indeks kesejahteraan Baznas dapat dihitung dengan bobot
masing-masing sebagai berikut:
IKB = (0,40 x CIBEST) + (0,40 x Modifikasi IPM) + (0,2 x Indeks Kemandirian)
KESIMPULAN
• Penyusunan terkait kebijakan pengentasan kemiskinan yang tepat sasaran
• kemiskinan yang sudah digunakan saat ini oleh pemerintah atau dapat
kemiskinan Islam yang memasukkan dimensi lain dari prinsip Islam dalam