You are on page 1of 23

METODE & JADWAL

KAMPANYE PEMILU
Harris Hotel Surakarta, 14 September 2018

KOMISI PE M I LI HAN U M U M K OTA S U RAKAR TA


DASAR HUKUM

• Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum


• Pearturan KPU Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilu
• Peraturan KPU Nomor 28 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas PKPU No. 28 Tahun 2018
tentang Kampanye Pemilu
• Surat KPU Nomor 946/PP.08-SD/06/KPU/VIII/2018 tentang Petunjuk Teknis Fasilitasi APK
bagi Peserta Pemilu Tahun 2019
RUANG LINGKUP, MELIPUTI:

• Kampanye Presiden dan Wakil Presiden; dan


• Kampanye Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota.
KAMPANYE PEMILU
• Kampanye adalah kegiatan Peserta Pemilu atau pihak lain yang
ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk meyakinkan Pemilih, dengan
menawarkan visi, misi, program, dan/atau citra diri Peserta Pemilu.
• Peserta Pemilu adalah
– Partai Politik untuk Pemilu anggota DPR, anggota DPRD Provinsi,
anggota DPRD kabupaten/kota,
– Perseorangan untuk Pemilu anggota DPD, dan
– Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan
Partai Politik untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
PELAKSANA, TIM, PETUGAS, PESERTA,
DAN JURU KAMPANYE
• Pelaksana Kampanye adalah pihak-pihak yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk melakukan
kegiatan Kampanye
• Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh Pasangan Calon bersama-sama dengan Partai
Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon, yang didaftarkan ke
KPU dan bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis penyelenggaraan Kampanye
• Petugas Kampanye adalah seluruh petugas penghubung Peserta Pemilu dengan KPU, KPU
Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota yang memfasilitasi penyelenggaraan
Kampanye, dibentuk oleh Pelaksana Kampanye dan didaftarkan kepada KPU Provinsi/KIP
Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota, sesuai dengan tingkatannya.
• Peserta Kampanye adalah anggota masyarakat atau Warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat sebagai Pemilih.
• Juru Kampanye adalah orang seorang atau kelompok yang ditunjuk untuk menyampaikan visi,
misi, program, dan/atau citra diri Peserta Pemilu yang dibentuk oleh Pelaksana Kampanye.
METODE KAMPANYE
Kampanye dapat dilakukan melalui metode:
a. pertemuan terbatas;
b. pertemuan tatap muka;
c. penyebaran Bahan Kampanye Pemilu kepada umum;
d. pemasangan Alat Peraga Kampanye di tempat umum;
e. Media Sosial;
f. iklan media cetak, media elektronik, dan media dalam jaringan;
g. rapat umum;
h. debat Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; dan
i. kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye Pemilu dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Metode Kampanye sebagaimana dimaksud pada huruf d, huruf f, dan huruf h difasilitasi KPU.
PERTEMUAN TERBATAS
• Pertemuan terbatas dapat dilaksanakan: a. di dalam ruangan; atau b. di gedung tertutup.
• Peserta Kampanye yang diundang pada pertemuan terbatas disesuaikan dengan kapasitas
ruangan yang ditentukan oleh pengelola ruang gedung, dengan jumlah peserta paling banyak:
a. 3.000 (tiga ribu) orang untuk tingkat nasional; b. 2.000 (dua ribu) orang untuk tingkat
provinsi; dan c. 1.000 (seribu) orang untuk tingkat kabupaten/kota.
• Undangan kepada peserta harus memuat informasi mengenai hari, tanggal, jam, tempat
kegiatan, nama pembicara dan tema materi, serta Petugas Kampanye
• Petugas Kampanye pertemuan terbatas hanya dapat membawa, menggunakan, memasang,
dan/atau menyebarkan: a. bendera, tanda gambar, atau atribut Peserta Pemilu; dan/atau b.
Bahan Kampanye
• Peserta Kampanye dalam pertemuan terbatas hanya diperbolehkan membawa atau
menggunakan bendera, tanda gambar, atribut dan/atau Bahan Kampanye Peserta Pemilu yang
bersangkutan
PERTEMUAN TATAP MUKA
• Pertemuan tatap muka dapat dilaksanakan: a. di dalam ruangan atau gedung tertutup atau
terbuka; dan/atau b. di luar ruangan.
• Pertemuan tatap muka yang dilaksanakan di dalam ruangan, gedung tertutup, atau gedung
terbuka sebagaimana dilaksanakan dengan ketentuan: a. jumlah peserta tidak melampaui
kapasitas tempat duduk; dan b. peserta dapat terdiri atas peserta pendukung dan tamu
undangan.
• Pertemuan tatap muka yang dilaksanakan di luar ruangan dapat dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan kunjungan ke pasar, tempat tinggal warga, komunitas warga, atau tempat umum
lainnya.
• Petugas Kampanye pertemuan tatap muka dapat memasang Alat Peraga Kampanye di halaman
gedung atau tempat pertemuan
PENYEBARAN BAHAN KAMPANYE PEMILU
KEPADA UMUM
• Peserta Pemilu dapat mencetak dan menyebarkan Bahan Kampanye
• Bahan Kampanye dapat berbentuk: a. selebaran (flyer); b. brosur (leaflet); c. pamflet; d. poster; e.
stiker; f. pakaian; g. penutup kepala; h. alat minum/makan; i. kalender; j. kartu nama; k. pin;
dan/atau l. alat tulis
• Ukuran selebaran, brosur, pamflet, poster, dan stiker adalah:
– selebaran, paling besar ukuran 8,25 (delapan koma dua puluh lima) sentimeter x 21 (dua puluh satu)
sentimeter;
– brosur, paling besar ukuran posisi terbuka 21 (dua puluh satu) sentimeter x 29,7 (dua puluh sembilan
koma tujuh) sentimeter, posisi terlipat 21 (dua puluh satu) sentimeter x 10 (sepuluh) sentimeter;
– pamflet, paling besar ukuran 21 (dua puluh satu) sentimeter x 29,7 (dua puluh sembilan koma tujuh)
sentimeter;
– poster, paling besar ukuran 40 (empat puluh) sentimeter x 60 (enam puluh) sentimeter; dan
– stiker paling besar ukuran 10 (sepuluh) sentimeter x 5 (lima) sentimeter.
BAHAN KAMPANYE ..............
• Desain dan materi pada Bahan Kampanye paling sedikit memuat visi, misi, dan
program Peserta Pemilu.
• Peserta Pemilu mencetak Bahan Kampanye sebagaimana dengan mengutamakan
penggunaan bahan yang dapat didaur ulang.
• Setiap Bahan Kampanye apabila dikonversikan dalam bentuk uang nilainya paling
tinggi Rp60.000,00 (enam puluh ribu rupiah).
• Bahan Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dapat disebarkan
pada Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, dan/atau rapat umum.
• Stiker dilarang ditempel di tempat umum sebagai berikut: a. tempat ibadah termasuk
halaman; b. rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan; c. gedung atau fasilitas
milik pemerintah; d. lembaga pendidikan (gedung dan sekolah); e. jalan-jalan
protokol; f. jalan bebas hambatan; g. sarana dan prasarana publik; dan/atau h. taman
dan pepohonan.
PEMASANGAN ALAT PERAGA
KAMPANYE (APK) DI TEMPAT UMUM;
• Peserta Pemilu dapat mencetak dan memasang Alat Peraga Kampanye, meliputi: a. baliho,
billboard, atau videotron; b. spanduk; dan/atau c. umbul-umbul.
• Ukuran Alat Peraga Kampanye adalah:
– baliho, billboard, atau videotron, paling besar ukuran 4 (empat) meter x 7 (tujuh) meter;
– spanduk, paling besar ukuran 1,5 (satu koma lima) meter x 7 (tujuh) meter; dan
– umbul-umbul, paling besar ukuran 5 (lima) meter x 7 (tujuh) meter.
• Desain dan materi pada Alat Peraga Kampanye paling sedikit memuat visi, misi, dan program
Peserta Pemilu.
• Peserta Pemilu mencetak Alat Peraga Kampanye dengan mengutamakan penggunaan bahan
yang dapat didaur ulang.
FASILITASI APK
OLEH KPU KOTA SURAKARTA
• KPU Kota Surakarta dapat memfasilitasi Alat Peraga Kampanye (baliho & spanduk)
• Peserta Pemilu membiayai pembuatan desain dan materi Alat Peraga Kampanye yang
difasilitasi KPU Kota Surakarta
• Fasilitasi Alat Peraga Kampanye ditetapkan dalam Keputusan KPU Kota Surakarta
• Alat Peraga Kampanye dipasang di lokasi yang telah ditentukan
• Lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye dilarang berada di: a. tempat ibadah, termasuk
halaman; b. rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan; c. gedung milik pemerintah;dan d.
lembaga pendidikan (gedung dan sekolah).
• Lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye ditetapkan dengan Keputusan KPU Kota Surakarta
• Pemasangan Alat Peraga Kampanye menjadi tanggung jawab Peserta Pemilu.
PENAMBAHAN APK
OLEH PESERTA PEMILU

• Peserta Pemilu dapat menambah APK selain yang difasilitasi KPU Kota
Surakarta.
• KPU Kota Surakarta menetapkan jumlah penambahan APK dengan
Keputusan KPU Kota Surakarta, dengan rincian :
– Baliho, paling banyak 5 (lima) buah x jumlah kelurahan di Kota Surakarta;
– Spanduk, paling banyak 10 (sepuluh) buah x jumlah kelurahan di Kota
Surakarta.
• Lokasi pemasangan APK tambahan mengacu pada lokasi pemasangan yang
telah ditetapkan oleh KPU Kota Surakarta, disesuaikan dengan ruang publik
yang tersedia, serta dapat dipasang di kantor atau sekretariat Peserta
Pemilu.
MEDIA SOSIAL
• Peserta Pemilu dapat melakukan kampanye melalui media sosial
• Akun Media Sosial dapat dibuat paling banyak 10 (sepuluh) untuk setiap jenis aplikasi
• Desain dan materi pada Media Sosial paling sediki memuat visi, misi, dan program Peserta
Pemilu
• Desain dan materi dalam Media Sosial dapat berupa:
a. tulisan;
b. suara
c. gambar; dan/atau
d. gabungan antara tulisan, suara, dan/atau gambar, yang bersifat naratif, grafis, karakter, interaktif atau
tidak interaktif, dan yang dapat diterima melalui perangkat penerima pesan
• Pelaksana Kampanye wajib mendaftarkan akun resmi Media Sosial kepada KPU Kota
Surakarta dengan menggunakan formulir Model FK-MEDSOS.DPRD-KAB/KOTA untuk
Peserta Pemilu Anggota DPRD Kota Surakarta
IKLAN KAMPANYE
• KPU dapat memfasilitasi penayangan Iklan Kampanye dalam bentuk iklan komersial atau iklan layanan masyarakat,
pada media cetak, media elektronik, dan/atau media dalam jaringan
• Peserta Pemilu membiayai pembuatan desain dan materi Iklan Kampanye yang difasilitasi KPU
• KPU memberikan kesempatan dan alokasi waktu yang sama kepada Peserta Pemilu
• Fasilitasi Iklan Kampanye ditetapkan dalam Keputusan KPU
• Media Sosial atau laman resmi yang dapat digunakan terdiri atas:
1) facebook;
2) instagram; atau
3) laman resmi KPU Kota Surakarta.
• Penayangan Iklan Kampanye Peserta Pemilu pada Media Sosial atau laman resmi dapat dilakukan sejak 21 (dua puluh
satu) hari sebelum dimulainya masa tenang;
• jumlah desain dan materi paling banyak 2 (dua) buah;
• dilarang dilakukan pada Masa Tenang.
RAPAT UMUM
• Peserta Pemilu dapat melakukan rapat umum
• Rapat umum dapat dilaksanakan: a. di lapangan; b. stadion; c. alun-alun; atau d. tempat terbuka
lainnya.
• Pelaksanaan rapat umum wajib memperhatikan daya tampung tempat yang tersebut di atas
• Rapat umum dimulai pukul 09.00 dan berakhir paling lambat pukul 18.00 waktu setempat dengan
menghormati hari dan waktu ibadah di daerah setempat.
• KPU Kota Surakarta menyusun jadwal Kampanye rapat umum
• Pelaksana Kampanye, sesuai tingkatannya, yang tidak menggunakan sebagian atau seluruh
kesempatan Kampanye rapat umum, memberitahukan secara tertulis kepada KPU Kota Surakarta
paling lambat 1 (satu) Hari sebelum pelaksanaan Kampanye.
• KPU Kota Surakarta berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud di atas, melakukan
perubahan jadwal Kampanye.
• Perubahan jadwal Kampanye sebagaimana dimaksud di atas, ditetapkan dengan: Keputusan KPU
Kota Surakarta untuk Pemilu Anggota DPRD Kota Surakarta.
KEGIATAN LAIN
• Peserta Pemilu dapat melakukan Kampanye melalui kegiatan lain dalam bentuk:
– kegiatan kebudayaan, meliputi pentas seni, panen raya, dan/atau konser musik;
– kegiatan olah raga, meliputi gerak jalan santai, dan/atau sepeda santai;
– perlombaan;
– mobil milik pribadi atau milik pengurus Partai Politik yang berlogo Partai Politik Peserta Pemilu;
dan/atau
– kegiatan sosial meliputi bazar, donor darah, dan/atau hari ulang tahun.
• Pelaksana Kampanye kegiatan dilarang memberikan hadiah dengan metode pengundian (door
prize).
• Perlombaan mencakup seluruh jenis perlombaan.
• Perlombaan dapat dilaksanakan paling banyak 3 (tiga) kali selama Masa Kampanye.
• Pelaksana Pemilu dapat memberikan hadiah pada kegiatan perlombaan dalam bentuk barang.
• Nilai barang secara akumulatif paling tinggi seharga Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
No Metode Kampanye Masa Kampanye
1 Pertemuan terbatas; 23 September 2018 sd 13 April 2019

2 Pertemuan tatap muka; 23 September 2018 sd 13 April 2019

3 Penyebaran Bahan Kampanye; 23 September 2018 sd 13 April 2019

4 Pemasangan Alat Peraga Kampanye; 23 September 2018 sd 13 April 2019

5 Media sosial; 23 September 2018 sd 13 April 2019

6 Iklan media cetak, media elektronik, dan 24 Maret 2019 sd 13 April 2019
media dalam jaringan (daring);

7 Rapat umum; 24 Maret 2019 sd 13 April 2019

8 Debat Pasangan Calon Presiden dan Wakil 23 September 2018 sd 13 April 2019
Presiden;

9 Kegiatan lainnya yang tidak melanggar 23 September 2018 sd 13 April 2019


7
PERANAN PEMERINTAH, TENTARA NASIONAL INDONESIA,
DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DALAM KAMPANYE
• Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, dan desa atau sebutan
lain/kelurahan, memberikan kesempatan yang sama kepada Peserta Pemilu, Pelaksana Kampanye,
dan Tim Kampanye dalam penggunaan fasilitas umum untuk penyampaian materi Kampanye.
• Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, dan desa atau sebutan
lain/kelurahan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dilarang
melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu.
• Dalam hal keamanan di wilayah atau tempat/lokasi Kampanye tidak memungkinkan untuk
penyelenggaraan Kampanye, Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan tingkatannya
dapat mengusulkan pembatalan atau penundaan Kampanye kepada KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh,
atau KPU/KIP Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Pelaksana Kampanye.
• Berdasarkan usulan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, atau KPU/KIP Kabupaten/Kota memutuskan pembatalan atau
penundaan Kampanye dengan memberitahukan kepada Pelaksana Kampanye yang bersangkutan.
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN/ATAU BAWASLU

PROVINSI ATAU BAWASLU KABUPATEN/KOTA , BERWENANG:


• menertibkan atau membubarkan kegiatan Kampanye yang
dilaksanakan oleh Pelaksana Kampanye yang tidak
terdaftar di KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP
Kabupaten/Kota; dan
• mengubah rute perjalanan yang telah ditentukan tanpa
persetujuan dari Pelaksana Kampanye, apabila pada saat
keberangkatan dan/atau kepulangan peserta Kampanye
terjadi gangguan keamanan/ketertiban lalu lintas.
SANKSI
Partai Politik yang melanggar larangan ketentuan Kampanye sebelum
dimulainya masa Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
ayat (1) dan ayat (2) dikenai sanksi administratif, berupa:
peringatan tertulis;
a) penurunan atau pembersihan Bahan Kampanye atau Alat Peraga
Kampanye; dan/atau
b) penghentian Iklan Kampanye di media cetak, media elektronik,
media dalam jaringan, media sosial, dan lembaga penyiaran.
KETENTUAN LAIN-LAIN
PASAL 79
1) Partai Politik Peserta Pemilu yang bukan merupakan Partai Politik pengusul
Pasangan Calon, dapat melakukan Kampanye untuk salah satu Pasangan
Calon.
2) Kampanye yang dilakukan oleh Partai Politik Peserta Pemilu yang bukan
merupakan Partai Politik pengusul Pasangan Calon sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan metode sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf g dan huruf i.
3) Kampanye yang dilakukan oleh Partai Politik Peserta Pemilu yang bukan
merupakan Partai Politik pengusul Pasangan Calon sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dibiayai oleh Partai Politik yang bersangkutan.
PASAL 80

1) Mobil atau ambulans yang berlogo Partai Politik,


sepanjang tidak mencantumkan nomor urut Partai Politik
sebagai Peserta Pemilu, tetap dapat digunakan.
2) Mobil atau ambulans sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya dapat digunakan untuk kegiatan operasional
atau menjalankan fungsi sosial Partai Politik dan untuk
pelayanan publik.

You might also like