You are on page 1of 33

LIMBAH MEDIS

SITI NURLANI HARAHAP, S.Si., M.Pd


LIMBAH

Sesuatu yg tdk digunakan, tdk terpakai, tdk


disenangi atau sesuatu terpakai, tdk disenangi atau
sesuatu yg dibuang, yg berasal dari kegiatan yg
dibuang, yg berasal dari kegiatan manusia dan tdk
terjadi dgn sendirinya manusia dan tdk terjadi dgn
sendiri
LIMBAH RS a/ Semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. rumah sakit dan
kegiatan penunjang lainnya.

 Mengingat dampak yang mungkin timbul, maka Mengingat


dampak yang mungkin timbul, maka diperlukan upaya
pengelolaan yang baik diperlukan upaya pengelolaan yang baik
meliputi pengelolaan sumber daya manusia, meliputi
pengelolaan sumber daya manusia, alat dan sarana, keuangan
dan tatalaksana alat dan sarana, keuangan dan tatalaksana
pengorganisasian yang ditetapkan dengan pengorganisasian
yang ditetapkan dengan tujuan memperoleh kondisi rumah
sakit yang tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang
memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan memenuhi
persyaratan kesehatan lingkungan
WUJUD LIMBAH RS

PADAT CAIR GAS


LIMBAH
LAYANAN MEDIS
• Rumah sakit merupakan penghasil limbah medis/klinis terbesar,
sehingga perlu pengolahan pendahuluan sebelum diangkut ke
tempat pengumpulan dan pemusnahan
• Limbah atau sampah medis/klinis adalah limbah yang berasal dari
pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinary, farmasi atau
sejenisnya, pengobatan, perawatan, pendidikan dan penelitian yang
menggunakan bahan beracun dan infeksius

• Jenis limbah klinis :


- benda tajam - limbah farmasi
- limbah infeksius - limbah kimia
- limbah jar tubuh - limbah radioaktif
- limbah sitotoksik
1. Limbah benda tajam
Obyek atau alat yang mempunyai sudut yang tajam, sisi, atau ujung
bagian yang dapat memotong ujung bagian atau menusuk kulit
Contoh:
 Jarum
 Perlengkapan infus dan transfusi Perlengkapan infus dan transfusi
 Pisau bedah/SKALPEL
 Pecahan gelas, ampul, vial
 Potongan tulang, kuku
2. Limbah patologi

Limbah yang berasal dari jaringan atau cairan tubuh manusia


Cth:
 Organ dan anggota tubuh
 Darah
 Muntahan, urin, tinja
 Plasenta, janin
3. Limbah sitotoksik

Limbah yang sangat berbahaya dan bersifat mutagenic, teratogenic,


carcinogenic .
Limbah ini bersumber dari obat sitotoksik (anti neoplastik) yg banyak
digunakan di bagian perawatan kanker, radiotherapi
Cth:
 Bahan tercemar sewaktu persiapan dan pemberian obat misalnya
tabung suntik, jarum suntik, obat misalnya tabung suntik, jarum
suntik, vial
 Obat-obatan kadaluarsa, sisa-sisa larutan
 Urin, kotoran, dan muntahan pasien yang mengkonsumsi obat
sitotoksik mengkonsumsi obat sitotoksik
4. Limbah farmasi

Limbah yang berasal dari obat- obatan kadaluarsa,


tidak dipakai, rusak, terkontaminasi sehingga tidak
dipakai lagi
Termasuk pula benda-benda yang dipakai untuk
menangani bahan- bahan farmasi seperti botol atau
kotak obat,sarung tangan, masker, tabung dan vial
obat
5. Limbah kimia
Limbah yang terdiri atas bahan kimia buangan baik yang
berupa padatan, cair, atau, gas mis. dari pekerjaan
diagnostik, kegiatan pembersihan, pemeliharaan dan
disinfeksi.
KATEGORI
LIMBAH MEDIS/KLINIS
• Golongan A : a. Dressing bedah, swab dan semua limbah
terkontaminasi;
b. Bahan linen kasus penyakit infeksi
c. Seluruh jar tubuh manusia, hewan dari lab, dan hal
lain yang berkaitan dengan swab dan dressing

• Golongan B : Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan


benda tajam lainnya

• Golongan C : Limbah lab dan post partum, kecuali yg masuk gol. A

• Golongan D : Limbah bh kimia dan farmasi tertentu

• Golongan E : Pelapis bed-pan disposable, urinoir, incontinence, pad


dan stamagbags
PEMILAHAN DAN PENGURANGAN
SAMPAH MEDIS

• Alur limbah hrs diidentifikasi dan dipilah


• Reduksi volume limbah merupakan proses yang
kontinyu
• Pemisahan limbah B3 dari limbah lainnya pada
tempat penghasil adalah kunci pembuangan yang
paling baik
• Dengan limbah berada di kantong dan kontainer
yang sama untuk penyimpanan, pengumpulan
dan pembuangan akan mengurangi kemungkinan
kesalahan petugas dlm penanganan
PENAMPUNGAN
SAMPAH MEDIS

• Sarana penampungan limbah


medis harus memadai, diletakkan
pada tempat yang pas, aman, dan
higienis

• Pemadatan adalah cara yang


efisien dalam penyimpanan
sampah medis yang bisa dibuang
di sanitary landfill, namun
pemadatan tidak boleh dilakukan
pada limbah infeksius dan benda
tajam
PEMISAHAN
SAMPAH MEDIS

• Untuk memudahkan berbagai macam sampah/limbah medis yang dbuang, maka


harus dilakukan pemisahan dengan memakai kantong plastik berwarna (kode
warna)

Warna Kantong Jenis Sampah/Limbah

Hitam Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untuk


menyimpan atau mengangkut limbah medis

Kuning Semua jenis limbah yang akan dibakar di incinerator

Kuning dgn strip Jenis sampah medis yang sebaiknya dibakar tapi bisa juga
hitam dibuang di sanitary landfill bila dilakukan cara pengumpulan
terpisahdan pengaturan pembuangan
Biru muda atau Limbah untuk di autoclav (atau sejenis) sebelum
transparan dgn strip pembuangan akhir
biru tua
STANDARISASI KANTONG DAN
KONTAINER PEMBUANGAN LIMBAH
MEDIS

• Karena terdapat berbagai macam kantong dan kontainer


serta logo (simbol) yang dipergunakan untuk pembuangan
sampah medis, maka perlu standardisasi nasional warna dan
kode masing-masing jenis sampah medis

• Keseragaman akan memberikan keuntungan sbb :


- mengurangi biaya dan waktu pelatihan petugas
- meningkatkan keamanan petugas dalam/luar RS
- pengurangan biaya produksi kantong dan kontainer

• Kantong dan kontainer harus kuat, bermutu, tidak mudah


robek dan tidak bereaksi dgn sampah yang disimpan di
dalamnya
KODE SIMBOL/PIKTOGRAM
STANDARD (LIHAT JUGA GHS)

• Sampah Infeksius
Kantong berwarna kuning dengan simbol biohazard
yang berwarna hitam (international)

• Sampah Citotoksik
Kantong berwarna ungu dengan simbol limbah
sititoksik (pembelahan sel fase telofase)

• Sampah Radioaktif
Kantong berwarna merah dengan simbol trefoil (bhs
lain : trifolium, three-leaved plant (international)

• Sampah Umum
Kantong warna hitam dengan simbol tulisan
“Domestik” warna putih
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS
GOLONGAN A

• Dressing bedah dan limbah medis lainnya ditampung dlm bak


penampungan limbah medis, dilengkapi dengan kantong plastik
diikat kuat kalau ¾ isi sudah penuh, maksimal 1 hari sekali
diangkut, dimusnahkan dgn incinerator

• Prosedur yg digunakan disetujui Pimpinan jbj, Kepala Bagian


Sanitasi dan Dinas Kesehatan

• Semua jar tubuh, placenta dll ditampung bak medis dalam kantong
yang tepat untuk dimusnahkan dgn incinerator

• Alat lab yabg terinfeksi dimusnahkan dengan incinerator dan


incinerator dioperasikan dibawah pengawasan bagian sanitasi
Rumah Sakit
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS
GOLONGAN B

• Syringe, jarum, dan cartridge


hendaknya dibuang dalam
keadaan tertutup

• Sampah ini hendaknya ditampung


dalam bak tahan benda tajam
yang bilamana penuh ( atau
dengan interval maksimal tidak
lebih dari 1 minggu) hendaknya
diikat dan ditampung dalam bak
sampah medis sebelum diangkut
dan dimusnahkan dengan
incinerator
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS
GOLONGAN C

• Pembuangan sampah medis


yang berasal dari unit patologi
kimia, haematologi, transfusi
darah, mikrobiologi, histologi
dan post partum serta unit
sejenisnya (binatang percobaan)
dibuat dalam kode pencegahan
infeksi dalam lab klinis dan
ruang post mortum dan
publikasi lainnya
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS
GOLONGAN D

• Barang-barang yang lebih atau


produk medis baru sebagian
digunakan hendaknya
dikembalikan kepada petugas
yang bertanggung jawab di
bagian Farmasi Rumah Sakit
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS
GOLONGAN E

• Kecuali yang berasal dari ruangan


dengan risiko tinggi, isi sampah
medis golongan E ini bisa dibuang
melalui saluran air “sluicer”, WC
atau unit pembuangan untuk itu

• Sampah yang tidak dapat dibuang


melalui saluran air hendaknya
disimpan dalam bak penampungan
sampah medis dan dimusnahkan
dengan incinerator
TRANSPORTASI SAMPAH MEDIS
KERETA ATAU TROLLI

• Permukaan harus licin, rata


dan tidak tembus
• Tidak akan menjadi sarang
serangga
• Mudah dibersihkan dan
dikeringkan
• Sampah tidak menempel di
alat angkut
• Sampah mudah diisikan,
diikat dan dituang kembali
KALAU TIDAK TERSEDIA
SARANA TRANSPORTASI LIMBAH MEDIS

• Harus disediakan bak terpisah dari


sampah biasa dalam bak truck
pengangkut sampah, dan dilakukan
upaya mencegah kontaminasi sampah
lain yang dibawa

• Harus dapat dijamin bahwa sampah


dalam keadaan aman dan tidak
terdapat kebocoran atau tumpahan
TEMPAT
PENAMPUNGAN SEMENTARA

• Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin, dikatakan


penuh itu kalau 2/3 atau ¾ kantong penuh

• Sementara menunggu pengangkutan, hendaknya :


- Simpan dalam kontainer memenuhi syarat
- Lokasi strategis, dalam kantong warna dan kode terpisah
- Taruh di tempat yg kering dan ada sarana pencuci
- Aman dari orang yang tak bertanggung jawab
- Terjangkau kendaraan pengangkut sampah

• Sampah medis yang tidak berbahaya dapat ditampung bersama


sampah lain sambil menunggu pemusnahan
PERINGATAN

• Peringatan bahaya dari


kontainer bertekanan, seperti
kaleng aerosol hendaknya tidak
dimasukkan ke dalam kantong
sampah yg akan dimusnahkan
dengan incinerator !!
PENGANGKUTAN
SAMPAH

• Pengangkutan dalam ruangan memakai kereta, sedangkan untuk


bangunan bertingkat dapat dibantu dgn menyediakan cerobong
sampah atau lift pada sudut ruangan

• Kereta sampah supaya dipisah antara sampah medis dan sampah


non-medis, karena berkaitan dengan metode pembuangan dan
pemusnahannya

• Dalam strategi pengelolaan sampah RS perlu ditetapkan lebih dulu


prosedur standar (PROTAP) pengelolaan sampah yang harus
dipatuhi oleh semua fihak yang terlibat
SARANA
PENGANGKUTAN

Sangat diharapkan kendaraan


yang dipakai mengangkut sampah
medis dan sejenisnya hanya untuk itu
saja

Mudah diangkut dan dibongkar serta


mudah dibersihkan dan dilengkapi
alat pengumpul kebocoran

Harus dipasang tanda atau kode untuk


sampah medis/klinis
METODE
PEMBUANGAN

• Sebagian besar limbah medis / klinis dibuang


dengan metode incinerator atau setelah
sterilisasi (autoclave atau bahan kimia
hipoklorit / permanganat) dengan sanitary
landfill

• Evaluasi keberhasilan pengelolaan sampah


bisa dilihat dengan indikator :
- akumulasi sampah tak terangkut
- peningkatan populasi lalat
- adanya keluhan masyarakat, pasien,
pengunjung atau petugas rumah sakit
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH
PADAT
1. INCINERATOR
a/ proses pengolahan melalui pembakaran suhu tinggi
pada kondisi yang terkendali untuk mengoksidasi karbon
& hydrogen.
Kelebihan incinerator :
 Dapat memusnahkan banyak materi yang mengandung karbon dan patogen
 Reduksi volume mencapai 80-95%
 Hasil pengolahan tidak dikenali sebagai bentuk aslinya
 Panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan uap.

Kekurangan :
 Emisi udara menghasilkan bahan pencemar, terutama dioksin dan fluran yang
karsinogenik (WHO)
 Resiko tinggi terhadap operator karena panas dan potensi kebakaran
 Perlu tenaga operator yang terampil
 Sulit menguji patogen rutin
MICROWAVE
a/ proses pengolahan melalui pemanasan dengan uap menggunakan tenaga
gelombang mikro yang bekerja dari dalam ke luar.
Kelebihan :
 Dapat mensterilkan semua semua materi yang diproses
 Reduksi volume 15-20%
 Tidak menimbulkan emisi ke udara yang dapat mencemari
 Tidak perlu tenaga operator yang terampil
 Resiko terhadap operator karena panas dan potensi kebakaran rendah.

Kelemahan :
Hasil pengolahan masih dapat dikenali sebagai bentuk aslinya, sehingga
memerlukan lanjutan penanganan
AUTOCLAVE

a/ proses pengolahan melalui pemanasan dengan uap yang bekerja


dari luar ke dalam dengan pre vacuum dalam suhu rendah.
Kelebihan :
 Dapat mensterilkan semua materi yang diproses
 Reduksi volume 15-20%
 Tidak menimbulkan emisi udara yang dapat mencemari
 Tidak perlu tenaga operator yang terampil
 Resiko terhadap operator karena panas dan potensi kebakaran
rendah
Kelemahan :
Hasil pengolahan masih dapat dikenali sebagai bentuk
aslinya, sehingga memerlukan penanganan lanjutan
Proses pre vacuum dapat menimbulkan resiko
pemindahan patogen .

You might also like