Professional Documents
Culture Documents
Hygiene Industri
Hygiene Industri
Pasal 3, ayat 1
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas hembusan
angin, cuaca, sinar radiasi, suara & getaran
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi &
penularan
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
Regulasi
PERATURAN MENTERI PERBURUAN NO. 7 TAHUN 1964
Tentang;SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA PENERANGAN
DALAM
DariTEMPAT KERJA
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 point g, h,i dan j
Pasal 5,tersebut
Ayat 5 di jelaskan dalam :
Luas tempat kerja harus sedemikian rupa sehingga tiap pekerja
dapat tempat yang cukup untuk bergerak secara bebas, paling
sedikit 2 meter buat seorang pekerja
Regulasi
Pasal 6, Ayat 6
Jumlah kakus adalah sebagai berikut
Untuk 1 – 15 orang buruh = 1 kakus
Untuk 16 – 30 orang buruh = 2 kakus
Untuk 31 – 45 orang buruh = 3 kakus
Untuk 46 – 60 orang buruh = 4 kakus
Untuk 61 – 80 orang buruh = 5 kakus
Untuk 81 – 100 orang buruh = 6 kakus
Dan selanjutnya untuk setiap 100 orang 6 kakus
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR :KEP.187/MEN/1999
Tentang; PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DITEMPAT KERJA
Pasal 1, Point b
Nilai Ambang Kuantitas yang selanjutnya disebut NAK adalah strandar kuantitas bahan
kimia berbahaya untuk menetapkan potensi bahaya bahan kimia ditempat kerja
Pasal 14
Nilai Ambang Kuantitas (NAK) bahan kimia....
a. Bahan kimia kriteria beracun : 10 ton
b. Bahan kimia kriteria sangat beracun : 5 ton
c. ...............
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999
Tentang; NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DITEMPAT KERJA
Pasal 1, Ayat 3
Nilai Ambang Batas adalah standar faktor lingkungan ditempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari hari untuk waktu tidak melebihi 8 (delapan) jam sehari atau 40 (empat puluh jam) seminggu
Pasal 1, Ayat 4
Faktor fisika adalah faktor didalam tempat kerja yang bersifat fisika yang dalam keputusan ini terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro dan sinar ultra ungu
KEGUNAAN NILAI AMBANG BATAS
Sebagai rekomendasi bagi praktek higiene perusahaan dalam melakukan
penatalaksaan lingkungan kerja sebagai upaya untuk mencegah dampaknya
terhadap kesehatan
A. Standard Manajemen
Standard Manajemen K3 ditetapkan berdasarkan PERMENAKER No;
Per-05/MEN/1996 tentang SMK3
B. Standard Personil
Disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan keahliannya, standar untuk ;
- operator boiler (PERMENAKER No; Per-01/MEN/1988)
- pengemudi forklift (PERMENAKER No; Per-05/MEN/1985)
- operator crane (PERMENAKER No; Per-01/MEN/1989)
Standard
C. Standard lingkungan tempat kerja
SAFETY ENGINEERING
INDUSTRIAL HYGIENE
INDUSTRIAL MEDICINE
KEILMUAN HI KEDOKTERAN ANATOMI KESEHATAN
FISIOLOGI GIZI ERGONOMI
• ENGINEERING
• PSIKOLOGI
• KESELAMATAN
• ADMINISTRASI
• MANA JEMEN
• FISIKAKIMIA
• TAKSIKOLOGI
• BIOLOGI
SAFETY ENGINEERING
SAFE CONSTRUCTION
SAFE WORK
PROCESSES
SAFE PRACTICES
INDUSTRIAL MEDICINE
Kerja
INDUSTRIAL HYGIENE
- Manusia
Keselamatan Kerja - Alat
Teknis
Lingkungan
Hygiene Industri Teknis
Kerja
ANTIPATE RECOGNIZE
Be aware of potential Identify symptoms and
hazards before hazard when they
they occur exist
CONTROL EVALUATE
Eliminate or reduce current Assess hazards correctly
hazards by taking corrective action and determine corective
and prevent future hazards by action
taking prevention action
Ruang lingkup Hygiene Industry
• Antisipasi (mengantisipasi)
• Rekognisi (mengenal)
• Evaluasi (mengevaluasi)
• Pengontrolan
(mengendalikan)
Antisipasi
3. Laporan
- berupa listing seluruh potensi bahaya
- Hasil: bahaya/tidak
Rekognisi
Berikut ad
Penyakit yang paling penting dari industri
tekstil yaitu bissinosis yang ditandai oleh adanya
Monday feelings atau biasa disebut dengan Monday
Syndrome.
Demam pabrik biasa diderita oleh pekerja baru
atau pekerja yang masuk kembali setelah libur yang
cukup lama pada pabrik pemintalan.
Aneka zat kimia yang digunakan pada industri
tekstil juga bermacam-macam diantaranya mungkin
bersifat korosif bahkan karsinogenik.
Aneka bakteri yang berasal dari pemintalan
kapas yang bermutu rendah dapat menyebabkan
timbulnya penyakit.
Pada industri tekstil yang menggunakan
bahan wol pekerja menghadapi penyakit infeksi
oleh karena antraks. Biasanya kelainan terlihat
pada kulit
Udara panas dan lembab terutama pada
proses karding dan blowing dapat menyebabkan
gangguan kesehatan. Suhu pada kedua ruangan
biasanya mencapai 28-36 derajat celcius.
Kebisingan pada unit operasi memilin
dan menenun biasanya melebihi 85 dB(A),
sehingga perlu menurunkan kebisingan.
Kecelakaan Kerja
Bahaya kebakaran antara lain disebabkan oleh debu kapas yang
sangat mudah terbakar. Oleh karenanya perlu dilakukan berbagai
pencegahan.
Pencegahan kemungkinan bahaya dari faktor mekanis meliputi
bagian-bagian mesin pintal atau tenun yang bergerak atau berputar harus
diberi perlindungan. Mesin disel pada instalasi listrik sentral harus selalu
mendapat perhatian yang khusus baik perawatan maupun pengawasannya
oleh tenaga yang ahli. Untuk pertolongan pertama kepada kecelakaan
sewajarnya tersedia perlengkapan PPPK.
Kelelahan
Faktor penyebab kelelahan yang terjadi
di industri tekstil :
1. Pekerjaan banyak bersifat berdiri
2. Pekerjaan cukup menjemukan
3. Suhu dan kelembaban udara tinggi
4. Debu
• Antisipasi (mengantisipasi)
• Rekognisi (mengenal)
• Evaluasi (mengevaluasi)
• Pengontrolan
(mengendalikan)