You are on page 1of 52

Hygiene Industri

Dian Fitriani, S.Tr.Kes


HYGIENE INDUSTRI ?
• Ilmu dari rekognisi
(pengenalan), antisipasi,
evaluasi, dan pengendalian
faktor-faktor lingkungan
sehingga tenaga kerja &
masyarakat terhindar dari efek
samping kemajuan teknologi
REGULASI, STANDARD DAN
NILAI AMBANG BATAS (NAB)
TERKAIT DENGAN
HIGIENE INDUSTRI
Regulasi
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Pasal 3, ayat 1
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas hembusan
angin, cuaca, sinar radiasi, suara & getaran
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi &
penularan
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
Regulasi
PERATURAN MENTERI PERBURUAN NO. 7 TAHUN 1964
Tentang;SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA PENERANGAN
DALAM
DariTEMPAT KERJA
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 point g, h,i dan j
Pasal 5,tersebut
Ayat 5 di jelaskan dalam :
Luas tempat kerja harus sedemikian rupa sehingga tiap pekerja
dapat tempat yang cukup untuk bergerak secara bebas, paling
sedikit 2 meter buat seorang pekerja
Regulasi
Pasal 6, Ayat 6
Jumlah kakus adalah sebagai berikut
Untuk 1 – 15 orang buruh = 1 kakus
Untuk 16 – 30 orang buruh = 2 kakus
Untuk 31 – 45 orang buruh = 3 kakus
Untuk 46 – 60 orang buruh = 4 kakus
Untuk 61 – 80 orang buruh = 5 kakus
Untuk 81 – 100 orang buruh = 6 kakus
Dan selanjutnya untuk setiap 100 orang 6 kakus
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR :KEP.187/MEN/1999
Tentang; PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DITEMPAT KERJA
Pasal 1, Point b
Nilai Ambang Kuantitas yang selanjutnya disebut NAK adalah strandar kuantitas bahan
kimia berbahaya untuk menetapkan potensi bahaya bahan kimia ditempat kerja
Pasal 14
Nilai Ambang Kuantitas (NAK) bahan kimia....
a. Bahan kimia kriteria beracun : 10 ton
b. Bahan kimia kriteria sangat beracun : 5 ton
c. ...............
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999
Tentang; NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DITEMPAT KERJA
Pasal 1, Ayat 3
Nilai Ambang Batas adalah standar faktor lingkungan ditempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari hari untuk waktu tidak melebihi 8 (delapan) jam sehari atau 40 (empat puluh jam) seminggu
Pasal 1, Ayat 4
Faktor fisika adalah faktor didalam tempat kerja yang bersifat fisika yang dalam keputusan ini terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro dan sinar ultra ungu
KEGUNAAN NILAI AMBANG BATAS
Sebagai rekomendasi bagi praktek higiene perusahaan dalam melakukan
penatalaksaan lingkungan kerja sebagai upaya untuk mencegah dampaknya
terhadap kesehatan

Dengan demikian NAB dapat digunakan :


1. Sebagai kadar standar untuk perbandingan
2. Sebagai pedoman untuk perencanaan produksi dan perencanaan
teknologi pengendalian bahaya-bahaya dilingkungan kerja
3. Menentukan subtitusi bahan proses produksi terhadap bahan yang lebih
beracun dengan bahan yang kurang beracun
4. Membantu menentukaan diagnosis gangguan kesehatan, timbulnya
penyakit dan hambatan efisiensi kerja akibat faktor kimiawi dengan
bantuan pemeriksaan biologik
STANDARD
Standar adalah sebuah norma atau patokan yang diterima dan
disetujui untuk mengukur sesuatu kuantitas dan kualitas

Standar ini dikategorikan menjadi dua :


a. Standar berdasar konsensus, ialah standar yang disetujui
oleh sekelompok orang, namun pemakaiannya tidak
ditentukan oleh undang-undang.

b. Standar di bawah peraturan, adalah standar yang


pemakiannya diwajibkan oleh pemerintah.
STANDARD
Standard K3
Kriteria yang ditetapkan dan disesuaikan untuk
mencapai suatu keadaan masyarakat tenaga kerja
yang
sehat dan selamat di tempat kerja serta optimal
dalam
produktifitasnya.
Standard
 Jenis-jenis Standard dalam K3

A. Standard Manajemen
Standard Manajemen K3 ditetapkan berdasarkan PERMENAKER No;
Per-05/MEN/1996 tentang SMK3

B. Standard Personil
Disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan keahliannya, standar untuk ;
- operator boiler (PERMENAKER No; Per-01/MEN/1988)
- pengemudi forklift (PERMENAKER No; Per-05/MEN/1985)
- operator crane (PERMENAKER No; Per-01/MEN/1989)
Standard
C. Standard lingkungan tempat kerja

1. Standard sanitasi industri;


Meliputi; Syarat2 saluran industri, limbah industri, ukuran.
ruangan untuk setiap tenaga kerja, mutu kakus dan jumlahnya dsb

Standard ini ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri


Perburuhan No 7 tahun 1964, tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta Penerangan dalam tempat kerja.
Standard
2. Standard Potensi bahaya Faktor Fisika di tempat kerja.
Standard ini ditetapkan berdasarkan KEPMENAKER No; Kep-51/MEN/1999
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika.
Standar untuk penerangan ditetapkan berdasarkan Peraturan meneteri
Perburuhan No; 7 tahun 1964.

3. Standard Potensi Bahaya Kimia di udara tempat kerja.


Standard ini ditetapkan berdasarkan Surat Edaran Menteri
tenaga Kerja no; SE-01/MEN/1997 tentang NAB faktor
kimia di udara tempat kerja.
Standard
D. Standard Peralatan Kerja
Peralatan kerja adalah peralatan yang digunakan atau dipakai oleh tenaga
kerja untuk melakukan pekerjaannya.
1. Peralatan kerja; mesin-mesin untuk proses produksi, meja
kerja, instalasi listrik dsb mengacu PERMENAKER No; Per-04/MEN/1985
tentang Pesawat Tenaga dan Produksi
2. Alat pelindung diri.
Ditetapkan berdasarkan Intruksi Menteri tenaga kerja No;
INST.05/M/BW/1997 tentang pengawasan Alat Pelindung Diri
INDUSTRIAL SAFETY AND HEALTH

 SAFETY ENGINEERING

 INDUSTRIAL HYGIENE

 INDUSTRIAL MEDICINE
KEILMUAN HI KEDOKTERAN ANATOMI KESEHATAN
FISIOLOGI GIZI ERGONOMI

• ENGINEERING
• PSIKOLOGI
• KESELAMATAN
• ADMINISTRASI
• MANA JEMEN
• FISIKAKIMIA
• TAKSIKOLOGI
• BIOLOGI
SAFETY ENGINEERING

 SAFE CONSTRUCTION

 SAFE WORK

PROCESSES

 SAFE PRACTICES
INDUSTRIAL MEDICINE

1. Mengevaluasi kemampuan Karyawan

Untuk Melakukan Pekerjaannya

2. Memonitor Dan Menjaga Kesehatan

Karyawan Dengan Mengurangi Resiko

Pekerjaan Yang Berakibat Pada Kecelakaan

Dan Penyebaran Penyakit

3. Membantu Mengurangi Beban Psikologi

Yang Berkaitan Dengan Pekerjaan

4. Memberikan Saran Ke Manajemen Tentang

Masalah Kesehatan Di Tempat Dan Proses

Kerja
INDUSTRIAL HYGIENE

 REKOGNITION SUMBER BAHAYA

 ANTISIPASI SUMBER BAHAYA

 EVALUASI SUMBER BAHAYA.

 KONTROL SUMBER BAHAYA :

 PADA LINGKUNGAN KERJA.

 POLUSI DARI PROSES PEKERJAAN.


MAN WORKPLACE

MEDICINE HYGIENE SAFETY

PREVENTION OF DISEASES PREVENTION OF INJURIES


PERBEDAAN Sasaran Sifat

- Manusia
Keselamatan Kerja - Alat
Teknis

Lingkungan
Hygiene Industri Teknis
Kerja

Kesehatan Kerja Manusia Medis


THE INDUSTRIAL HYGIENE EFFORT
THE INDUSTRIAL HYGIENE EFFORT

ANTIPATE RECOGNIZE
Be aware of potential Identify symptoms and
hazards before hazard when they
they occur exist

CONTROL EVALUATE
Eliminate or reduce current Assess hazards correctly
hazards by taking corrective action and determine corective
and prevent future hazards by action
taking prevention action
Ruang lingkup Hygiene Industry
• Antisipasi (mengantisipasi)
• Rekognisi (mengenal)
• Evaluasi (mengevaluasi)
• Pengontrolan
(mengendalikan)
Antisipasi

Serangkaian kegiatan yang


dilakukan untuk memprediksi
kemungkinan-kemungkinan
potensi bahaya yang ada di
tempat kerja.
Cara melakukan Antisipasi

1. Tentukan skop area/ konteks pembahasan


- Area kerja
- Bahaya yang ada
- Pekerja
2. Mengumpulkan data potensi bahaya
- Data primer
ex; observasi, spot sampling, kuesioner
- Data sekunder
ex; hasil riset, literatur, laporan.

3. Laporan
- berupa listing seluruh potensi bahaya
- Hasil: bahaya/tidak
Rekognisi

Kegiatan untuk mengenali


suatu bahaya lebih detil dan
lebih komprehensif dengan
menggunakan suatu metode
yang sistematis sehingga
dihasilkan suatu hasil yang
objektif dan bisa
dipertanggung jawabkan.
Tujuan Rekognisi
1. Jenis dan besarnya bahaya
- Jenis bahaya; fisika, kimia, ergonomi
dll
- Besar bahaya; konsentrasi/kadar di
dalam media di ling. Kerja

2. Sumber bahaya dan area kerja yang


beresiko
- sumber ; material, proses, peralatan,
limbah

3. Pekerja yang beresiko


- Pekerja
- Unit kerja
Metode Rekognisi

1. Laporan Kecelakaan Kerja


2. Laporan Pemeriksaan Fisik
3. Pengumuman Kepada
Karyawan
4. Inspeksi Lapangan
5. Diskusi Dengan Tenaga
Profesional
Evaluasi

Pada tahap penilaian/evaluasi


lingkungan, dilakukan
pengukuran, pengambilan
sampel dan analisis di
laboratorium.
Tujuan pengukuran dalam evaluasi yaitu

• Untuk mengetahui tingkat risiko


• Untuk mengetahui pajanan pada
pekerja
• Untuk memenuhi peraturan (legal
aspek)
• Untuk mengevaluasi program
pengendalian yang sudah
dilaksanakan
• Untuk memastikan apakah suatu
area aman untuk dimasuki pekerja
• Mengetahui jenis dan besaran
hazard secara lebih spesifik
Pengontrolan
Tujuan Hygiene Industri

1 Sebagai alat untuk mencapai derajat


kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya kesehateraan pekerja.

2. Sebagai alat untuk meningkatkan


produksi yang berlandaskan pada
meningkatnya efisiensi dan daya
produktivitas manusia dalam
produksi.

3. Tenaga kerja terlindung dari berbagai


resiko akibat lingkungan kerja
Potensi bahaya di lingkungan perusahaan/Industri

• Bahaya faktor fisika


• Bahaya faktor kimia
• Bahaya faktor biologi
• Faktor ergonomi dan
psikologi.
Bahaya Fisik
Bahaya Kimia
Bahaya Biologi
Bahaya Ergonomi
Bahaya Psikologi
KESIMPULAN

Higiene industri didefinisikan


sebagai ilmu dan seni dalam
melakukan antisipasi, rekognisi,
evaluasi, dan pengendalian
terhadap faktor-faktor lingkungan
atau stresses, yang timbul di atau
dari tempat kerja, yang bisa
menyebabkan sakit, gangguan
kesehatan dan kesejahteraan atau
ketidaknyamanan yang berarti
bagi pekerja maupun warga
masyarakat.
HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA
INDUSTRI TEKSTIL
Pandangan Umum
Penyakit khusus pekerja industri
tekstil

Berikut ad
Penyakit yang paling penting dari industri
tekstil yaitu bissinosis yang ditandai oleh adanya
Monday feelings atau biasa disebut dengan Monday
Syndrome.
Demam pabrik biasa diderita oleh pekerja baru
atau pekerja yang masuk kembali setelah libur yang
cukup lama pada pabrik pemintalan.
Aneka zat kimia yang digunakan pada industri
tekstil juga bermacam-macam diantaranya mungkin
bersifat korosif bahkan karsinogenik.
Aneka bakteri yang berasal dari pemintalan
kapas yang bermutu rendah dapat menyebabkan
timbulnya penyakit.
Pada industri tekstil yang menggunakan
bahan wol pekerja menghadapi penyakit infeksi
oleh karena antraks. Biasanya kelainan terlihat
pada kulit
Udara panas dan lembab terutama pada
proses karding dan blowing dapat menyebabkan
gangguan kesehatan. Suhu pada kedua ruangan
biasanya mencapai 28-36 derajat celcius.
Kebisingan pada unit operasi memilin
dan menenun biasanya melebihi 85 dB(A),
sehingga perlu menurunkan kebisingan.
Kecelakaan Kerja
Bahaya kebakaran antara lain disebabkan oleh debu kapas yang
sangat mudah terbakar. Oleh karenanya perlu dilakukan berbagai
pencegahan.
Pencegahan kemungkinan bahaya dari faktor mekanis meliputi
bagian-bagian mesin pintal atau tenun yang bergerak atau berputar harus
diberi perlindungan. Mesin disel pada instalasi listrik sentral harus selalu
mendapat perhatian yang khusus baik perawatan maupun pengawasannya
oleh tenaga yang ahli. Untuk pertolongan pertama kepada kecelakaan
sewajarnya tersedia perlengkapan PPPK.
Kelelahan
 Faktor penyebab kelelahan yang terjadi
di industri tekstil :
1. Pekerjaan banyak bersifat berdiri
2. Pekerjaan cukup menjemukan
3. Suhu dan kelembaban udara tinggi
4. Debu

 Upaya pencegahan kecelakaan kerja


ditujukan kepada sebab-sebab terjadinya
kecelakaan kerja. Misalnya :
1. Penyediaan tempat duduk yang cukup.
2. Upaya penurunan suhu dan
kelembaban udara dengan alat
pendingin udara.
3. Penyediaan air minum yang cukup bagi
pekerja.
4. Fasilitas kamar berhias untuk pekerja
wanita
TERIMAKASIH
WORKSHOP DISKUSI
PT ABCD Merupakan pabrik pemintalan
benang, dimana terdapat 125 unit mesin yang
bekerja secara bersamaan dan menimbulkan
bising , bekerja 23 jam/hari, istirahat mesin 1
jam. Jumlah pekerja ada 35 orang, terdiri dari
18 laki-laki dan 17 perempuan

• Antisipasi (mengantisipasi)
• Rekognisi (mengenal)
• Evaluasi (mengevaluasi)
• Pengontrolan
(mengendalikan)

You might also like