You are on page 1of 28

U N

U R N G
N S BA
U M
P E R
P
E
N

E
C
1. Tema
Tema merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada
dari cerpen. Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari lingkungan sekitar,
permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah,
perjuangan romansa, persahabatan dan lain-lain.
2. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut. Ada 4 jenis tokoh
yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:
Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai sifat yang
baik.
Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan daripada tokoh
protagonis. Tokoh antagonis
memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki, sombong, angkuh, congkak dan lain-
lain.
Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara antagonis. Tokoh ini
biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
3. Penokohan
Penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita. Watak yang
diberikan dapat digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan dalam melihat suatu
masalah.
4. Alur/ plot
Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam
menyampaikan cerita, ada tahapan-tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis. Diantaranya:
— Tahap perkenalan
— Tahap penanjakan
— Tahap klimaks
— Anti klimaks
— Tahap penyelesaian
Ada 3 macam alur yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:
Alur maju
Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh, situasi lalu menimbulkan
konflik hingga puncak konflik dan terakhir penyelesaian konflik. Intinya adalah, pada alur maju ditemukan
jalan cerita yang runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.
Alur mundur
Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak urut. Bisa saja penulis menceritakan
konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok kembali peristiwa yang menjadi sebab konflik itu terjadi.
Alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur dalam satu cerita.
5. Latar/ setting
Latar tempat, yaitu lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang
dipergunakan mungkin berupa tempat- tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi
tertentu tanpa nama jelas.
Latar waktu, berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi.
Latar suasana, yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku malakukan sesuatu.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi atau pandangan pengarang dalam menyampaikan cerita. Penerapannya
bisa dilihat dari penggunaan kata ganti yang digunakan pengarang dalam cerpen.
Secara umum ada 2 macam-macam sudut pandang yakni sudut pandang orang pertama dan sudut
pandang orang ketiga sebagai berikut.
Sudut pandang orang pertama yaitu cara pengarang menyampaikan cerita sebagai orang pertama. Ciri-
cirinya adalah menggunakan kata ganti orang pertama seperti aku, kami dan sebagainya.
Sudut pandang orang ketiga yaitu cara pengarang menyampaikan cerita sebagai orang ketiga. Ciri-cirinya
adalah menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, mereka dan sebagainya.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan ciri khas pemilihan kata dan
bahasa yang digunakan oleh penulis. Hal ini meliputi:
Diksi, pilihan kata.
Penggunaan kalimat,
Pemakaian majas.
8. Amanat
Amanat adalah pesan yang terkadung dalam cerpen
yang bisa diambil oleh pembaca. Pesan yang disampaikan
oleh pengarang bisa secara tersurat atau tersirat.
Latar Belakang
Masyarakat
Latar Belakang
Faktor lingkungan
Penulis
masyarakat sekitar yang
Nilai yang
mempengaruhi penulis Terkandung
dalam membuat cerpen Faktor dari dalam diri
tersebut. penulis yang dalam Cerpen
mendoromg penulis
Ideologi negara
dalam membuat cerpen.
Kondisi politik • Nilai Agama
Riwayat hidup penulis
Kondisi Sosial • Nilai Sosial
Kondisi psikologis •
Kondisi ekonomi Nilai Moral
Aliran sastra penulis • Nilai Budaya
STRUKTUR CERPEN

Abstrak Orienta

Rangkaian
Peristiwa

Komplikasi Resolu

Koda
PENJELASAN….
1. Abstrak
Abstrak merupakan pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan. Pada cerpen
abstrak biasanya digunakan sebagai pelengkap cerita. Maka dari itu abstrak bersifat
opsional atau bisa jadi tidak ada pada cerpen tersebut.
2. Orientasi
Orientasi cerpen berisi penentuan peristiwa yang menciptakan gambaran visual dari latar,
atmosfer, dan waktu dari cerita. Di bagian ini, kamu juga akan menemukan
pengenalan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh.
3. Rangkaian Peristiwa
Lalu, pada bagian ini, kisah akan berlanjut melalui serangkaian peristiwa satu ke
peristiwa lainnya yang tidak terduga.
LANJUT…
4. Komplikasi
Kemudian, cerita akan bergerak menuju konflik atau puncak masalah, pertentangan, atau
kesulitan-kesulitan bagi para tokohnya yang memengaruhi latar waktu dan karakter.
5. Resolusi
Terakhir, pada bagian ini, akan menceritakan solusi dari masalah atau tantangan yang
dicapai. Kamu juga akan mengetahui bagaimana cara pengarang mengakhiri cerita.
6. Koda
Koda merupakan komentar akhir terhadap keseluruhan isi cerita. Bagian ini juga bisa
disebut simpulan cerpen.
Kado Istimewa
Oleh: Jujur Prananto
Bu Kustiyah bertekad bulat menghadiri resepsi pernikahan putra Pak Hargi.
Tidak bisa tidak. Apapun hambatannya. Berapapun biayanya. Ini sudah
menjadi niatnya sejak lama. Bahwa suatu saat nanti, kalau Pak Gi mantu
ataupun ngunduh mantu, ia akan datang untuk mengucapkan selamat.
Menyatakan kegembiraan. Menunjukan bahwa ia tetap menghormati Pak
Gi, biarpun zaman sudah berubah.
Bu Kus sering bercerita kepada para tetangganya bahwa pak Hargi adalah
atasannya yang sangat ia hormati. Ia juga mengatakan bahwa Pak Gi
adalah seorang pejuang sejati. Termasuk diantara yang berjuang
mendirikan negeri ini. Walaupun Bu Kus Cuma bekerja di dapur umum,
tetapi ia merasa bahagia dan berbangga bisa ikut berjuang bersama Pak
Gi.
Akan tetapi, begitulah menurut Bu Kus setelah ibu kota kembali ke Jakarta,
keadaan banyak berubah. Pak Hargi ditugaskan di pusat dan Bu Kus
hanya sesekali saja mendengar kabar tentang beliau. Waktu terus berlalu
tanpa ada komunikasi. Kekacauan menjelang dan sesudah Gestapu serasa
KAIDAH KEBAHASAAN TEKS
CERPEN
A /
A S
A H
B AS
YA J
A A
. G M
2
I S
O R
E T
R
AT
I M
A L KALIMAT RETORIS MERUPAKAN SEBUAH KALIMAT YANG TIDAK
MEMBUTUHKAN JAWABAN SEBAB JAWABAN PADA UMUMNYA
K TELAH ADA DI DALAM KALIMAT ITU SENDIRI ATAU BAHKAN
7. MEMANG TIDAK PERLU DIJAWAB KARENA KENYATAANNYA BUKAN
SEDANG BERTANYA, NAMUM MENGUNGKAPKAN SEBUAH
PERNYATAAN DALAM BENTUK PERTANYAAN. BERIKUT BEBERAPA
CONTOH KALIMAT RETORIS!
• PANTASKAH DIRIKU MENCINTAI DAN MEMPEROLEH CINTA DARI
PRIA YANG KUKAGUMI SAAT INI?
• BAGAIMANA ORANG ITU MAU BERHASIL, JIKA SETIAP HARI
KERJANYA HANYA TIDUR DAN BERMAIN SAJA?
• PANTASKAH WANITA BAIK TERSEBUT MENDAPAT PERLAKUAN
TIDAK MENGENAKAN DARI ORANG-ORANG DI SEKITAR?
• APALAH ARTINYA DIA TERSENYUM PADAKU, JIKA PADA
AKHIRNYA DIA LEBIH MEMILIH WANITA LAIN?
• APAKAH BENAR JIKA KITA SEMUA TIDAK PERNAH BERBUAT
DOSA?
• APAKAH SALAH JIKA SAMPAI SAAT INI AKU MASIH SETIA
MENUNGGU KEDATANGAN PRIA ITU?
Click icon to add picture
MENGUNGKAPKAN PENGALAMAN DAN
GAGASAN DALAM BENTUK CERITA PENDEK
a. Langkah-Langkah Menulis Cerpen
Memilih tema/topik
Menentukan tokoh-tokoh dan mendeskripsikan watak tokoh
Merumuskan garis besar cerita
Menentukan alur cerita
Menentukan latar cerita
Memilih gaya penceritaan
Memilih diksi
Membuat kerangka karangan dan mengembangkannya
b. Tips Menentukan Tema Cerita dengan Cepat
• Minat
• Mengangkat masalah kehidupan nyata
• Berimajinasi
• Membaca
• Melihat Tren
• Mendengarkan musik kesukaan
• Berburu dan mendengarkan cerita dari orang terdekat

c. Tips Membuka Cerpen


• Awal cerpen, yang terletak pada alinea-alinea pertama ibarat etalase sebuah
toko.
• Jangan membuat awal cerpen yang terlalu panjang, bertele-tele, dan
mendeskripsikan suatu hal secara berlebihan, karena pasti akan membosankan.
Contoh awal yang bertele-tele dan menggurui
Dalam hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa dihadapkan
pada pilihan nasib. Nasib tak selalu cocok dengan pilihan.
Terkadang terlalu jauh dari pilihan cita-cita hingga tragedi demi
tragedi terjadi. Tragedi yang menyayat perasaan dan memeras air
mata. Begitulah yang terjadi pada diri Rika, gadis manis yang
malang.

Contoh awal yang baik


Perempuan itu setengah berlari di tangga ke lantai dua. Rambut
pirangnya yang melewati bahu mengombak seperti helai-helai emas
tersibak angin laut Pantai Kuta. Aku juga setengah berlari, enam
tujuh langkah di belakangnya. Dadaku agak sesak, sial. Kuambil
napas dalam-dalam.
d. Cara Menutup Cerita
Ending Tertutup, yaitu akhir cerita yang sudah tuntas, jelas, sehingga pembaca tak perlu
menyimpulkan sendiri atau bertanya-tanya lagi.
Ending Terbuka, yaitu akhir cerita yang dibuat mengambang, seakan-akan belum tuntas,
sehingga terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk menafsirkan akhir ceritanya.

e. Tips Membuat Judul


Ada pengarang yang senang membuat judul hanya berupa satu kata yang pendek,
misalnya, “Bom”, “Tuk”, “Dor”, “Kecoa.”

Ada yang senang menggunakan dua kata misalnya Perjamuan Terakhir, Kota Mati,
Rumah Tua, dll.

Ada juga yang senang memakai judul-judul puitis, misalnya Ada Apa dengan Cinta,
Sepotong Kisah yang Hilang, Kado Kecil untuk Ibu.
Tips 1: Sebaiknya hindari judul-judul yang sudah usang, klise, yang sudah dipakai
dalam judul lagu, film, dan lain-lain, atau ungkapan yang sudah umum.

Misalnya: Kisah Sedih di Hari Minggu, Cinta Pertama, Aku Cinta Padamu

Tips 2: Hindari judul yang mirip judul makalah atau spanduk.

Misalnya: Cara Menjadi Kekasih yang Setia, Menggapai Kebahagiaan,


Memasyrakatkan Cinta yang Mencintakan Masyarakat.

Tips 3: Hindari judul yang memberikan gambaran terlalu jelas terhadap isi cerita.

Misalnya, Cinta Segi Tiga Anak SMA, Pembunuhan di Pasar Baru, Tragedi Anak
Haram, Akibat Pergaulan Bebas

f. Menyunting Cerita Pendek


Setelah cerpen selesai ditulis perlu dilakukan penyuntingan.
Ada pun hal-hal yang penting disunting di dalam naskah cerpen adalah,
1.Ejaan dan tanda baca
2.Kata, kalimat, paragraf
3.Struktur cerita

You might also like