Professional Documents
Culture Documents
Sistem Perkemihan
Ramadhaniyati
Sasaran belajar:
Ruang lingkup farmakologi
Definisi farmakologi
Pengertian farmakodinamik
Teori reseptor, dosis dan respon obat, dan
indeks terapi
Konsep interaksi obat dan mekanisme
Farmakologi
– Substansi yang berinteraksi dengan suatu sistem
yang hidup melalui proses kimia, terutama terikat
pada molekul pengatur dan memacu atau
menghambat proses-proses normal tubuh
Farmakodinamik
– Cara kerja obat, efek obat terhadap fungsi berbagai
organ, dan pengaruh obat terhadap reaksi biokimia
dan struktur organ
I. TEORI RESEPTOR
Perubahan:
• aktivitas biokimia
• biofisika makromolekul
DRUG
RECEPTOR
Terbagi 3 kategori:
1. Inkompatibilitas
2. Interkasi farmakokinetik
3. Interaksi farmakodinamik
Istilah-istilah pada interaksi obat-
reseptor
Agonis
Antagonis (penghambat/blocker)
– Kompetitif : dapat diatasi dengan
peningkatan dosis
– Non kompetitif : tidak dapat diatasi dengan
peningkatan dosis
Agonis/antagonis parsial (nalorfin)
INTERAKSI
FARMAKODINAMIK
Interaksi pada tingkat reseptor (antagonis
pada reseptor)
DIURETIK
Adalah obat-obat atau bahan yang bekerja diginjal
untuk menambah/mempercepat pengeluaran urine
dan zat-zat yang terlarut didalamnya
Diuresis dapat dengan beberapa cara :
1. Dari luar ginjal
a. Menghambat hormon anti diuretik dengan
memberi air banyak, larutan hipotonik dan
alkohol
b. Meningkatkan kardiak output meningkat-
kan peredaran ginjal dengan digitalis
c. Memobilisasi cairan udema perifer
albumin
2. Pada Ginjal (Sebagai Dierutik)
a. Pada tubulus renalis proxinal mencegah
reabpsorspsi air osmotic diuretik
b. Pada ansa henle asenden = loop diuretik
menghambat transportasi klorida dan
reapsorpsi natrium volume urine
Contoh : furosemide, etakrinik acid dan
bumetanide
c. Pada kortikal diluting segmen ansa henle
mencegah reapsorpsi natrium : tiazide
d. Pada tubulus distal
Mengeluarkan natrium , tetapi menarik
kalium : triamteren, amiloride,
spironolakton bila Na tidak diapsorpsi, air
juga tidak diapsorpsi hasilnya : diuresis
Rangking (kekuatan) diuresis sesuai kekuatan megeluarkan na trium
1. Yang paling kuat (loop diuretik) 15 – 25 %
mengeluarkan natrium : furosemid, bumetiazid, etakrinik
asid
2. Yang sedang (5 – 10% mengeluarkan natrium) tiazid
dan derivat-derivatnya, klortalidon, clopamid, xipamod,
meprusid
3. Yang paling ringan (5 % ekresi natrium) triamteren,
amilorid, spironolakton
Farmakokinetik
Amiloride (midamor)
Meningkatkan ekresi Na dan kalium kurang dieskresi pada
tubulus distal. Tak ada kaitan dengan aldosteron baik diberi
bersama tiazid (moduretik amilorid 5 mg + HCL 50 mg)
digunakan untuk hipertensi dan edema. Efak maksimal 6
jam per oral 24 jam. Dosis total 5 – 20 mg/h.
Triamteren (dytac) amilorid
Sebagian besar di m.b. dan sebagian dieksresi utuh
melalui urine. Efek diuretik 10 jam. Dapat gangguan
intest. Dosis oral 50 – 300 mg.
Intoksikasi : beban jantung bertambah
Osmotik Diuretik
Tidak termasuk elektrolit, tapi mudah dan cepat dieksresi
oleh ginjal. Syarat-syarat osmotik diuretik
1. Difiltrasi bebas oleh glomerulus
2. Tidak/sedikit direabsorpsi oleh sel tubulus ginjal
3. Dia merupakan zat inert
Contoh : manitol, urea, sukrosa, glukosa
Monitol paling sering digunakan. Dia tidak di m.b. dan
sedikit direabsorpsi.
Bermanfaat pada olikuri akut oleh karena syok
hipopolemik. Reaksi transfusi dan nekrosis tubuli.
Penggunaan manitol pada :
1. Profilaksis kegagalan ginjal akut oleh karena operasi
jantung
2. Menurunkan volume, tekanan cairan intra oculer,
intra cererospinal dengan meningkatkan tekanan
osmotik plasma
Intoksikasi : beban jantung bertambah
Dosis : untuk profilaksis 50 – 100 gr. Untuk menurunkan
tekanan 1,5 – 29 r (kg bb)
Kontra indikasi
Pada penyakit ginjal berat dan anuri kongesti dan edema
paru yang berat.
Jenis Diuretik Yang Lain
1. Garam pembentuk asam
Garam yang dapat asidosis diuresis meningkat
Oleh karena peningkatan tekanan osmotik tubuli dan
keasaman meningkat.
Contoh : amonium klorida
2. Penghambat mekanisme ransport elektrolit
a. Diuretik merkuri menghambatfungsi tubuli dalam
reapsopsi natrium dan klorida (jarang digunakan)
b. Penghambat karbonik anhidrase : azetasolamid.
Menghambat enzym karb. Anhid ginjal
Eksresi bikarbonat, natrium dan kalium meningkat
Diurine alkali
Indikasi menurun tekanan intra okuler
Pengobatan dengan diuretika
1. Untuk menurunkan volume darah dan cairan interstital
meningkatkan eskresi Na, cl dan air
2. Diuresis cepat perlu pada edema paru
furosemid, etakrinad i.v
3. Edema payah jantung, penyakit hati, sindrom nefrotik
perlu suplemen kalium
4. Edema dan payah ginjal
Dengan diuretik kuat dosis besar
5. Hipertensi oleh karena ekresi natrium dan vasodelatasi
tiazid sebagai obat terpilih
6. Diabetes insipidus tiazid dapat menurunkan ekresi
air
7. Batu ginjal tiazid menurunkan ekresi Ca.
8. Hipercalsemia furosemid dosis tinggi i.v. reabs di tub
menurun
Efek samping diuretik
1. Hipokalemia tiazid
2. Hiperurikemia semua diuretik – asam urat
meningkat dapat menyebabkan gout. Artr.
3. Gangguan toleransi glukosa D.M. tiazid dan
furosemid
4. Hipercalcemia tiazid
5. Hiperlakemia diuretik hemat kalium
6. Sindroma edema idiopatik diuretik kuat
7. Volume depletion diuretik kuat
8. Hiponatremia furosemid dosis besar
Anti Diuretik Hormon = Vasopressin
Merupakan obat yang mempengaruhi konservasi air
Sekresi vasopressin diatur oleh :
1. Osmoreseptor bila dehidrasi, sekresi adh
meningkat
2. Volume reseptor bila volume darah menurun
sekresi ADH meningkat
3. Stres emosional dan fisik ADH meningkat
4. Obat-obat nikotin dan morfin ADH meningkat
5. Alkohol dan feniton ADH menurun
Kekurangan A.D.H. diabetes insipidus
Kelebihan A.D.H. retensi air dan hidronatremia
dilusional
A.D.H. tempat kerjanya pada tubuli ginjal distal
ADH interaksi sel tubuli permeabilitas meningkat
masa kerja vasopressin pendek. Vasopressin tanat
masa kerja lebih panjang
Penggunaan
ADH digunakan untuk diabetes insipidus. Dosis 0.25 – 14/h
ADH + tiazid kerjanya > baik. Vasopressin (ADH) dosis
tinggi (10 – 20 u) dapat perdaharan varises ostofagus.