You are on page 1of 28

BAHAN IMUNOLOGI

RAHMI NOVITA YUSUF


HIV ( human Inmmunodeficiency Virus)
Persyaratan untuk cek HIV:
1. setiap orang dewasa, anak dan remaja dengan kondisi medis yang
diguga mengalami tanda-tanda terjadinya HIV, terutama riwayat TBC
dan Penyakit kelamin
2. ibu hamil dan bersalin
3. laki-laki dewasa
4. pada anak, TBC, mal Nutrisi, Pneumonia, diare kronis
5. jarum suntik yang terkontaminasi, terutama transfusi berulang
tes CD4
--> tes darah untuk menetukan seberapa baik kondisi sistem imun
orang yang telah didiagnosis terinfeksi HIV.
--> tes ini berfungsi untuk mengukur jumlah sel CD4 ( CD4+). ini
merupakan jenis sel darah putih dalam sistem imunitas
--> HIV --> masuk kedalam tubuh dan menyerang sel CD 4, sel CD4
hancur jumlahnya akan berkurang dan menyebabkan sistem kekebalan
tubuh semakin sulit untuk melawan infeksi.
--> hasil tes CD 4 akan ditunjukkan dalam jumlah sel per milimeter
kubik darah:
lanjutan....
- Normal 500-1.200 sel/ mm3 darah
- tidak normal: 250 - 500 sel /mm3 darah. hal ini menandakan pasien
memiliki imunitas lemah dan mungkinterinfeksi HIV.
- tidak normal: 200 sel/mm3 atau kurang. angka ini mengindikasi
adanya penyakit AIDS dan pasien berisiko untuk mengalami infeksi
opotunistik yang mangancam nyawa.
--> CD8--> sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh, sel ini
berperan membunuh sel kanker dan benda asing lainnya.
4 jenis pemeriksaan LAB untuk mendetesksi
HIV
1. tes antibodi
- ini merupakan tes yang paling umum, dimana protein yang dihasilkan
oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respon terhadap kehadiran zat
asing, seperti virus.
- tes ini bertujuan bukan untuk mencari virus HIV tetapi menemukan
protein untuk menangkal antibodi.
ini dapat ditemukan di darah, urin dan air liur
- tes ini butuh waktu 3 -12 minggu untuk menghasilkan natibodi HIV
sampai bisa terdeteksi dalam pemeriksaan atau tes.
lanjutan...
2. tes antibodi-antigen ( Ab-Ag)
--> pemeriksaan HIV Ab-Ag adalah pemeriksaan untuk mendeteksi
antibodi yang ditujukan terhadap HIV-I atau HIV-2
--> untuk menentukan protein P24 yang merupakan bagian dari anti
virus ( antigen dari virus)
--> nama untuk tes antibodi- antigen yang disetujui adalah: tes arsitek
HIV Ag/Ab Combo. jika positif maka lanjutkan dengan tes Western Blot.
lanjutan...
3. Tes Serologi
terbagi 3:
a. tes darah cepat --> menggunakan reagen
- dapat mendeteksi antibodi HIV 1 maupun HIV 2
- butuh waktu 20 menit untuk hasilnya keluar
b. Tes Elisa --> mendeteksi antibodi untuk HIV 1 dan HIV 2
- butuh waktu 1-3 hari untuk hasilnya keluar
c. Tes Western Blot --> tes lanjutan dari skrining awal ( tes antibodi)
- butuh waktu 1 hari untuk hasil keluar
lanjutan....
4. Tes Virologis dengan PCR ( Polymerase Chain Reaction)
- pemeriksaan ini ditujukan pada ibu hamil yang positiv HIV, BBL Kecil
dari 6 minggu, anak kecil dari 18 bulan yang di curigai HIV

tes virologi yang dianjurkan


- HIV DNA kualitatif--> berfungsi untuk medeteksi virus, bukan pada
antibodi penangkalnya
- berguna untuk bayi
-sampelnya darah lengkap
lanjutan...
- HIV DNA kuantitatif
* sampelnya menggunakan plasma darah
* tujuannya mendeteksi jumlah virus didalam darah
* membutuhkan waktu 1 minggu sampai hasil keluar
HEPATITIS
Tes hepatitis B adalah tes darah yang bertujuan untuk menetukan
seseorang terinfeksi virus HBV. tes ini dilakukan dengan mencari
antigen tertentu dalam darah.
--> tes dengan sampel darah
tes laboratorium untuk medeteksi virus
hepatitis B
1. Hepatitis B serface antigen ( HBsAg)
- pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat antigen HBV dan apakah
beresiko menularkan
dilakukan dengan :
a. tes antibodi --> ini dilakukan untuk HBV adalah Anti HBs
tes antibodi permukaan hepatitis B dilakukan untuk memeriksa
kekebalan tubuh terhadap HBV. bila (+) berarti kebal terhadap
hepatitis B
lanjutan....
b. tes lanjutan ( anti hepatitis care ( anti HBc , IgM)
tes ini dilakukan bila hasil HBV Positif. tes ini dilakukan untuk
mendeteksi hanya antibody IgM pada antigen hepatitis B care dan
untuk mendeteksi infeksi akut atau kronis

2. Hepatitis B e- antigen ( HBe-Ag)


tes ini dilakukan untuk mendeteksi protein yang di poduksi dan dilepas
ke dalam darah. tes ini digunakan untuk menilai potensi penyebaran
virus ke orang lain. atau untuk mengetahui efektivitas dari terapi yang
dijalankan.
lanjutan...
c. anti hepatitis B e - anti body ( anti- HBe)
tes ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh tubuh
sebagai respon terhadap antigen hepatitis B.

d. hepatitis B virus DNA --> mendeteksi genetik HBV dalam darah


e. Hepatitis B virus resistence mutations --> untuk memeriksa apakah
virus sudah bermutasi
WIDAL TEST
--> dimana antibodi akan menunjukkan reaksi terhadap antigen yang
dianggap sebagai benda asing dengan menunjukkan pengumpalan
( aglutinasi)
--> bertujuan untuk mengetahui jumlah antibodi dalam tubuh yang
menandakan adaanya penyakit tifus.
--> nama bakteri nya adalah salmonella Typhi/ kuman salmonella SP
atau dikenal juga dengan bahasa lain yaitu demam tipoid
--> ciri-ciri penyakit tifus: demam yang disertai gangguan pencernaan
seperti sembelit, diare, penurunan BB, kelelahan, sakit kepala, demam
yang berlangsung lebih kurang 7 hari.
lanjutan...
--> pemeriksaan widal dinyatakan positif jika titer aglutinasi O minimal
1/320 ( titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32, 1/64,1/160, 1/320,
1/640), atau jika terdapat kenaikan titer sehingga 4 kali lipat pada
pemeriksaan ulang dengan interval dari pemeriksaan pertama 5 sd 7
hari berikutnya.
contoh: tes widal dinyatakan positif jika titer antibodi O atau H naik
hingga 4 kali lipat. misalnya dari 1/80 pada pemeriksaan pertama dan
menjadi 1/320 setelah dilakukan pemeriksaan ke 2 pada hari ke 7.
lanjutan...
salmonella sp terbagi atas 4 golongan:
1. salmonella typhi
2. salmonella paratyphi A
3. salmonella paratyphi B
4. salmonella paratyphi C

terdiri atas antigen O dan antigen H


antigen O lebih tahan panas, alkohol dan daoat rusak oleh folmadehyde,
sedangkan antigen H tidak tahan terhadap panas, fenol dan tahan terhadap
folmadehyde
proses dan cara membaca hasil tes widal
--> meneteskan bakteri salmonella typhi yang sudah dimatikan ke
serum darah.
bakteri salmonella typhi dibagi menjadi 2 bentuk yaitu antigen O
( tubuh bakteri) dan antigen H ( Flagel atau alat gerak bakteri)
--> ketika serum darah mengandung antibody sampel darah akan
tampak menggumpal
--> reaksi aglutinasi menunjukkan hasil positif. sedangkan ketiadaan
aglutinasi menunjukkan hasil negatif.
lanjutan...
--> jika hasil positif maka akan dilanjutkan dengan tes mengukur titer
( keberadaan dan jumlah antibodi dalam darah)
catatan: semakin tinggi hasil titer tes widal kemungkinan infeksi
semakin besar.
pemeriksaan lanjutan untuk demam typoid adalah Tubex dan kultur.

--> untuk mencegah hasil positif palsu atau negatif palsu tes dapat
diulang kembali dengan jarak 10-14 hari dari tes pertama
lanjutan...
--> penyakit yang dapat menunjukkan hasil positif palsu adalah: DBD,
malaria, tuberkolosis milier, penyakit hati kronik, endokarditis, dan riwayat
imunitas demam typoid.

--> hasil negatif palsu jika:


a. jumlah bakteri yang kurang banyak untuk mencetuskan reaksi antibodi
b. pasien telah menjalani pengobatan dengan antibiotik sebelum tes
dilakukan
c. karier, yaitu adanya bakteri salmonella dalam darah namun tanpa gejala
klinis.
RF ( Rheumatoid Arthritic Faktor)
--> merupakan prosedur medis untuk mengetahui seberapa banyak
kadar rheumatoid faktor yang ada dalam darah.

--> pemeriksaan RF menggunakan metode slide test dengan cara


mengamati ada tidaknya aglutinasi

--> kapan seseorang dianjurkan untuk pemeriksaan RF: nyeri sendi,


kaku sendi terutama dipagi hari, sendi membengkak, mudah kelelahan,
demam ringan, rambut rontok, muncul bercak kemerahan diawah
( sekitar pipi dan hidung mirip bentuk kupu-kupu)
hasil pemeriksaan RF
--> hasil dilaporkan dalam satuan titer atau unit
--> titer adalah: satuan untuk mengukur seberapa banyak sampel darah
yang dapat diencerkan sampai RF tidak dapat terdeteksi lagi.

contoh: RF titer 1:20 artinya --> RF dapat dideteksi ketika satu bagian
sampel darah diencerkan hingga 20 bagian larutan garam fisiologis,
semakin tinggi angka keduanya, maka semakin banyak RF yang
terkandung dalam darah.
lanjutan....
--> metode yang sering digunakan dalam pemeriksaan RF adalah:
nefelometri dan ELISA

--> seseorang dapat dikatakan memiliki hasil yang normal jika unit
nefelometrinya kurang dari 15 IU/ml dan titernya kurang dari 1:80
--> prinsip pemeriksaan ini adalah reagen RF mengandung partikel latex
yang dilapisi Ig M. ketika reagen yang dicampur dengan serum besar
dari 8.0 Iu/ml maka pada partikel akan terjadi aglutinasi.
pemeriksaan ASTO ( anti streptolysin)
--> merupakan pemeriksaan darah yang dapat digunakan untuk
mendeteksi penyakit jaringan sendi, misalnya demam rematik akut yang
disebebkan oleh infeksi bakteri streptokokus.
--> ASTO merupak antibodi yang digunakan untuk indikator terdapatnya
infeksi streptokkokus

--> demam reumatik merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi


bakteri streptokokus beta hemolyticus grup A ( Co. streptococus
pyogenes) pada kerongkongan yang ditandai dengan gejala yang tidak
khas, seperti: nyeri kerongkongan, demam, kesulitan makan, minum,
lemas, sakit kepala dan batuk.
lanjutan...
--> demam reumatik mulai bisa diindikasikan jika penderita beberapa
minggu kemudian mengalami keluhan yang lebih spesifik terutama
berkaitan dengan sendi, jantung dan saraf.

--> demam reumatik terbagi atas 3: yaitu: demam reumatik jantung,


reumatik sendi, reumatik saraf.
prinsip dasar penentuan ASTO
1. netralisasi/ penghambat hemolisis
--> streptolysin O dapat menyebabkan hemolisis dari sel darah merah,
akan tetapi bila streptolysin O tersebut dicampurkan lebih dahulu
dengan serum penderita yang mengandung cukup anti streptolysin O
sebelum ditambahkan pada sel darah merah. maka streptolysin O
tersebut akan dinetralkan oleh ASTO sehingga tidak dapat
menimbulkan hemolisis lagi.
lanjutan...
2. Aglutinasi direk lateks
--> streptolysin O merupakan antigen yang larut, agar dapat
menyebabkan aglutinasi dengan ASTO, maka streptolysin O perlu
disalutkan pada partikel-partikel tertentu. partikel yang sering dipakai
adalah partikel lateks. sejumlah streptolysin O ditambahkan pada
serum penderita sehingga terjadi ikatan streptolysin O- anti streptolysin
O.
PEMERIKSAAN ASTO
--> tujuan: mengetahui kadar antibodi terhadap streptolysin O, suatu
zat yang dihasilkan oleh bakteri streptococus B.

--> prinsip: terjadi aglutinasi antara partikel lateks yang dilapisi oleh
streptolysin O dengan serum yang mengandung anti streptolysin O.

--> ASTO + terjadi aglutinasi ( kadar besar sama 200 Iu/ml)


VDRL

You might also like