You are on page 1of 7

SIROH PERTEMUAN KE – 4

KEDATANGAN NABI MUHAMMAD SAW DI


MADINAH DAN PERISTIWA BARU

MADINAH, Malang, Sabtu, 12 Sya’ban 1444 H/ 4 Maret 2023


KEHIDUPAN DI MADINAH
Periode Madinah ada tiga tahapan, yaitu :

1. Masa yang banyak diwarnai guncangan dan cobaan, rintangan dari dalam serta
penyerangan Madinah dari luar (berakhir dengan dikukuhkannya perjanjian
Hudaibiyah pada bulan Dzul-Qa’idah tahun ke-6 dari hijrah).
2. Masa perdamaian dengan para pemimpin paganisme (berakhir dengan Fathu
Makkah pada bulan Ramadhan tahun ke-8 dari hijrah).
3. Masa masuknya manusia ke dalam Islam secara berbondong-bondong (masa
kedatangan para utusan dari berbagai kabilah dan kaum ke Madinah, membentang
hingga wafatnya Rasulullah SAW pada bulan Rabi’ul-Awwal tahun ke-11 dari
hijrah).
KONDISI DI MADINAH SAAT HIJRAH
Tiga kelompok masyarakat di Madinah:

1. Rekan-rekan yang suci, mulia dan baik (orang-orang Anshar dan orang-orang
Muhajirin).
2. Orang-orang musyrik yang sama sekali tidak mau beriman dari berbagai kabilah di
Madinah.
3. Orang-orang Yahudi.
Di Madinah ada tiga kabilah yaitu:
1) Bani Qainuqa’(sekutu Khazraj dan perkampungannya berada di dalam Madinah).
2) Bani Nadhir
3) Bani Quraizhah (menetap di pinggiran Madinah).
MEMBANGUN MASYARAKAT BARU
Rasulullah singgah di Bani An-Najjar pada hari Jum’at, 12 Babi’ul - Awwal 1H (27
September 622 M).
Tinggal di rumah Abu Ayyub Al-Anshary selama 7 bulan.

Hal-hal yang dilakukan Rasulullah adalah :

1. Membangun Masjid Nabawy


Tanah yang digunakan untuk membangun masjid adalah sebagian kepunyaan As’ad
bin Zurarah, sebagian kepunyaan kedua anak yatim (Sahal dan Suhail) dan sebagian
tanah kuburan kaum musyrikin yang telah rusak. Peletakan batu pertama dilakukan
oleh Rasulullah, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali (Nabi bersabda :”Mereka itulah
khalifah-khalifah setelahku”), baru para sahabat Muhajirin dan Anshar.
2. Penggantian Iklim Kota Madinah
Dari” Yatsrib”(nama seorang raja bernama Yatsrib bin Mahla’il yang berkuasa saat itu )
di ganti oleh Rasulullah dengan nama “Madinah”
3. Membina Persaudaraan Kaum Muslimin di Madinah.
Setelah sekitar lima bulan di kota Madinah, Rasulullah mengekalkan persaudaran
antara kaum Muhajirin dan kaun Anshar di antaranya :
1) Ja’far bin Abdul Munthalib dengan Mu’adz bin Jabal
2) Abu Bakar ash-Shiddiq dengan Kharijah bin Zuhair
3) Umar bin Khathab dengan Itban bin Malik
4) Abdurahman bin Auf dengan Sa’ad bin Ar-Rabi’
5) Utsman bin Affan dengan Aus bin Tsabit

6) Salman Al-Farisi dengan Abu Darda


Rasulullah saat itu mempersaudarakan 50 dari kaum
Anshar dan 50 dari kaum Muhajirin, dengan tujuan :
1) Untuk melenyapkan rasa asing pada diri sahabat-sahabat
Muhajirin di kota Madinah.
2) Untuk membangun rasa persaudaraan di dalam agama Allah
( semua orang Islam itu saudara ).
3) Agar satu dengan yang lain saling tolong menolong.
4. Mengikat Kaum Muslimin dengan Butir-Butir Perjanjian Islam
Dengan mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin, telah mengikat suatu
perjanjian yang bisa menyingkirkan belenggu jahiliyah dan fanatisme kekabilahan.
Adapun isi perjanjian tersebut antara lain:
a) mereka adalah umat yang satu di luar golongan yang lain.
b) seorang mukmin tidak boleh membunuh orang mukmin lainnya karena membela
seorang kafir.
c) orang -orang mukmin yang bertaqwa harus melawan orang yang berbuat dhalim,
berbuat jahat dan kerusakan di antara mereka sendiri.
d) semua orang mukmin harus bangkit untuk membela dan tidak boleh diam saja.(ada
sekitar 16 butir-butir perjanjian Islam).
5. Mengikat Perjanjian dengan Pihak Yahudi

You might also like