You are on page 1of 71

DISIPLIN POSITIF

UNIT MODUL DISIPLIN POSITIF


PENDAHULUAN (10’)

Tujuan Kegiatan
Peserta memahami pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
berbasis disiplin positif pada sekolah penggerak.

Agenda Kegiatan
Sesi MERDEKA Aktivitas
Pembukaan Penjelasan agenda dan tujuan pendampingan.
Kesepakatan tata tertib selama pendampingan.
Perkenalan.
Mulai dari diri Peserta merefleksikan pengalaman pribadi terkait disiplin di sekolah.
Eksplorasi konsep Penjelasan konsep terkait disiplin positif.
Ruang kolaborasi Peserta secara berkelompok mendiskusikan contoh kasus terkait disiplin
positif.
Sesi Aktivitas
MERDEKA
Demonstrasi Peserta memaparkan hasil diskusi di Ruang Kolaborasi.
Kontekstual
Elaborasi Pemahaman Peserta merefleksikan hasil diskusi yang telah dilakukan
Peserta berbagi hasil refleksi
Koneksi Antar Materi Diskusi klasikal dan membuat kesimpulan terkait disiplin positif.
(Rencana) Aksi Nyata Untuk Guru: Membuat keyakinan kelas
Untuk kepala sekolah: Membuat rencana bentuk dukungan terhadap guru
untuk menerapkan disiplin positif.
Untuk Pengawas Sekolah: Membuat rencana bentuk dukungan terhadap
sekolah untuk menerapkan disiplin positif.
Penutup Evaluasi. Penutup
Kesepakatan Kelas
• Hadir tepat waktu
• Tidak meninggalkan kelas selama sesi berlangsung, kecuali ada
kepentingan mendesak
• HP disilent selama kegiatan berlangsung
• Berpartisipasi aktif dalam diskusi
• Menghargai pendapat peserta lain (semua pendapat dan
pertanyaan berharga)
• Bertanya / Memberikan pendapat dengan tertib
MULAI DARI DIRI
(20’)
Sebelum menelaah materi pada sesi
ini, marilah kita merefleksikan
pengalaman Bapak/Ibu terkait
penerapan disiplin di sekolah…
Ceritakanlah pengalaman pribadi
Bapak/Ibu tentang pelanggaran di
sekolah dimana Bapak/Ibu sebagai
guru/kepala sekolah/Pengawas
sekolah harus menindaklanjutinya.
- Apa yang terjadi pada saat itu?
- Apa yang Bapak/Ibu
katakan/lakukan?
- Bagaimana reaksi siswa/guru yang
melakukan pelanggaran pada saat
itu?
- Bagaimana perasaan Bapak/Ibu?

Semua peserta menuliskan


pengalamannya dalam kertas
Selanjutnya mari kita merefleksikan
pengalaman yang kita miliki dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
ini….
• Sebagai guru/kepala sekolah/pengawas
sekolah, bagaimana saya dapat menciptakan
lingkungan belajar yang positif bagi peserta
didik?
• Apa hubungan menciptakan lingkungan
belajar yang positif dengan pembelajaran
yang berpihak pada murid?

Perwakilan peserta diminta menyampaikan hasil


refleksi
EKSPLORASI KONSEP
120’
Sebelum menelaah materi
pada sesi ini, marilah kita
melakukan sebuah permainan
‘cobalah buka’(5’)
■ Peserta A bertugas mengepalkan salah satu tangan
seolah sedang menyimpan sesuatu yang sangat
berharga baginya.
■ Peserta B bertugas membuka kepalan tangan peserta
A dengan segala cara (misalnya membujuk,
menggelitik, menggoda, menawari sesuatu, dan lain
sebagainya) dll.
■ Setiap peserta memiliki waktu 30 detik untuk
berusaha membuka kepalan tangan rekannya.
Selanjutnya, marilah kita
menonton video pada tautan
berikut ini … (20’)

• Video Inspirasi
| Video Parenting - Mendidik
Anak dengan Disiplin Positif -
Apa itu Disiplin Positif
? (kemdikbud.go.id)
• Pengetahuan atau pengalaman baru
apa yang saya dapatkan setelah
menyimak video mengenai Disiplin
Positif?

• Apa hal baru yang berbeda dari yang


saya pahami dengan yang sudah saya
lakukan selama ini?

Peserta menuliskan pada media yang


disiapkan FSP, dan meminta perwakilan
guru, KS dan PS menceritakan
Pada akhir sesi ini, Bapak/Ibu akan
memahami tentang…

01 Konsep dasar Disiplin


Positif (14-34)

02 Kebutuhan Dasar Manusia


dan Dunia Berkualitas (35-40)

03 Keyakinan Kelas (41-49)

04 5 Posisi Kontrol (50-54)

05 Segitiga Restitusi (55-57)


Konsep Dasar
Disiplin Positif
Apa yang terlintas di
pikiran Bapak/Ibu
Ketika mendengar
kata ‘disiplin’?
Konsep ‘disiplin’
Segala sesuatu yang dilakukan
seseorang pada orang lain
untuk mendapatkan kepatuhan.

Apakah disiplin
hanya dapat dicapai
dengan hukuman?
Stimulus Respon versus Teori Kontrol
Stimulus Respon Teori Kontrol
Realitas (kebutuhan) kita sama Realitas (kebutuhan) kita berbeda
Semua orang melihat hal yang sama. Setiap orang memiliki gambaran berbeda.
Kita mencoba mengubah orang agar Kita berusaha memahami pandangan orang lain
berpandangan sama dengan kita. tentang dunia.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.
Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.
Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.
Kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-
Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal.
pilihan baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang

(Covey, 1991)
Disiplin Positif
Memampukan peserta didik untuk memahami dan
mengontrol setiap perilaku/Tindakan yang
dilakukan agar senantiasa dilakukan dengan penuh
kesadaran dan tanggung jawab, sebagai bentuk
menghormati diri sendiri dan orang lain
disekitarnya.

Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan


anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga
mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada
nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi
intrinsik.
Apakah hubungan disiplin
positif dengan
pelaksanaan
pembelajaraan yang
berpihak pada murid?
be

Be taqw ulia
be hlak
r ak

rim a,

iri
r

nd
an

Ma
,
m
Sekolah yang
DISIPLIN Kreatif Pelajar Bernalar Kritis aman, nyaman,
Pancasila
POSITIF menyenangkan

Be glo
rke ba
yo ng
ro oto

bin l
ng
rg

ek
Be

aa
n
www.free-powerpoint-templates-design.com
Apa saja yang
Bapak/Ibu ketahui
tentang nilai-nilai
kebajikan universal?
Nila-Nilai Kebajikan Universal
Sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap
individu.
The Seven Essential
Virtues (Tujuh Nilai-nilai
Be taqw lak
be rakh a
be muli

rim a,

ir i
r

nd
Kebajikan Esensial):
an

Ma

●Empati
,

Pelajar
Contoh ●Suara hati
Kreatif Pancas Bernalar Kritis
ila ●Kontrol diri
●Rasa Hormat
Be n gl
yo ng

rke ob
a

●Kebaikan
ro oto
ng

bin al
rg

●Toleransi
ek
Be

●Keadilan
Manakah nilai kebajikan yang
paling menarik bagi Bapak/Ibu?

Adakah persamaan atau perbedaan


nilai tersebut dengan nilai/prinsip
yang ada di sekolah Bapak/Ibu?
Bagaimana agar nilai-nilai
tersebut dapat dipahami
dan diterapkan oleh
peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari?
Teori Motivasi, Hukuman,
dan Restitusi
3 Motivasi
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman
2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan
3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri
sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya

Motivasi intrinsik akan


berdampak jangka Panjang, tidak
Disiplin Positif
dipengaruhi oleh hukuman
ataupun hadiah. Sumber: Gossen (2004)
Dari ketiga motivasi tadi,
manakah yang paling
banyak mendasari perilaku
murid-murid Bapak/Ibu di
sekolah saat ini?
Hukuman, Konsekuensi, dan Restitusi

(Gossen, 1996)
Hukuman atau Konsekuensi?

1. Mengganti 2. Berdiri di tengah lapangan


penghapus teman upacara karena datang
yang dihilangkan terlambat ke sekolah

3. Merapikan sapu dan alat


4. Mencatat 200 kali kalimat
pel yang jatuh karena
‘saya minta maaf’ karena
tersenggol saat berlari di
berkelahi dengan teman
jam istirahat

5. Membersihkan WC sekolah
karena tidak mengumpulkan
tugas.
Hukuman atau Konsekuensi?

1. Mengganti 2. Berdiri di tengah lapangan


penghapus teman upacara karena datang Hukuman
yang dihilangkan terlambat ke sekolah

3. Merapikan sapu dan alat


4. Mencatat 200 kali kalimat
pel yang jatuh karena
‘saya minta maaf’ karena
tersenggol saat berlari di
berkelahi dengan teman
Konsekuensi jam istirahat

5. Membersihkan WC sekolah
karena tidak mengumpulkan
tugas.
Penghargaan bisa jadi bentuk lain dari hukuman
Efektif hanya untuk jangka
pendek

Menimbulkan Ketergantungan
persaingan dalam jangka
Punished by Reward
panjang
(Dihukum oleh
Penghargaan)

‘menghukum’ bagi
yang tidak
Kecewa bila tidak
mendapatkannya
mendapatkannya
Mematikan Menurunkan
kreatifitas ketepatan

(Kohn, 1993)
Bagaimana sebaiknya
reaksi kita apabila
murid melakukan
kesalahan?
Restitusi
• Proses menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk
memperbaiki kesalahan yang telah mereka lakukan.

• Guru mengajak murid untuk berefleksi tentang


tindakan yang telah dilakukan untuk memperbaiki
diri sehingga ia menjadi pribadi yang lebih baik dan
menghargai dirinya.
Restitusi….
• bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar
dari kesalahan
• memperbaiki hubungan
• adalah tawaran, bukan paksaan
• ‘menuntun’ untuk melihat ke dalam diri
• mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
• adalah cara yang paling baik
• fokus pada karakter, bukan tindakan
• menguatkan
• berfokus pada solusi
• mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya
Kebutuhan Dasar Manusia
dan Dunia Berkualitas
5 Kebutuhan Dasar Manusia

Manusia senantiasa berusaha


memenuhi kebutuhan dasarnya.
Apabila tidak berhasil diperoleh
melalui cara yang positif, maka
mungkin dengan cara melanggar
aturan.
Mengapa sebagai guru
kita perlu memahami
kebutuhan dasar
murid?
Dunia Berkualitas
• Orang-orang
Tempat khusus dalam pikiran
seseorang yang menyimpan • Nilai-nilai
gambaran hal-hal yang
• Karakter
diinginkan; hal-hal terbaik
yang membuat seseorang • Pencapaian
merasa Bahagia dan
• Pekerjaan
terpenuhi kebutuhan
dasarnya. • Dst.
Ilustrasi Dunia Berkualitas 2 Murid SDN X
Anak A: - Orang tua Anak B:
- Teman sekelas
- Teman sekelas
- Sepatu yang
- Sepeda dari nenek
dibelikan ayah
- Bu Guru Biologi - Wali kelas
- Rumah - Sekolah
- Sekolah - Kantin sekolah
- Lapangan bola - Komik
- Persahabatan
❖ Terkait lingkaran dunia berkualitas, di
manakah kira-kira Bapak/Ibu dan murid
meletakkan sekolah dan pengalaman di
sekolah?

❖ Jika Bapak/Ibu adalah pemimpin di


sekolah, bagaimana Bapak/Ibu akan
menggunakan informasi ini untuk
membangun budaya positif?
Keyakinan Kelas
Mengapa keyakinan kelas, bukan
peraturan kelas?

Mengapa keyakinan kelas penting untuk


membangun budaya positif?

Bagaimana mewujudkan keyakinan kelas


yang efektif?
Nilai Kebajikan apa yang dituju?
Peraturan Nilai Kebajikan yang dituju

1. Dilarang membuang sampah sembarangan

2. Dilarang merokok

3. Kembalikan buku yang telah dibaca ke tempat semula

4. Hadir di kelas 10 menit sebelum pembelajaran dimulai

5. Matikan komputer setelah digunakan

6. Wajib menggunakan masker

7. Dilarang berlari di koridor


Bagaimana Menyusun
nilai-nilai kebajikan
sekolah?
Tahapan Menciptakan Program Kebajikan
1. Lihat daftar nilai-nilai kebajikan yang ada
2. Tentukan nilai-nilai yang menjadi fokus sekolah melalui
diskusi
3. Sempurnakan daftar nilai-nilai kebajikan yang paling
utama, diskusikan Kembali
4. Sosialisasikan nilai-nilai ini di lingkungan sekolah, baik
melalui poster maupun media sosial sekolah.
Setelah sekolah memiliki
nilai-nilai kebajikan utama
yang diyakini, bagaimana
membuat sebuah
keyakinan sekolah/kelas?
Pembentukan keyakinan sekolah/kelas
• Keyakinan kelas lebih ‘abstrak’ dari peraturan.
• Dapat berupa pernyataan-pernyataan yang bersifat universal
• Senantiasa dalam bentuk positif
• Sebaiknya tidak terlalu banyak agar mudah diingat dan dipahami
• Sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut
• Disusun dengan melibatkan semua warga sekolah/kelas
• Handaknya ditinjau Kembali dari waktu ke waktu
Tahapan Pembentukan keyakinan sekolah/kelas
1. Mempersilakan warga sekolah/kelas untuk menyampaikan pendapatnya terkait peraturan yang perlu
disepakati
2. Mencatat semua masukan di papan tulis/kertas besar agar dapat dilihat oleh seua warga sekolah/kelas
3. Menyusun keyakinan kelas sesuai Langkah ‘pembentukan keyakinan sekolah/kelas’, yakni dengan
menggunakan kalimat positif.
• Jangan membuang sampah sembarangan (-) menjadi buanglah sampah di tempat sampah (+)
4. Meninjau Kembali daftar hasil diskusi dan secara Bersama-sama menemukan nilai kebajikan yang dituju
dari peraturan-peraturan tersebut. Nilai kebajikan inilah yang dimasukkan dalam keyakinan
sekolah/kelas.
5. Meninjau Kembali keyakinan sekolah/kelas secara Bersama-sama. Bila dirasa terlalu banyak (lebih dari 7
keyakinan), maka dapat dikurangi.
6. Meninjau ulang, menyetujui dan menyepakati keyakinan sekolah/kelas oleh seluruh warga sekolah/kelas
7. Meletakkan keyakinan sekolah/kelas di tempat yang mudah dilihat oleh semua warga sekolah/kelas
Contoh keyakinan kelas
• Setiap anggota kelas perlu belajar HORMAT
Kami meyakini bahwa sangat penting untuk menghormati semua orang dan
barang milik orang lain
• Setiap anggota kelas perlu senang
BEKERJA
• Setiap anggota kelas perlu saling Kami meyakini bahwa sangat penting untuk mengerjakan segala pekerjaan
menghargai atau mengikuti kegiatan yang telah ditugaskan.

DITERIMA DAN DIMILIKI


• Setiap anggota kelas perlu merasa aman
Kami meyakini bahwa sangat penting untuk merasa diterima pada suatu
kelompok dan saling peduli satu dengan yang lain.
• Senantiasa menjadi diri terbaik
• Senantiasa menghargai orang lain
• Selalu bersikap positif
• Berkomitmen terhadap setiap tugas
5 Posisi Kontrol
Contoh Kasus
Arfi sering sekali bertengkar dengan teman-temannya. Ia tidak jarang
menggunakan kata-kata kasar saat di kelas, sehingga teman-
temannya merasa terganggu.

Jika Bapak/Ibu adalah kepala sekolah, penerapan disiplin apakah yang


akan Bapak/Ibu lakukan untuk kasus Arfi? Mengapa?
5 Posisi Kontrol
1. Penghukum 5. Manajer
bisa menggunakan
hukuman fisik atau mempersilakan murid
verbal; mengancam. 5 Posisi mempertanggungjawabkan
perilakunya dan mendukung
Kontrol murid untuk menemukan solusi
atas permasalahannya sendiri.

2. Pembuat Rasa Bersalah


menggunakan Bahasa yang lembut, namun dapat 3. Teman
4. Pengamat
membuat orang lain merasa tidak nyaman,
mengontrol murid dengan bujukan melandaskan Tindakan pada
bersalah, atau rendah diri.
peraturan dan konsekuensi
Siapakah yang mengatakannya?
Sampai kapanpun Jika masih belum Jika tidak bisa menjawab
kamu tidak akan mengerti, nanti saya pertanyaan ini, maka
menjadi orang yang bantu. tidak boleh pulang.
berhasil.

Saya merasa Peraturannya apa? Apa yang akan kamu


kecewa denganmu lakukan untuk
hari ini. menyelesaikannya?

Bagaimanakah setiap posisi (penghukum, pembuat rasa bersalah, teman,


pengamat, dan manajer) mengucapkannya? (peserta mensimulasikan)
Di manakah Bapak/Ibu saat ini?
1 2 3 4 5
Penghukum Pembuat rasa bersalah Teman Pemantau Manajer
Segitiga Restitusi
Segitiga Restitusi
Keyakinan kelas apa
Kamu tentu punya yang telah kita
alasan mengapa sepakati?

h
ala
melakukan itu

gs

Me
an

na
y
an

ny
ak

ak
Adakah cara yang lebih Kamu ingin

ind

an
efektif untuk menjadi orang

iT

ke
as

ya
mendapatkan apa yang seperti apa?

lid

kin
Va
kamu butuhkan?

an
Menstabilkan identitas

Setiap orang pasti Kamu bukan satu-


pernah melakukan satunya yang pernah
kesalahan melakukan ini
Dalam menerapkan disiplin positif,
guru hendaknya mampu
merefleksikan posisi kontrolnya
saat ini; bagaimana ia berproses
menjadi seorang ‘manajer’ yang
menuntun peserta didik untuk
menjadi mandiri, merdeka dan
bertanggung jawab.
RUANG KOLABORASI
(40’)
Mekanisme diskusi:
• Buatlah kelompok yang terdiri dari
berbagai unsur (Pengawas Sekolah,
Kepala Sekolah, dan Guru)
• Diskusikanlah kasus-kasus yang
disediakan dalam kelompok masing-
masing
• Analisislah secara mendalam kasus-
kasus tersebut dan jawablah pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan.
Mode daring hari pertama sampai di slide
ini.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
(45’)
Mekanisme pemaparan hasil diskusi:
• Presentasikanlah hasil diskusi Bapak/Ibu
yang dilakukan bersama kelompok di sesi
Ruang Kolaborasi
• Kelompok hadirin yang bertugas
menanggapi dapat memberikan
tanggapan, komentar, atau masukan yang
konstruktif.
• Kelompok lain juga dapat memberikan
umpan balik setelahnya.
ELABORASI PEMAHAMAN
(45’)
Selanjutnya mari kita merefleksikan
pertanyaan-pertanyaan berikut…..
• Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-
konsep inti yang dibahas pada modul ini?
Adakah hal-hal menarik dan di luar dugaan?
• Sebelum menerapkan modul ini, posisi manakah
(5 posisi kontrol) yang paling sering anda
gunakan, dan bagaimana perasaan anda?
Setelah mempelajari modul ini, posisi mana yang
akan anda gunakan? Mengapa?
• Kendala apa yang mungkin dihadapi saat
menerapkan budaya positif di sekolah? Apa saja
solusi yang dapat dilakukan?
Bentuk Program Kebajikan (Apresiasi).

Apresiasi (pengakuan) boleh dilakukan,


namun hendaklah:
- diberikan secara khusus
- diberikan secara pribadi
- diberikan kepada semua murid
(bergantian)
- diberikan secara konsisten
- berfokus pada proses
Contoh Pengakuan/Apresiasi Kebajikan
Pembuka Nilai Kebajikan Situasi
Kemarin saya perhatikan rasa empatimu besar sekali pada saat menolong murid baru
di kelas kita
Saya menghargai kepedulianmu pada saat kamu membantu
teman-temanmu di tugas
kelompok
Terima kasih untuk rasa tanggung jawab mu pada saat memungut kertas-
kertas yang berserakan di lantai
KONEKSI ANTAR MATERI
(35’)
Selanjutnya mari kita merefleksikan
keseluruhan materi pada
pembelajaran di modul ini….
• Apakah peran Bapak/Ibu dalam
menciptakan budaya positif di sekolah
melalui penerapan konsep-konsep yang
ada di modul ini dan keterkaitannya
dengan implementasi kurikulum
Merdeka yang telah dilakukan?
(RENCANA) AKSI NYATA
(30’)
Selanjutnya mari kita menyusun
Langkah dan strategi yang konkret
dan realistis untuk mewujudkan
budaya positif di sekolah
Terima Kasih

You might also like