Professional Documents
Culture Documents
Pemerolehan Bahasa Anak
Pemerolehan Bahasa Anak
Bahasa Anak
Oleh:
Arum Winarni
Yoga Adistya Sri Lesmoyo
Pokok Bahasan
Pertama, tipe naturalistik bersifat alamiah, tanpa guru dan tanpa kesengajaan pembelajaran
berlangsung didalam lingkungan kehidupan bermasyarakat. Dalam masyarakat bilingual dan
multilingual tipe naturalistik banyak dijumpai. Belajar bahasa menurut tipe naturalistik ini sama
prosesnya dengan pemerolehan bahasa pertama yang berlangsungnya secara ilmiah, sehingga
pemerolehan bahasa yang dihasilkan antara anak-anak dan dewasa berbeda.
Kedua, yang bersifat formal berlangsung di dalam kelas dengan guru, materi dan alat-alat yang
sudah dipersiapkan, pembelajaan bahasa dalam tipe ini dilakukan dengan sengaja atau sadar,
pembelajaran bahasa bersifat formal seharusnya lebih baik daripada pembelajaran yang
dilakukan secara naturalistik, tapi pada kenyataanya tidak, terdapat berbagai penyebab atau
faktor yang mempengaruhinya dalam proses pembelajaran bahasa. Meskipun studi tentang
metodologi belajar bahasa kedua (atau bahasa asing) telah sedemikian lama dengan biaya yang
cukup besar, tetapi belum banyak mengubah cara orang belajar bahasa.
Teori Pemerolehan Bahasa
(Teori Behaviourisme, Nativisme, Kognitivisme, Interaksionisme)
• Bahasa terlalu kompleks untuk dipelajari dalam waktu dekat dan melalui imitation
Teori Nativisme • Setiap anak telah memiliki language acquisition device (LAD) yang dibawa sejak
lahir (Miller dan Chomsky, 1957)
Faktor Biologis
• Alat dengar
• Sistem syaraf/ otak: Wernicke (otak kanan), Broca (otak kiri),
Motor
• Alat ucap
Faktor Lingkungan Sosial
• Interaksi dan komunikasi dengan lingkungan
Faktor Intelegensi
• daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau bernalar
Faktor Motivasi
• Motivasi dari dalam (lapar, haus, sakit,perhatian, dll), dan motivasi
dari luar.
Tahap Perkembangan Bahasa Anak (Piaget dan Vygotsky)
1. Senang berbicara, sering kali tidak berhenti dan tanpa alasan yang jelas; kadang
digunakan sebagai alat untuk mendapatkan perhatian.
2. Mengungkapkan perasaan dan emosinya secara efektif melalui kata-kata.
3. Memahami dan menggunakan bahasa sebagai sistem komunikasi dengan orang lain.
4. Menggunakan ucapan populer yang sering diucapkan teman sebayanya: “manis”,
“keren”, “top-abis”.
5. Mengenali bahwa beberapa kata mempunyai arti ganda, “panjang tangan”,
“mengadu domba”.
6. Menganggap perumpamaan yang tidak masuk akal (permainan kata) dalam lelucon
dan tekan-teki sebagai sesuatu yang lucu.
7. Menunjukan pemahaman tingkat tinggi mengenai urutan tata bahasa; mengenali
apabila ada kalimat yang tata bahasanya tidak tepat.
Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 11-12 Tahun:
1. Menyelesaikan sebagian besar perkembangan bahasa pada akhir fase ini; hanya sedikit perbaikan masih
diperlukan selama beberapa tahun mendatang.
2. Senang berbicara dan berargumentasi, sering tidak pernah berhenti, dengan siapa pun yang mau
mendengarkan.
3. Menggunakan struktur bahasa yang lebih panjang dan kompleks.
4. Semakin menguasai kosa kata yang kompleks, bertambah 4.000 sampai 5.000 kata baru tiap tahun,
menggunakan kosa kata dengan terampil untuk mengembangkan cerita dan menggambarkannya dengan
jelas.
5. Menjadi pendengar yang suka berfikir.
6. Mengerti bahwa kalimat dapat memiliki arti yang tersirat (bertujuan): ketika ibunya bertanya, “Apakah
PR mu sudah selesai?” beliau bermaksud untuk mengatakan kamu sebaiknya berhenti bermain, ambil
bukumu dan mulai kerjakan PRmu.
7. Memahami konsep ironi dan sarkasme; mempunyai selera humor dan senang menceritakan lelucon, teka-
teki, dan sajak untuk menghibur orang lain. Safri Mardison: Perkembangan Bahasa Anak.
8. Menguasai beberapa gaya bahasa, bisa berubah-ubah berdasarkan situasi: gaya yang lebih formal ketika
berbicara dengan guru, gaya yang lebih kasual dengan orang tua, dan gaya yang sering memakai
ungkapan populer dan kata rahasia ketika mengobrol bersama teman.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut:
a) Kesehatan, kondisi kesehatan yang kurang baik memuat anak mengalami kelambanan perkembangan
bahasa.
b) Intelegensi, tingkatan intelektual mempengaruhi perkembnagan bahasa.
c) Status sosial ekonomi, anak keluarga miskin mengalami hambatan dalam berbahasa karena akses untuk
literasy yaitu mengenal huruf sebagai lambang dan bunyi terbatas.
d) Jenis kelamin, vokalisasi anak perempuan lebih cepat sejak usia dua tahun. Interaksi yang lebih intens
antara anak perempuan dengan orang tua dan teman sebaya juga membuat perbendaharaan kata makin
meningkat.
e) Hubungan keluarga, pola asuh keluarga yang demokratis dan autoritatif yang memandang dan
menempatkan anak sebagai bagian dari keluarga membuat anak belajar dan memperoleh contoh
bagaimana berkomunikasi dengan baik dan memiliki kebebasan untuk menyatakan dan mengekspresikan
apa yang dipikirkan dan dirasakan melalui beragam bahasa
f) Akses komunikasi, keterbukaan dan dukungan untuk bergaul dengan lingkungan sekitar baik keluarga
inti, kelaurga besar, masyarakat, institusi atau lembaga pendidikan maupun media komunikasi
mendorong kemampuan berbahasa anak berkembang dengan optimal.
Masalah Perkembangan Bahasa
Masalah yang diahadapi anak berkenaan dengan perkemabangan
bahasa dapat diidentifkasi dalam tiga kelompok (Yusi riksa: 149), yaitu:
a. Tidak atau kurang menguasai keterampilan berbahasa.
Permasalahan meliputi kelambanan dalam mengenal dan mengingat
huruf, miskinnya kosa kata, kelambanan memahami bunyi,
ketidakmampuan mengucapkan atau melafalkan huruf.
b. Hambatan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan seringkali
menghadapi hambatan sehingga komunikasi tidak lancar.
c. Penggunaan bahasa kedua, sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal menuntut anak mempergunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar sehari-hari.
Kesimpulan
Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek
dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput juga dari
perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya.
Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling
hebat dan menakjubkan. Selama usia dini, yaitu sejak lahir hingga berusia 6
tahun, ia tidak pernah belajar bahasa, apa lagi kosakata secara khusus, tetapi
pada akhir masa usia dininya, rata-rata anak telah menyimpan lebih dari 14.000
kosakata.
Tahap-tahap perkembangan bahasa sebagai berikut: 1) Tahap I (pra linguistik).
2) Tahap II (linguistik). 3) Tahap III (pengembangan tata bahasa. 4) Tahap IV
(tata bahasa).
Aspek-aspek perkembangan bahasa anak terdiri dari: 1) Kosakata
2) Sintaksis (tata bahasa) 3) Semantik.
Daftar Pustaka
• Guat, T. M. (2006). Pemerolehan Bahasa Kanak-kanak; Satu Analisis Sintaksis. Dalam Jurnal
Penyelidikan IPBL. Jilid7, 87-108.
• Indah, R. N. (2011). Proses Pemerolehan Bahasa: Dari Kemampuan hingga
Kekurangmampuan Berbahasa. LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 3(1), 1-17.
• Zubaidah, E. (2004). Perkembangan bahasa anak usia dini dan teknik pengembangan di
sekolah. Cakrawala Pendidikan, 3(3), 459-479.
• Hartati, T. (2003). Pemerolehan dan perkembangan bahasa anak.
• Supraptiningsih, Ririk Ratnasari, dan Ariantoni. (2016). Modul Pelatihan Guru Pembelajar:
Penguasaan dan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
• Birawa, Andi Basuki Prima and LisdaAmalia. "Development of Language Ability inChildren".
Bandung: Department of Neurology FK UNPAD.
DAFTAR PUSTAKA
• Tussolekha, R. (2015). Mekanisme pemerolehan bahasa pada anak usia satu
dan lima tahun. Jurnal Pesona, 1(2).
• Yanti, P. G. (2016). Pemerolehan Bahasa Anak: Kajian Aspek Fonologi Pada
Anak Usia 2-2, 5 Tahun. Jurnal Ilmiah Visi, 11(2), 131-141.
• Miranti, M., & Purwanti, A. (2020). Expanding language development children
in elementary school age. PROCEEDING UMSURABAYA.
• Heryani, K. (2020). PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI. Aktualita: Jurnal
Penelitian Sosial Keagamaan, 10(1), 75-94. Retrieved from
https://www.ejournal.an-nadwah.ac.id/index.php/aktualita/article/view/16
3
• Mardison, S. (2017). Perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah (SD/MI). Tarbiyah Al-Awlad: Jurnal Kependidikan Islam Tingkat
Dasar, 7(2).