You are on page 1of 26

Pemerolehan dan Perkembangan

Bahasa Anak

Oleh:
Arum Winarni
Yoga Adistya Sri Lesmoyo
Pokok Bahasan

1. Teori Pemerolehan Bahasa Anak


(Teori Behaviourisme, Nativisme, Kognitivisme, Interaksionisme)

2. Tahap Perkembangan Bahasa Anak

Menganalisis Pemerolehan Bahasa Anak


3. (aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan pragmatik)
Konsep Pemerolehan Bahasa
Proses-proses ketika anak
Pemerolehan bahasa Kemampuan linguistik
sedang memperoleh
(language acquisition) anak
bahasa
Proses-proses yang Terdiri dari dua aspek: Terdiri dari tiga
berlaku di dalam otak 1. Aspek performance komponen, yaitu:
seorang anak ketika yang terdiri dari 1. kemampuan fonologi
memperoleh atau aspek-aspek 2. Kemampuan semantik
menguasai bahasa pemahaman dan 3. Kemampuan kalimat
ibunya. pelahiran Ketiga komponen ini
2. Aspek kompetensi diperoleh anak secara
(kemampuan serentak atau bersamaan.
linguistik).
TIPE PEMEROLEHAN BAHASA
Dua tipe pembelajaran bahasa yaitu tipe naturalistik dan tipe formal dalam kelas.

Pertama, tipe naturalistik bersifat alamiah, tanpa guru dan tanpa kesengajaan pembelajaran
berlangsung didalam lingkungan kehidupan bermasyarakat. Dalam masyarakat bilingual dan
multilingual tipe naturalistik banyak dijumpai. Belajar bahasa menurut tipe naturalistik ini sama
prosesnya dengan pemerolehan bahasa pertama yang berlangsungnya secara ilmiah, sehingga
pemerolehan bahasa yang dihasilkan antara anak-anak dan dewasa berbeda.

Kedua, yang bersifat formal berlangsung di dalam kelas dengan guru, materi dan alat-alat yang
sudah dipersiapkan, pembelajaan bahasa dalam tipe ini dilakukan dengan sengaja atau sadar,
pembelajaran bahasa bersifat formal seharusnya lebih baik daripada pembelajaran yang
dilakukan secara naturalistik, tapi pada kenyataanya tidak, terdapat berbagai penyebab atau
faktor yang mempengaruhinya dalam proses pembelajaran bahasa. Meskipun studi tentang
metodologi belajar bahasa kedua (atau bahasa asing) telah sedemikian lama dengan biaya yang
cukup besar, tetapi belum banyak mengubah cara orang belajar bahasa.
Teori Pemerolehan Bahasa
(Teori Behaviourisme, Nativisme, Kognitivisme, Interaksionisme)

• Anak dilahirkan tanpa membawa apa-apa


Teori • Anak belajar bahasa melalui imitasi, modeling, atau reinforcement.
• Psikolog behavioristik mengkaji perilaku linguistik dalam hubungan antara
Behaviorisme rangsangan (stimulus) dan reaksi (response)

• Bahasa terlalu kompleks untuk dipelajari dalam waktu dekat dan melalui imitation
Teori Nativisme • Setiap anak telah memiliki language acquisition device (LAD) yang dibawa sejak
lahir (Miller dan Chomsky, 1957)

Teori • Urutan perkembangan kognitif menentukan perkembangan bahasa.


• Dari lahir sampai 18 bulan, bahasa dianggap belum ada.
Kognitivisme
Teori • pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara kemampuan mental
pembelajaran dan lingkungan bahasa.
Interaksionisme
Faktor-Faktor Pemerolehan Bahasa Anak

Faktor Biologis
• Alat dengar
• Sistem syaraf/ otak: Wernicke (otak kanan), Broca (otak kiri),
Motor
• Alat ucap
Faktor Lingkungan Sosial
• Interaksi dan komunikasi dengan lingkungan

Faktor Intelegensi
• daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau bernalar

Faktor Motivasi
• Motivasi dari dalam (lapar, haus, sakit,perhatian, dll), dan motivasi
dari luar.
Tahap Perkembangan Bahasa Anak (Piaget dan Vygotsky)

Usia & Tahap Perkembangan Keterangan


Bahasa
 0,0-0,5 Tahap Meraban Berkomunikasi walau hanya dengan cara menoleh,
(Pralinguistik) Pertama menangis atau tersenyum.
 0,5-1,0 Tahap Meraban Memberikan isyarat dan mengoceh dengan
(Pralinguistik) Kedua: Babbling mengucapkan suku kata: mu, ba, pa, ma, baba, mama.
 1,0-2,0 Tahap Linguistik I: Bisa mengucapkan satu kata, ucapan dikombinasikan
Holofrastik; Kalimat Satu Kata dengan isyarat, dan tahu giliran berbicara. Contoh:
mau, lagi, panas.
 2,0-3,0 Tahap Lingistik II: Bisa mengucapkan dua kata, dan kata perintah. Contoh:
- Kalimat Dua Kata mama masak, adik minum, papa pigi, sini, sana, lihat,
itu, ini, lagi.
Tahap Perkembangan Bahasa Anak (Piaget dan Vygotsky)

Usia & Tahap Perkembangan Keterangan


Bahasa
 3,0-4,0 Tahap Linguistik III: Perbendaharaan kata berkembang, membedakan kata
- Pengembangan Tata Bahasa kerja dan benda, dapat menggunakan kata depan, kata
- Telegraphic speech ganti, dan kata kerja bantu, membuat pola pesan
sependek mungkin.
 4,0-5,0 Tahap Linguistik IV: mampu menyusun kalimat kompleks, tetapi mereka
- Tata Bahasa Pra-Dewasa masih membuat kesalahan-kesalahan. Contoh: ayo
nyanyi dan nari
 5,0- Tahap Linguistik V: Memiliki kompetensi memadai. Setelah menguasai
Kompetensi Penuh bahasa lisan, anak dihadapkan dengan tugas
mempelajari bahasa tulis
Ciri Proses Belajar Bahasa Pertama & Kedua

BAHASA PERTAMA BAHASA KEDUA

• Belajar tidak disengaja • Belajar bahasa disengaja


• Berlangsung sejak lahir • Berlangsung setelah pelajar berada di sekolah
• Lingkungan keluarga • Lingkungan sekolah sangat menentukan
sangat menentukan • Motivasi pelajar untuk mempelajarinya tidak sekuat
• Motivasi ada karena mempelajari bahasa pertama
kebutuhan • Waktu belajar terbatas
• Banyak waktu untuk • Pelajar tidak mempunyai banyak waktu untuk
mencoba bahasa mempraktikan bahasa yang dipelajari
• Banyak kesempatan • Bahasa pertama mempengaruhi proses belajar bahasa
untuk berkomunikasi kedua
• Disediakan alat bantu belajar
• Ada orang yang mengorganisasikannya
Strategi Pemerolehan Bahasa Pertama & Kedua

Bahasa Pertama Bahasa Kedua

• Meniru/imitasi • Strategi aktif


• Produktivitas (melalui • Strategi empatik
sarana komunikasi/ • Strategi formal
mimic/ gerak/ isyarat) • Strategi eksperimental
• Umpan balik (respon) • Strategi semantik
• Prinsip operasi • Strategi praktis
(pembetulan ujaran) • Strategi komunikasi
• Strategi monitor
• Strategi internalisasi
Menganalisis Pemerolehan Bahasa Anak
(ASPEK FONOLOGI, MORFOLOGI, SINTAKSIS, DAN SEMANTIK)

Pemerolehan dalam bidang Fonologi


• Pada umur sekitar 6 minggu, anak mulai mengeluarkan
bunyi-bunyi yang mirip dengan bunyi konsonan atau
vokal. (dekutan yang belum jelas identitasnya).
• Anak menggunakan bunyi-bunyi yang telah
dipelajarinya dengan bunyi-bunyi yang belum
dipelajari, misalnya menggantikan bunyi /l/ yang sudah
dipelajari dengan bunyi /r/ yang belum dipelajari.
Menganalisis Pemerolehan Bahasa Anak
(ASPEK FONOLOGI, MORFOLOGI, SINTAKSIS, DAN SEMANTIK)

Perolehan bahasa dalam bidang Morfologi


• Pada usia 3 tahun anak sudah membentuk beberapa
morfem yang menunjukkan fungsi gramatikal nomina
dan verba yang digunakan. Kesalahan gramatika
sering terjadi pada tahap ini karena anak masih
berusaha mengatakan apa yang ingin dia sampaikan.
Anak terus memperbaiki bahasanya sampai usia
sepuluh tahun
Menganalisis Pemerolehan Bahasa Anak
(ASPEK FONOLOGI, MORFOLOGI, SINTAKSIS, DAN SEMANTIK)

Pemerolehan dalam bidang Sintaksis


• Mengucapkan satu kata atau bagian kata. Kata ini, bagi
anak sebenarnya adalah kalimat penuh.
• Anak-anak mengembangkan tingkat gramatikal kalimat
yang dihasilkan melalui beberapa tahap, yaitu melalui
peniruan, melalui penggolongan morfem, dan melalui
penyusunan dengan cara menempatkan kata-kata
secara bersama-sama untuk membentuk kalimat.
Menganalisis Pemerolehan Bahasa Anak
(ASPEK FONOLOGI, MORFOLOGI, SINTAKSIS, DAN SEMANTIK)

Pemerolehan dalam bidang Semantik


• Anak menggunakan kata-kata tertentu
berdasarkan kesamaan gerak, ukuran, dan
bentuk. Misalnya, anak sudah mengetahui makna
kata jam. Awalnya anak hanya mengacu pada
jam tangan orang tuanya, namun kemudian dia
memakai kata tersebut untuk semua jenis jam.
Perkembangan Bahasa Anak
• Usia sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya
kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata
(vocabulary). Menurut Abin Syamsuddin dalam Ahmad Susanto
(2013: 74), pada awal masa ini (usia 6-7 tahun), anak sudah
menguasai sekita 2.500 kata, dan pada masa akhir (usia 11-12
tahun), anak telah menguasai sekitar 50.000 kata.
• Muhamed A. Khalfan (2004: 22) menyebutkan bahwa seorang
anak hingga berusia sembilan tahun memiliki kemampuan untuk
menguasai hingga tujuh bahasa yang berbeda, bila ia dihadapkan
pada kebutuhan untuk berkomunikasi sehari-hari dalam bahasa
tersebut.
K. Eileen dan Lynn R. Marotz
(2020: 159- 215)
Profil perkembangan dan pola
pertumbuhan anak termasuk
perkembangan berbicara dan berbahasa
anak usia 6-12 tahun, diantaranya adalah:
Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia
6 Tahun:
1. Berbicara tanpa henti; bisa digambarkan seperti pengoceh.
2. Bercakap-cakap seperti orang dewasa; banyak bertanya.
3. Mempelajari lima sampai sepuluh kata setiap hari; kosa katanya
terdiri dari 10.000 sampai 14.000 kata.
4. Menggunakan bentuk kata kerja, urutan kata dan struktur
kalimat yang tepat.
5. Menggunakan bahasa dan bukan tangisan disertai teriakan atau
agresi fisik untuk mengungkapkan ketidaksenangan: “Ini
punyaku! Kembalikan, Kamu bodoh”.
Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 7 Tahun:

1. Senang bercerita; suka menulis cerita pendek, menceritakan dongeng


khayalan.
2. Menggunakan susunan kalimat dan bahasa percakapan seperi orang dewasa;
pola kalimat mencerminkan perbedaan budaya dan letak geografis.
3. Menjadi semakin tepat dan luas dalam hal penggunaan bahasa; semakin
banyak menggunakan kata sifat deskriptif dan kata keterangan.
4. Menggunakan gerak tubuh untuk menggambarkan percakapan.
5. Mengkritik hasil karyanya sendiri: “Saya tidak menggambar dengan benar,”
“Gambarnya lebih bagus dari dari gambarku.”
6. Membesar-besarkan kejadian adalah hal yang wajar: “Saya makan sepuluh
hot dog pada waktu piknik.”
Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 8 Tahun:

1. Senang menceritakan lelucon dan tekateki.


2. Mengerti dan melakukan instruksi beberapa tahap (sampai lima
tahap); mungkin minta diulang karena tidak mendengar seluruhnya.
3. Membaca dengan mudah dan memahaminya.
4. Menulis surat atau mengirim pesan kepada teman, termasuk
deskripsi yang imajinatif dan mendetail.
5. Menggunakan bahasa untuk mengkritik dan memuji orang lain;
mengulang-ulang ucapan popular dan kata umpatan.
6. Memahami dan mengikuti aturan tata kalimat dalam percakapan
dan bentuk tertulis.
Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 9-10 Tahun:

1. Senang berbicara, sering kali tidak berhenti dan tanpa alasan yang jelas; kadang
digunakan sebagai alat untuk mendapatkan perhatian.
2. Mengungkapkan perasaan dan emosinya secara efektif melalui kata-kata.
3. Memahami dan menggunakan bahasa sebagai sistem komunikasi dengan orang lain.
4. Menggunakan ucapan populer yang sering diucapkan teman sebayanya: “manis”,
“keren”, “top-abis”.
5. Mengenali bahwa beberapa kata mempunyai arti ganda, “panjang tangan”,
“mengadu domba”.
6. Menganggap perumpamaan yang tidak masuk akal (permainan kata) dalam lelucon
dan tekan-teki sebagai sesuatu yang lucu.
7. Menunjukan pemahaman tingkat tinggi mengenai urutan tata bahasa; mengenali
apabila ada kalimat yang tata bahasanya tidak tepat.
Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 11-12 Tahun:

1. Menyelesaikan sebagian besar perkembangan bahasa pada akhir fase ini; hanya sedikit perbaikan masih
diperlukan selama beberapa tahun mendatang.
2. Senang berbicara dan berargumentasi, sering tidak pernah berhenti, dengan siapa pun yang mau
mendengarkan.
3. Menggunakan struktur bahasa yang lebih panjang dan kompleks.
4. Semakin menguasai kosa kata yang kompleks, bertambah 4.000 sampai 5.000 kata baru tiap tahun,
menggunakan kosa kata dengan terampil untuk mengembangkan cerita dan menggambarkannya dengan
jelas.
5. Menjadi pendengar yang suka berfikir.
6. Mengerti bahwa kalimat dapat memiliki arti yang tersirat (bertujuan): ketika ibunya bertanya, “Apakah
PR mu sudah selesai?” beliau bermaksud untuk mengatakan kamu sebaiknya berhenti bermain, ambil
bukumu dan mulai kerjakan PRmu.
7. Memahami konsep ironi dan sarkasme; mempunyai selera humor dan senang menceritakan lelucon, teka-
teki, dan sajak untuk menghibur orang lain. Safri Mardison: Perkembangan Bahasa Anak.
8. Menguasai beberapa gaya bahasa, bisa berubah-ubah berdasarkan situasi: gaya yang lebih formal ketika
berbicara dengan guru, gaya yang lebih kasual dengan orang tua, dan gaya yang sering memakai
ungkapan populer dan kata rahasia ketika mengobrol bersama teman.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak

Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut:
a) Kesehatan, kondisi kesehatan yang kurang baik memuat anak mengalami kelambanan perkembangan
bahasa.
b) Intelegensi, tingkatan intelektual mempengaruhi perkembnagan bahasa.
c) Status sosial ekonomi, anak keluarga miskin mengalami hambatan dalam berbahasa karena akses untuk
literasy yaitu mengenal huruf sebagai lambang dan bunyi terbatas.
d) Jenis kelamin, vokalisasi anak perempuan lebih cepat sejak usia dua tahun. Interaksi yang lebih intens
antara anak perempuan dengan orang tua dan teman sebaya juga membuat perbendaharaan kata makin
meningkat.
e) Hubungan keluarga, pola asuh keluarga yang demokratis dan autoritatif yang memandang dan
menempatkan anak sebagai bagian dari keluarga membuat anak belajar dan memperoleh contoh
bagaimana berkomunikasi dengan baik dan memiliki kebebasan untuk menyatakan dan mengekspresikan
apa yang dipikirkan dan dirasakan melalui beragam bahasa
f) Akses komunikasi, keterbukaan dan dukungan untuk bergaul dengan lingkungan sekitar baik keluarga
inti, kelaurga besar, masyarakat, institusi atau lembaga pendidikan maupun media komunikasi
mendorong kemampuan berbahasa anak berkembang dengan optimal.
Masalah Perkembangan Bahasa
Masalah yang diahadapi anak berkenaan dengan perkemabangan
bahasa dapat diidentifkasi dalam tiga kelompok (Yusi riksa: 149), yaitu:
a. Tidak atau kurang menguasai keterampilan berbahasa.
Permasalahan meliputi kelambanan dalam mengenal dan mengingat
huruf, miskinnya kosa kata, kelambanan memahami bunyi,
ketidakmampuan mengucapkan atau melafalkan huruf.
b. Hambatan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan seringkali
menghadapi hambatan sehingga komunikasi tidak lancar.
c. Penggunaan bahasa kedua, sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal menuntut anak mempergunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar sehari-hari.
Kesimpulan
Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek
dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput juga dari
perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya.
Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling
hebat dan menakjubkan. Selama usia dini, yaitu sejak lahir hingga berusia 6
tahun, ia tidak pernah belajar bahasa, apa lagi kosakata secara khusus, tetapi
pada akhir masa usia dininya, rata-rata anak telah menyimpan lebih dari 14.000
kosakata.
Tahap-tahap perkembangan bahasa sebagai berikut: 1) Tahap I (pra linguistik).
2) Tahap II (linguistik). 3) Tahap III (pengembangan tata bahasa. 4) Tahap IV
(tata bahasa).
Aspek-aspek perkembangan bahasa anak terdiri dari: 1) Kosakata
2) Sintaksis (tata bahasa) 3) Semantik.
Daftar Pustaka
• Guat, T. M. (2006). Pemerolehan Bahasa Kanak-kanak; Satu Analisis Sintaksis. Dalam Jurnal
Penyelidikan IPBL. Jilid7, 87-108.
• Indah, R. N. (2011). Proses Pemerolehan Bahasa: Dari Kemampuan hingga
Kekurangmampuan Berbahasa. LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 3(1), 1-17.
• Zubaidah, E. (2004). Perkembangan bahasa anak usia dini dan teknik pengembangan di
sekolah. Cakrawala Pendidikan, 3(3), 459-479.
• Hartati, T. (2003). Pemerolehan dan perkembangan bahasa anak.
• Supraptiningsih, Ririk Ratnasari, dan Ariantoni. (2016). Modul Pelatihan Guru Pembelajar:
Penguasaan dan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
• Birawa, Andi Basuki Prima and LisdaAmalia. "Development of Language Ability inChildren".
Bandung: Department of Neurology FK UNPAD.
DAFTAR PUSTAKA
• Tussolekha, R. (2015). Mekanisme pemerolehan bahasa pada anak usia satu
dan lima tahun. Jurnal Pesona, 1(2).
• Yanti, P. G. (2016). Pemerolehan Bahasa Anak: Kajian Aspek Fonologi Pada
Anak Usia 2-2, 5 Tahun. Jurnal Ilmiah Visi, 11(2), 131-141.
• Miranti, M., & Purwanti, A. (2020). Expanding language development children
in elementary school age. PROCEEDING UMSURABAYA.
• Heryani, K. (2020). PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI. Aktualita: Jurnal
Penelitian Sosial Keagamaan, 10(1), 75-94. Retrieved from
https://www.ejournal.an-nadwah.ac.id/index.php/aktualita/article/view/16
3
• Mardison, S. (2017). Perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah (SD/MI). Tarbiyah Al-Awlad: Jurnal Kependidikan Islam Tingkat
Dasar, 7(2).

You might also like