You are on page 1of 22

Degenerative Disease

Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik >140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik >90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang.

Tekanan darah tinggi biasanya tidak memiliki gejala, jadi satu-


satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan
memeriksa/mengukur tekanan darah ke tenaga kesehatan.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi juga disebut sebagai the
silent killer karena sering terjadi tanpa keluhan, sehingga penderita
tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui
setelah terjadi komplikasi.

Hipertensi merupakan kontributor utama pada penyakit jantung,


stroke, dan penyakit ginjal kronik.
Gejala Penyerta

- Sakit kepala/Pusing
- Telinga berdenging
- Mimisan
- Nyeri dada/sesak napas
Faktor Risiko

- Berusia diatas 65 tahun


- Ibu hamil
- Jarang berolahraga/minim aktivitas fisik
- Memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi
- Obesitas
- Memiliki riwayat DM, atau penyakit ginjal
- Merokok
- Mengonsumsi alcohol dan soda
- Mengonsumsi terlalu banyak kafein
Penanganan & Pencegahan

•Perubahan Gaya Hidup


- Konsumsi lebih banyak buah dan sayur
- Mengurangi konsumsi garam (maks. 1 sendok teh/hari)
- Menghindari makanan yang diawetkan, makanan dan minuman dalam
kemasan/olahan.
- Perbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga
- Stop merokok
- Stop minum alkohol
- Mengurangi konsumsi kafein dan soda
- Jaga berat badan ideal
- Lakukan medical check up setidaknya 6 bulan sekali
•Obat-obatan
Pada beberapa kasus, penderita hipertensi selain perubahan gaya hidup harus mengonsumsi obat
penurun tekanan darah dalam jangka panjang atau seumur hidup.
- Diuretik, seperti hydrochlorothiazide atau indapamide
- Antagonis kalsium, seperti amlodipine dan nifedipine
- Penghambat Beta, seperti atenolol dan bisoprolol
- Penghamb Alfa, seperti reserpine
- ACE inhibitor, seperti captopril dan ramipril
- Diuretik hemat kalium, seperti spironolactone
- Angiotensin-2 receptor blocker (ARB), seperti irbesartan, losartan, eprosartan, dan valsartan
- Penghambat renin, seperti aliskiren
- Vasodilator, seperti minoxidil
Obat-obatan tersebut harus dengan petunjuk dokter!
Hiperkolesterolemia
Kondisi dimana tidak seimbangnya kadar satu atau lebih jenis lipid
dalam darah, yaitu kolesterol, low-density lipoproteins (LDL),
trigliserida, dan high-density lipoproteins (HDL). Hiperkolesterolemia
bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan faktor risiko terjadinya
penyakit jantung (aterosklerosis).

Di Indonesia, data terakhir dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada


tahun 2018 menunjukkan sebanyak 36% dewasa usia ≥25 tahun
mempunyai kadar kolesterol total ≥160 mg/dL.
Gejala Penyerta

- Xanthomas, yaitu gumpalan lemak yang terdapat di kulit


- Xanthelasma, yaitu gumpalan lemak yang muncul di kelopak mata
- Arcus senilis, yaitu lingkaran seperti cincin yang berwarna putih
keabu-abuan di sekitar kornea mata
Fakto Risiko

- Mengonsumsi terlalu banyak lemah jenuh tinggi


- Obesitas
- Memiliki keluarga dengan riwayat yang sama
- Merokok
- Minum alcohol
- Menderita penyakit tertentu, seperti DM, hipotiroidisme, atau
penyakit ginjal
Penanganan & Pencegahan

Penanganan hiperkolesterolemia bertujuan untuk menurunkan risiko komplikasi penyakit jantung akibat
aterosklerosis.

• Perubahan Gaya Hidup :


- Berolahraga 4-6 seminggu selama 30-60 menit/hari (jalan cepat, jogging, bersepeda, berenang)
- Membatasi asupan karbohidrat sederhana seperti (nasi putih, tepung-tepungan) dan asupan gula (kue-kue,
minuman manis)
- Mengonsumsi karbohidrat kompleks (nasi merah, gandum, pisang, apel, umbi2an, jagung, kacang merah,
buncis)
- Mengurangi asupan lemak jenuh (daging merah, daging unggas, dan produk olahan susu, seperti mentega,
keju, dan es krim)
- Menghindari asupan asam lemak trans (makanan yang digoreng, biscuit, roti-rotian)
- Jaga berat badan ideal
- Berhenti merokok & minum alcohol
- Lakukan medical check up setidaknya 6 bulan sekali
• Obat-obatan
Tujuan pemberian obat-obatan untuk menurunkan kadar LDL sesuai
target.
- Gol. Statin seperti simvastatin, atorvastatin, rosuvastatin
- Ezetimibe
- Bile acid sequestrant
Obat-obatan tersebut harus dengan petunjuk dokter!
Diabetes Mellitus type 2
Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang membuat kadar gula darah
meningkat akibat kelainan pada kemampuan tubuh untuk
menggunakan hormon insulin.
Insulin adalah hormon yang membantu gula darah (glukosa) masuk ke
dalam sel tubuh untuk diubah menjadi energi. Hormon ini diproduksi
oleh pankreas ketika seseorang makan. Pada diabetes tipe 2, tingginya
kadar gula darah terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan
hormon insulin dengan baik.
Di seluruh dunia, diperkirakan 1 dari tiap 11 orang dewasa terkena
diabetes. Dari jumlah tersebut, 90 persen di antaranya menderita
diabetes tipe 2. Selain orang dewasa, diabetes tipe 2 juga bisa diderita
anak-anak dan remaja.
Gejala Penyerta

- 3 P (Polidipsi, polifagi, poliuri)


- Luka sulit sembuh
- Penglihatan kabur
- Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki
Namun, gejala-gejala tersebut butuh waktu lama untuk muncul. Pada
beberapa kasus, kondisi ini bahkan bisa tidak disadari sampai terjadi
komplikasi.
Faktor Risiko

- Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama


- Ras Asian rentan terkena DM tipe 2
- Orang dengan kadar HDL rendah
- Wanita yang tinggi kadar gulanya saat kehamilan
- PCOS
Penanganan & Pencegahan

•Perubahan Gaya Hidup


- Mengelola stress emosional
- Mengonsumsi karbohidrat kompleks & serat (nasi merah, gandum, buah2an & sayur2an)
- Membatasi lemak jenuh & lemak trans (daging merah, daging ungags, mentega, susu full
cream, biskuit)
- Mengonsumsi ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, susu rendah
lemak, kacang-kacangan, tahu, tempe.
- Olahraga aerobic 3-5x seminggu selama 30-45 menit (jalan cepat, jogging, bersepeda,
berenang)
- Stop merokok & minum alcohol
- Jaga berat badan ideal
- Lakukan medical check up setidaknya 6 bulan sekali
•Obat-obatan
- Metformin
- Glinide, seperti nateglinide; dan sulfonilurea, seperti glibenclamide
atau glipizide
- Thiazolidinediones, seperti pioglitazone
- DPP-4 inhibitor, seperti linagliptin, sitagliptin, saxagliptin, atau alogliptin
- GLP-1 receptor agonist, seperti semaglutide, exenatide, atau liraglutide
- SGLT2 inhibitor, seperti dapagliflozin dan empagliflozin
Obat-obatan tersebut harus dengan petunjuk dokter!
Mengatur pola makan, meningkatkan aktivitas fisik,
menjaga berat badan ideal, mengelola stress dan rutin
melakukan medical check up merupakan kunci hidup
sehat agar terhindar dari berbagai penyakit degeneratif.
Stay Happy
Stay Healthy
Thank You
Sumber :
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/hipertensi
https://promkes.kemkes.go.id/hari-hipertensi-sedunia-2021-cegah-dan
-kendalikan-hipertensi-untuk-hidup-sehat-lebih-lama
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/dislipidemia
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jan
tung-dan-pembuluh-darah/apa-penyebab-kolesterol-tinggi
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-mellitus
-tipe-2
https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitu
s

You might also like