Professional Documents
Culture Documents
CRS Stroke Hemorrhagic
CRS Stroke Hemorrhagic
Presentan :
1. Shofiya Masarati Nurfu’adia - 12100122566
2. Hauradarry Aurella Permadi - 12100122680
3. Muhamad Gio Juliansyah - 12100122601
Identitas Pasien
Nama : Tn. H
Usia : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Sudah menikah
Agama : Islam
Keluhan Utama
XII Hipoglosus
- Deviasi : tidak bisa
dinilai
- Fasikulasi : tidak bisa
dinilai
- Atrofi : tidak bisa
dinilai
Status Neurologis
Pemeriksaan Sensorik
Ekstrimitas atas : tidak bisa
dinilai
Ekstrimitas bawah : tidak bisa
dinilai
Pemeriksaan Motorik
Kekuatan Motorik : sulit dinilai → hemiparese kiri
Keadaan Otot
- Tonus : hipotonus/
normotonus
- Gerakan Involunter : tidak ada
Refleks Fisiologi
● Bicep : ++/+++
● Tricep : ++/+++
● Brachioradialis : ++/+++
● Patella : ++/+++
● Achilles : ++/+++
Refleks Patologis
● Babinsky : -/+
● Chaddock : -/-
● Openheim: -/-
● Gordon : -/-
● Schafer : -/-
Diagnosis Banding
Stroke e.c perdarahan intraserebral sistem karotis kanan dengan faktor risiko
1 hipertensi + perdarahan intraventrikuler + hipertensi emergensi + gout arthritis
● Tampak lesi hiperdens berbatas tegas tepi reguler, berukuran +/- 3,8x5x5,4 cm di daerah ganglia basalis kanan dengan lesi hipodens
disekitarnya
● Tampak lesi hiperdens yang mengisi ventrikel lateralis kanan
● Tampak pergeseran struktur garis tengah sejauh +/- 0,5 cm ke kiri
● Jaringan lunak ekstra calvaria, dan calvaria masih memberikan bentuk dan densitas yang normal
● Sulci corticalis dan fissura Sylvii bilateral tampak normal
● Bentuk dan posisi ventrikel lateralis bilateral asimetris. Ukuran ventrikel lateralis kiri sedikit melebar
● Ruang subarachnoid tampak normal
● Sistema ambiens dan basalis tampak normal
● Daerah sela tursika dan jukstastella serta daerah ‘cerebello-pontin angle’ masih dalam batas normal
● Pada parenkim cerebri lainnya, cerebellum dan pons tidak menunjukkan densitas patologis
● Mastoid air cell bilateral yang terscanning tampak normal
● Sinus ethmoidalis, sphenoidalis, maksilaris, dan frontalis bilateral yang tescanning dalam batas normal
● Bulbus okuli dan ruang retrobulber bilateral dalam batas normal
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Kesimpulan :
● Perdarahan intraserebri di daerah
ganglia basalis kanan dengan edema
perifokal
● Perdarahan intraventrikuler
● Pergeseran struktur garis tengah sejauh
+/- 0,5 cm ke kiri
Diagnosis Kerja
Stroke e.c perdarahan intraserebral sistem karotis kanan
dengan faktor resiko hipertensi + perdarahan
intraventrikular + hipertensi emergensi + gout arthritis
Tata Laksana
Umum :
Bedrest, head-up 30°
Monitoring tanda-tanda vital
Mobilisasi bertahap
Pasang NGT
Pasang kateter urin
Oksigen 3L per menit via nasal canula
Tata Laksana
Khusus
b. Parieto-occipital sulcus :
Parietal-Occipital
d. Calcarine Sulcus :
Cuneus – lingual gyrus
Vaskularisasi otak
Peningkatan tekanan intrakranial
Mekanisme kompensasi TIK :
a. Melalui sistem vena yang dapat dengan mudah
untuk kolaps mengeluarkan darah melalui vena
jugularis, vena emisari dan vena kulit kepala
(scalp)
b. Peningkatan pemindahan aliran CSS dari
foramen magnum ke ruang subarakhnoid
c. Jika mendorong sebagian otak ke daerah yang
lemah yang tidak dibatasi oleh duramater,
seperti falks atau tentorium, yang disebut
herniasi otak
d. Kontrol pendarahan darah (cerebral blood flow)
yang akan turun
PNPK
Definisi
Stroke adalah suatu keadaan dimana
ditemukan tanda-tanda klinis yang
berkembang cepat berupa defisit
neurologis fokal dan global, yang dapat
memberat dan berlangsung lama selama
24 jam atau lebih dan atau dapat
menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskular.
WHO
Epidemiologi
85% angka kejadian stroke iskemik
● 80% stroke aterotrombotik
● 20% stroke kardioemboli
Defisit neurologis fokal atau global yang muncul secara tiba-tiba, dapat disertai tanda peningkatan
tekanan intrakranial dan dibuktikan dengan adanya lesi perdarahan pada pemeriksaan neuroimaging
otak (CT-Scan atau MRI)
• Gangguan neurobehavior
C. Pemeriksaan penunjang
• EKG
• Doppler Carotis
• Transcranial Doppler
• Lab : Hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal (ureum, kreatinin), Activated Partial Thrombin Time (APTT),
waktu prothrombin (PT), INR, gula darah puasa dan 2 jam PP, HbA1C, profil lipid, C-reactive protein (CRP), laju endap
darah, dan pemeriksaan atas indikasi seperti: enzim jantung (troponin / CKMB), serum elektrolit, analisis hepatik dan
pemeriksaan elektrolit.
• Thorax foto
• Urinalisa
• DSA Serebral
● CT scan → gold standar dalam diagnosis stroke hemoragik. CT scan lebih unggul dalam mendeteksi perdarahan
langsung berdasarkan gambaran hiperdensitas di parenkim otak dibandingkan MRI yang memerlukan perbandingan
beberapa sekuens gambar
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
● STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL
1. Pada stroke hemoragik akut (onset <6 jam) , penurunan TD secara agresif dengan target TD sistolik
<140 mmHg dalam waktu <1 jam aman untuk dilakukan dan lebih superior dibandingkan dengan
target TD sistolik<180 mmHg. Untuk menurunkan tekanan darah, dapat diberikan anti hipertensi
IV seperti nikardipin, labetalol, atau esmolol maupun anti hipertensi oral.
2. Pada tekanan darah antara sistolik150-220 mmHg dan tanpa adanya kontraindikasi terapi
penurunan tekanan darah akut, penurunan TD sistolik akut 140 mmHg aman dilakukan (AHA/ASA
level 1) dan efektif memperbaiki keluaran fungsional (AHA/ASA level B).
3. Pada tekanan darah sistolik>220 mmHg, dapat dilakukan penurunan tekanan darah secara agresif
dengan anti hipertensi IV secara kontinu disertai pemantauan rutin (AHA/ASA kelas IIb, level C)
(rekomendasi baru).
TATALAKSANA PENINGKATAN TIK
Observasi selama 48 jam dan monitor tekanan intrakrania. Penatalaksanaan peningkatan TIK
meliputi:
● Peninggian posisi kepala 30
● Menghindari penekanan vena jugularis
● Menghindari hipertermia
● Pemberian osmoterapi atas indikasi :
Mannitol 0,25 0,5g/ kgBB , selama >20 menit , diulangi setiap 4 6 jam dengan target osmolaritas
darah 310 mOsm /L. Osmolaritas sebaiknya diperiksa 2 kali dalam sehari selama pemberian
osmoterapi . Agen osmoterapi lain yang dapat digunakan ialah NaCl 3%.
Furosemid atas indikasi dengan dosis inisial 1 mg/ kgBB iV
Intubasi (knockdown) untuk menjaga normoventilasi.
PENGENDALIAN SUHU TUBUH
Peningkatan suhu 1°C akan meningkatkan energi 7% sehingga pasien stroke yang disertai febris harus
diberikan antipiretik, yakni parasetamol 1000mg 3x baik peroral atau IV kemudian dicari dan diatasi
penyebabnya.
KEBUTUHAN CAIRAN
● Kebutuhan cairan 30 ml/ kgBB hari
● Kebutuhan cairan isotonic seperti NaCl 0,9% untuk menjaga euvolemia . Tekanan vena sentral
dipertahankan di antara 5-12 mmHg.
● Perhatikan keseimbangan cairan dengan melakukan pengukuran cairan masuk dan keluar secara ketat
.
● Elektrolit harus selalu diperiksa dan diatasi bila terjadi kekurangan.
● Gangguan keseimbangan asam basa harus segera dikoreksi dengan monitor analisa gas darah.
NUTRISI
Pada keadaan akut , kebutuhan kalori adalah 20-25 kkal/hari dengan komposisi:
● Karbohidrat 50-60% dari total kalori
● Lemak 25-30%
● Protein 10-20%
● Pada keadaan adanya stressor pada tubuh kebutuhan protein 1,4-2 kg/BB/hari.
● Kebutuhan protein disesuaikan pada gangguan fungsi ginjal yaitu 0,6-0,8g/kgBB/hari.
PENCEGAHAN KOMPLIKASI
● Meliputi mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi subakut seperti aspirasi ,
malnutrisi , pneumonia, thrombosis vena dalam , emboli, komplikasi ortopedik dan kontraktur .
● Pemberian antibiotic atas indikasi sesuai dengan tes kultur dan sensitivitas kuman atau minimal
terapi empiris sesuai dengan pola kuman .
● Pencegahan decubitus dengan kasur antidekubitus.
TATALAKSANA KHUSUS
PENATALAKSANAAN BEDAH
Indikasi bedah untuk perdarahan intraserebral adalah sebagai berikut :
● hematom serebelar dengan diameter >3 cm disertai penekanan batang otak dan atau
hidrosefalus akibat obstruksi ventrikel seharusnya dilakukan dengan segera mungkin .
● Perdarahan dengan kelainan struktur seperti aneurisma atau malformasi arteriovena .
● Perdarahan lobaris dengan ukuran sedang besar yang terletak dekat dengan korteks (<1 cm)
pada pasien berusia <45 tahun dengan SKG 9-12, dapat dipertimbangkan evakuasi hematom
supratentorial dengan kraiotomi standar.
● Evakuasi rutin hematom supratentorial dengan kraniotomi standar dalam 96 jam tidak
direkomendasikan .
KOMPLIKASI
● Edema serebral, peningkatan tekanan intrakranial, hidrosefalus, kejang,
kejadian trombotik vena, hiperglikemia, peningkatan tekanan darah, demam,
dan infeksi.
● Pasien dengan PIS + wanita → risiko penyakit tromboemboli.
● -+ ⅓ pasien dengan PIS mengalami komplikasi paru → pneumonia, aspirasi,
edema paru, gagal napas, dan gangguan pernapasan.
● -+ 4% pasien dengan PIS menderita komplikasi jantung → infark miokard,
fibrilasi atrium, fibrilasi ventrikel, takikardia ventrikel, kardiomiopati akibat
stres, dan gagal jantung akut.
PROGNOSIS
(catatan : perdarahan otak luas dan disertai gejala peningkatan tekanan intrakranial, prognosis dubia ad malam)