You are on page 1of 68

Hemorrhagic Stroke

Case Report Session

Preseptor : Asep Saefulloh, dr., Sp.S.

Presentan :
1. Shofiya Masarati Nurfu’adia - 12100122566
2. Hauradarry Aurella Permadi - 12100122680
3. Muhamad Gio Juliansyah - 12100122601
Identitas Pasien
Nama : Tn. H
Usia : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Sudah menikah
Agama : Islam
Keluhan Utama

Lemah sebelah kiri dan muntah


Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien berusia 46 tahun datang ke RSUD Al-Ihsan Bandung


dengan keluhan lemah sebelah kiri dan muntah. Lemah sebelah
kiri terjadi secara tiba-tiba dan tidak saat sedang beraktivitas.
Ketika pasien baru bangun tidur dan ingin buang air kecil,
keluarga pasien memberikan pispot untuk buang air kecil. Tidak
lama setelah diberikan pispot pasien tidak bisa bangun dan
bergerak terutama bagian sebelah kiri. Pasien juga mengeluhkan
nyeri kepala dan pusing. Keluhan pasien juga disertai muntah.
Muntah sudah terjadi 2 kali pada saat di rumah sebelum dibawa ke
IGD RSUD Al-Ihsan Bandung.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu

Pada saat dibawa ke IGD RSUD Al-Ihsan Bandung pasien


dalam keadaan sadar namun pasien menjadi sulit berbicara atau
cadel. Pasien juga mengeluhkan adanya pusing. Sekitar 2 bulan
yang lalu keluarga pasien mengatakan sering ada keluhan baal dan
kesemutan pada bagian tangan dan kaki sebelah kiri. Pasien juga
sempat dibawa ke RS Immanuel dengan keluhan darah tinggi.
Sejak 1 bulan yang lalu pasien sudah merasakan lemah pada
bagian kiri namun masih bisa digerakkan.
Anamnesis
Riwayat pengobatan & keluarga

Pasien memiliki riwayat asam urat sehingga kaki pasien


bengkak dan tidak bisa jalan. Pasien juga memiliki riwayat gagal
ginjal dan hipertensi. Pasien menyangkal adanya riwayat gula
darah rendah, trauma dan tidak memiliki kebiasaan konsumsi
alkohol. Pasien memiliki kebiasaan merokok. Riwayat keluarga
pasien yaitu hipertensi dan stroke.

Riwayat pengobatan pasien diberikan obat rutin hipertensi


yaitu amlodipine. Pasien jarang minum obat hipertensi secara rutin
namun pasien mengaku sering konsumsi obat herbal.
Status General

Keadaan Umum : sakit berat


Kesadaran : sopor
GCS : 9 (E3M3V3)
Tekanan Darah : 220/138
Respiratory Rate : 22
Nadi : 81
SpO2 : 96%
Suhu : 36.9°C
Status Interna
Kepala : normocephal
Mata
Konjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
Leher : JVP tidak meningkat
Tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Jantung : Batas kiri jantung anterior axillary line ICS V,
Thrills (-), heaves (-)
Bunyi Jantung S1-S2 murni
reguler,
Murmur (-), Gallop (-)
Paru-paru : VBS kiri = kanan Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Abdomen : datar, lembut, BU (+) N, hepar / lien tidak teraba
membesar
Ekstremitas : akral dingin, crt <2 detik, edema (-)
Status Neurologis
Pemeriksaan Mental
A. Umum
○ Kesadaran : sopor
○ Hubungan Psikis : tidak bisa dinilai
○ Emosi : tidak bisa
dinilai
B. Fungsi Luhur
Tangan dominan :
tidak bisa dinilai
Orientasi waktu, orang, dan tempat : tidak bisa dinilai
Ingatan jangka pendek dan panjang: tidak bisa dinilai
Kalkulasi
: tidak bisa dinilai

B. Tanda-Tanda Rangsangan Meningens


○ Kaku kuduk : (+)
○ Brudzinsky I, II, III, IV: (-)
○ Laseque : (-/-)
○ Kernig : (-/-)
Status Neurologis
I Olfaktorius : tidak dapat dinilai
II Optikus
● Visus (finger counting) : tidak bisa dinilai
● Lapang pandang : tidak bisa dinilai
III,IV,VI Okulomotorius, Trochlearis, Abducens:
● Pupil : bulat, 3
mm, isokor
● Gerakan bola mata : doll’s eyes movement (+)
● Reaksi Cahaya
Direct : +/+
Indirect : +/+
V. Trigeminal
● Motorik : tidak bisa dinilai
● Sensorik : tidak bisa dinilai
● Refleks kornea : tidak bisa dinilai
● Jaw refleks : tidak bisa dinilai
Status Neurologis
VII. Fasial
● Motorik
Dahi : tidak bisa dinilai
Mata: tidak bisa dinilai
Mulut: mulut deviasi ke kiri
● Sensorik : 2/3 anterior lidah : tidak bisa dinilai
VIII Vestibulokohlearis
- Rinne test : tidak bisa dinilai
- Weber test : tidak bisa dinilai
- Swabach : tidak bisa dinilai
IX, X Glosofaringeal, Vagus
- Uvula : tidak bisa dinilai
- Refleks muntah : tidak bisa dinilai
- Menelan : tidak bisa dinilai
- Tes kalimat/suara : tidak bisa dinilai
Status Neurologis
XI Accessorius
- Sternocleidomastoid : tidak bisa dinilai
- Trapezius : tidak bisa dinilai

XII Hipoglosus
- Deviasi : tidak bisa
dinilai
- Fasikulasi : tidak bisa
dinilai
- Atrofi : tidak bisa
dinilai
Status Neurologis

Pemeriksaan Sensorik
Ekstrimitas atas : tidak bisa
dinilai
Ekstrimitas bawah : tidak bisa
dinilai

Pemeriksaan Motorik
Kekuatan Motorik : sulit dinilai → hemiparese kiri
Keadaan Otot
- Tonus : hipotonus/
normotonus
- Gerakan Involunter : tidak ada
Refleks Fisiologi

● Bicep : ++/+++
● Tricep : ++/+++
● Brachioradialis : ++/+++
● Patella : ++/+++
● Achilles : ++/+++
Refleks Patologis

● Babinsky : -/+
● Chaddock : -/-
● Openheim: -/-
● Gordon : -/-
● Schafer : -/-
Diagnosis Banding
Stroke e.c perdarahan intraserebral sistem karotis kanan dengan faktor risiko
1 hipertensi + perdarahan intraventrikuler + hipertensi emergensi + gout arthritis

Stroke e.c perdarahan intraserebral sistem karotis kanan


2 dengan faktor resiko hipertensi + hipertensi emergensi +
gout arthritis

Stroke e.c infark aterotrombotik sistem karotis kanan dengan


3 faktor risiko hipertensi + hipertensi emergensi + gout arthritis
Usulan Pemeriksaan
Laboratorium:
● Darah : Hb, leukosit, eritrosit, hemotokrit,
trombosit, ureum, kreatinin, GDS
● Elektrolit : Natrium, Kalium
● Profil lipid
● EKG
Radiologi:
→ X-ray : thoraks
→ CT-Scan, MRI kepala
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Nama test Hasil Nilai normal
Hemoglobin 11 g/dl (low) 13 – 18
Hematokrit 35.6 % (low) 40 – 52
Leukosit 11.680 sel/µl (high) 3.800 - 10.600
Trombosit 321.000 150.000 – 450.000
Eritrosit 5.01 juta/mm3 4.5 – 6.5
AST (SGOT) 48 U/L (high) 10 - 34
ALT (SGPT) 17 U/L 9 - 43
Ureum 100 mg/dL (high) 10 - 50
Kreatinin 5.26 mg/dL (high) 0.9 - 1.15
Gula darah sewaktu 137 mg/dL 70 - 200
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Nama test Hasil Nilai normal
Kolesterol total 157 mg/dL < 200
Trigliserida 135 mg/dL 40 – 160
Kolesterol HDL 63 mg/dL > 55
Kolesterol LDL 107 mg/dL < 150
Asam urat 10.6 mg/dL (high) 3.4 – 7.0
Elektrolit :
Natrium (Na) 140 mmol/L 134 - 145
Kalium (K) 3.9 mmol/L 3.6 - 5.6
Kalsium 1.31 mmol/L 1.15 - 1.35
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan MSCT scan kepala tanpa memakai kontras media

● Tampak lesi hiperdens berbatas tegas tepi reguler, berukuran +/- 3,8x5x5,4 cm di daerah ganglia basalis kanan dengan lesi hipodens
disekitarnya
● Tampak lesi hiperdens yang mengisi ventrikel lateralis kanan
● Tampak pergeseran struktur garis tengah sejauh +/- 0,5 cm ke kiri
● Jaringan lunak ekstra calvaria, dan calvaria masih memberikan bentuk dan densitas yang normal
● Sulci corticalis dan fissura Sylvii bilateral tampak normal
● Bentuk dan posisi ventrikel lateralis bilateral asimetris. Ukuran ventrikel lateralis kiri sedikit melebar
● Ruang subarachnoid tampak normal
● Sistema ambiens dan basalis tampak normal
● Daerah sela tursika dan jukstastella serta daerah ‘cerebello-pontin angle’ masih dalam batas normal
● Pada parenkim cerebri lainnya, cerebellum dan pons tidak menunjukkan densitas patologis
● Mastoid air cell bilateral yang terscanning tampak normal
● Sinus ethmoidalis, sphenoidalis, maksilaris, dan frontalis bilateral yang tescanning dalam batas normal
● Bulbus okuli dan ruang retrobulber bilateral dalam batas normal
Hasil Pemeriksaan Penunjang

Kesimpulan :
● Perdarahan intraserebri di daerah
ganglia basalis kanan dengan edema
perifokal
● Perdarahan intraventrikuler
● Pergeseran struktur garis tengah sejauh
+/- 0,5 cm ke kiri
Diagnosis Kerja
Stroke e.c perdarahan intraserebral sistem karotis kanan
dengan faktor resiko hipertensi + perdarahan
intraventrikular + hipertensi emergensi + gout arthritis
Tata Laksana

Umum :
Bedrest, head-up 30°
Monitoring tanda-tanda vital
Mobilisasi bertahap
Pasang NGT
Pasang kateter urin
Oksigen 3L per menit via nasal canula
Tata Laksana
Khusus

Terapi oral Terapi injeksi


● Captopril 3x50mg ● Citicholin 2x500mg IV
● Ranitidine 2x1
● Amlodipin 1x10mg ● Manitol 200-150-150
● Clonidine 2x75mg ● Ceftizoxime 2x1gr
PROGNOSIS

QUO AD VITAM QUO AD SANATIONAM QUO AD FUNGSIONAM

Dubia ad malam Dubia ad malam Dubia ad malam


Follow Up (20/07/2023)
S O A P
Pasien mengalami KU : sakit sedang Stroke e.c Citicholin 2x500mg IV
lemah badan sebelah Kesadaran : somnolen perdarahan sistem Ranitidine 2x1
kiri & sulit bicara GCS 13 (E3M6V4) karotis kanan faktor Manitol 200-150-150
TD : 200/150 risiko hipertensi Ceftizoxime 2x1gr
N : 81 Captopril 3x50mg
SpO2 : 96% Amlodipin 1x10mg
Suhu : 36.9°C Clonidine 2x75mg
Ekstremitas : akral
hangat, crt <2detik
Pemeriksaan neurologi :
Kaku kuduk (+)
Motorik : hemiparese kiri
dengan kekuatan 1
Reflek fisiologis : (++/++
+)
Reflek patologis :
babinsky (-/+)
Pemeriksaan lain dalam
batas normal
Follow Up (21/07/2023)
S O A P
Pasien mengalami KU : sakit berat Stroke e.c Citicholin 2x500mg IV
lemah badan sebelah Kesadaran : sopor perdarahan sistem Ranitidine 2x1
kiri, sulit bicara & GCS 9 (E3M3V3) karotis kanan faktor Manitol 200-150-150
penurunan kesadaran TD : 220/138 risiko hipertensi Ceftizoxime 2x1gr
N : 81 Captopril 3x50mg
SpO2 : 96% Amlodipin 1x10mg
Suhu : 36.9°C Clonidine 2x75mg
Ekstremitas : akral
hangat, crt <2detik
Pemeriksaan neurologi :
Kaku kuduk (+)
Motorik : sulit dinilai
Reflek fisiologis : (++/++
+)
Reflek patologis :
babinsky (-/+)
Pemeriksaan lain dalam
batas normal
Follow Up (22/07/2023)
S O A P
Pasien mengalami KU : sakit berat Stroke e.c Citicholin 2x500mg IV
lemah badan sebelah Kesadaran : koma perdarahan sistem Ranitidine 2x1
kiri, sulit bicara, GCS 3 (E1M1V1) karotis kanan faktor Manitol 200-150-150
penurunan TD : 200/130 risiko hipertensi Ceftizoxime 2x1gr
kesadaran, & sulit N : 81 Captopril 3x50mg
menelan → pasang SpO2 : 96% Amlodipin 1x10mg
NGT Suhu : 36.9°C Clonidine 2x75mg
Ekstremitas : akral
hangat, crt <2detik
Pemeriksaan neurologi :
Kaku kuduk (+)
Motorik : sulit dinilai
Reflek fisiologis : (++/++
+)
Reflek patologis :
babinsky (-/+)
Pemeriksaan lain dalam
batas normal
Anatomi
Brain
Otak terletak di cranial cavity
kemudian berhubungan dengan spinal
chord di foramen magnum dan dilapisi
oleh meningens. Secara konvensional
otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
• Forebrain: terdiri dari cerebrum,
thalamus, hypothalamus.
• Midbrain
• Hindbrain: terdiri dari pons, medulla
oblongata, dan cerebellum.
Cebebrum
• Bagian terbesar dari otak
• Terdapat gyrus (lipatan yang meningkatkan luas permukaan korteks), fissure (celah
dalam diantara lipatan), sulcus (celah dangkal diantara lipatan)
• Setiap cerebral hemisfer terdapat 4 lobus
Lobus-lobus tersebut dipisahkan oleh
sulcus yaitu :

a. Sentral Sulcus : Frontal-


Parietal

b. Parieto-occipital sulcus :
Parietal-Occipital

c. Lateral sulcus : frontal-


Temporal

d. Calcarine Sulcus :
Cuneus – lingual gyrus
Vaskularisasi otak
Peningkatan tekanan intrakranial
Mekanisme kompensasi TIK :
a. Melalui sistem vena yang dapat dengan mudah
untuk kolaps mengeluarkan darah melalui vena
jugularis, vena emisari dan vena kulit kepala
(scalp)
b. Peningkatan pemindahan aliran CSS dari
foramen magnum ke ruang subarakhnoid
c. Jika mendorong sebagian otak ke daerah yang
lemah yang tidak dibatasi oleh duramater,
seperti falks atau tentorium, yang disebut
herniasi otak
d. Kontrol pendarahan darah (cerebral blood flow)
yang akan turun

Tik normal : 4-15 mmHg


Hubungan CBF dan TIK
↑TIK -> ↓ tekanan perfusi serebral (cerebral perfusion
pressure/CPP) -> penurunan aliran darah serebral (CBF) ->
memicu iskemik global -> kematian

Jantung dan pembuluh darah berusaha mengkompensasi


dengan: ↑ MAP sehingga pada saat peningkatan TIK tidak segera
menurunkan CPP.
Cerebral blood flow
Definisi: jumlah volume darah yang
melewati otak per menit
Normal: 50-65 mL/100 gr otak/ menit
(seluruh bagian otak 750-900 mL/menit)
Faktor yang mempengaruhi:
§Faktor ekstrinsik:
oTekanan perfusi serebral
oRadius pembuluh darah
oViskositas darah
§Faktor intrinsik:
oCircadian rhytm: kortisol tinggi di pagi
hari -> CBF akan tinggi pada pagi hari
Stroke
Definisi
Stroke adalah manifestasi klinis akut
akibat disfungsi neurologis pada otak,
medulla spinalis, dan retina baik sebagian
atau menyeluruh yang menetap selama ≥
24 jam atau menimbulkan kematian akibat
gangguan pembuluh darah.

PNPK
Definisi
Stroke adalah suatu keadaan dimana
ditemukan tanda-tanda klinis yang
berkembang cepat berupa defisit
neurologis fokal dan global, yang dapat
memberat dan berlangsung lama selama
24 jam atau lebih dan atau dapat
menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskular.

WHO
Epidemiologi
85% angka kejadian stroke iskemik
● 80% stroke aterotrombotik
● 20% stroke kardioemboli

15% angka kejadian stroke hemoragik


Sama rata antara perdarahan intraserebral & perdarahan
subarachnoid
Klasifikasi

Stroke Infark Stroke Hemorrhage


Gangguan peredaran darah otak e.g obstruksi atau
Pecahnya pembuluh darah otak pada area
sumbatan yang menyebabkan hipoksia pada otak
tertentu sehingga darah memenuhi jaringan
dan tidak terjadi perdarahan. Stroke ini ditandai
otak. Menimbulkan gejala neurologis dengan
dengan kelemahan atau hemiparesis, nyeri kepala,
cepat yang ditandai dengan penurunan
mual, muntah, pandangan kabur dan disfagia
kesadaran, nadi cepat, pernafasan cepat, pupil
mengecil, kaku kuduk dan hemiplegi.
Stroke
Hemorrhagic
Definisi
Stroke hemoragik ialah suatu
gangguan organik otak yang
disebabkan adanya darah di
parenkim otak atau ventrikel.
Definisi
Stroke hemoragik, atau yang dikenal juga
sebagai perdarahan intraserebral (PIS) spontan
merupakan salah satu jenis patologi stroke
akibat pecahnya pembuluh darah intraserebral.
Kondisi tersebut menimbulkan gejala
neurologis yang terjadi secara tiba-tiba dan
seringkali diikuti gejala akibat efek desak
ruang atau peningkatan tekanan intrakranial
(TIK).
Epidemiologi

● Angka kematian stroke hemoragik mencapai


49,2%, hampir dua kali lipat stroke iskemik
(25,9%) → AHA, ASA (2009)
● Setengah kasus stroke hemoragik mengalami
kematian dalam 24 jam pertama
● Angka kejadian stroke hemoragik di Asia lebih
tinggi di bandingkan di negara barat. Hal ini
dapat disebabkan tingginya angka kejadian
hipertensi pada populasi Asia.
Etiologi
Faktor Resiko
● Merokok & konsumsi alkohol

● Chronic liver disease → koagulopati &


trombositopenia

● Cerebral microbleeds (CMBs) associated with


hypertension, diabetes mellitus, and cigarette
smoking

● Usia (> 55 tahun)

● Jenis kelamin (laki-laki)


Faktor Resiko

Dapat dimodifikasi Tidak dapat dimodifikasi


● DM
● Hipertensi
● Dislipidemia ● Usia
● Obesitas ● Jenis kelamin
● Penyakit jantung ● Herediter
● Riwayat trauma kepala ● Ras/etnik
● Pola hidup (merokok, alkohol, ● Riwayat stroke sebelumnya
inaktivitas fisik)
Klasifikasi (anatomi)

● Perdarahan intraserebral (PIS): pembuluh yang pecah


terdapat didalam otak.

● Perdarahan subarachnoid (PSA): pembuluh yang


pecah terdapat di ruang subarachnoid.
Klasifikasi (penyebab)
● Perdarahan intraserebral primer (hipertensif):
disebabkan oleh hipertensif kronik yang menyebabkan
vaskulopati serebral akibat pecahnya pembuluh darah otak.

● Perdarahan sekunder: terjadi akibat anomaly vaskuler


kongenital, koagulopati, tumor otak, vaskulopati non
hipertensif (amyloid serebral), vasculitis, post stroke
iskemik, obat anti koagulan (simpatomimetik).
MANIFESTASI KLINIS
Gejala prodomal, yaitu gejala peningkatan tekanan intrakranial
dapat berupa :
1. Nyeri kepala (paling sering)
2. Penurunan kesadaran
3. Muntah-muntah
Gejala lain : kejang, kaku kuduk, aritmia jantung dan edema
paru.

Gejala penekanan parenkim otak (perdarahan intraserebral),


memberikan gejala tergantung daerah otak yang
tertekan/terdorong oleh bekuan darah
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis

Defisit neurologis fokal atau global yang muncul secara tiba-tiba, dapat disertai tanda peningkatan
tekanan intrakranial dan dibuktikan dengan adanya lesi perdarahan pada pemeriksaan neuroimaging
otak (CT-Scan atau MRI)

a. Anamnesis B. Pemeriksaan Fisik

· Gejala prodomal yaitu : • GCS


Gejala peningkatan tekanan intrakranial dapat
• Kelumpuhan saraf kranial
berupa : sakit kepala, muntah-muntah, sampai
kesadaran menurun. • Kelemahan motorik

· Gejala penekanan parenkim otak (perdarahan • Defisit sensorik


intraserebral), memberikan gejala tergantung daerah
otak yang tertekan/terdorong oleh bekuan darah • Gangguan otonom

• Gangguan neurobehavior
C. Pemeriksaan penunjang

• CT Scan/ MRI Brain

• CT/MR Angiografi Brain

• EKG

• Doppler Carotis

• Transcranial Doppler

• Lab : Hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal (ureum, kreatinin), Activated Partial Thrombin Time (APTT),
waktu prothrombin (PT), INR, gula darah puasa dan 2 jam PP, HbA1C, profil lipid, C-reactive protein (CRP), laju endap
darah, dan pemeriksaan atas indikasi seperti: enzim jantung (troponin / CKMB), serum elektrolit, analisis hepatik dan
pemeriksaan elektrolit.

• Thorax foto

• Urinalisa

• Pemeriksaan Neurobehavior (Fungsi Luhur)

• DSA Serebral
● CT scan → gold standar dalam diagnosis stroke hemoragik. CT scan lebih unggul dalam mendeteksi perdarahan
langsung berdasarkan gambaran hiperdensitas di parenkim otak dibandingkan MRI yang memerlukan perbandingan
beberapa sekuens gambar
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
● STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL

● STROKE PERDARAHAN SUBARACHNOID

● STROKE INFARK TROMBOEMBOLI

● STROKE INFARK KARDIOEMBOLI


TATALAKSANA UMUM
STABILISASI JALAN NAPAS
a. Bila terdapat gangguan ventilasi dapat dipasang pipa endotrakeal. Selain itu juga harus dipastikan
kemampuan menelan pasien. Jika terjadi gangguan atau pasien dalam keadaan tidak sadar, perlu
dilakukan pemasangan NGT untuk mencegah terjadinya aspirasi pada pemberian makanan.
STABILISASI HEMODINAMIK
Keadaan hemodinamik pasien diharapkan tetap stabil dengan tidak menurunkan tekanan perfusi serebral
(cerebral perfusion pressure/CPP) hingga menginduksi hipoksia. Untuk menaga hemodinamik atau
mengatasi keadaan dehidrasi, sebaiknya diberikan :
b. Cairan kristaloid atau koloid IV, hindari cairan hipotonik seperti glukosa.
c. Pemasangan central venous catheter (CVC) bila diperlukan untuk memantau kecukupan cairan serta
memasukkan cairan dan nutrisi dengan target tekanan 5-12 mmHg.
d. Optimalisasi tekanan darah.
OPTIMALISASI TEKANAN DARAH

1. Pada stroke hemoragik akut (onset <6 jam) , penurunan TD secara agresif dengan target TD sistolik
<140 mmHg dalam waktu <1 jam aman untuk dilakukan dan lebih superior dibandingkan dengan
target TD sistolik<180 mmHg. Untuk menurunkan tekanan darah, dapat diberikan anti hipertensi
IV seperti nikardipin, labetalol, atau esmolol maupun anti hipertensi oral.
2. Pada tekanan darah antara sistolik150-220 mmHg dan tanpa adanya kontraindikasi terapi
penurunan tekanan darah akut, penurunan TD sistolik akut 140 mmHg aman dilakukan (AHA/ASA
level 1) dan efektif memperbaiki keluaran fungsional (AHA/ASA level B).
3. Pada tekanan darah sistolik>220 mmHg, dapat dilakukan penurunan tekanan darah secara agresif
dengan anti hipertensi IV secara kontinu disertai pemantauan rutin (AHA/ASA kelas IIb, level C)
(rekomendasi baru).
TATALAKSANA PENINGKATAN TIK
Observasi selama 48 jam dan monitor tekanan intrakrania. Penatalaksanaan peningkatan TIK
meliputi:
● Peninggian posisi kepala 30
● Menghindari penekanan vena jugularis
● Menghindari hipertermia
● Pemberian osmoterapi atas indikasi :
Mannitol 0,25 0,5g/ kgBB , selama >20 menit , diulangi setiap 4 6 jam dengan target osmolaritas
darah 310 mOsm /L. Osmolaritas sebaiknya diperiksa 2 kali dalam sehari selama pemberian
osmoterapi . Agen osmoterapi lain yang dapat digunakan ialah NaCl 3%.
Furosemid atas indikasi dengan dosis inisial 1 mg/ kgBB iV
Intubasi (knockdown) untuk menjaga normoventilasi.
PENGENDALIAN SUHU TUBUH
Peningkatan suhu 1°C akan meningkatkan energi 7% sehingga pasien stroke yang disertai febris harus
diberikan antipiretik, yakni parasetamol 1000mg 3x baik peroral atau IV kemudian dicari dan diatasi
penyebabnya.
KEBUTUHAN CAIRAN
● Kebutuhan cairan 30 ml/ kgBB hari
● Kebutuhan cairan isotonic seperti NaCl 0,9% untuk menjaga euvolemia . Tekanan vena sentral
dipertahankan di antara 5-12 mmHg.
● Perhatikan keseimbangan cairan dengan melakukan pengukuran cairan masuk dan keluar secara ketat
.
● Elektrolit harus selalu diperiksa dan diatasi bila terjadi kekurangan.
● Gangguan keseimbangan asam basa harus segera dikoreksi dengan monitor analisa gas darah.
NUTRISI
Pada keadaan akut , kebutuhan kalori adalah 20-25 kkal/hari dengan komposisi:
● Karbohidrat 50-60% dari total kalori
● Lemak 25-30%
● Protein 10-20%
● Pada keadaan adanya stressor pada tubuh kebutuhan protein 1,4-2 kg/BB/hari.
● Kebutuhan protein disesuaikan pada gangguan fungsi ginjal yaitu 0,6-0,8g/kgBB/hari.
PENCEGAHAN KOMPLIKASI
● Meliputi mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi subakut seperti aspirasi ,
malnutrisi , pneumonia, thrombosis vena dalam , emboli, komplikasi ortopedik dan kontraktur .
● Pemberian antibiotic atas indikasi sesuai dengan tes kultur dan sensitivitas kuman atau minimal
terapi empiris sesuai dengan pola kuman .
● Pencegahan decubitus dengan kasur antidekubitus.
TATALAKSANA KHUSUS
PENATALAKSANAAN BEDAH
Indikasi bedah untuk perdarahan intraserebral adalah sebagai berikut :
● hematom serebelar dengan diameter >3 cm disertai penekanan batang otak dan atau
hidrosefalus akibat obstruksi ventrikel seharusnya dilakukan dengan segera mungkin .
● Perdarahan dengan kelainan struktur seperti aneurisma atau malformasi arteriovena .
● Perdarahan lobaris dengan ukuran sedang besar yang terletak dekat dengan korteks (<1 cm)
pada pasien berusia <45 tahun dengan SKG 9-12, dapat dipertimbangkan evakuasi hematom
supratentorial dengan kraiotomi standar.
● Evakuasi rutin hematom supratentorial dengan kraniotomi standar dalam 96 jam tidak
direkomendasikan .
KOMPLIKASI
● Edema serebral, peningkatan tekanan intrakranial, hidrosefalus, kejang,
kejadian trombotik vena, hiperglikemia, peningkatan tekanan darah, demam,
dan infeksi.
● Pasien dengan PIS + wanita → risiko penyakit tromboemboli.
● -+ ⅓ pasien dengan PIS mengalami komplikasi paru → pneumonia, aspirasi,
edema paru, gagal napas, dan gangguan pernapasan.
● -+ 4% pasien dengan PIS menderita komplikasi jantung → infark miokard,
fibrilasi atrium, fibrilasi ventrikel, takikardia ventrikel, kardiomiopati akibat
stres, dan gagal jantung akut.
PROGNOSIS

QUO AD VITAM QUO AD SANATIONAM QUO AD FUNGSIONAM

Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

(catatan : perdarahan otak luas dan disertai gejala peningkatan tekanan intrakranial, prognosis dubia ad malam)

You might also like