You are on page 1of 10

Masalah

Kesehatan Jiwa
Pada Bencana

- Keperawatan Bencana -
KELOMPOK 1 :
Nur Hikmah Avita Asmanda S.
202001070 202001073

Hafidhoh Alzuhra Rindah Wulandari


202001071 20201074

Susi Rahmawati
202001072
Mengapa terjadi masalah kesehatan mental
pasca bencana ?
Bencana akan selalu menimbulkan dampak yang
signifikan pada populasi yang mengalaminya.
Dengan latar belakang bencana dapat menyebabkan
korban meninggal, rusaknya fasilitas, dan lain lain
sehingga populasi tersebut harus beradaptasi dengan
lingkungan baru.
orang yang mengalami peristiwa bencana atau
traumatik akibat bencana akan muncul distress mental
yang umumnya terjadi yaitu seperti gangguan depresi,
gangguan kecemasan, gangguan stress.
1. Gangguan Depresi
Depresi ini dapat terjadi setelah 2 minggu bencana, respon individu terkait bencana
dan stressor yang menyertainya bervariasi sesuai dengan kemampuan dalam
melakukan adaptasi dengan kondisi kehidupan yang berubah.
Depresi adalah respon yang paling sering ditemukan sejalan dengan proses
kehilangan yang terjadi, kondisi ini cepat pulih tapi bisa menyebabkan berakibat
lebih lanjut.
Tanda dan gejala depresi:
- Sedih yang berkepanjangan
- Kehilangan minat
- Merasa lelah walau tidak bekerja
- Ada pikiran untuk mengakhiri kehidupan
2. Gangguan ansietas
Gangguan ansietas terjadi setelah 4 minggu bencana, Ansietas adalah kecemasan
yang ditandai dengan:
- Konsentrasi yang kurang
- Sakit kepala
- Tidak nafsu makan
- Tidur yang terganggu
3. Gangguan Stress
Stress adalah salah satu masalah kejiwaan yang dapat terjadi pada penyintas yang
biasa disebut PTSD ( Post Traumatic Stress Disorder). PTSD sendiri ada 3
macam :
1. PTSD akut: Terjadi 1-3 bulan setelah bencana
2. PTSD kronik: Terjadi 3 bulan setelah bencana
3. PTSD dengan onset yang memanjang
Tanda dan gejala PTSD
1. Merasakan kembali peristiwa traumatic (merasakan kejadian terjadi kembali,
muncul dalam bentuk bayangan, mimpi buruk)
2. Menghindar (menghindari orang atau tempat yang mengingatkan peristiwa
traumatis)
3. Waspada ( Gelisah, sulit tidur, mudah lekas marah)
Stresor yang terjadi pada bencana meliputi stresor fisik, lingkungan dan pikiran. 1.
Stresor fisik adalah cedera fisik yang diakibatkan oleh bencana dari tingkat ringan
sampai berat, dan dapat pula mengakibatkan korban meninggal.
2. Stresor lingkungan adalah rusak dan hilangnya harta benda (rumah, sawah,
ladang dll).
3. Stresor pikiran adalah persepsi terhadap kejadian yang dapat realistis dapat pula
tidak realistik Kehilangan orang yang dicintai merupakan stresor yang sangat berat.
Ansietas dan depressi merupakan respons yang paling sering ditemukan sejalan
dengan proses kehilangan yang terjadi. Kondisi ini dapat cepat pulih, namun pada
individu tertentu dapat berakibat lebih lanjut.
Faktor yang mempengaruhi kerentanan terhadap gangguan
mental :

1. Semakin tinggi skala bencana, semakin tinggi traumatik


atau ketakukan yang dialami
2. Bencana sosial seperti : peperangan, konflik antar keluarga,
terorisme, dll
3. Kelompok rentan : wanita ( terutama ibu hamil ), lansia,
anak anak, mereka yang mempunyai kecacatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, R. (2006). Metode “3 Faktor” tentang Dampak Psikologis Bencana :


Sebuah Laporan Pendahuluan. Makalah disajikan pada Konggres Kesehatan Mental
ASEAN X di Jakarta, tahun 2006.

Keliat, Budi, Ana, Thika Marliana. 2018. Dukungan Kesehatan Jiwa Dan
Psikososial ( Mental Health And Psychosocial Support ): Keperawatan Jiwa. Edisi
1. Depok, Jawa Barat.

Hasanudin Ayra. (2005). Gangguan Jiwa Setelah Bencana,PPDS Psikiatri, Jakarta.


Depkes RI

You might also like