You are on page 1of 40

VARIABLE

COSTING
Definisi Harga Pokok Variabel

Manfaat informasi Harga Pokok Variabel

Pokok Konsep Biaya Periode

Bahasan Kelemahan dan keunggulan metode Variabel Costing

Penentuan Harga Pokok Produksi Variabel

Perbandingan Harga Pokok Variabel Costing dan Full Costing


dari sisi perolehan Laba

2
Defenisi Variabel Costing

Adalah :
Suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukan unsur biaya yang
bersifat variabel ke dalam harga pokok produksi
Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya priode (period cost) yang langsung
dibebankan kepada rugi laba periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai
biaya produksi.

3
• Full Costing :
Kalkulasi biaya yang menentukan
bahwa yang termasuk biaya
produksi adalah bahan langsung,
Variable tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik baik tetap maupun
Costing variabel.
• Variable Costing :
versus Full Kalkulasi biaya yang menentukan
bahwa yang termasuk biaya
Costing produksi adalah bahan langsung,
tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variabel.
Sedangkan BOP tetap termasuk
biaya periodik.
Membantu manajemen mengetahui
batas kontribusi untuk perencanaan laba
melalui analisa hubungan biaya volume
TUJUAN laba untuk pengambil keputusan jangka
pendek
HARGA
POKOK Memudahkan manjemen
VARIABEL mengendalikan kondisi operasional yang
sedang berjalan serta menetapkan
penilaian dan pertanggungjawaban
kepada departemen atau divisi tertentu
di dalam perusahaan.

5
MANFAAT Manfaat metode
INFORMASI variable costing bagi
YANG manajemen:
DIHASILKAN • Untuk perencanaan laba
OLEH METODE jangka pendek
• Untuk pengendalian biaya
VARIABLE • Untuk pengambilan
COSTING keputusan

6
Perencanaan laba jangka pendek

 Dalam penyusunan anggaran, manajemen berkepentingan untuk menguji dampak


setiap alternatif yang akan dipilih terhadap laba perusahaan.
 Karena dalam jangka pendek biaya tetap tidak berubah, maka informasi yang
relevan dengan perencanaan laba jangka pendek adalah informasi yang
berdampak terhadap hasil penjualan dan biaya variabel yang merupakan
komponen untuk menghitung laba kontribusi dan ratio laba kontribusi

7
Contoh perhitungan ratio laba kontribusi &
operating leverage

Hasil
Rp 100
Penjualan Ratio Laba
Biaya Variabel 60 Kontribusi
= 40 : 100
Laba Kontribusi Rp 40
Ratio
Biaya Tetap Rp 30 Operating
Leverage
Laba Bersih Rp 10 = 40 : 10

8
 Misal dalam menyusun anggaran, manajemen puncak mempertimbangkan rencana
untuk menaikkan harga jual produk sebesar 10% dan diperkirakan tidak akan
mengurangi kuantitas produk yang akan dijual.
 Jika biaya variabel dan biaya tetap tidak mengalami perubahan, dampak kenaikan harga
jual tersebut terhadap laba jangka pendek adalah:
ratio laba kontribusi x persentase kenaikan harga jual
 Jika ratio laba kontribusi = 40%, dengan adanya rencana kenaikan harga jual produk
sebesar 10% akan menaikkan laba bersih sebesar 4% (40% x 10%).

9
Contoh alternatif lain terkait laba perusahaan, misal
dengan ratio laba kontribusi sebesar 40%
manajemen puncak memperkirakan dengan
menaikkan anggaran biaya iklan sebesar Rp
11.000.000 akan menaikkan hasil penjualan sebesar
Rp 35.000.000. Alternatif ini dapat diuji
kelayakannya:
Kenaikan laba kontribusi:
(40%xRp 35.000.000) = Rp 14.000.000
Kenaikan biaya iklan = 11.000.000

Dampak kenaikan biaya iklan terhadap


laba bersih = Rp 3.000.000
10
 Dalam Variable Costing, period costs
yang terdiri dari biaya tetap
dikumpulkan dan disajikan secara
terpisah dalam laporan laba rugi
sebagai pengurang terhadap laba
kontribusi. Biaya tetap terdiri atas
Discretionary Fixed Costs dan
Pengendalian Committed Fixed Costs.
biaya  Discretionary Fixed Costs : biaya yang
berperilaku tetap karena kebijakan
manajemen dan dalam jangka pendek
dapat dikendalikan manajemen,
contoh biaya iklan.

11
 Committed Fixed Costs: biaya tetap yang
dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna
mempertahankan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi tujuan jangka panjang
perusahaan (timbul dari kepemilikan pabrik,
ekuipmen dan organisasi pokok) dan dalam
jangka pendek tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen. Contoh : biaya depresiasi, sewa,
asuransi dan gaji karyawan inti.

 Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam


laporan laba rugi Variable Costing,
manajemen dapat memperoleh informasi
discretionary fixed costs terpisah dari
Committed fixed costs, sehingga pengendalian
biaya tetap dalam jangka pendek dapat
dilakukan oleh manajemen.

12
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan


jangka pendek, khususnya untuk penentuan harga jual jangka pendek.
 Dalam metode variabel costing apabila harga jual telah menghasilkan laba
kontribusi guna menutup biaya tetap adalah lebih baik daripada harga jual yang
tidak menghasilkan laba kontribusi sama sekali.

13
Dalam metode
Variabel • BIAYA BAHAN BAKU
costing ini • BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
biaya produk • BIAYA OVERHEAD PABRIK

mencakup:

14
BIAYA BAHAN BAKU
Pengertian Harga Pokok Bahan Baku

HP BAHAN BAKU = HP BAHAN BAKU =


Harga faktur + Biaya Lainnya Harga Faktur dari
Dari bahan baku Bahan baku

ELEMEN BIAYA VARIABEL SEMUA MENJADI


MELIPUTI BAHAN BAKU, ELEMEN BIAYA VARIABEL
BIAYA LAIN VARIABEL

Kelompok elemen harga pokok bahan baku


berdasarkan tingkat variabilitasnya 15
BIAYA TENAGA KERJA
LANGSUNG
Sistem Penggajian Perusahaan Dapat Golongkan

SISTEM UPAH PER


POTONG PRODUK

Elemen Biaya Produksi


SISTEM UPAH PER JAM
KERJA LANGSUNG

SISTEM UPAH Biaya Tetap  Period


TETAP PER BULAN Cost
16
BIAYA OVERHEAD
PABRIK
Biaya Overhead Pabrik Atas Dasar Tingkah
Laku Dikelompokan

BOP VARIABEL BOP TETAP

ELEMEN BIAYA
BIAYA
PRODUKSI
PERIODE

17
PERBEDAAN VARIABEL COSTING DAN
FULL COSTING

DILIHAT DARI SEGI :


1. Penentuan Harga Pokok Produk
2. Penentuan Harga Pokok Persediaan
3. Pengakuan “Period Cost”
4. Pendekatan Pengelompokkan biaya
5. Penyajian Laporan Rugi/Laba

18
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK

Elemen biaya Full costing Variable costing

BBB(raw material cost) Rp.xxx Rp.xxx


BTKL(direct labor cost) Rp.xxx Rp.xxx
BOP variabel (variable FOH) Rp.xxx Rp.xxx
BOP tetap (fixed FOH) Rp.xxx _
Jumlah Harga Pokok Produk Rp. xxx Rp.xxx

19
PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN

Full Costing Variable Costing


 Sebagian biaya  Biaya overhead
overhead pabrik pabrik tetap
tetap MASIH DIBEBANKAN pada
MELEKAT pada Period Cost sehingga
persediaan sampai TIDAK MELEKAT
produk laku terjual. pada persediaan

20
PERBEDAAN HARGA POKOK PENUH DAN
HARGA POKOK VARIABEL DAPAT
DITINJAU DARI SEGI:
PENYAJIAN  PENGGOLONGAN BIAYA DI DALAM
DALAM LAP RUGI LABA
 STRUKTUR ATAU SUSUNAN
LAPORAN PENYAJIAN LAP RUGI LABA
 BESARNYA LABA BERSIH
LABA RUGI

21
Full Costing
Biaya digolongkan dengan pendekatan
Fungsi  Biaya digolongkan menjadi
biaya produksi dan biaya non produksi.

PENGGOLONG
AN BIAYA Variable Costing
Biaya digolongkan dengan pendekatan
Variabelitas  Biaya digolongkan
menjadi biaya variabel dan biaya tetap

22
Pendekatan Fungsi

Produksi tetap
Produksi
Produksi variabel
Biaya
Non Produksi tetap
Non Produksi
Non Produksi variabel

23
Pendekatan Variabelitas

Produksi Variabel
Variabel
Non Produksi Variabel
Biaya

Produksi Tetap
Tetap

Non Produksi Tetap


24
STRUKTUR
• Pada Variable Costing ada item
ATAU SUSUNAN Contribution Margin (laba kontribusi)
PENYAJIAN yaitu selisih penjualan dengan biaya-
biaya variabel, sedangkan pada Full
LAP RUGI Costing tidak ada.
LABA

25
Perbedaan besar laba antara full
costing dengan variabel costing,
tergantung kepada besarnya
perlakuan biaya produksi tetap yang
ditunda pembebanannya ke dalam
BESARNYA rugi laba.
LABA
BERSIH Perbedaan tersebut dapat diketahui
dengan perhitungan selisih BOP yang
melekat pada persedian awal dan
akhir

26
Pemisahan biaya ke dalam biaya
variabel dan biaya tetap sulit
dilaksanakan, karena jarang sekali
KELEMAHAN suatu biaya benar-benar variabel atau
benar-benar tetap.
METODE
VARIABEL Metode variabel costing dianggap
tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
COSTING yang lazim, sehingga laporan keuangan
untuk kepentingan pajak dan
masyarakat umum harus dibuat atas
dasar metode full costing.

27
3. Dalam metode variable costing, naik turunnya laba
dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam
KELEMAH penjualannya. Sehingga untuk perusahaan yang
kegiatan usahanya bersifat musiman, variable
AN costing akan menyajikan kerugian yang berlebihan
dalam periode tertentu, sedangkan dalam periode

METODE lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal.

4. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik


VARIABEL tetap dalam persediaan dan harga pokok
persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan
COSTING lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal
kerja yang dilaporkan untuk tujuan analisis
keuangan.

28
• Alat perancanaan operasi
Variable Costing lebih mudah menghimpun
data untuk perencanaan laba yang telah
ditetapkan.
• Penetapan harga jual

Keunggulan Penetapan harga jual dapat lebih mudah


dilakukan dengan konsep margin kontribusi
Variable akan memudahkan untuk menetapkan harga
jual yang dapat menutup biaya tetap

Costing • Alat Bantu Pengambilan keputusan


Manajemen
Metode variable costing, biaya dipisahkan
kedalam biaya tetap dan biaya variabel yang
memungkinkan manjemen dapat memahami
pengaruh yang akan timbul dari biaya
priodik terhadap laba

29
Penentuan Titik Impas atau
Pulang Pokok
• Perhitungan sederhana untuk
menentukan suatu keadaan
Keunggulan perusahaan tidak mengalami laba
Variable dan juga tidak mengalami rugi

Costing Alat Pengendalian


Manajemen
• Variabel costing jauh lebih efektif
dari pada full costing untuk
pengendalian manajemen

30
Penentuan Harga Pokok Produksi Variabel

• Dikenal juga dengan istilah : direct costing

• Harga Pokok Produksi :


• Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx
• Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx
• Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx
• Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx

31
• Dengan menggunakan Metode Variable
Costing,
• Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan
sebagai period costs dan bukan sebagai
unsur harga pokok produk, sehingga biaya
Penentuan overhead pabrik tetap dibebankan sebagai
biaya dalam periode terjadinya.

Harga Pokok • Dalam kaitannya dengan produk yang


belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat

Produksi pada persediaan tersebut tetapi langsung


dianggap sebagai biaya dalam periode
terjadinya.
Variabel • Penundaan pembebanan suatu biaya
hanya bermanfaat jika dengan penundaan
tersebut diharapkan dapat dihindari
terjadinya biaya yang sama periode yang
akan datang.

32
Perbandingan Harga Pokok Variabel dan Full
Costing dari Sisi Perolehan Laba
Laporan Rugi Laba Laporan Rugi Laba
Full Costing Variabel Costing
Penjualan xxx Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx Harga Pokok Penjualan Variabel xxx
Laba Kotor xxx Margin kontribusi kotor xxx

Biaya Komersial Biaya Komersial variabel


- Pemasaran xxx - Pemasaran variabel xxx
- Administrasi xxx xxx - Administrasi variabel xxx xxx
Laba Usaha xxx Margin Kontribusi bersih xxx
Biaya Keuangan Biaya Tetap
- Biaya Bunga xxx - Overhead pabrik tetap xxx
Laba Bersih xxx - Pemasaran tetap xxx
- Administrasi tetap xxx
- Biaya Bunga xxx xxx
Laba Bersih xxx

33
Bila Produksi = Penjualan sehingga tidak
terjadi perubahan terhadap persediaan,
maka Laba Full Costing=Laba Variable.

Bila Produksi > Penjualan sehingga


Dampak terjadi peningkatan persediaan, maka
Laba Full Costing > Laba Variable
Terhadap Laba Costing.

Bila Produksi < Penjualan sehingga


terjadi penurunan persediaan, maka
Laba Full costing < Laba Variable
Costing.

34
Contoh perhitungan
Data mengenai produksi, biaya dan penjualan selama tahun
2013 dan tahun 2014 sebagai berikut:
Tahun 2013 Tahun 2014
Volume Produksi 1000 Unit 800 Unit
Volume Penjualan 800 Unit 1000 Unit
Harga Jual per unit Rp 350 Rp 350
Biaya produksi
- Variabel
- Bahan baku per unit Rp 75 Rp 75
- Tenaga Kerja per unit Rp 41 Rp 41
- Tarif Overhead Pabrik Rp 30 Rp 30
- Administrasi & Penjualan Rp 12 Rp 12
- Tetap per tahun
- Overhead Pabrik Rp 92.000 Rp 92.000
- Administrasi & Penjualan Rp 50.000 Rp 50.000

Berdasarkan data tersebut dapat disusun rugilaba metode


full costing dan variabel coting masing-masing tahun 35
Laporan Rugi Laba(Full Costing)

Tahun 2013 Tahun 2014


Penjualan Rp 280.000 Rp 350.000
Harga Pokok Penjualan
Persedian awal 0 Rp 47.600
- Bahan Baku Rp 75.000 Rp 60.000
- Tenaga kerja Rp 41.000 Rp 32.800
- Overhed pabrik variabel Rp 30.000 Rp 24.000
- Overhead Pabrik tetap Rp 92.000 Rp 92.000
Total biaya Produksi Rp 238.000 Rp 208.800
Barang Siap Dijual Rp 238.000 Rp 256.400
Persedian akhir Rp 47.600
Harga Pokok Penjualan Rp 190.400 Rp 256.400
Laba Kotor Rp 89.600 Rp 93.600
Biaya Administrasi&Penjualan
- Variabel Rp 9.600 Rp 12.000
- Tetap Rp 50.000 Rp 50.000
Jumlah By Adm & penjualan Rp 59.600 Rp 62.000
Laba Bersih Rp 30.000 Rp 31.600
36
Laporan Rugi Laba(Variabel
Costing)
Tahun 2013 Tahun 2014
Penjualan Rp 280.000 Rp 350.000
Harga Pokok Penjualan
Persedian awal 0 Rp 29.200
- Bahan Baku Rp 75.000 Rp 60.000
- Tenaga kerja Rp 41.000 Rp 32.800
- Overhed pabrik variabel Rp 30.000 Rp 24.000
Total biaya Produksi Rp 146.000 Rp 116.800
Barang Siap Dijual Rp 146.000 Rp 146.000
Persedian akhir Rp 29.200
Harga Pokok Penjualan Rp 116.800 Rp 146.000
Margin Kontribusi Kotor Rp 163.200 Rp 204.000
Biaya Administrasi&Penjualan
- Variabel Rp 9.600 Rp 12.000
Margin Kontribusi Bersih Rp 153.600 Rp 192.000
Biaya Tetap
- Overhead Pabrik tetap Rp 92.000 Rp 92.000
- Administrasi&Penjualan Rp 50.000 Rp 50.000
Jumlah Biaya Tetap Rp 142.000 Rp 142.000
Laba Bersih Rp 11.600 Rp 50.000 37
• Pada tahun 2013 ternyata laba neto
Absorption Costing lebih besar
daripada laba neto Variable Costing
Perbedaan sebesar Rp.18.400,-

Laba • Perbedaan ini timbul karena adanya


penangguhan BOP tetap pada
persediaan akhir sebesar (Rp.92.000 :
1.000)x200unit =Rp.18.400,-

38
• Pada tahun 2014 ternyata laba neto
Full costing lebih rendah daripada
Variable costing sebesar Rp.18.400,-
Perbedaan Hal ini terjadi adanya pengeluaran BOP
Laba Tetap dalam persediaan awal.
• Pendekatan Full Costing=Penjualan
• Pendekatan Variable Costing= Produksi

39
Reconciliation Of Full and Variable
Costing Net Income (NI)

Tahun 2013 Tahun 2014


• Variable Costing-NI Rp 11.600 Rp 50.000
• Add:
Fixed-FOH Cost
(200 unitxRp.92) 18.400
Deduct:
Fixed-FOH Cost
(200 unitxRp.92) 18.400
• Absorption Costing Rp 30.000 Rp 31.600

40

You might also like