You are on page 1of 23

KEJAKSAAN NEGERI

LAMPUNG TIMUR

APA ITU JAKSA?


PENGERTIAN KEJAKSAAN
• Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang
melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di bidang
penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam
penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin
oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung
jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan
Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan
negara khususnya dibidang penuntutan, dimana
semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak
dapat dipisahkan.
Dasar Hukum Kejaksaan Republik Indonesia

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 Tentang


Kejaksaan Republik Indonesia
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang
Kejaksaan Republik Indonesia
TUGAS & WEWENANG KEJAKSAAN
(Psl. 30 UU No. 16/2004)

DI BIDANG PIDANA DI BIDANG DI BIDANG KETERTIBAN


PERDATA DAN TUN & KETENTRAMAN UMUM

PENUNTUT JAKSA
PENYIDIK
UMUM PENGACARA NEGARA
BIDANG PERDATA DAN TATA USAHA
NEGARA Pasal 30 ayat 2, berbunyi :

Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar
pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
PEMAHAMAN DATUN
MENGGUNAKAN
TUGAS DAN
PENDEKATAN
FUNGSI PREVENTIF

JPU JPN
“REPRESIF” “PREVENTIF”

PERJA NO : 018/A/J.A/07/2014
PRODUK
HUKUM
DESA?
PENGERTIAN MENGENAI PRODUK
HUKUM DESA
• Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
• Peraturan Bersama Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh
dua atau lebih Kepala Desa dan bersifat mengatur.
• Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala
Desa dan bersifat mengatur.
• Keputusan Kepala Desa adalah penetapan yang bersifat konkrit,
individual, dan final
MEKANISME PENYUSUNAN PRODUK
HUKUM DESA ?
DASAR HUKUM:
• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
• Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 ttg Desa
• Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun
tentang Desa jo. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Teknis Peraturan Di Desa
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Kewenangan Desa
HIRARKI PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN:
Pasal 7 ayat (1) UU 12 Tahun 2011:
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
• Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
• Peraturan Pemerintah;
• Peraturan Presiden;
• Peraturan Daerah Provinsi; dan
• Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Dimana kedudukan Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa (Produk Hukum Desa)?
KEDUDUKAN PRODUK HUKUM DESA
DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA
Pasal 8 UU 12 Tahun 2011:
• Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(1)mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi,
Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau
komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah
Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
• Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
APA SA JA PRODUK HUKUM DESA
ITU?
BERSIFAT PENGATURAN BERSIFAT PENETAPAN
• (REGELLING) • (BESCHIKKING)
• PERATURAN DESA • KEPUTUSAN KEPALA DESA
• PERATURAN BERSAMA
• KEPALA DESA
• PERATURAN KEPALA DESA
TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN
DESA (PERMENDAGRI 111 TAHUN 2014)
1. Perencanaan
2. Penyusunan
3. Pembahasan
4. Penetapan
5. Pengundangan
6. Penyebarluasan
TAHAPAN PERENCANAAN
• Perencanaan penyusunan rancangan Peraturan Desa ditetapkan oleh
Kepala Desa dan BPD dalam rencana kerja Pemerintah Desa.
• Lembaga kemasyarakatan, lembaga adat dan lembaga desa lainnya di desa
dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Desa dan atau BPD untuk
rencana penyusunan rancangan Peraturan Desa.
TAHAPAN PENYUSUNAN
• Penyusunan rancangan Peraturan Desa dapat diprakarsai oleh Pemerintah Desa dan diusulkan BPD.
• Rancangan Peraturan Desa yang telah disusun, wajib dikonsultasikan kepada masyarakat desa
(diutamakan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang terkait langsung dengan substansi
materi pengaturan) dan dapat dikonsultasikan kepada camat untuk mendapatkan masukan.
• Rancangan Peraturan Desa yang telah dikonsultasikan disampaikan Kepala Desa kepada BPD untuk
dibahas dan disepakati bersama.
• Rancangan Peraturan Desa usulan BPD dikecualikan untuk rancangan Peraturan Desa tentang rencana
pembangunan jangka menengah Desa, rancangan Peraturan Desa tentang rencana kerja Pemerintah
Desa, rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dan rancangan Peraturan Desa tentang laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB Desa.
• Rancangan Peraturan usulan BPD dapat diusulkan oleh anggota BPD kepada pimpinan BPD untuk
ditetapkan sebagai rancangan Peraturan Desa usulan BPD
TAHAPAN PEMBAHASAN
• BPD mengundang Kepala Desa untuk membahas dan menyepakati rancangan
Peraturan Desa.
• Dalam hal terdapat rancangan Peraturan Desa prakarsa Pemerintah Desa dan usulan
BPD mengenai hal yang sama untuk dibahas dalam waktu pembahasan yang sama,
maka didahulukan rancangan Peraturan Desa usulan BPD sedangkan Rancangan
Peraturan Desa usulan Kepala Desa digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan
• Rancangan Peraturan Desa yang belum dibahas dapat ditarik kembali oleh pengusul.
• Rancangan Peraturan Desa yang telah dibahas tidak dapat ditarik kembali kecuali atas
kesepakatan bersama antara Pemerintah Desa dan BPD
TAHAPAN PENETAPAN
• Rancangan peraturan Desa yang telah disepakati bersama disampaikan oleh pimpinan Badan
Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa paling
lambat 7 (tujuh) Hari terhitung sejak tanggal kesepakatan.
• Rancangan peraturan Desa wajib ditetapkan oleh kepala Desa dengan membubuhkan tanda
tangan paling lambat 15 (lima belas) Hari terhitung sejak diterimanya rancangan peraturan Desa
dari pimpinan Badan Permusyawaratan Desa
• Rancangan Peraturan Desa yang telah dibubuhi tanda tangan disampaikan kepada Sekretaris
Desa untuk diundangkan.
• Dalam hal Kepala Desa tidak menandatangani Rancangan Peraturan Desa, Rancangan Peraturan
Desa tersebut wajib diundangkan dalam Lembaran Desa dan sah menjadi Peraturan Desa.
TAHAPAN PENYEBARLUASAN
• Penyebarluasan dilakukan oleh Pemerintah Desa dan BPD sejak
penetapan rencana penyusunan rancangan Peraturan Desa, penyusunan
Rancangan Peratuan Desa, pembahasan Rancangan Peraturan Desa,
hingga Pengundangan Peraturan Desa.
• Penyebarluasan dilakukan untuk memberikan informasi dan/atau
memperoleh masukan masyarakat dan para pemangku kepentingan
SISTEMATIKA PERATURAN DESA
A. JUDUL • Ketentuan umum
B. PEMBUKAAN • Materi pokok yang diatur
• Frasa “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha • Ketentuan peralihan (jika diperlukan)
Esa” • Ketentuan penutup
• Jabatan pembentuk (Kepala Desa) D. PENUTUP
• Konsideran E. PENJELASAN (jika diperlukan)
• Dasar hukum F. LAMPIRAN (jika diperlukan)
• Diktum
C. BATANG TUBUH
KONSIDERANS PERATURAN DESA
• Konsideran memuat uraian singkat mengenai pokok pikiran yang menjadi
pertimbangan dan alasan pembentukan Peraturan
• Pokok pikiran konsiderans memuat unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang
menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan peraturan dan ditempatkan secara
berurutan
• Konsideran cukup memuat satu pertimbangan yang berisi uraian ringkas mengenai
perlunya melaksanakan ketentuan pasal atau beberapa pasal dari peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi yang memerintahkan pembentukan Perdes
dengan menunjuk pasal atau beberapa pasal yang memerintahkan
DASAR HUKUM DALAM PERATURAN
DESA
• Dasar hukum memuat:
• Dasar kewenangan pembentukan Perdes
• Peraturan perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan Perdes
• Peraturan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya peraturan perundang-
undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi
• Urutan pencantuman memperhatikan tata urutan peraturan perundang-
undangan (hierarki) dan jika tingkatannya sama disusun secara kronologis
berdasarkan saat pengundangan atau penetapannya
KETENTUAN UMUM DALAM
PERATURAN DESA
Ketentuan umum berisi:
• Batasan pengertian atau definisi
• Singkatan atau akronim yang dituangkan dalam batasan pengertian atau definisi
• Hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi pasal atau beberapa pasal berikutnya, antara
lain ketentuan yang mencerminkan asas, maksud, dan tujuan tanpa dirumuskan tersendiri dalam
pasal atau bab
• Kata/istilah yang dimuat dalam ketentuan umum hanyalah kata atau istilah yang digunakan
berulang-ulang di dalam pasal atau beberapa pasal selanjutnya
• Rumusan definisi harus sama dengan rumusan definisi dalam peraturan perundang-undangan
yang telah berlaku
Tim Penerangan Hukum
KEJAKSAAN NEGERI LAMPUNG TIMUR

You might also like