You are on page 1of 31

Etika Bisnis &

Profesi Akuntasi
Team Presentation

Dhita Savana Nunung Wibisono


1822100008 1822100062

2
1 Good
Corporate
Governance
(GCG)
○ Latar belakang munculnya GCG
Munculnya good corporate governance dilatar
belakangi dari munculnya beberapa skandal
akuntansi seperti kasus Enron yang melibatkan
Arthur Anderson. diIndonesia seperti Pt Lippo, Pt
Kimia Farma, dan Pt Lapindo. Dengan adanya
berbagai skandal akuntansi yang terjadi
diperusahaan mengakibatkan turunnya kepercayaan
publik terutama investor terhadap pelaporan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan
menjadikannya alasan sebagai pemicu dari
kebutuhan akan good corparate

4
Pengertian Good Corporate
Governance (GCG)
1. Organization for Economic Cooperation and
Development – OECD (dalam Tjager dkk,
2004) – mendefinisikan GCG sebagai :” suatu
struktur yang terdiri atas para pemegang saham,
direktur, manager dan seperangkat tujuan yang
ingin dicapai perusahaan, dan alat-alat yang
akan digunakan dalam mencapai tujuan dan
memantau kinerja.”

5
2. Wahyudi Prakarsa ( dalam Sukrisno Agoes, 2006)
mendefinisikan GCG sebagai :” ... Mekanisme
administratif yang ,mengatur hubungan-hubungan
antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi,
pemegang saham, dan kelompok-kelompok
kepentingan (Stakeholders) yang lain. Hubungan-
hubungan ini dimanifestasikan dakam bentuk
berbagai aturan permainan dan sifat intensif
sebagai kerangka kerja (framework) yang
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan dan cara-cara pencapaian tujuan-
tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan.

6
Konsep GCG
Wadah Organisasi (perusahaan, sosial, pemerintahan)

Model Suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan, termasuk prinsip-prinsip, serta
nilai-nilai yang melandasi
Competitor
praktik bisnis yang sehat
Tujuan Menungkatkan kinerja organisasi
Menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan

HIGH VALUE 1
LOW VALUE 1

Mencekah dan mengurangi manipulasi serta kesalahan yang signifikan dalam


pengelolaan organisasi
Meningkatkan kepercayaan agar para pemangku kepentingan tidak dirugikan
Mekanisme Mengatur dan mempertegas kembeli hubungan, peran, wewenang dan tanggung
jawab, Competitor

Dalam arti sempit : antar pemilik/pemegang saham, dewan komisaris, dewan


Competitor
direksi dalam arti luas : antara seluruh pemengku

LOW VALUE 2
7
Prinsip-Prinsip GCG
Yang dikemukakan oleh National Committee on Goverence (NCG, 2006) :

○ Perlakuan yang setara (fairness) merupakan prinsip agar para pengelola


memperlakukan semua pemangku kepentingan secara adil dan setara, baik pemangku
kepentingan primer (pemasok, pelanggan, karyawan, pemodal) maupun pemangku
kepentingan sekunder (pemerintah, masyarakat, dan yang lainnya). Hal inilah yang
memunculkan konsep stakeholders (seluruh kepentingan pemangku kepentingan),
bukan hanya kepentingan stockholders (pemegang saham saja).
○ Prinsip transparansi (disebut juga prinsip keterbukaan), artinya kewajiban bagi para
pengelola untuk menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses keputusan dan
penyampaian informasi. Keterbukaan dalam menyampaikan informasi juga
mengandung arti bahwa informasi yang disampaikan harus lengkap, benar, dan tepat
waktu kepada semua pemangku kepentingan. Tidak boleh ada hal-hal yang
dirahasiakan, disembunyikan, ditutup-tutupi, atau ditunda-tunda pengungkapannya.

8
○ Prinsip akuntabilitas adalah prinsip dimana para pengelola berkewajiban
untuk membina sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan
laporan keuangan (financial statements) yang dapat dipercaya. Untuk itu,
diperlukan kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban
setiap organ sehingga pengelolaan berjalan efektif.
○ Prinsip responsibilitas (lebih sering disebut prinsi tanggung jawab) adalah
prinsip dimana para pengelola wajib memberikan pertanggungjawaban
atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para
pemangkuh kepentingan sebagai wujud kepercayaan yang diberikan
kepadanya. Prinsip tanggung jawab ada sebagai konsekuensi logis dari
kepercayaan dan wewenang yang diberikan oleh para pemangku
kepentingan kepada para pengelola perusahaan.
○ Kemandirian sebagai prinsip dalam mengelola BUMN, artinya suatu
keadaan di mana para pengelola dalam mengambil suatu keputusan
bersifat professional, mandiri, bebas dari konflik kepentingan, dan bebas
dari tekanan/pengaruh dari mana pun yang bertentangan

9
Berbagai skandal yang marak dihidapi oleh dunia usaha terjadi dalam bentuk:

○ Perlakuan tidak adil yang dihadapi oleh satu atau beberapa pemangku kepentingan. Misalnya,
rekayasa pengajuan pinjaman (credit proposal) yang dialukan oleh direksi perusahaan untuk
memperoleh kredit bank tentu lebih menguntungkan kepentingan lainnya-dalam hal ini adalah
bank. Contoh lain adalah insider trading yang dilakukan oleh direksi perusahaan untuk
kepentingan pribadi. Hal ini sangat merugikan para pemegang saham publik. Proses penawaran
saham publik (Initial Public Offering-IPO) atau proses emisi saham baru sering kali hanya
menguntungkan pemegang saham mayoritas dan merugikan pemegang saham baru minoritas.
Dari masalah-masalah tersebut akhirnya memunculkan prinsip perlakuan yang setara (fairness)
di antara pemangku kepentingan.
○ Maraknya rekayasa laporan keuangan dan sering timbulnya insider trading yang dilakukan oleh
para eksekutif puncak baik di Indonesia maupun AS yang bahkan melibatkan beberapa akuntan
publik ternama, akhirnya mempertegas kembali pentingnya penerapan prinsip transparansi dan
akuntabilitas.

10
Berbagai skandal yang marak dihidapi oleh dunia usaha terjadi dalam bentuk:

○ Munculnya berbagai kejahatan kerah putih (white collar crime) yang sangat canggih,
korupsi, kolusi, dan nepotisme yang melibatkan para pelaku bisnis dan oknum birokrasi
pemerintahan sangat merugikan masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan.
Timbulnya berbagai kerusakan hutan, pencemaran udara dan air, pemanasan global, dan
sebagainya, semuanya ini mencerminkan lemahya wujud kesadaran dan tanggung jawab dari
para eksekutif puncak dan oknum pejabat pemerintah terkait. Hal ini telah mempertegas
kembali pentingnya prinsip tanggung jawab yang harus diikuti oleh para eksekutif dan
seluruh pemangku kepentingan perusahaan terkait. Namun harus diingat bahwa wujud
tanggung jawab meliputi lima dimensi yaitu: ekonomi, hukum, moral, sosial dan spiritual.

11
Manfaat GCG
Tjager dkk (2003) mengatakan bahwa paling tidak ada lima alasan mengapa penerapan
GCG itu bermanfaat, yaitu:
1. Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh McKinsey&Company
menunjukkan bahwa para investor institusional lebih menaruh kepercayaan
terhadap perusahaan-perusahaan di Asia yang telah menerapkan GCG.
2. Berdasarkan berbagai analisis, ternyata ada indikasi keterkaitan antara
terjadinya krisis financial dan krisis berkepanjangan di Asia dengan lemahnya
tata kelola perusahaan.
3. Internasionalisasi pasar-termasuk liberalisasi pasar financial dan pasar modal-
menuntut perusahaan untuk menerapkan GCG.
4. Kalaupun GCG bukan obat mujarab untuk keluar dari krisis, sistem ini dapat
menjadi dasar bagi berkembangnya sistem nilai baru yang lebih sesuai dengan
lanskap bisnis yang kini telah banyak berubah.
5. Secara teoretis praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan.

12
Indra Surya dan Ivan Yustiavandana (2007) mengatakan
bahwa tujuan dan manfaat dari penerapan GCG adalah:

1) Memudahkan akses terhadap investasi domestik


maupun asing.
2) Mendapatkan biaya modal (cost of capital) yang
lebih murah.
3) Memberikan keputusan yang lebih baik dalam
meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan.
4) Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari para
pemangku kepentingan terhadap perusahaan.
5) Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan
hukum.

13
Konsep GCG merupakan upaya perbaikan terhadap
sistem, proses, dan seperangkat peraturan dalam
pengelolaan suatu organisasi yang pada esensinya
mengatur dan memperjelas hubungan, wewenang, hak,
dan kewajiban semua pemangku kepentingan dalam arti
luas dan khususnya organ RUPS, Dewan Komisaris, dan
Dewan Direksi dalam arti sempit. Namun harus disadari
bahwa betapa pun baiknya suatu sistem dan perangkat
hukum yang ada, pada akhirnya yang menjadi penentu
utama adalah kualitas dan tingkat kesadaran moral dan
spiritual dari para aktor/pelaku bisnis itu sendiri.

14
 Kegiatan perusahaan (perseroan) di Indonesia didasarkan atas payung hukum
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Namun
Undang-Undang ini kemudian dicabut dan diganti dengan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 1 UU nomor
40 Tahun 2007, yang dimaksud dengan perseroan adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
Good Corporate kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
Governance (GCG) memenuhi persayaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta
peraturan pelaksanaannya.
dan Hukum
 Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 tidak mengatur
Perseroan di secara eksplisit tentang GCG. Meskipun begitu, Undang-Undang ini mengatur
Indonesia secara garis besar tentang mekanisme hubungan, peran, wewenang, tugas dan
tanggung jawab, prosedur dan tata cara rapat, serta proses pengembilan
keputusan dari organ minimal yang harus ada dalam perseroan, yaitu Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris. Di samping
itu juga diatur mengenai persyaratan dan tata cara pengungkapan serta
pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris.

15
Wewenang dari ketiga organ ini diatur dalam Bab 1 Pasal 1 sebagai berikut:

 Ayat 4
Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS,
adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam
Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar.
 Ayat 5
Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
 Ayat 6
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
member nasehat kepada Direksi.

16
Organ Khusus dalam Penerapan Good Corporate
Governance (GCG)

Indra Surya dan Ivan Yustiavananda (2006) meneyebutkan paling tidak


diperlukan empat organ tambahan untuk melengkapi penerapan GCG, yaitu:

Komisaris
Independen

Direktur Independen

Komite Audit

Sekretaris
Perusahaan
(Corporate
Secretary)
17
Komisaris dan Direktur Independen
Komisaris dan direktur independen adalah seseorang yang ditunjuk
untuk mewakili pemegang saham independen (pemegang saham
minoritas). Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perseroan,
anggota Direksi dan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS,
sedangkan keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan atas
perbandingan jumlah suara para pemegang saham. Hak suara dalam
RUPS tidak didasarkan atas satu orang satu suara, tetapi didasarkan atas
jumlah saham yang dimilikinya. Sebagai konsekuensinya, keputusan
penetapan dan pemberhentian anggota komisaris dan direksi akan selalu
berasal dari kepentingan pemegang saham mayoritas. Oleh karena itu,
para anggota Komisaris dan Direksi tersebut tentunya akan selalu
berpihak kepada kepentingan pemegang saham minoritas atau para
pemangku kepentingan lainnya. Oleh karena itu, bila anggota Dewan
Direksi dan Dewan Komisaris lebih dari satu, maka setidaknya ada satu
orang direktur dan komisaris yang mewakili kepentingan pemegang
saham minoritas atau kepentingan pihak lain di luar kepentingan
pemegang saham mayoritas. 18
This is a slide title
Hasnati (dalam Surya dan Yustiavandana, 2006) tugas,tanggung jawab,
dan wewenang Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris,
yaitu:

1) Mendorong terbentuknya struktur pengendalian intern yang


memadai (prinsip tanggung jawab)
2) Meningkatkan kualitas keterbukaan dan laporan Keuangan
(prinsip transparansi)
3) Mengkaji ruang lingkup dan ketepatan audit eksternal, kewajaran
biaya audit eksternal, serta kemandirian dan objektivitas audit
eksternal (prinsip akuntabilitas).
4) Mempersiapkan surat uraian tugas dan tanggung jawab komite
audit selama tahun buku yang sedang diperiksa eksternal audit
(prinsip tanggung jawab).

19
Sekretaris Perusahaan
(Corporate Secretary)
Jabatan sekretaris perusahaan menempati posisi yang sangat tinggi
dan strategis karena orang dalam jabatan ini berfungsi sebagai
pejabat penghubung stau semacam public relations/investor
ralations antara perusahaan dengan pihak diluar perusahaan,
khususnya bagi perusahaan-perusahaan besar yang telah
mendaftarkan sahamnya di bursa. Tugas utama sekretaris
perusahaan antara lain menyimpan dokumen perusahaan, daftar
pemegang saham, risalah rapat direksi dan RUPS, serta menyimpan
dan menyediakan informasi penting lainnya bagi kepentingan
seluruh pemangku kepentingan.

20
Pada awalnya, tujuan dibentuknya BUMN adalah penjabaran dan
implementasi Pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Berdasarkan peraturan yang
Good Corporate ada, dapat dibedakan tiga jenis bentukhukum BUMN, yaitu: Persero,
Perusahaan Umum(Perum), dan Perusahaan Jawatan (Perjan). Bidang
Governance usaha BUMN ini sangat menyebar mulai dari komoditas-komoditas
(GCG) dalam yang dianggap vital, seperti: air, beras dan kebutuhan pokok lainnya,
Badan Usaha listrik, minyak, obat-obatan, pupuk, semen, telekomunikasi, jasa
konstruksi, transportasi darat, laut, udara, kehutanan, pertanian,
Milik Negara pertambangan, perdagangan, industry, dll. Namun, persoalan pokok
(BUMN) yang dihadapi oleh BUMN secara keseluruhan adalah rendahnya
keuntunganyang diperoleh dibandingkan dengan total hartanya
(ROA). Persentasinya hanya sekitar 3,6%. Ini menunjukkan bahwa
kinerja BUMN secara keseluruhan masih kurang memuaskan.
Rendahnya kinerja BUMN ini ada kaitanyya dengan belum efektifnya
penerapan tata kelola perusahaan yang baik di BUMN tersebut. 21
Good Corporate Governance (GCG) dan
Pengawasan Pasar Modal di Indonesia

 Secara formal, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar dimana


berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang bisa
diperjulabelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik
yang diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun perusahaan
swasta. Pasar modal lebih sempit dari pada pasar keuangan (sekuritas)
jangka panjang (obligasi, saham, dan instrumen derivatif), sedangkan
pasar keuangan mencakup instrumen jangka pendek dan jangka
panjang.
 Indikator kemajuan perekonomian modern suatu Negara dewasa ini
tidak saja ditandai oleh tumbuhnya investasi fisik dalam bentuk
pembangunan pabrik, tetapi juga oleh pertumbuhan pasar modal dan
pasar keuangan. 22
2 Tanggung
Jawab Sosial
Perusahaan
○ Bertanggung jawab berarti dapat

“ menjawab, bila ditanyai tentang


perbuatan-perbuatan yang dilakukan.
Tanggung jawab berarti bahwa orang
tidak boleh mengelak, bila diminta
penjelasan tentang perbuatannya.
Jawaban tersebut diberikan kepada
dirinya sendiri, kepada masyarakat
dan kepada Tuhan.

24
Tanggung Jawab Legal & Tanggung Jawab Moral Perusahaan

Supaya mempunyai
tanggung jawab
moral, perusahaan
perlu berstatus moral
Lalu, apakah
atau memerlukan
Perusahaan tidak perusahaan
pelaku moral.
diragukan lagi pasti mempunyai tanggung
memiliki tanggung jawab moral?
jawab legal, karena
sebagai badan
hukum ia memiliki
status legal.
25
Pandangan Milton Friedman
Tentang CSR

Dalam bukunya, The Social Responsibility of Business is to Increase Its


Profits.

Dimana menurutnya, satu-satunya tanggung jawab perusahaan adalah


meningkatkan keuntungan sampai menjadi sebesar mungkin.

Ia juga menyimpulkan bahwa doktrin tanggung jawab sosial dari bisnis merusak
sistem ekonomi pasar bebas.

26
Tanggung Jawab Ekonomis dan Tanggung Jawab Sosial

Dua tanggung jawab ini


Bisnis selalu memiliki tak dapat dipisahkan
dua tanggung jawab ini: dalam BUMN. Jika
tanggung jawab perusahaan negara Tanggung
ekonomis dan tanggung defisit, ia tidak perlu Jawab
jawab sosial. bangkrut. Ekonomis
Yang hanya berlaku bagi Namun perusahaan Perusahaan.
sektor swasta, bukan swasta, jika terjadi defisit
BUMN. terus menerus, terpaksa
harus tutup.

Mengapa?
27
Kinerja Sosial
Perusahaan
○ Dalam sejarah industri, ada pengusaha-
pengusaha besar yang memperoleh nama harum
bukan saja karena keberhasilan di bidang bisnis
tetapi juga sebagai filantrop.

28
Sekarang, praktek karya amal
sering disebut corporate
social performance.
Disamping memperoleh laba
sebesar mungkin, memiliki
hubungan baik dengan
masyarakat pun tidak kalah
penting.

1. Perusahaan tersebut
Beberapa Alasan
berstatus publik.
Bisnis Menyalurkan
2. Pimpinan perusahaan
Sebagian Labanya
tidak dapat ikut campur
untuk Karya Amal
dalam urusan suatu
yayasan independen.

29
Beberapa Kasus

Susu Formula Nestle

Musibah Pabrik Union Carbide di


Bhopal

Pabrik Multi Bintang di Surabaya

30
Thanks!
31

You might also like