You are on page 1of 15

IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF

DAN KUANTITATIF TERNAK KERBAU


KUNTU YANG DI PELIHARA DI
KECAMATAN KAMPAR
NAMA : WAHYUDI RAHMAD
NIM : 1954231008

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS ILMU ILMU HAYATI
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI RIAU
2023
LATAR BELAKANG

• Kerbau (Bubalus bubalis) didomestikasi dari Bubalus arnee liar asal India, Asia Tenggara dan mungkin dari area basah di
Asia Barat. Kerbau yang telah jinak ini hanya mengalami sedikit campur tangan manusia seperti artificial breeding sebab
ternak ini telah beradaptasi dengan sangat baik pada lingkungan yang sangat keras (harsh environment) pada wilayah rawa-
rawa dan pertanian penghasil padi di Asia (Talib & Talib, 2007). Adaptasi ini dapat menampilkan karakteristik atau ciri-ciri
yang spesifik. Karakteristik kerbau kuntu terdapat pada karakter kualitatif dan kuantitatif yang dimiliki ternak. Ternak kerbau
kuntu merupakan ternak yang umum dipelihara oleh beberapa peternak di Kecamatan Tenayan Raya. Menurut Anonimous
(2007), pada tahun 2006 jumlah ternak kerbau di Kecamatan Tenayan Raya adalah ± 805 ekor.
• Menurut Dudi dkk (2011), Sifat kualitatif pada ternak kerbau meliputi warna kulit, bentuk tanduk, garis punggung, garis
kalung putih (chevron), dan jumlah unyeng–unyeng (whorls). Sifat kuantitatif sangat penting untuk menentukan bangsa
ternak serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan persilangan antar ternak yang memiliki genetik yang
sama sehingga menghasilkan ternak yang unggul yang bernilai ekonomi dan dapat dikembangkan di masyarakat luas
 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana
identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif ternak kerbau kuntu yang di Pelihara di
Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.

 Batasan Masalah
Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Kampar, dengan melakukan pengumpulan data
karakteristik ternak dengan cara turun langsung wawancara ke lapangan, bersumber
pada peternak rakyat yang ada di Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar.
TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui


karakteristik performa ternak kerbau
berdasarkan sifat kualitatif dan kuantitatif di
Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar.
MANFAAT PENELITIAN

01 Memberikan
informasi kepada
02 Hasil dari penelitian ini
diharapakan dapat
masyarakat terkait
bermanfaat sebagai
sifat kualitatif dan
informasi ilmiah bagi
kuantitatif sebagai
pemerintah daerah
sumber data
terkait ciri-ciri dari
potensi ternak di
ternak kerbau kuntu di
Kecamatan
Kecamatan Kampar,
Kampar,
Kabupaten kampar.
Kabupaten
Kampar.
TINJAUAN PUSTAKA

1. Kondisi Geografis Kabupaten Kampar.


Kabupaten Kampar adalah salah satu dari 12 Kabupaten/Kota yang
ada di Provinsi Riau. Kabupaten Kampar memiliki luas lebih kurang
1.128.928Ha
Secara geografis, posisi Kabupaten Kampar sangat strategis karena
bertetangga dengan Provinsi Sumatera Barat dan dilalui jalur lintas
Riau-Sumatera Barat. Kekayaan kultur di Kabupaten Kampar tidak
lepas dari pengaruh kebudayaan daerah tetangga yang terletak di
sekitarnya. Pengaruh budaya ini lambat laun memasuki proses
asimilasi dan sebagai hasilnya Kampar juga kaya akan budaya yang
beragam dan khas.

Gambar Peta Kabupaten Kampar


2. Sejarah dan Perkembangan Ternak Kerbau
Menurut pustaka sejarah, jenis primitif kerbau ditemukan pada periode Plioceendi di
India. Diduga jenis ini dari keturunan Honacodontidae dari periode Paleoceen. Dari
hasil penelitian fosil-fosilnya diketahui bahwa kerbau sudah ada sejak 2500 tahun
sebelum Masehi, khususnya di lembah Industan, India dan kawasan Ur, Irak (Murtidjo,
1989 ).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (BPS) tahun 2019-2021,
menunjukan bahwa populasi ternak kerbau di Kabupaten Kampar ditahun 2019
sebanyak 10.393 /ekor, di tahun 2020 populasi ternak sapi potong meningkat sebesar
27,9% menjadi 14.420/ekor, pada tahun selanjutnya mengalami peningkatan walaupun
tidak sesignifikan di tahun sebelumnya sebanyak 0,4% menjadi 14.636/ekor.

Tabel Populasi Ternak Kerbau Di Kecamatan Kampar Tahun 2019-2021

No Jenis Kelamin Tahun


2019 2020 2021
1 Jantan 87 82 207
2 Betina 211 198 160
Jumlah 298 280 367
Sumber : BPS
3. Kerbau Kuntu
Kerbau Kuntu merupakan ternak lokal dan salah satu
kekayaan plasma nutfah Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
Penyebarannya hanya meliputi Kabupaten Kampar. Penamaan
Kerbau Kuntu sesuai dengan nama daerah dimana kerbau ini
banyak ditemukan (Feradis, 2021).
Populasi Kerbau Kuntu di Desa Kuntu Darussalam mencapai
2.950 ekor. Kerbau Kuntu dipelihara secara ekstensif dan
dilepas di padang penggembalaan di pinggir Sungai Kampar.
Meski dilepas begitu saja, peternak memiliki cara tersendiri
untuk menandai ternak mereka masing-masing.( Feradis,2021)
4. Sifat Kualitatif dan Kuantitatif
• Sifat kualitatif seperti warna adalah sifat penting dalam
membentuk karakteristik rumpun dan digunakan sejak
domestikasi sebagai alat untuk membentuk rumpun dan
kegiatan seleksi, seperti variasi bentuk tanduk dan warna
bulu barangkali dapat membantu untuk memahami sejarah
rumpun, demografi dan karakter genetiknya (Radacsi,
2008).
• Sifat kuantitatif merupakan sifat yang dapat diukur dengan
alat ukur dan sifat ini dipengaruhi oleh banyak pasangan
gen dan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan
(Kurnianto, 2009).
5. Morfometrik
Karakterisasi morfometrik merupakan ilmu mengenai ukuran (size) dan bentuk
(shape) yang sangat berguna untuk mempelajari karakteristik eksternal ternak
secara kuantitatif yang dapat diukur, bernilai ekonomis dan dapat digunakan
sebagai bahan dasar seleksi (Sofi,C,D,. Dkk,. 2020).
Pengukuran karakteristik morfometrik meliputi
• bobot badan (BB)
• pertambahan bobot badan harian (PBB)
• panjang badan (PB)
• tinggi pundak (PB)
• lingkar dada (LiD)
• dalam dada (DaD)
• lebar dada (LeD)
• tinggi pinggul (TPi)
• lingkar kanan (LK)
METODE PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penilitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 di Kecamatan
Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
2. Materi Penelitian
Materi yang digunakan dalam penilitian ini adalah kerbau Kuntu yang ada
di Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Total sampel yang diamati
untuk pengamatan sifat kualitatif dan Kuantitatif adalah sebanyak 25/ekor
kerbau jantan dewasa dan 25/ekor kerbau betina dewasa,
Alat yang digunakan untuk mengukur ukuran-ukuran tubuh kerbau antara
lain pita ukur, tongkat ukur, alat tulis, kamera dan lembar data digunakan
untuk mencatat hasil pengamatan dan pengukuran langsung dilapangan.
METODE PENELITIAN

3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
objek yang diamati adalah ternak dan wawancara lansung kepada
peternak. Responden di tentukan secara sengaja (purposive) yang terdiri
dari peternak kerbau, dan tokoh masyarakat. Data yang dikumpulkan
berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan
melakukan observasi dan wawancara langsung (Oral Survey) dengan
responden yang sesuai pertanyaan dengan Kuisioner (Written Survey).
Data sekunder diperoleh dari artikel, Dinas Instansi terkait dan literatur
yang ada hubungannya dengan penelitian ini, untuk menganalisis sifat
karakteristik dari ternak kerbau.
4. Peubah Yang Diamati
• Sifat Kuantitatif
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: Panjang Muka, Lingkar Dada,
Lebar Dada, Dalam Dada, Panjang Badan, Tinggi Pundak, Tinggi Pinggul, Lebar
Pingul, Berat Badan, Panjang Ekor, Panjang Kaki Depan, Panjang Kaki Belakang.
• Sifat kualitatif
Warna kulit belang, hitam, hitam keabu-abuan, dan kemerah-merahan, serta
bulu berwarna abu- abu sampai hitam dan belang hitam putih, ada satu atau dua
garis putih terdapat dileher bagian bawah dan dari lutut (carpus) kebawah
berwarna abu-abu sampai putih (stocking) pada dua kaki depan atau keempay
kakinya
ANALISIS DATA
Data hasil pengukuran dan pengamatan tubuh kerbau ditabulasi untuk
mendapatkan nilai rata-rata dan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : ẋ = rata rata


Ʃx = jumlah nilai data
n = banyak data

Keterangan : S = Standar Deviasi


X = rata rata
Thank you

You might also like