You are on page 1of 29

ANALISIS

BIAYA
VOLUME
LABA
 Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit
analysis) merupakan suatu metode untuk
menganalisis bagaimana pengaruh keputusan
ANALISIS operasi dan pemasaran terhadap laba berdasarkan
pemahaman atas hubungan antara biaya variabel.,
BIAYA- biaya tetap, harga jual per unit, dan tingkat output.
VOLUME-
LABA (CVP  Analisis CVP didasarkan pada model eksplisit
Analysis) mengenai hubungan antara tiga faktor; biaya,
penjualan, dan laba; serta bagaimana perubahan
dari ketiga faktor tersebut dengan cara yang dapat
diprediksi ketika volume aktivitas juga berubah.
Beberapa asumsi dasar dalam analisis biaya-volume-
laba:
 Biaya diklasifikasikan berdasarkan perilaku biaya; fixed cost dan
variable cost
 Fixed cost secara total adalah tetap sampai pada titik
Asumsi Dasar kegiatan/kapasitas tertentu
Dalam  Variable cost akan berubah secara proporsional dengan
Analisis Biaya- perubahan volume atau tingkat kegiatan
 Harga jual per unit adalah tetap
volume-laba
 Perusahaan hanya menjual/memproduksi 1 jenis produk saja,
dan jika terdapat lebih dari 1 jenis produk maka bauran
penjualan (sales mix) adalah tetap
 Kapasitas yang dimiliki perusahaan tidak berubah
 Tingkat efisiensi dan produktivitas perusahaan tidak berubah
Manfaat penggunaan analisis biaya-volume-laba,
diantaranya adalah;
 Membantu perusahaan dalam merencanakan laba
 Menentukan tingkat penjualan minimum yang harus
MANFAAT dicapai untuk memperoleh target laba tertentu
ANALISIS  Mengetahui keadaan perusahaan apakah dalam
BIAYA- keadaan baik atau tidak
VOLUME-  Mengetahui dampak perubahan penjualan, biaya dan
harga jual terhadap perusahaan
LABA
 Menentukan harga jual untuk memperoleh laba
tertentu
 Membantu menetapkan kombinasi produk tertentu
untuk memperoleh laba tertentu
X = F+L
P-V
P = Harga jual per unir
Alternatif X = jumlah unit yang terjual
Perhitungan V = biaya variabel per unit

dan Penulisan F = biaya tetap

Rumus CVP L = laba sebelum pajak


Maka persamaan diatas akan menjadi
Analysis
L = PX - VX - F
L =(P-V)X - F
(P-V)x = F+L

Rosy Zandra | Manajemen Biaya | UNIRA


 Penjualan xxxx
 Dikurangi: Biaya-biaya variabel (xxxx)
Format  Marjin Kontribusi xxxx
Laporan Laba  Dikurangi: Biaya-biaya tetap (xxxx)
Rugi  Laba Sebelum Pajak xxxx
 Dalam menerapkan analisis biaya volume laba adalah dengan
menggunakan pendekatan unit terjual.
Contoh
 PT. Merdeka memiliki proyeksi laporan laba/rugi tahun 2020
 sebagai berikut;
 Penjualan (100 unit @ Rp. 5.000.000,-) Rp. 500.000.000,-
Pendekatan
 Dikurangi: Biaya-biaya variabel Rp. 400.000.000,-
Unit Terjual  Margin kontribusi Rp. 100.000.000,-
 Dikurangi: Biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,-
 Laba sebelum pajak Rp. 50. 000 000,-
 Titik impas adalah sebuah titik atau kondisi dimana jumlah
pendapatan penjualan sama dengan jumlah biaya atau
perusahaan tidak menderita rugi (laba = 0).
 Pada titik impas, maka variabel L pada persamaan di atas (L=0),
sehingga angka yang dihasilkan adalah
X = (F + L)/(P - V)
ANALISIS = (50.000.000 + 0)/(5.000.000 – 4.000.000)
IMPAS = 50.0000.000/1.000.000
= 50 unit
Maka Perusahaan menjual pada produk sebanyak 50 unit
Tujuan menentukan titik impas dimana laba sama
dengan nol adalah:

1. Mencari unit yang harus terjual sehingga pendapatan


yang diterima
sama dengan (=) biaya yang dikeluarkan
2. Menentukan volume penjulan minimal yang
harus terjual agar perusahaan tidak rugi
3. Menyusun perencanaan laba
4. Menyusun anggaran pendapatan penjualan
periode yang akan datang
5. Memonitoring kinerja atau perkembangan
pendapatan
titik impas (50 unit) adalah sebagai berikut:
LAPORAN Penjualan (50 unit @ Rp. 5.000.000,-) Rp. 250.000.000,-
Laba Rugi Dikurangi: biaya-biaya variabel Rp. 200.000.000,-
Yang Disusun Marjin kontribusi Rp . 50.000.000,-
Sesuai Titik Dikurangi: biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,-
Impas Laba sebelum pajak Rp. 0
 Analisis target laba digunakan untuk
perencanaan memperoleh laba oleh
ANALISA manajemen dengan jumlah target unit yang
TARGET LABA akan terjual.
 Rumusnya X = (F+L)/ (P-V)
 1. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar
perusahaan memperoleh laba sebelum pajak sebesar
Rp. 100.000.000,-?
 Maka: L = 100.000.000
ILUSTRASI
KASUS X = (F+L)/(P-V)
ANALISIS  = (50.000.000 + 100.000.000)/(5.000.000 –4.000.000)
TARGET  = 150.000.000/1.000.000
DATA  = 150 unit
Perusahaan harus mampu menjual 150 unit agar
memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp.
100.000.000,-
2. Jika perusahaan menghendaki laba sebesar 15% dari
pendapatan penjualan.
 Maka: L = 15% x PX
X = (F+L)/(P-V)
 = (50.000.000 + (15% x 5.000.000X)/(5.000.000 –4.000.000)
Ilustrasi Kasus  = 50.000.000 + 750.000X /1.000.000
Analisis Target  1.000.000X = 50.000.000 + 750.000X
Data  250.000X = 50.000.000
 X= 200 unit
 Maka perusahaan harus mampu menjual 200 unit untuk
mendapatkan laba sebesar 15% dari pendapatan penjualan
atau sebesar Rp. 150.000.000,- (15% x Rp. 5.000.000,- x 200unit)
3. Perusahaan menghendaki target laba setelah pajak sebesar
Rp 75.000.000,- dengan asumsi tarif pajak sebesar 25%
Laba setelah pajak = laba sebelum pajak – pajak
75.000.000 = L – 0,25L
75.000.000 = 0.75L
Ilustrasi Kasus  = 100.000.000
Analisis Target  Produk yang harus dijual dapat di hitung sebagai berikut
Data  X = (F + L)/ (P – V)
 = (50.000.000 + 100.000.000) / (5.000.000 –4.000.000)
 = 150.000.000/1.000.000
 = 150 unit
LAPORAN LABA/RUGI
 Penjualan (150 unit @ Rp 5.000.000,-) Rp 750.000.000,-
 Dikurangi: Biaya-biaya variabel Rp 600.000.000,-
 Marjin kontribusi Rp 150.000.000,-
Ilustrasi Kasus  Dikurangi: Biaya-biaya tetap Rp 50.000.000,-
Analisis Target  Laba Sebelum Pajak Rp 100.000.000,-
Data  dikurangi: Pajak 25% Rp 25.000.000,-
 Laba Setelah Pajak Rp 75.000.000,-
 Maka, produk yang harus dijual perusahaan adalah 150 unit
 untuk memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp.75.000.000,-
Margin Kontribusi  Selisih antara harga
Konsep Margin jual perunit dan biaya variabel perunit 
Kontribusi besaran untuk menutup biaya tetap dan
memberikan keuntungan perunit
Margin Kontribusi adalah suatu aspek yang harus
perusahaan atau pebisnis hitung dengan mengukur total
pendapatan dari setiap transaksi yang terjadi. Hal itu
menjadi sangat penting dalam bisnis untuk mengetahui
keuntungan atau profit yang perusahaan dapatkan

Rasio Margin  Margin Contribusi dapat dinyatakan dalam


Contribusi suatu persentase dari pendapatan penjualan 
Rasio Margin Contribusi
Margin Kontribusi
MC ratio= ---------------------
Penjualan
 Semakin tinggi RMC semakin baik !
PENJUALAN KENAIKAN PROSENTASE
PENJUALAN
2019 2020

Penjualan 500.000.000 800.000.000 300.000.000 100%

Biaya Variabel 400.000.000 640.000.000 240.000.000 80%


Ratio Margin
Kontribusi Marjin
Kontribusi
100.000.000 160.000.000 60.000.000 20%

Biaya Tetap 50.000.000 50.000.000 0

Laba Bersih 50.000.000 50.000.000 60.000.000


Para manajer lebih menyukai informasi berupa CM
Ratio dibandingkan informasi marjin kontribusi per
unit. Rasio ini dapat digunakan pada berbagai situasi
dimana manajer harus malakukan trade-off antara
RATIO menaikkan harga jual sebuah produk atau menaikkan
MARGIN harga jual produk lainnya.
KONTRIBUSI Dengan kata lain, untuk menaikkan penjualan, produk
yang dipilih adalah produk yang menghasilkan marjin
kontribusi dalam rupiah yang terbesar.
Pada dasarnya pendekatan unit terjual dapat dikonversi
menjadi pendapatan penjualan cukup dengan
mengalikan hasilnya dengan harga jual per unit. Dan
akan meningkatkan penjualan sampai dengan 480 unit.
Rumus untuk menghitung pendapatan penjualan
Analisis BVL menggunakan variabelvariabel sebagai berikut:
Pendekatan R = PX (harga x jumlah unit terjual)
Pendapatan Vr = (V/P) atau (biaya variabel/penjualan)
Pejualan F = Total biaya tetap
L = Laba sebelum pajak
Variabel R adalah pendapatan penjualan. Dengan
demikian, untuk menghitung laba sebelum pajak (L)
dapat digunakan persamaan sebagai berikut:
L = R – vr(R) - F
Analisis BVL L = (1 - vr)R – F
Pendekatan (1 - vr)R = F + L

Pendapatan R =F+L

Pejualan 1 – vr
Parameter (1- vr dalam rumus ini disebut rasio marjin
kontribusi (CM ratio).
Perhitungan rasio marjin kontribusi dapat pula
dengan membagi marjin kontribusi dengan
pendapatan penjualan. Hasil perhitungan dapat
dinyatakan dalam persentase (jika dikali dengan
Analisis BVL 100%) atau dalam bentuk angka desimal.
Pendekatan Aktivitas penjualan dalam pendekatan ini bermakna
Pendapatan pendapatan penjualan, sedangkan dalam pendekatan
pertama disebut dengan unit terjual.
Pejualan
Biaya variabel dalam pendekatan ini diartikan sebagai
angka persentase biaya terhadap penjualan.
1. Berapakah pendapatan penjualan pada titik impas
atau laba sama dengan nol
Titik impas
Ilustrasi
R = (F + L)/ (1 – vr)
Pendekatan
= (50.000.000 + 0)/ 0.2
Pendapatan
= 250.000.000
Pejualan
Agar laba sama dengan nol, maka pendapatan penjualan
harus sebesar Rp. 250.000.000,00
2. Berapa pendapatan penjualan (R) apabila diinginkan
laba sebelum pajak sebesar Rp. 60.000.000,00,00
Target laba
Ilustrasi R = (F + L)/ (1 – vr)
Pendekatan = (50.000.000 + 60.000.000)/0,2
Pendapatan = 550.000.000
Pejualan Dengan demikian, perusahaan harus menghasilkan
pendapatan penjualan sebesar Rp. 550.000.000 agar
diperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 60.000.000,00
1. Mulyadi, Akuntansi Manajemen, edisi 3, Salemba Empat,
Jakarta,2001
2. Hansen, Don R, and Maryenne M. Mowen. 2007. Management
Accounting. 8th Ed Thompson:South-Western.
3. Blocher, Stout, Cokins. 2011. Manajemen Biaya: Penekanan
DAFTAR Strategis, Edisi 5, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
REFERENSI 4. Ishak & Sugiono. 2015. Akuntansi Informasi dalam Penambilan
Keputusan. Jakarta: PT Grasindo.
5. Edi Herman.2006. Penganggaran Korporasi, Suatu Pendekatan
Integrratif. Jakarta: PT Rajaa Grafindo Perkasa
6. Robert S. Kaplan,.2012., Management Accounting: Information
for Dcision Making and Strategy Execution, Prentice Hall., NY.,
USA
Diketahui:
PT. Indorama memiliki proyeksi laporan laba/rugi tahun
2019 sebagai berikut;
Latihan Penjualan (50 unit @Rp. 3.000.000,-) Rp. 150.000.000,-
sebagai Dikurangi: Biaya-biaya variabel Rp. 50.000.000,-
Pemantapan Margin kontribusi Rp. 100.000.000,-
Dikurangi: Biaya-biaya tetap Rp. 20.000.000,-
Laba sebelum pajak Rp. 80. 000 000,-
Diminta:
1. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT.
Indorama memperoleh laba sebelum pajak sebesar
Rp.100.000.000,-?
2. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT.
Latihan Indorama agar mengalami titik impas?
3. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT.
sebagai Indorama memperoleh laba sebelum pajak sebesar
Pemantapan Rp.85.000.000,-?
4. Jika perusahaan menghendaki laba sebesar 20% dari
pendapatan penjualan, berapa jumlah unit yang harus terjual ?
5. Jika Perusahaan menghendaki target laba setelah pajak
sebesar Rp 80.000.000,- dengan asumsi tarif pajak sebesar
25% berapa Jumlah unit yang harus terjual ?
DIKETAHUI:
PT. ABC memiliki proyeksi laporan laba/rugi tahun 2018
sebagai berikut;
Latihan Penjualan (150 unit @Rp. 2.000.000,-) Rp. 300.000.000,-
sebagai Dikurangi: Biaya-biaya variabel Rp. 150.000.000,-

Pemantapan Margin kontribusi Rp. 150.000.000,-


Dikurangi: Biaya-biaya tetap Rp. 50.000.000,-
Laba sebelum pajak Rp. 100. 000 000,-
Diminta:
1. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT. ABC
Memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 200.000.000,-?
2. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT. ABC
agar mengalami titik impas?
Latihan 3. Berapa jumlah unit yang harus terjual agar perusahaan PT. ABC
sebagai memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 180.000.000,-?
Pemantapan 4. Jika perusahaan menghendaki laba sebesar 25% dari
pendapatan penjualan, berapa jumlah unit yang harus terjual?
5. Jika Perusahaan menghendaki target laba setelah pajak sebesar
Rp 80.000.000,- dengan asumsi tarif pajak sebesar 25% berapa
jumlah unit yang harus terjual?

You might also like