You are on page 1of 74

SISTEM PERTANIAN ORGANIK

Disampaikan oleh
Gunawan Sumantri

Dinas Pertanian TPH Provinsi Jawa Tengah


Balai Alsin dan Pengujian Mutu Hasil
Pertanian
2016
1. PENDAHULUAN DAMPAK BAHAN KIMIA
Latar Belakang
Kerusakan ekosistim sebagai akibat
penggunaan bahan kimia Pupuk dan
pestisida yang tidak terkendali
Ketergantungan masyarakat tani
terhadap penggunaan saprodi kimia dalam
proses budidaya, karena mudah diperoleh
dan hasilnya cepat terlihat.
Menurunnya kualitas hasil produksi
budidaya sehingga nilai jual produk rendah
Meningkatnya produk pertanian dari
luar negeri yang masuk ke Indonesia dengan SAYUR IMPOR
penampilan dan mutu yang lebih baik dari
produk lokal
Adanya perjanjian perdagangan SAPRODI KIMIA
internasional ( WTO), ASEAN Comunity, dan
lain2, oleh karenanya kita harus
meningkatkan nilai dan mutu hasil produksi
para petani kita. Salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu produk adalah dengan
menerapkan budidaya pertanian dengan
sistim budidaya organik BUAH IMPOR
TINGKAT KEMAMPUAN DALAM TINGKAT KONDISI PENERAPAN
ADMINISTRASI DAN BUDIDAYA DAN KETERSEDIAAN
KERJASAMA PROSES PRODUKSI

 SISTEM PERTANIAN
ORGANIK BUKANLAH
PERSOALAN DOKUMEN,
TETAPI PELAKSANAAN
PROSES PRODUKSI
YANG
DIDOKUMENTASIKAN.
DILAKUKAN OLEH  PERILAKU YANG

LSO DIBUTUHKAN MELIPUTI


JUJUR, TAAT, PEDULI,
DAN KREATIF.
 PETUGAS PENDAMPING
MERUPAKAN AGEN
PERUBAHAN (BUKAN
PETUGAS DOKUMEN
SEMATA)

DILAKUKAN OLEH DINAS


3
PENDAMPINGAN PADA TAHAPAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN PADI ORGANIK

Apresiasi dan sosialisasi


Instansi :
Bimbingan teknis budidaya organik DINPERTAN TPH PROV
Penerapan budidaya organik DINPERTAN KAB/KOTA
Penyusunan dokumentasi sistem - PETUGAS PENDAMPING
KAB,KEC
mutu
Penerapan Internal Control Sistem
(ICS)
Pendampingan di lapang

Sertifikasi Domestik/ Internasional) LSO Nasional


Surveilan
dan LSO
Asing
BAHAN BAKU PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
CONTOH
PEMBUATAN KOLAM FILTER AIR
PENGELOLAAN AIR

- Memanen air pada musim penghujan


- Mengoptimalkan penggunaan air di
lahan
- Treatmen penggunaan air sebelum di
alirkan pada lahan dg. Tanaman
penyerap logam berat dll: seperti
eceng gondok, Azolla, Genjer, Apung-
apung dll
HASIL PRODUKSI DAN PEMASARAN
A. Pasar Modern

MENINGKATKAN NILAI JUAL PRODUK


b. Outlet di sentra produksi
BORDER SISTEM PERTANIAN ORGANIK
Border dengan tanaman
Orok-orok

Sumber Agus liem


KU PERSEMBAHKAN PADA IBU PERTIWI
PEDOMAN
SISTEM KENDALI INTERNAL (SKI)
PADA PENERAPAN SISTEM JAMINAN
MUTU HASIL PERTANIAN BERBASIS
KELOMPOK
PENDAHULUAN
Bentuk jaminan mutu produk hasil pertanian adalah sertifikat jaminan mutu
dan atau label yang menyatakan kesesuaian produk terhadap Standar
Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang diacu. Untuk mendapatkan
sertifikat jaminan mutu dan keamanan pangan, pelaku usaha agribisnis dan
atau agroindustri harus menerapkan sistem jaminan mutu dan mengajukan
permohonan sertifikasi ke Lembaga Sertifikat terkait.
• Pelaku usaha agribisnis di Indonesia sebagian besar merupakan pelaku usaha
berskala kecil, sehingga penerapan jaminan mutu dan keamanan pangan
menghadapi kendala baik dari segi penerapannya maupun sertifikasinya.
Untuk mengatasi kendala biaya sertifikasi yang cukup memberatkan bagi
pelaku usaha pertanian yang pada umumnya berskala kecil-menengah, maka
pelaku usaha agribisnis dan/atau agroindustri dapat membentuk kelompok
dalam menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dengan
Sistem Kendali Internal (SKI) untuk memperoleh sertifikat jaminan mutu.
• Dalam rangka memfasilitasi penerapan SKI pada kelompok pelaku usaha hasil
pertanian, maka Pemerintah perlu menyusun Pedoman Sistem Kendali
Internal (SKI)/ Internal Control System (ICS) pada Penerapan Sistem Jaminan
Mutu dan Keamanan Pangan Hasil Pertanian Berbasis kelompok.
TUJUAN

Meningkatnya mutu dan keamanan


pangan hasil pertanian melalui
penerapan sistem jaminan mutu dan
keamanan pangan bagi pelaku usaha
yang berbasis kelompok.
SASARAN
1. Pelaku usaha pertanian berbasis
kelompok yang menerapkan sistem
jaminan mutu dan keamanan pangan
dalam rangka sertifikasi jaminan mutu
dan keamanan pangan.
2. Pembina mutu/penyuluh.
RUANG LINGKUP

• Pedoman ini terdiri atas pendahuluan, tujuan dan sasaran, ruang


lingkup, acuan normative, istilah dan definisi, persyaratan peserta
yang dapat mengikuti sertifikasi kelompok, persyaratan minimal
Panduan SKI dan lampiran.
• Pedoman penerapan ini dapat digunakan untuk semua kelompok
pelaku usaha pertanian pada sektor tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan yang menerapkan sistem jaminan
mutu dan keamanan pangan.
PERSYARATAN PESERTA YANG DAPAT
MENGIKUTI SERTIFIKASI KELOMPOK
• Kelompok tani (sebuah
perkumpulan atau koperasi yang
mengelola SKI)
• Lembaga pemasaran atau
pengolahan yang mengontrak
anggota kecil (kontrak produksi)
Persyaratan sertifikasi kelompok
tani :
• Apabila biaya sertifikasi individual jauh lebih mahal
dibandingkan dengan hasil penjualan produk anggota
• Terdapat keseragaman anggota, dalam hal lokasi geografis,
sistem produksi, ukuran kepemilikan lahan dan sistem
pemasaran
• Pada prinsipnya hanya anggota kecil yang dapat menjadi
anggota kelompok tani dalam program sertifikasi kelompok.
• Lahan yang lebih luas (usaha tani yang dapat membayar
kurang lebih 2 % dari penjualannya untuk biaya sertifikasi
eksternal) dapat menjadi anggota kelompok, tetapi harus
diinspeksi tiap tahun oleh lembaga sertifikasi. Demikian juga
dengan pengolah dan eksportir.
PERSYARATAN MINIMAL
DOKUMEN SKI (PANDUAN SKI)
• Mengelola Kemutakhiran dan Pendistribusian
Panduan SKI
• Struktur Kegiatan
• Standar Mutu dan Keamanan Pangan Internal
• Manajemen Resiko
• Pengawasan Usaha Tani dan Prosedur Persetujuan
• Personel Organisasi SKI
• Pelatihan
• Pembelian, Penanganan, Pengolahan dan Pemasaran
• Inspeksi dan Sertifikasi Eksternal
1. Mengelola Kemutakhiran
dan Pendistribusian Panduan
SKI
1.1 Distribusi Panduan SKI
• Panduan internal SKI yang lengkap harus didistribusikan
kepada koordinator SKI, anggota komisi persetujuan
dan/atau Manajer persetujuan, inspektur internal serta
penyuluh lapang/Pembina.
• Keseluruhan panduan internal SKI harus tersedia jika diminta
anggota dan kelompok tani/pengelola yang menjadi bagian
dari organisasi SKI
• Setiap anggota kelompok harus memiliki Standar Internal
• Petugas penanganan pasca panen dan pengolahan harus
memiliki Standar Internal dan Prosedur Pengolahan atau
Penanganan Pasca Panen
• Petugas pembelian harus memiliki prosedur dan formulir
pembelian
1.2 Perbaikan dan Pemutakhiran Dokumen SKI
(Panduan SKI)

Panduan SKI perlu ditinjau secara


regular minimal setahun sekali sebagai upaya
pemutakhiran yang berkelanjutan
• Panduan SKI dapat direvisi berdasarkan antara lain :
tinjauan manajemen internal, perubahan dalam standar
sertifikasi eksternal, temuan staf organisasi SKI atau
konsultan pendukung teknis, hasil laporan tahunan dan
temuan inspektur eksternal.
• Koordinator SKI bertanggung jawab terhadap
pendistribusian perubahan-perubahan dalam panduan
SKI kepada semua staf terkait
• Perubahan penting dalam panduan SKI harus dikirim ke
lembaga sertifikasi untuk mendapatkan persetujuan
sebelum penerapan.
2. Struktur kegiatan

2.1 Gambaran usaha tani


• Gambaran mengenai lokasi kegiatan harus
tersedia. Lokasi kegiatan dapat berupa
kelompok tani/gapoktan dalam wilayah yang
sama dengan ciri yang sama atau sebuah
kelompok tani/gapoktan yang dikelola
dalam unit pengawasan internal yang
terpisah.
• Tinjauan umum usaha yang dijalankan oleh
anggota yang terlibat dalam organisasi SKI
2.2 Gambaran Pembelian, Penanganan
dan Pemasaran
Harus terdapat gambaran semua tahapan
yang
dilakukan dari pemanenan hingga penjualan
produk akhir kepada pihak lain, termasuk
penanggung jawab kegiatan dalam setiap
tahapan.
3. Standar Mutu dan Keamanan Pangan
Internal

3.1 Lingkup sertifikasi


Semua aturan atau standar yang
terkait dengan persyaratan sertifikasi
perlu dimasukkan dalam standar
internal atau panduan internal SKI.
3.2 Standar Internal
 Standar internal harus memuat ketentuan kegiatan produksi dan
peraturan/standar eksternal yang penting dan terkait dengan
kegiatan kelompok tani, guna memastikan kesesuaian usaha tani
dengan standar yang diacu dan dilaksanakan secara konsisten.
 Standar internal dibuat dalam format yang memadai, sesuai dengan
tingkat pengetahuan staf SKI
 Ketentuan-ketentuan dari standar internal (implikasi praktis bagi
anggota) harus dikomunikasikan dengan jelas kepada semua anggota
dalam bahasa local.
 Standar internal ditulis oleh tim SKI sesuai kondisi khusus di tingkat
local dengan tetap mempertimbangkan peraturan sertifikasi dan
standar acuan yang digunakan. Dalam beberapa aspek, tim SKI dapat
memutuskan atau menetapkan aturan yang lebih ketat dari pada
standar acuan yang berlaku.
Standar internal harus menekankan hal-
hal berikut :

• Unit/ruang lingkup yang dikelola dan disertifikasi, serta cara


menyikapi bagian dari ruang lingkup yang belum memenuhi
standar (contoh untuk sistem pangan organik : jika anggota masih
menanam tanaman organik dan non organik secara bersamaan).
Masa konversi untuk sistem pangan organik atau titik-titik kritis
yang perlu dikendalikan untuk sistem manajemen mutu lainnya
• Peraturan produksi bagi semua tahapan produksi sesuai
spesifikasinya maisng-masing (contoh untuk produksi sistem
pangan organik : benih, pemupukan, dan manajemen pengelolaan
tanah, perlindungan tanaman, asupan yang diperkenankan,
pencegahan kontaminasi udara dan pengelolaan peternakan jika
ada )
• Prosedur panen, pasca panen, pengolahan dan pemasaran
4. Manajemen Resiko

4.1 Penilaian resiko dasar


• Uraian rinci mengenai penilaian resiko awal
harus tersedia
• Penilaian resiko harus mengidentifikasi
resiko pada seluruh tahapan usaha tani,
proses pembelian, pengolahan atau
pengangkutan, selama produk masih di
bawah tanggung jawab tim SKI
• SKI perlu melakukan tindakan-tindakan
untuk meminimalkan resiko yang telah
teridentifikasi
4.2 Titik Pengawasan kritis Dan managemen
Resiko Berkelanjutan

• Menentukan titik-titik kritis dari tahapan


kegiatan
• Melakukan tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan yang terjadi pada titik-titik
kritis
• Melakukan evaluasi terhadap tindakan
perbaikan yang dilakukan
5. Pengawasan Usaha Tani Dan Prosedur
Persetujuan
5.1 Pendaftaran Anggota SKI
• Memahami standar internal yang telah disepakati
• Mengisi formulir pendaftaran
• Menandatangani surat pernyataan komitmen sesuai aturan
yang disepakati dalam organisasi SKI
• Membuat peta lokasi usaha tani
• Melaporkan kepada tim SKI jika ada perubahan data-data
5.2. Perkiraan Hasil
Harus tersedia sebelum produksi
Perkiraan hasil yang tepat sangat penting terutama pada saat
pembelian
Jumlah yang dijual/disetorkan oleh anggota SKI dapat
dibandingkan dengan data perkiraan produk dari yang
bersangkutan
Jika data perkiraan hasil tersedia dan tepat, maka petugas
pembelian dapat mendeteksi jika anggota SKI berusaha
menjual produk yang tidak berasal dari usaha taninya
5.3 Inspeksi Internal
Semua anggota SKI yan telah terdaftar sebagai peserta program
sertifikasi harus bersedia diinspeksi baik oleh inspektor internal
maupun inspektor eksternal. Inspeksi internal dilaksanakan minimal
satu kali dalam satu tahun untuk seluruh anggota SKI
Inspeksi dilakukan secara menyeluruh mulai dari rekaman/catatan
anggota SKI sampai pada tahapan proses usaha tani, pembelian,
penanganan pasca panen, pengolahan, pemasaran hasil, sarana dan
prasarana pendukung serta dihadiri oleh anggota SKI.
Hasil inspeksi harus dicatat dalam daftar periksa (Checklist Inspeksi)
dan ditanda tangani oleh inspektor dan anggota SKI. Inspektor harus
menjelaskan terlebih dahulu kepada anggota SKI tentang
ketidaksesuaian yang ditemukan sebelum ditandatangani oleh
anggota SKI. Anggota SKI harus memahami instruksi perbaikan yang
harus dikerjakan.
Lanjutan…
Bila terjadi pelanggaran yang
membahayakan mutu dan keamanan
pangan, harus dilaporkan kepada
koordinator SKI dan diberi sanksi sesuai
dengan Prosedur Sanksi internal.
Pelaksanaan inspeksi sebaiknya dilakukan
pada saat kritis terjadinya pelanggaran
5.4. Ketidaksesuaian Dan Sanksi
Bila terjadi ketidaksesuaian, tindakan perbaikan atau tindakan
peringatan dilakukan oleh SKI, dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
• Perlu ditentukan hal-hal apa yang menjadi ketidaksesuaian,
daftar sanksi dan tindakan sanksi yang akan diberikan.
• Pemberian sanksi harus didokumentasikan (daftar anggota SKI
yang diberi sanksi, berkas dokumentasi ketidaksesuaian yang
telah diidentifikasi).
• SKI harus membuat prosedur pemberian sanksi
5.5. Prosedur Persetujuan
Internal
SKI harus menentukan prosedur untuk persetujuan atau sanksi
bagi anggota SKI
Pengambilan keputusan untuk memberikan persetujuan atau
sanksi bagi anggota SKI harus dilakukan oleh suatu panitia
(komisi persetujuan), terutama dalam memutuskan kasus-
kasus yang sulit/kritis.
5.6. Dokumentasi SKI
(Panduan SKI)
SKI harus memastikan bahwa semua dokumentasi terkait bagi
setiap anggota SKI yang disertifikasi tersedia untuk inspeksi. Hasil
dari pengawasan internal harus didokumentasikan.
Dokumen-dokumen yang harus tersedia untuk setiap anggota SKI
minimal :
Komitmen resmi dari anggota SKI yang memenuhi standar internal
Formulir pendaftaran anggota SKI (lembar data usaha tani) termasuk
sarana dan prasarana pendukung
Data usaha tani terkini (informasi mulai dari usaha tani, penanganan
pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian).
Keterangan yang dapat dimasukkan
dalam daftar periksa inspeksi internal :
• Peta (jika diperlukan untuk anggota
individual)
• Daftar periksa inspeksi tahunan
• Catatan/rekaman mengenai pelatihan atau
saran yang diberikan kepada anggota oleh
petugas lapangan
Sebagai rangkuman dari pengawasan internal,
daftar yang harus disiapkan adalah :

• Daftar anggota dengan kode dan nama anggota, total luasan usaha
tani, tanggal pendaftaran sebagai anggota SKI, tanggal inspeksi
internal dan hasil inspeksi internal
• Daftar anggota yang diberi sanksi berikut alasan dan lama
pemberian sanksi
6. Personel Organisasi SKI
6.1 Bagan Organisasi
Bagan organisasi atau sejenisnya dari organisasi SKI perlu
disediakan.
Gambaran mengenai unit organisasi, hirarki dan posisi staf SKI
dibuat dalam satu bagan organisasi.
6.2 Koordinator SKI (Manajer SKI)
• Mengkoordinasikan Sistem Kendali
Internal
• Mengelola inspeksi internal dan
mengkoordinasikan antara staf lapangan
dan staf persetujuan
• Mengkoordinasikan inspeksi eksternal dan
bertindak sebagai penghubung bagi
lembaga sertifikasi
6.3 Inspektor
Internal
Inspektor internal harus melakukan
inspeksi internal secara efektif untuk
memastikan bahwa setiap inspektor
memahami dengan baik dalam
melakukan pengecekan usaha tani
yang efektif, mengisi daftar periksa
dan sebagainya.
6.4 Personel Persetujuan
 Harus terdapat orang yang berkualifikasi sebagai manajer komisi
persetujuan yang ditugaskan untuk mengambil keputusan persetujuan
internal
 Personel persetujuan harus berkualifikasi dan dapat mengambil
keputusan yang objektif
 Harus tersedia daftar riwayat hidup, pernyataan yang ditandatangani
mengenai konflik kepentingan, kontrak tertulis dengan daftar tanggung
jawab yang diemban bagi semua personel persetujuan. Seorang manajer
komisi persetujuan dan anggota komisi persetujuan minimal memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
 Personel harus paham dengan prinsip SKI
 Personel harus paham dengan standar internal
 Personel menghormati anggota dan organisasinya
 Personel harus bebas dari konflik kepentingan
 Susunan komisi persetujuan harus dievaluasi dengan hati-hati agar selalu
terjaga keseimbangan kepentingan dan meminimalkan konflik
kepentingan
6.5 Petugas Lapangan Penyuluh/Pendamping
Lapangan)

• Petugas lapangan memiliki posisi yang penting


untuk melatih anggota SKI
• Anggota SKI yang telah memenuhi persyaratan,
dapat melatih anggota lainnya
• Petugas lapangan harus menyimpan
dokumentasi dari para anggota
• Petugas lapangan harus membuat laporan
pelanggaran-pelanggaran besar yang dilakukan
anggota
• Petugas lapangan harus memiliki kontrak
tertulis
6.6 Konflik Kepentingan
• Tim SKI tidak boleh memiliki konflik kepentingan yang dapat
menghalangi pekerjaan
• Inspektor internal tidak diijinkan untuk memeriksa usaha tani
sendiri atau usaha tani milik teman atau keluarga
• Semua konflik kepentingan yang mungkin terjasi harus
disebutkan dalam pernyataan tertulis. Perlu dipastikan adanya
solusi alternatif untuk kasus-kasus dimana konflik kepentingan
akan muncul.
7. Pelatihan
7.1 Pelatihan tim SKI
Setiap inspektor internal perlu mendapat pelatihan
minimal 1 kali setahun dari personel yang kompeten
Tanggal keikutsertaan dan materi pelatihan dari semua
staf SKI perlu didokumentasikan dalam file setiap staf
Semua staf SKI harus mengikuti pelatihan untuk
memastikan kompetensinya dalam melaksanakan tugas masing-
masing.
7.2 Pelatihan Untuk Anggota
• Pelatihan secara kontinyu bagi anggota SKI penting dilakukan
dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya.
Koordinator SKI bertanggung jawab atas pelaksanaan
pelatihan tersebut
• Setiap anggota perlu mendapatkan minimal satu kali
kunjungan penyuluhan atau mengikuti pelatihan yang
diorganisir.
• Keikutsertaan dan isi pelatihan harus didokumentasikan.
8.Pembelian, Penanganan, Pengolahan
Dan Pemasaran
8.1 Prosedur Pembelian
• Mutu dan keamanan pangan produk yang dihasilkan telah melalui
pemeriksaan (validasi)
• Jumlah produk yang dikirim anggota dibandingkan dengan perkiraan
produksi dan bila diragukan, produknya dipisahkan hingga ada
klarifikasi dari koordinator SKI.
• Produk yang didistribusikan terdaftar dalam catatan pembelian dan
anggota mendapatkan sebuah tanda terima (yang menunjukkan
jumlah produk)
• Dokumen pembelian harus mencantumkan mutu dan keamanan
pangan produk
• Memberi label pada kemasan sesuai dengan mutu produk
8.2 Prosedur Penyimpanan Dan
Penanganan
Persyaratan selama penyimpanan :
• Produk yang disimpan di gudang harus
diberi label
• Fasilitas perlindungan produk sesuai
dengan standar
Persyaratan Penanganan Umum pada
setiap Tahapan Aliran Produk :

• Identifikasi produk pada setiap langkah sesuai mutu dan


keamanan pangan pada setiap tahapan dari aliran produk
• Pemisahan yang jelas sesuai dengan status produk
• Tidak menggunakan metode terlarang (sesuai dengan
prosedur)
8.3 Pengolahan Produk
• Komposisi bahan dan alat pendukung pengolahan harus sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
• Pemisahan dan identifikasi
 Pemisahan dan identifikasi sesuai dengan mutu dan
keamanan pangan pada setiap tahapan dari aliran produk
 Semua langkah-langkah pegolahan didokumentasikan dengan
lengkap
8.4 Pemasaran Produk
• Pemasaran harus melalui satu pintu
• Pemasaran produk mengacu pada
ketentuan yang berlaku
8.5 Personil Pembelian, Penanganan,
Dan Pengolahan

8.5.1 Personil Pembelian


• Petugas pembelian yang bertanggung
jawab untuk memastikan ketepatan
pembelian produk dari anggota
• Petugas pembelian harus
menandatangani kontrak dengan pengurus
SKI, termasuk daftar tanggung jawabnya.
8.5.2 Manajer Gudang

• Jika ada beberapa gudang yang


terpisah, perlu untuk menugaskan
secara khusus seorang manajer
gudang yang memahami dengan baik
prosedur penanganan produk dan
memastikan prosedur tersebut
diterapkan.
8.5.3 Manajer Pengolahan

Jika ada unit pengolahan yang dijalankan oleh pengurus SKI perlu
untuk menugaskan secara khusus seorang manajer pengolahan
produk atau secara khusus melatih manajer pengolahan dalam
prosedur pengolahan produk.
Jika pengolahan produksi dikontrakkan kepada sebuah perusahaan
maka perusahaan ini harus diperiksa oleh pemberi sertifikat dan
bertanggung jawab terhadap pengolahan sesuai dengan aturan
penanganan internal.
Hal ini biasanya ditegaskan dalam sebuah kontrak dengan
pengolah.
9. Inspeksi Dan Sertifikasi Eksternal

• Selama pemeriksaan eksternal oleh pemberi sertifikat, efektivitas dari sitem


kontrol internal akan dievaluasi
• Inspektor eksternal akan memeriksa kembali sejumlah anggota (beberapa
anggota) sebagai sampel.
• Persentase dari kontrol eksternal akan ditentukan oleh pemberi sertifikat
atas dasar analisa resiko. Selain itu, inspektor internal juga perlu menjadi
saksi audit, sebagai contoh mendampingi kunjungan inspeksi eksternal untuk
mengevaluasi efektifitasnya. Inspektor eksternal membandingkan
pengamatannya dengan dokumen inspeksi internal dan mengevaluasi
apakah SKI (pemeriksaan internal dan penyuluhan pertanian)telah
memenuhi persyaratan minimum dan telah cukup menjamin bahwa aktivitas
dari anggota sesuai dengan standar/peraturan eksternal.
• Berdasarkan pada hasil pemeriksaan, lembaga sertifikasi akan memutuskan
apakah anggota SKI akan mendapatkan sertifikat atau memenuhi kondisi
yang harus diperbaiki sebelum sertifikat dikeluarkan. Bila tindakan perbaikan
diperlukan, maka digunakan prosedur yang dapat memastikan bahwa
anggota dibina oleh personel yang tepat dan dapat melaksanakan tindakan
perbaikan tersebut (biasanya dipimpin oleh koordinator SKI) dalam batas
waktu tertentu.
ALUR PROYEK SKI

Delegasi Inspeksi
Lembaga Sertifikasi Kelompok Tani
Menilai dok & staf SKI
Menilai dok & staf

Delegasi inspeksi

Inspeksi tahunan
Inspeksi sampel
SKI

Inspeksi tahunan
SKI Provider Semua Anggota
(LSM,Trader, Kelompok
Prosesor)
Proyek SKI

You might also like