You are on page 1of 31

Au

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Sep Oct Nov Dec
g

Farmakoterapi Saluran Cerna,


Saluran Napas dan Khusus
Dosen pengampu: apt, Tiara Tri Agustini, M.Farm
Au
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Sep Oct Nov Dec
g

Anggota Kelompok 3:
• Amalia Ochta 2101057
• Dita Bina Julianti 2101064
• Halimahtus Sa Diyah 2101070
• Marlina Alfitrah 2101077
• Mey Diana Anggianta 2101078
• Naomi Juli Siadari 2101083
• Nur Maslina Diaputri 2201249
• Rinta Maspat 2101093
• Wahyu Reskia 2101104
PENGERTIAN KEJANG EPILEPTIK DAN SINDROM EPILEPSI
SERTA PERHITUNGAN DOSIS PADA ANAK
● Kejang epileptik adalah kejadian Rumus Ausberger:
klinis yang ditandai aktivitas rumus ini agak tepat untuk anak umur :
sinkronisasi sekumpulan neuron otak – 2 – 12 bulan: (m + 13) % dari D
– 1 – 11 tahun: (4n + 20) % dari D
yang abnormal, berlebihan, dan
– 12 – 16 tahun: (5n + 10) % dari D
bersifat transien. Ket: m = umur dalam bulan;
n = umur dalam tahun;
D = dosis dewasa
● Sindrom epilepsi adalah suatu kondisi
klinis dengan pola kejang khas disertai
dengan manifestasi lain yang khas
pula, baik usia awitan, status
neurodevelopmental, pola penurunan
dalam keluarga, serta prognosis
Au
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Sep Oct Nov Dec
g

KASUS
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun dibawa orang tua nya ke UGD RS Stifar dengan
keluhan kejang sejak 1,5 jam SMRS. Kejang seluruh tubuh, mata pasien seperti melihat
ke atas, berlangsung selama 30 menit, setelah itu kejang berhenti selama 45 menit, lalu
pasien kejang lagi sampai dibawa ke UGD. Pasien tidak sadar diantara dua periode
kejang. Demam tidak ada. Mual dan muntah tidak ada. Riwayat nyeri kepala tidak ada.
BAB dan BAK normal. pasien sewaktu usia 3 tahun sering mengalami kejang. Jika
pasien demam keluhan kejang akan muncul. Tapi saat itu kejang hanya sebentar-
sebentar dan pasien tetap sadar setelah kejang. Sejak usia 5 tahun, pasien tidak pernah
kejang lagi dan baru kembali muncul saat ini.
Au
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Sep Oct Nov Dec
g

Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit berat kesadaran
somnolen, nadi 125 x/menit, nafas 22 x/menit, suhu 37,4ºC, berat badan 16 kg. Dari
pemeriksaan mata, pupil isokor 2mm/2mm, reflex cahaya +/+. Pemeriksaan leher, kaku
kuduk tidak ada dan tanda rangsangan meningeal lain tidak ada. Dari pemeriksaan
jantung dan paru dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen dalam batas normal.
Pemeriksaan ekstremitas tidak ditemukan tanda lateralisasi maupun reflex patologis.
Pasien di UGD langsung diberikan diazepam perectal 10 mg tapi kejang tidak
berhenti, 5 menit setelah pemberian pertama diazepam perectal dengan dosis yang
sama diberikan lagi terapi kejang tetap tidak berhenti. Setelah infus terpasang
pasien diberikan fenobarbital 300 mg iv drip bolus pelan selama 30 menit
(menggunakan syringe pump). Kejang berhenti setelah pemberian fenobarbital.
Pasien dirawat inap dan diberikan terapi lanjutan fenobarbital 2x25 mg po dan
asam valproate 2x250 mg po.
SUBJEKTIF
Au
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Sep Oct Nov Dec
g
Nama : -
Jenis kelamin: laki-laki
Usia: 8 tahun
Berat Badan: 16 kg
Keluhan utama: Keluhan kejang sejak 1,5 jam SMRS. Kejang seluruh tubuh,
mata pasien seperti melihat ke atas, berlangsung selama 30 menit, setelah itu
kejang berhenti selama 45 menit, lalu pasien kejang lagi sampai dibawa ke UGD.
Pasien tidak sadar diantara dua periode kejang.
Riwayat penyakit: Riwayat nyeri kepala tidak ada. BAB dan BAK normal.
Pasien sewaktu usia 3 tahun sering mengalami kejang. Jika pasien demam
keluhan kejang akan muncul. Tapi saat itu kejang hanya sebentar-sebentar dan
pasien tetap sadar setelah kejang. Sejak usia 5 tahun, pasien tidak pernah kejang
lagi dan baru kembali muncul saat ini.
OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN KEADAAN HASIL KETERANGAN
FISIK NORMAL

Nadi 60-100x/menit 125 x/menit Tinggi

Nafas 12-20 x/menit 22 x/menit Tinggi

Suhu 36,5-37,5 ºC 37,4ºC Normal

KU (Keadaan utama) - Tampak sakit berat -

Kesadaran Compos mentis (14-15) Somnolen (7-9) Rendah

Pupil Isokor - 2mm/2mm Normal

Reflex Cahaya - +/+ Normal


Au
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Sep Oct Nov Dec
g
Istilah Pada Pemeriksaan
1. Kesadaran somnolen yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur,
namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi,
mampu memberi jawaban verbal.
2. Pupil isokor 2mm/2mm berarti kedua pupil mata memiliki diameter yang sama, yaitu 2 milimeter.
Hal ini menunjukkan bahwa fungsi saraf otonom yang mengatur ukuran pupil bekerja normal dan
tidak terdapat ketidakseimbangan antara mata kanan dan kiri.
3. Reflex cahaya +/+ yaitu refleks cahaya mata normal atau tidak ada kelainan yang terdeteksi dalam
uji refleks cahaya mata.
4. Ekstremitas, atau sering disebut anggota gerak, adalah perpanjangan dari anggota tubuh utama
(misalnya kaki-kaki serangga yang merupakan perpanjangan dari abdomen), atau juga merupakan
anggota tubuh prehensilitas atau anggota tubuh yang digunakan untuk mencengkram/memegang.
5. Lateralisasi mengacu pada kecenderungan organ atau fungsi tubuh untuk terkonsentrasi atau berada
lebih dominan di satu sisi tubuh, seperti otak kanan atau kiri yang memiliki fungsi spesifik.
6. Refleks patologis merujuk pada respon refleks yang tidak normal atau melebihi batas normal,
seringkali menjadi tanda gangguan neurologis atau masalah kesehatan lainnya
OBJEKTIF
• Pemeriksaan leher: Pemeriksaan leher, kaku kuduk tidak ada dan tanda

rangsangan meningeal lain tidak ada

• Pemeriksaan jantung dan paru: dalam batas normal.

• Pemeriksaan abdomen: dalam batas normal.

• Pemeriksaan ekstremitas: tidak ditemukan tanda lateralisasi maupun

reflex patologis.
PROFIL PENGGUNAAN OBAT

NAMA OBAT RUTE DOSIS


Diazepam Perectal 10 mg
Fenobarbital Intravena 300 mg

Fenobarbital Peroral 2x25 mg

Asam Valproate Peroral 2x250 mg


TATALAKSANA TERAPI
Menurut Rekomendasi Penatalaksanaan Status Epileptikus
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia
2016
ASSESMENT
Tepat Indikasi
NAMA OBAT INDIKASI MEKANISME KERJA KETERANGAN

Diazepam untuk mengobati Berikatan di situs alosterik pada antarmuka Tepat Indikasi
gangguan kecemasan , antara subunit alfa dan gamma pada saluran ion
atau gejala penarikan klorida reseptor GABA-A. Pengikatan alosterik
alkohol, terkadang diazepam pada reseptor GABA-A meningkatkan
digunakan dengan obat frekuensi pembukaan saluran klorida,
lain untuk mengobati menyebabkan peningkatan konduktansi ion
kejang dan kekakuan klorida. (National Library of Medicine)
otot,
Fenobarbital Untuk mengobati atau Meningkatkan jumlah waktu terbukanya saluran
Intravena mencegah kejang. klorida, akibatnya menekan sistem saraf
Fenobarbital juga pusat. Tindakan ini terjadi dengan bekerja pada
digunakan jangka subunit reseptor GABA-A. Ketika fenobarbital
pendek sebagai obat berikatan dengan reseptor ini, gerbang ion
Tepat Indikasi
penenang klorida terbuka dan tetap terbuka,
memungkinkan aliran ion-ion ini ke dalam sel
saraf. Tindakan ini menyebabkan hiperpolarisasi
membran sel, meningkatkan ambang potensial
aksi. (National Library of Medicine)
Au
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Sep Oct Nov Dec
NAMA OBAT INDIKASI
g
MEKANISME KERJA KETERANGAN

Fenobarbital Untuk mengobati atau Meningkatkan jumlah waktu terbukanya saluran Tepat Indikasi
Peroral mencegah klorida, akibatnya menekan sistem saraf
kejang. Fenobarbital pusat. Tindakan ini terjadi dengan bekerja pada
juga digunakan jangka subunit reseptor GABA-A. Ketika fenobarbital
pendek sebagai obat berikatan dengan reseptor ini, gerbang ion klorida
penenang terbuka dan tetap terbuka, memungkinkan aliran
ion-ion ini ke dalam sel saraf. Tindakan ini
menyebabkan hiperpolarisasi membran sel,
meningkatkan ambang potensial aksi. (National
Library of Medicine)

Asam Valproate Mengobati gangguan Penghambatan transaminase asam gamma- Tepat Indikasi
kejang, kondisi aminobutyric (GABA), Penghambatan saluran
mental/suasana hati natrium berpintu tegangan, Peningkatan sintesis
(seperti fase manik GABA, Penghambatan HDAC, Modulasi saluran
gangguan bipolar), kalsium. (National Library of Medicine)
Antikonvulsan
(Medscape)
Tepat Pasien
NAMA OBAT KONTRAINDIKASI KETERANGAN

Diazepam Riwayat hipersensitivitas dan pasien pediatri usia < 6 Tepat Pasien
bulan.
Fenobarbital Intravena Pasien dengan porfiria, serta gangguan hepar berat dan Tepat Pasien
gangguan ginjal berat, termasuk sindrom nefritik

Fenobarbital Oral Hipersensitivitas, Porfiria, Gangguan hati yang parah, Tepat Pasien
Obstruksi jalan napas, Sejarah kecanduan obat
penenang hiponotik, Kehamilan/menyusui
Asam Valproate Hipersensitivitas, gangguan hati yang signifikan, Tepat Pasien
Gangguan siklus urea, Kelainan mitokondria yang
disebabkan oleh mutasi pada DNA polimerase-gamma
mitokondria (POLG), Pencegahan sakit kepala migrain
pada wanita yang sedang hamil atau berencana hamil
Tepat Obat

NAMA OBAT ALASAN PEMILIHAN OBAT KETERANGAN

Diazepam Untuk mengatasi kejang pada saat pertama Tepat Obat


kali pasien datang ke rumah sakit
Fenobarbital Intravena Untuk mengobati kejang yang tidak berhenti Tepat Obat
setelah diberikan obat kejang pertama kali

Fenobarbital Oral Terapi kejang lanjutan setelah kejang Tepat Obat


mereda, untuk mencegah kejang kembali

Asam Valproate Untuk mengobati kejang Tepat Obat


Tepat Dosis
NAMA OBAT DOSIS PEMELIHARAAN DOSIS PEMBERIAN KETERANGAN

Diazepam (rektal) 10 mg untuk BB ≥12 kg 10 mg selang waktu 5 Tepat Dosis


maksimal 2 kali pemberian menit sebanyak 2 kali
dengan jarak 5 menit

Fenobarbital Intravena 20 mg/kg IV dengan 300 mg iv drip bolus Tidak Tepat Dosis
kecepatan 10-20 mg/menit pelan selama 30 menit
(Untuk BB 16 kg = 320 mg)
Fenobarbital Oral 3-5 mg/kg/hari (untuk BB 2 x 25 mg Tepat Dosis
16 kg = 48-80 mg/hari) PO
dalam 1-2 dosis terbagi
Asam Valproate 250 mg PO setiap 12 jam 2 x 250 mg Tepat Dosis
WESO (Waspada Efek Samping Obat)
Nama obat Efek Samping Keterangan
Diazepam kesulitan bernapas, pusing, pingsan, atau pusing saat bangun tiba- WESO
(rektal) tiba dari posisi berbaring atau duduk, mulut kering, perasaan
hangat atau panas, kemerahan pada kulit, terutama pada wajah dan
leher. (drugs.com)

Fenobarbital Penglihatan kabur, kebingungan, pusing, pingsan, atau pusing saat WESO
Intravena bangun tiba-tiba dari posisi berbaring atau duduk, mengantuk.
(drugs.com)

Fenobarbital Penglihatan kabur, kebingungan, pusing, pingsan, atau pusing saat WESO
Oral bangun tiba-tiba dari posisi berbaring atau duduk, mengantuk.
(drugs.com)

Asam Kembung, bengkak pada wajah, lengan, tangan, kaki bagian WESO
Valproate bawah, darah dalam urin atau tinja, kebingungan, batuk.
(drugs.com)
DRPs
NO Drug Therapy Problem Check List Keterangan
1. Terapi obat yang tanpa indikasi medis
Terdapat terapi tanpa indikasi medis - Pasien tidak mendapatkan
terapi tanpa indikasi medis
Pasien mendapatkan terapi tambahan yang - Pasien tidak mendapatkan
tidak diperlukan terapi tambahan
Pasien masih memungkinkan menjalani terapi Iya Pasien juga memerlukan
non farmakologi terapi non farmakologi untuk
mengatasi masalah kondisi
klinis pasien

Terdapat duplikasi terapi - Pasien tidak mendapatkan


obat dengan duplikasi terapi
Au
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Sep Oct Nov Dec
g
No Drug Therapy Problem Check Keterangan
List
2 Kesalahan obat
Bentuk sediaan tidak tepat - Bentuk sediaan yang diberikan sesuai
dengan yang tersedia

Terdapat kontraindikasi - Tidak terdapat kontraindikasi

Kondisi pasien tidak dapat di - Pasien masih dapat disembuhkan


sembuhkan oleh obat dengan obat-obat yang diberikan oleh
dokter
Obat tidak di indikasikan untuk kondisi - Obat sesuai dengan kondisi pasien.
pasien

Terdapat interaksi obat yang tidak Ya Terdapat interaksi obat, yaitu obat
diinginkan fenobarbital dengan asam valproat
Au
NOJan Feb
DrugMar Apr
Therapy May
Problem Jun Jul
Check g Sep Oct Nov
Keterangan Dec
List
3 Dosis tidak tepat
Dosis terlalu rendah ya Dosis yang diberikan terlalu
rendah dari dosis pemeliharaan

Dosis terlalu tinggi - Dosis yang diberikan sudah tepat

Frekuensi penggunaan tidak tepat - Frekuensi penggunaan sudah


tepat
Durasi penggunaan tidak tepat - Durasi penggunaan sudah
sesuai
Penyimpanan tidak tepat - Penyimpanan obat sesuai
dengan yang di anjurkan medis
seperti suhu kamar dan di
tempat kering
NO Drug Therapy Problem Check List Keterangan

4. Reaksi yang tidak di inginkan


Obat tidak aman untuk pasien - Obat aman untuk kondisi pasien

Terjadi reaksi alergi - Pasien tidak menunjukkan reaksi alergi

Dosis obat di naikkan atau di - Dosis yang di berikan sesuai kondisi


turunkan terlalu cepat pasien

Muncul efek yang tidak di - Tidak terdapat efek yang tidak di


inginkan inginkan

Administrasi obat yang tidak - Administrasi obat sesuai dengan obat


tepat yang di berikan
NO Drug Therapy Problem Check List Keterangan
5. Ketidak sesuaian kepatuhan obat
Obat tidak tersedia - Obat yang dibutuhkan hanya perlu
diberikan dibawah pengawasan dokter
Pasien tidak mampu - Pasien mampu menyediakan obat tapi
menyediakan obat tetap harus diketahui oleh dokter
Pasien tidak bisa menelan obat - Pasien mampu mengonsumsi obat
atau menggunakan obat obatan yang diberikan dikarenakan
kesadaran pasien
Pasien tidak mengerti intruksi - Pasien memahami intruksi obat yang
penggunaan obat diberikan karena medis memberikan
intruksi dan juga di bagian dalam obat
sudah memiliki intruksi penggunaan obat
Pasien tidak patuh atau memilih - Pasien patuh dalam penggunaan obat
untuk tidak menggunakan obat
DAFTAR INTERAKSI OBAT
Interaksi antara asam valproat dengan
fenobarbital. Valproate dapat meningkatkan
kadar fenobarbital plasma. Mekanisme yang
diusulkan mungkin melibatkan penghambatan
valproat terhadap metabolisme barbiturat yang
dimediasi CYP450. MODERATE (drugs.com)
PLAN FARMAKOLOGI
1. Dilakukan penyesuaian dosis untuk obat
fenobarbital IV dikarenakan dosis lebih rendah
dari dosis pemeliharaan
2. Dilakukan pemantauan dan monitoring
penggunaan asam valproate dengan
fenobarbital karena terdapat interaksi antar
kedua obat tersebut, seperti dengan cara
pemberian jarak pada penggunaan kedua
obat ini.
PLAN NON- FARMAKOLOGI
1. Diet ketogenik adalah diet dengan kandungan lemak yang
tinggi, rendah karbohidrat, dan cukup protein. Diet tersebut
menghasilkan energy untuk otak bukan dari glukosa sebagai
hasil glikolisis, namun dari keton sebagai hasil oksidasi asam
lemak.
2. Tindakan bedah :tindakan bedah dikerjakan hanya jika ada
sumber epileptogenic lain di luar area yang direncanakan
akan direseksi .Tindakan tersebut dapat berupa
pengangkatan area di mana kejang bermula atau
pengangkatan lesi yang menjadi focus epileptic.
3. Simulasi nervus vagus : terapi nervus vagus dilaporkan
efektif dalam mengurangi frekuensi kejang pada epilepsy
parsial, dan epilepsy umum serta sindromLennox-Gastaut.
• Memberi informasi bagi anak, orangtua, dan keluarga
tentang kondisi anak, jenis epilepsy, rencana terapi, efek
samping dan interaksi OAE, aktivitas yang diperbolehkan
serta pengaruh epilepsy dalam kehidupan sehari-hari.
• Memberi informasi kepada sekolah tentang kondisi anak
dan cara penanganannya jika anak mengalami kejang di
sekolah.
• Menjamin keamanan anak dengan membatasi kegiatan dan
aktivitas yang memicu epilepsy seperti mandi berendam /
shower, trauma panas / luka bakar, berenang, keamanan di
jalan raya, ketinggian, fotosensitivitas.
• Menghindari pencetus kejang.
PERAN
APOTEKER
Melakukan konsultasi terhadap pengobatan terkait, dengan
melakukan :
1. Menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada pasien
2. Membantu pasien menggunakan obat dengan benar
3. Meningkatkan kemampuan pasien untuk menyelesaikan masalah
kesehatannya
4. Mencegah atau mengurangi masalah berkaitan dengan efek
samping, reaksi obat yang merugikan, dan ketidakpatuhan
Terima kasih

You might also like