You are on page 1of 29

ASKEP PADA KLIEN DENGAN

RETINOBLASTOMA & ABLASIO RETINA

Oleh
Ni Ketut Alit A
Faculty Of Nursing Airlangga University
Referensi
Bare, B.G & Smeltzer, S.C. 2002. Keperawatan
Medikal Bedah. Jarkarta: EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta.
Mansjoer, A., et. al. 2001, Kapita Selekta Kedokteran,
Jilid I, Edisi III, Cetakan IV, Media Aekulapius. FK-UI,
Jakarta.
Artikel & jurnal terkait…
Review Anatomi Mata
ASKEP RETINOBLASTOMA
Retinoblastoma : tumor retina yang terdiri atas sel
neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan merupakan
tumor ganas retina pad anak.

40 % retinoblastoma penyakit herediter.


Retinoblastoma merupakan tumor yang bersifat
autosomal dominan, tumor embrional.

Sebagian besar retinoblastoma aktif ditemukan pada


usia 3 tahun, binokuler biasanya terdapat pada usia
lebih muda atau 10 bulan.
Etiologi
 Kehilangan kedua kromosom dari satu alel dominan protektif yang
berada dalam pita kromosom 13g14. Bisa karena mutasi atau
diturunkan.

 Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa


ini dapat timbul karena kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan
sel.

 Mutasi dalam sebuah sel benih akan ditransmisikan kepada turunan


sel.

 Faktor yang berhubungan, termasuk virus, zat kimia, sinar


ultraviolet, dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi.
Mutasi biasanya mengenai sel somatic dan kemudian diteruskan
kepada generasi sel berikutnya.
PATOFISIOLOGI
Retinoblastoma : tumor ganas utama intraokuler yang
ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5
tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat
terjadi unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar
kasus bilateral bersifat herediter.

Massa tumor dapat tumbuh ke dalam vitreous (endofilik)


dan ttumbuh menembus keluar lapisan retina atau ke ruang
sub retina (eksofilik).

Pertumbuhan endofilik lebih umum terjadi. Tumor endofilik


timbul dari lapisan inti dalam lapisan serabut saraf dan lapisan
ganglion retina. Tipe eksofilik timbul dari lapisan inti luar dan
dapat terlihat seperti ablasio retina yang solid.
Stadium Retinoblastoma :
Stadium I: menunjukkan tumor masih terbatas pada
retina (stadium tenang)
Stadium II: tumor terbatas pada bola mata.
Stadium III: terdapat perluasan ekstra okuler
regional, baik yang melampaui ujung nervus optikus
yang dipotong saat enuklasi.
Stadium IV: ditemukan metastase jauh ke dalam
otak.
TANDA DAN GEJALA
 Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering
ditemukan.
 Tanda dini : mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris yang
tidak normal.
 Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di
dalam bilik mata depan, uveitis, endoftalmitis, atau panoftalmitis.
 Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam
bola mata.
 Gejala pandangan berat- nekrosis tumor
 Tajam penglihatan sangat menurun.
 Nyeri
 Tumor yang besar, mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga
badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan
dengan pembuluh darah di atasnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan
terutama untuk pasien dengan metastase ke luar misalnya
dengan gejala proptosis bola mata.

Elektroretino-gram (ERG), menilai kerusakan luas pada


retina.

Elektro-okulogram (EOG)

Visual Evoked Respons (VER),mengetahui perbedaan


rangsangan yang sampai ke korteks sehingga diketahui
adanya gangguan rangsangan/penglihatan pada seseorang.
Penatalaksanaan
 Bila tumor masih terbatas intraokuler, pengobatan dini
mempunyai prognosis yang baik, tergantung dari letak, besar dan
tebal.
 Pada tumor yang masih intraokuler dapat dilakukan krioterapi,
fotokoagulasi laser, atau kombinasi sitostatik dan fotokoagulasi laser
untuk mempertahankan visus.
 Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreous
dan visus nol, dilakukan enuklasi.
 Bila tumor telah keluar bulbus okuli, tapi masih terbatas di
rongga orbita, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi, dan
kemoterapi.

Evaluasi seumur hidup karena 20-90 % pasien retinoblastoma


bilateral akan menderita tumor ganas primer : osteosarkoma.
Pengkajian Keperawatan
Data Subjektif
 Mengeluh nyeri pada mata
 Sulit melihat dengan jelas
 Mengeluh sakit kepala
 Merasa takut

• Data Objektif
 Mata juling (strabismus)
 Mata merah
 Bola mata besar
 Aktivitas kurang
 Tekanan bola mata meningkat
 Gelisah, rewel
 Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)
 Tajam penglihatan menurun
 Sering menangis
 Tak akurat mengikuti instruksi
 Keluarga nampak murung, gelisah
Diagnosis Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan
dengan proses penyakit.
Gangguan persepsi sensorik
penglihatansehubungan dengan gangguan
penerimaan sensori.
Resiko tinggi cedera, sehubungan dengan
keterbatasan lapang pandang.
Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan
dengan kurangnya informasi
ASKEP ABLASIO RETINA
Ablasio Retina : pelepasan retina dari lapisan
epitelium neurosensoris retina dan lapisan epitelia
pigmen retina.

 Ablatio Retina : terpisahnya khoroid di daerah


posterior mata yang disebabkan oleh lubang pada
retina, sehingga mengakibatkan kebocoran cairan,
sehingga antara koroid dan retina kekurangan cairan.
Etiologi
Masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada semuausia
Biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua.

Besar kemungkinannya :
 Penderita rabun jauh (miopia)
 Faktor keturunan
 Pukulan yang keras.
 Komplikasi, diabetus melitus
 Pada usia lanjut (perubahan degeneratif dalam vitreus atau retina),
 Malformasi kongenital,
 Kelainan metabolisme,
 Penyakit vaskuler
 Inflamasi intraokuler
 Neoplasma.
Patofisiologi Ablatio Retina
Retina : jaringan tipis dan transparan yang peka terhadap
cahaya, yang terdiri dari sel-sel dan serabut saraf.

 Retina melapisi dinding mata bagian dalam seperti kertas


dinding melapisi dinding rumah.

Retina berfungsi seperti kamera foto: cahaya yang melalui lensa


akan difokuskan ke retina.

Sel-sel retina yang peka terhadap cahaya menangkap “gambar”


dan menyalurkannya ke otak melalui saraf optik

Pada Ablatio Retina cairan dari vitreus bisa masuk ke ruang


sub retina dan bercampur dengan cairan sub retina
Klasifikasi Ablasio Retina :
Ablatio Rhegmatogen :
robekan dalam retina yang menembus sampai badan mata
masuk ke ruang sub retina, cairan terkumpul sudah cukup
banyak dapat menyebabkan retina terlepas.

Ablatio oleh karena tarikan :


retina terdorong ke luar dari lapisan epitel oleh ikatan atau
sambungan jaringan fibrosa dalam badan kaca.

Ablatio eksudatif :
penumpukan cairan dalam ruang retina akibat proses
peradangan, gabungan dari penyakit sistemik atau oleh tumor
intraocular.
Tanda dan Gejala Ablatio Retina
otopsia, munculnya kilatan cahaya yang sangat terang
di lapang pandang.
Muncul bintik-bintik hitam yang beterbangan di
lapang pandang (floaters)
Muncul tirai hitam di lapang pandang
Tidak ditemukan adanya rasa nyeri atau nyeri kepala
Pemeriksaan Penunjang pada
Ablatio Retina

Pemeriksaan visus

Ophtalmoskop indirek

USG mata

Campur Visi
Manajemen Terapi Ablatio Retina
Prosedur penatalaksanaan Ablatio Retina dilakukan
operasi scleral bucking : pengikatan kembali retina
yang terlepas.
Pengelolaan penderita sebelum
operasi
Mengatasi kecemasan
Membatasi aktivitas
Penutup mata harus selalu dipakai untuk mencegah
atau membatasi pergerakan bola mata
Pengobatan dengan obat tetes mata jenis midriaticum
untuk mencegah akomodasi dan kontriksi.
Pengelolaan penderita setelah
operasi
Istirahatkan pasien (bad rest total) minimal dalam 24
jam pertama.
Ukur vital sign tiap jam dalam 24 jam pertama.
Evaluasi penutup mata
Bantu semua kebutuhan ADL
Perawatan dan pengobatan sesuai program
PENGKAJIAN
Data Subyektif
Pasien mengeluh tiba-tiba melihat kilatan cahaya
terang dan bintik-bintik hitam yang beterbangan di
ruang pandang.

Pasien mengeluh melihat tirai yang menutupi lapang


pandang.

Pasien menyatkan takut dan cemas karena


kehilangan fungsi penglihatan secara tiba-tiba.
Diagnosis keperawatan ditemukan
di Retina ablatio pasien
Pra operasi
1.Perubahan sensori persepsi; pandangan
2.Cemas
3.Defisit perawatan diri
Post Operatif
• Nyeri akut
• Resiko infeksi
• Defisit perawatan diri
Quiz:
Tuliskan aspek keperawatan yang perlu diperhatikan
pada kasus retinoblastoma dan ablasioretina.

You might also like