You are on page 1of 22

PARENTING SERIES : KIAT SUKSES

MENDIDIK ANAK USIA 6-14 TAHUN


Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi,
Psikolog
Data Kenakalan Remaja di Indonesia

6325 7007 7762


(2013) (2014) (2015)
Kenakalan yang sering dilakukan remaja

Tawuran / perkelahian antar


pelajar

128 kasus (2010)


330 kasus
(2011)
Tumbuh Kembang
•Memiliki batas waktu •Berlangsung seumur hidup
•Bersifat kuantitatif •Kuantitatif dan kualitatif
•Berlangsung di dalam diri
•Tampak dari luar
individu
•Fokus pada satu aspek •Fokus pada beberapa aspek
(fisik) (sosial, emosional, intelegensi,
•Mempengaruhi tampilan bahasa).
fisik •Mempengaruhi karakter

Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi, Psik


olog
• Jadi tumbuh kembang adalah
perubahan yang terjadi pada
fisik, sosial, emosional, bahasa
dan intelegensi yang pada
akhirnya akan mempengaruhi
tampilan fisik dan karakter
individu.
Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi, Psik
olog
Tahapan Perkembangan Menurut Erikson
Kanak-kanak Awal
Bayi (18 bulan-3
(0-18 bulan) Tahun)

Anak Usia Kanak-kanak


Sekolah Akhir (3-5
(6-12 Tahun) Tahun)

Remaja Awal Remaja Akhir


(12-15 Tahun
(15-18 Tahun)
)

Dewasa Akhir Dewasa Muda


(25 -65 Tahun) (18-25 Tahun)

Lanjut Usia
(65 Tahun –
Secara Fisik
Anak Usia •pertumbuhan rata-rata 3 - 3,5 kg atau 2,5 inchi pertahun
•pertumbuhan otak melambat karena periode mielinasi sudah sempurna
pada usia 7 tahun

Sekolah
•Kehilangan gigi desidua
•Kekuatan otot, koordinasi dan daya tahan tubuh meningkat
•Organ-organ seksual belum matang secara fisik
•10 tahun beberapa anak perempuan mengalami menstruasi pertama dan

(6-12) payudara mulai terbentuk.


•anak laki-laki usia 11 – 12 tahun mulai tumbuh bulu-bulu halus

Remaja •Pertumbuhan fisik, pengaruh hormon (hormon


kelamin testosteron pada anak laki-laki dan
hormon estrogen pada anak peremuan).

Awal
•Percepatan pertumbuhan badan (panak
perempuan 11-18 tahun, anak laki-laki usia 13 -18)
Secara Sosial

Anak Usia Remaja Awal


Sekolah (6-12) (12-15)
•Menurut Erikson, pada usia •Lebih suka berteman dengan
teman sebaya.
ini anak mulai membentuk •Loyalitas pada kelompok.
dan mengembangkan rasa •Mulai sadar ada perubahan-
kompetensi dan ketekunan. perubahan yang terjadi pada
•Termotivasi oleh berbagai tubuhnya.
•Senang bekerja sama dan mampu
kegiatan yang membuatnya menyelesaikan konflik dengan
merasa berguna. negosiasi atau kompromi.
8 Tahapan perkembangan Menurut Erik
Erikson
Tahap - Usia Tugas pokok Indikator Resolusi positif Indikator Resolusi Negatif

Bayi Percaya Belajar untuk mempercayai Tidak percaya diri, menarik


Lahir – 18 bulan Vs orang lain. diri, mengasingkan diri.
Tidak percaya
Kanak-kanak awal Otonomi Kendali diri tanpa Kendali diri kompulsif atau
18 bulan – 3 Tahun VS kehilangan harga diri. kepatuhan.
Rasa Malu dan Ragu Kemampuan untuk bekerja Kurang kemauan dan
sama dan mengekspresikan ketidakpatuhan.
diri sendiri.
Kanak-kanak Akhir Inisiatif Mempelajari sejauh mana Kurang kepercayaan diri.
3 – 5 Tahun VS sikap asertif dan tujuan Pesimisme, takut membuat
Rasa Bersalah mempengaruhi lingkungan. kesalahan.
Memulai kemampuan Kendali dan pembatasan
untuk mengevaluasi aktivitas diri yang
perilaku diri sendiri. berlebihan.
Usia sekolah Industri Mulai untuk menciptakan, Putus harapan, merasa diri
6 – 12 Tahun VS mengembangkan, dan biasa-biasa saja.
Inferioritas memanipulasi sesuatu. Menarik diri dari teman
Mengembangkan rasa sekolah dan teman sebaya.
kompetensi dan ketekunan.

Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi, Psik


olog
8 Tahapan perkembangan Menurut Erik
Erikson
Tahap Usia Tugas pokok Indikator Resolusi Indikator Resolusi
positif Negatif

Remaja Indentitas -Sadar akan diri -perasaan bingung.


(12 – 20 Tahun) VS sendiri. -Tidak mampu
Kebingungan peran -Bermaksud untuk membuat
mengaktualisasikan keputusan.
kemampuan diri. - Beberapa terdapat
perilaku anti sosial.
Secara Emosional

Anak Usia •Usia 9 tahun anak mulai mencari rasa nyaman dari teman
sebaya

Sekolah (6-
•6-8 tahun anak mulai menjadi lebih peka terhadap emosi
(perasaan) dirinya maupun orang lain. Anak mulai bisa
menutupi perasaannya demi menjaga perasaan orang lain.
12) •Anak juga mulai lebih mandiri.

Remaja •Solidaritas terhadap teman sebaya


•Menunjukkan pertentangan

Awal dengan orang tua


Kognitif
7-11 •Mulai berfikir secara konkrit, logis/rasional.
•Kemampuan berfikir konservasi (jumlah, luas, volume, orientasi).

Oerasional Konkrit

•Mulai berfikir secara abstrak dengan memanipulasi ide dikepalanya, tanpa ketergantungan pada

11-14 manipulasi konkret.


•Mulai melakukan perhitungan matematis, berikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak dan
membayangkan hasil dari tindakan tertentu.
Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

Usia Tahapan Ciri-Ciri

0 – 2 Tahun Sensori Motorik


2 – 4 Tahun Prakonseptual -Menggunakan pendekatan egosentrik untuk
mengakomodasi tuntutan lingkungan .
- Bahasa berkembang dengan pesat.
- Mengeksplorasi lingkungan.
4- 7 Tahun Fase Pemikiran Intuitif -Pola pikir egosentrik berkurang.
- Memikirkan sebuah ide pada satu waktu.
- Melibatkan orang lain pada lingkungan
tersebut.
- Kata-kata mengekspresikan pikiran.

7 – 11 Tahun Operasional Konkret - Anak mampu melakukan aktifitas logis tertentu


tetapi hanya dalam situasi yang konkrit.
-Anak mulai mampu memperhatikan aspek
dinamisnya dalam perubahan situasi.
-Mulai mengerti kiri dan kanan.
- Sadar akan sudut pandang orang.

11 – 15 Operasional Formal Mulai berfikir secara abstrak dengan


Tahun memanipulasi ide dikepalanya, tanpa
ketergantungan
Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi, Psikpada manipulasi konkret.
olog
Ciri khas lain dari remaja
• Remaja berusaha melepaskan diri dari mileu
orangtua dengan maksud untuk menemukan
identitas dirinya.
• Keinginan untuk mencapai originalitas sekaligus
menunjukkan pertentangan dengan orang tua,
dan solidaritas terhadap teman sebaya.
• Regulasi → Co-regulasi.
Orangtua memberikan kesempatan pada anak
untuk menentukan pilihannya.
Apa itu Parenting
• Parenting menurut APA (American Psychological
Association) adalah suatu pola pengasuhan anak
oleh orang dewasa (tidak terbatas hubungan
biologis) yang memiliki 3 tujuan utama yaitu:
1. Memastikan anak dalam keadaan sehat dan
aman.
2. Mempersiakan anak agar tumbuh menjadi
produktif.
3. Menurunkan nilai-nilai budaya.
Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi, Psik
olog
• Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia mendefinisikan Parenting
sebagai sebuah interaksi yang terjadi antara
orangtua –anak dengan tujuan mendukung
perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual
dan spiritual.
• Parenting terjadi sejak anak masih berada
dalam kandungan hingga ia dewasa.

Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi, Psik


olog
Jenis-jenis Parenting

Authoritarian Authoritative Neglectful


Indulgent Parenting
Parenting Parenting Parenting

Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi, Psik


olog
1. Authoritarian Parenting
Ciri utama:
a. Orang tua berlaku otoriter kepada anak.
b. Menganggap bahwa semua keinginannya harus dituruti anak.
c. Merasa selalu benar
d. Terlalu membatasi ruang gerak anak.
e. Memiliki harapan dan ekspektasi yang tinggi pada anak
f. Berfokus ada status dan hasil
g. Tidak memberikan ruang untuk kesalahan anak.

Anak yang tumbuh dalam Pola asuh Authoritarian Parenting:


1. Menjadi pribadi yang cenderung pasif.
2. Membuat anak merasa bahwa pendapat dan pemikiran mereka tidak berarti.
3. Anak cenderung untuk berbohong.

Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi, Psik


olog
2. Authoritative Parenting.
• Ciri-ciri:
a. Memberikan dukungan terhadap pilihan yang diambil oleh anak.
b. Orangtua mau mendengarkan ertanyaan anak dan resonsif terhada
segala hal yang dilakukan oleh anak.
c. Menerima dan mau memaafkan apabila anak mengalami kegagalan
dan tetap mendukung anak.

● Anak yang tumbuh dalam pengasuhan Authoritative parenting:


1. Memiliki kepercayaan diri yang baik.
2. Mudah menyampaikan opininya sendiri karena tidak dihalang-halangi
oleh paksaan orang tua.

● Model parenting ini dianggap sebagai model pengasuhan yang ideal.


Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi, Psik
olog
3. Indulgent Parenting
• Ciri utama:
a. Orang tua terlibat sepenuhnya dalam mengasuh anak.
b. Orang tua bertindak permisif terhadap pilihan dan pemikiran anak.
c. Jarang mendisiplinkan anak.
d. Resonsif terhadap hal-hal yang dialami anak.
e. Cenderung menghindari konfrontasi.

● Pola pengasuhan ini memang baik untuk membuat anak percaya diri,
namun di sisi lain anak akan menjadi manja karena orang tua selalu
memberikan dan menuruti kehendak anak.

● Model pengasuhan seperti ini bisa terjadi apabila orang tua dimasa
kecilnya selalu dibatasi dalam pergerakkannya.
Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi, Psik
olog
4. Neglectful Parenting
• Ciri Utama:
a. Orang tua jarang atau bahkan tidak terlibat sama sekali dalam
pengasuhan anak. Orangtua tidak memberikan arahan, anjuran ataupun
dukungan emosional pada anak).
b. Orangtua memenuhi kebutuhan anak (tempat tinggal, makanan,
sekolah, dll) namun tidak terlibat dalam kegiatan anak.

Anak yang tumbuh dalam pengasuhan Neglectful Parenting:


1. Menimbulkan jarak antara orang tua dan anak.

● Penyebab orang tua jarang atau bahkan tidak terlibat dalam pengasuhan
anak bisa karena kesibukan karena pekerjaan, perceraian orang tua atau
keadaan lain yang memaksa orang tua bertindak demikian.

Oleh : Evi Berlian, S.Psi, M.Psi, Psik


olog
Tis Pengasuhan Pada Remaja
• Komunikasi.
• Pahami bahwa mereka bukan anak kecil lagi.
• Jangan bandingkan.
• Menjadi pendengar yang baik.
• Tunjukkan ekspresi dan dorong mereka untuk
bicara.
• Sesekali masuklah ke dalam dunia mereka.

You might also like