Professional Documents
Culture Documents
Farmakologi Hemostasis FK Unisma
Farmakologi Hemostasis FK Unisma
Obat-Obatan Hemostasis
Hemostasis
• Hemostasis
– Proses penghentian perdarahan
secara spontan pada pembuluh
darah yang cidera
luka
Sel endotel
Melepaskan Endotel terlepas Sistem koagulasi
endothelin
VASOKONSTRIKSI
fibrin
Subendotel
terbuka
Membentuk Sumbatan
Trombosit gumpalan yg semipermeable (tdk
melekat pd akan menyumbat dpt dilewati
subendotel luka pd dinding eritrosit, tp cairan
vaskuler bs)
Trombosit
teraktivasi
Sumbatan non
Merangsang permeable
Melepaskan isi granul dense bodies : trombosit lain untuk
ADP, ATP, Serotonin, TXA2, Ca2+ berikatan
luka
Sel endotel
Melepaskan Kolagen
endothelin terpapar
VASOKONSTRIKSI
Adesi
trombosit
Tr teraktivasi
Perubahan
btk
Reaksi pelepasan
Agregasi trombosit)
Sumbat hemostatik
HEMOSTASIS PRIMER
Faktor jaringan / tissue factor
dilepaskan dr. perlukaan
Induksi tr
& reaksi
pelepasan Fibrin polimerisasi
fibrinogen fibrin
HEMOSTASIS SEKUNDER
Utk keseimbangan:
t-PA & trombomodulin dilepaskan
FIBRINOLISIS
Platelet activation :
platelet release action
Anti Platelet
Cyclooxigenase Inhibitor
Asam Asetil Salisilat (Aspirin)
Merupakan NSAID non selektif yang digunakan sebagai anti
platelet
Mekanisme kerja ASA :
secara reversibel menghambat enzim COX1 dan COX2 shg
terjadi penurunan formasi Prostaglandin (PGE2),
tromboksan A2 (TXA2) dan prostasiklin (PGI2).
Secara fisiolgis, TXA2 dan PGI2 memiliki peran dalam
homeostasi agregasi platelet.
TXA2 berfungsi menginduksi terjadinya agregasi platelet
PGI2 berfungsi menginhibisi terjadinya agregasi platelet
Pengaruh penghambatan ASA terhadap TXA2
• Efek samping
pendarahan gastro intestinal, purpura, hematoma, epitaksis,
hematuria, okular haemoragic, pendarahan intracranial,
nyeri abdominal, gastritis, konstipasi, rash, pruritus/gatal
Ticlodipin
dosis ticlodipine : 250 mg dua kali/hari
KontraIndikasi
• Hipersensitif terhadap ticlodipin
• Gangguan hematopoietik seperti neutropenia dan
trombositopenia,anemia aplastik
• Adanya gangguan hemostatik atau perdarahan patologis aktif (seperti
ulkus peptikum perdarahan atau perdarahan intrakranial)
• Pasien dengan kerusakan hati yang berat
Efek Samping
• Diare, Nausea, Vomiting, Anorexia, Vertigo, Ruam kulit, Cholestatic
Jaundice, GI pain, Anorexia, Neutropenia, Hemoragik
Efek Samping
• Diare
• Nausea, Vomiting, Anorexia
• Vertigo
• Ruam kulit
• Cholestatic Jaundice
• GI pain
• Anorexia, Neutropenia,
• hemoragik
Anti Platelet
• Efek Samping :
dizziness (14 %)
headache (2 %)
rash (2 %)
abdominal distress (6 %)
diare, vomiting,
Cilostazol
• Mekanisme kerja Cilostazol : inhibitor terhadap
fosfodisesterase tipe III yang spesifik terhadap cAMP.
Dengan meningkatnya kadar cAMP di endhotelium
vascular dan di dalam platelet dapat menstabilkan
platelet dalam bentuk inaktif dan dengan dihambatnya
pospodiesterase, sehingga
penghancuran/mengurangan cAMP dapat diturunkan.
• Selain itu, cilostazol juga berperan dalam vasodilator
pembuluh darah.
• Kontra indikasi
– Pasien dengan hipersensitivitas terhadap cilostazol
– pasien dengan gagal jantung kongestif keparahan apapun,
– pasien dengan gangguan hemostatik atau perdarahan patologis aktif., Seperti
perdarahan ulkus peptikum dan perdarahan intrakranial,
• Efek samping
– Abdominal pain, back pain, sakit kepala, takikardi, diare, mual, muntah,
rhinitis, dispepsia, dizzines, utikaria, insomnia, anemia, purpura, duodenal
ulcer, gastritis, gagal jantung kongestif
Anti Platelet
GP II B/III A inhibitor
GP II B/III A inhibitor
• Bekerja menghambat reseptor GP IIB/IIIA.
Dengan cara menghambat ikatan antara
reseptor glycoprotein IIb/IIIa pada permukaan
platelet dengan fibrinogen, von Willebrand
factor, dan berbagai molekul adhesif lainnya
di tempat reseptor yang dengan demikian
membloking agregasi platelet.
• Ex abciximab, eptifibatide, tirotroban
GPIIb/IIIa Inhibitor
• Dosis muatan (loading dose) 250 mikrogram / kg IV, secara bolus sebelum
intervensi, dilanjutkan dengan pemberian dosis pemeliharaan secara
infus 0,125 mikrogram / kg / menit (maksimum 10 mikrogram / menit)
selama 12 jam setelah PCI (percutaneous intervention)
• Kontra Indikasi
– Hipersensitif, trombositopenia, cerebrovascular, Vaskulitis, perdarahan
gastrointestinal, hipertensi berat.
• Efek samping
– Pain, pruritus, hiperkalemia, retensi urin, dizzines, ansietas, vomiting,
nausea, diare, dispepsia, ventrikular takikardi, anemia
Anti koagulan
Intrinsic Pathway Extrinsic Pathway
Blood Vessel Injury Tissue Injury
Tissue Factor
XII XIIa
HMW-Kininogen
Thromboplastin
XI XIa
Extrinsic
Panah merah : inhibisi
Panah biru : memicu
STREPTOKINASE
• Streptokinase (STREPTASE) adalah protein
dengan berat molekul 47,000-Da yang
diproduksi oleh Streptococcus C. hemolyticus.
• Tidak memiliki aktivitas enzimatik langsung,
tetapi membentuk kompleks kovalen stabil 1:1
dengan plasminogen perubahan
konformasional active site terekspos
plasminogen bebas terpotong menjadi
plasmin
• Kebanyakan pasien
memiliki antibodi
terhadap streptokinase
(terutama bila pernah
terinfeksi bakterinya),
sehingga diberikan
loading dose.
• Bila dosis 1.000.000 IU
tidak efektif, ganti obat
lain.
• Streptokinase
merupakan protein
asing, sehingga dapat
menyebabkan reaksi
alergi.
• Bekerja tidak spesifik
terhadap fibrin lisis
fibrin sistemik
UROKINASE (uPA)
• Diisolasi dari urin manusia
• Secara langsung mengaktivasi
plasminogen menjadi plasmin
• Berikatan dengan reseptor
urokinase (uPAR), yang
akhirnya mengaktivasi ECM
plaminogen degradation
Asam Aminokaproat
Asam Tranexamat
Asam Aminokaproat
• Bekerja dengan
berikatan secara
kompetitif dengan
plasminogen aktivator,
untuk memperebutkan
lokasi ikatan dengan
plasminogen, dan juga
penghambat plasmin.
• Inhibitor fibrinolisis
yang poten
Asam Tranexamat
• Memiliki mekanisme
kerja yang sama dengan
asam aminokaproat
• Potensi lebih baik
dengan efek samping
lebih ringan
Terima Kasih