You are on page 1of 9

NKRI SEBAGAI

MODERASI DALAM
PERSPEKTIF ASWAJA Sabar Munanto

ANNAHDLIYYAH
MUQADDIMAH
Hudaibiyah menorehkan sejarah berharga bagi kaum
Muslimin dalam mengelola interaksi kehidupan
berbangsa. Sebuah fragmen yang membuktikan
bahwa keimanan pada Allah dan Rasul-Nya adalah
‫َو َعَد ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ِم نُك ْم َو َع ِم ُلو۟ا ٱلَّٰص ِلَٰح ِت َلَيْسَتْخ ِلَفَّنُهْم‬
jaminan bagi kemenangan perjuangan. ‫ِفى ٱَأْلْر ِض َك َم ا ٱْسَتْخ َلَف ٱَّلِذ يَن ِم ن َقْبِلِهْم َو َلُيَم ِّك َنَّن َلُهْم‬
Nama Hudaibiyah sebenarnya diambil dari nama
telaga, yang juga dikenal dengan sebutan telaga Asy- ۚ‫ِد يَنُهُم ٱَّلِذ ى ٱْر َتَض ٰى َلُهْم َو َلُيَبِّد َلَّنُهم ِّم ۢن َبْع ِد َخ ْو ِفِهْم َأْم ًنا‬
‫َٰذ َفُأ۟و َٰٓل‬
Syumaisi. Sejarah Islam menyebutkan, Hudaibiyah
menjadi pintu masuk kecemerlangan kaum Muslimin
‫َيْع ُبُد وَنِنى اَل ُيْش ِرُك وَن ِبى َش ْئًـاۚ َو َم ن َك َفَر َبْع َد ِلَك ِئَك‬
dalam menaklukkan Kota Makkah (Fathul Makkah). ‫ُهُم ٱْلَٰف ِس ُقوَن‬
Di kota ini, Rasulullah SAW dan kaum Quraisy
Makkah membuat perjanjian untuk saling tidak Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
menyerang, yang kemudian membuka peluang umat mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
Islam Madinah untuk mengislamkan pendudukan mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
Kota Makkah. sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-
Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
Dari kisah tersebut, tidaklah berlebihan jika kita (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (An-Nur :
qiyaskan NKRI dengan perjanjianHudaibiyah. 55)
NKRI
Mengapa Nahdlatul Ulama kukuh menerima Negara Kesatuan Republik Indonesia atau
NKRI dan tidak bisa ditawar?
menurut Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah, kedaulatan NKRI adalah sah. Oleh karena itu
mengikat seluruh warga negara.
Pola pemikiran seperti inilah menuntut warga negara mendukung dan bersikap taat
kepada kebijakan pemerintah.
Bagaimana dengan ide bentuk negara baru?
NU menyatakan bahwa NKRI merupakan suatu bentuk negara yang final dan harus
dipertahankan serta terus dilestarikan. Di samping sebagai Jam’iyah Diniyyah
(organisasi keagamaan) yang berasas Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah, NU juga tidak bisa
dilepaskan dengan komitmen kebangsaannya. Karena itu NU menjadikan Pancasila
sebagai asasnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
MODERASI
‫ا‬‫َّن‬‫ل‬‫ٱ‬ ‫ى‬ ‫َل‬ ‫َع‬ ‫ٓا‬ ‫َد‬‫َه‬ ‫ُش‬ ‫۟ا‬‫و‬‫ُن‬‫و‬ ‫ُك‬‫َت‬‫ِّل‬ ‫ا‬‫ًط‬ ‫َس‬ ‫ًة‬ ‫َّم‬‫ُأ‬ ‫ْم‬ ‫ُك‬ ‫َٰن‬ ‫ْل‬ ‫َجَع‬ ‫َك‬‫ِل‬ ‫َك َٰذ‬
Secara kebahasaan, kata "moderasi" dalam Kamus Besar Bahasa
‫ِس‬ ‫َء‬ ‫َو‬
Indonesia (KBBI) mengandung dua makna, pengurangan
kekerasan dan penghindaran keekstreman. ‫َو َيُك وَن ٱلَّرُسوُل َع َلْيُك ْم َش ِهيًد اۗ َو َم ا َجَع ْلَنا ٱْلِقْبَلَة ٱَّلِتى ُك نَت‬
Moderasi sering disejajarkan maknanya dengan istilah
ۚ‫َع َلْيَهٓا ِإاَّل ِلَنْع َلَم َم ن َيَّتِبُع ٱلَّرُسوَل ِمَّم ن َينَقِلُب َع َلٰى َع ِقَبْيِه‬
wasathiyyah dalam ajaran Islam meskipun tidak sepenuhnya tepat. ‫َو ِإن َك اَنْت َلَك ِبيَر ًة ِإاَّل َع َلى ٱَّلِذ يَن َهَد ى ٱُهَّللۗ َو َم ا َك اَن ٱُهَّلل‬
Wasathiyyah berasal dari kata wasath. Dalam Al-Qur'an, kata ‫ِلُيِض يَع ِإيَٰم َنُك ْم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل ِبٱلَّناِس َلَر ُء وٌف َّر ِح يٌم‬
wasath dengan berbagai derivasinya terulang sebanyak lima kali,
Surah al-Baqarah: 143 dan 238, Surah al-Maidah: 89, Surah al- Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan
Qalam: 28, dan Surah al-Adiyat: 5. pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan
Mencakup kejujuran, keadilan, dan berjalan sesuai aturan. Halini kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya
nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh
akan menjadi solusi mujarab untuk merespons dinamika
(pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi
berkebangsaan di tengah maraknya intoleransi, radikalisme dan petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya
fanatisme kelompok berlebihan yang berpotensi merusak keutuhan Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. ( Al Baqarah : 143)
bangsa.
ASWAJA ANNAHDLIYYAH
Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, mempertahankan dan
menegakkan negara menurut hukum Agama Islam adalah
wajib, termasuk sebagai satu kewajiban bagi tiap-tiap
muslim, dan jihad fi sabilillah. ‫َلْم َيُك ِن اَّلِذ ْيَن َك َفُر ْو ا ِم ْن َاْهِل اْلِكٰت ِب َو اْلُم ْش ِر ِكْيَن‬
‫ َر ُس ْو ٌل ِّم َن ِهّٰللا َيْتُلْو ا‬- ‫ُم ْنَفِّك ْيَن َح ّٰت ى َتْأِتَيُهُم اْلَبِّيَنُۙة‬
Nahdlatul Ulama selalu berpegang teguh dan mengikuti
pendirian bahwa Islam adalah agama yang fitri, yang
‫ ِفْيَها ُكُتٌب َقِّيَم ٌة‬- ‫ۗ ُصُح ًفا ُّم َطَّهَر ًۙة‬
bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang sudah Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli
dimiliki manusia. Faham keagamaan yang dianut oleh Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan
Nahdlatul Ulama bersifat menyempurnakan nilai-nilai meninggalkan (agama mereka) sampai datang
yang baik yang sudah ada dan menjadi milik serta ciri-ciri kepada mereka bukti yang nyata,(yaitu) seorang
suatu kelompok manusia, seperti suku maupun bangsa, dan Rasul dari Allah (Muhammad) yang
tidak bertujuan menghapus nilai-nilai tersebut. membacakan lembaran-lembaran yang suci (Al-
Dalam tataran praktisnya dasar-dasar keagamaan dan sikap Qur'an),di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab
kemasyarakatan itu membentuk perilaku warga Nahdlatul yang lurus (benar). ( Al-Bayyinah : 1-3)
Ulama, baik dalam tingkah laku perorangan maupun
organisasi. Langkah tersebut merupakan ramuan dari
implentasi dakwah qauliyah dan haliyah ala Aswaja.
MUKTAMAR NU KE-27
Muktamar NU ke-27 di Situbondo, No. 02/MNU-27/1984 tentang Khitthah NU yang mendasarkan
pada faham-faham keagamaan sebagai berikut:

Nahdlatul Ulama mendasarkan faham keagamaan kepada sumber ajaran agama Islam: al-Qur`an, as-Sunnah,al-
Ijma’,dan al-Qiyas.

Dalam memahami, menafsirkan Islam dari sumber-sumbernya di atas, Nahdlatul Ulama mengikuti faham
Ahlussunnah wal Jama’ah dan menggunakan jalan pendekatan (al-Madzhab):

Di bidang aqidah, Nahdlatul Ulama mengikuti Ahlussunnah wal Jama’ah yang dipelopori oleh Imam Abul
Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi.

Di bidang fiqh, Nahdlatul Ulama mengikuti jalan pendekatan (al-madzhab) salah satu dari madzhab Abu
Hanifah an-Nu’man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’I, dan Imam Ahmad bin
Hanbal.

Di bidang tasawuf, mengikuti antara lain Imam al-Junaid al-Baghdadi, dan Imam al-Ghazali.
CIRI SIKAP
KEMASYARAKATAN NU
• Sikap tengah yang berintikan pada prinsip hidup yang menjunjung
Sikap Tawassuth dan tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah kehidupan bersama.
Nahdlatul Ulama dengan sikap dasar ini akan selalu menjadi kelompok

I’tidal
panutan yang bersikap dan bertindak lurus dan selalu bersifat
membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan yang bersifat
tatharruf (ekstrim).

• Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah


Sikap Tasamuh keagamaan, terutama hal-hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah
khilafiyah, serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.

• Sikap seimbang dalam berkhidmah. Menyerasikan khidmah kepada

Sikap Tawazun Allah SWT, khidmah kepada sesama manusia serta kepada lingkungan
hidupnya. Menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini, dan masa
mendatang.

Amar Ma’ruf Nahi • Selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan baik, berguna,
dan bermanfaat bagi kehidupan bersama; serta menolak dan mencegah

Munkar
semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai
kehidupan.
DASAR PERILAKU WARGA NU
Menjunjung tinggi nilai-nilai maupun norma-norma ajaran Islam.

Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.

Menjunjung tinggi sifat keikhlasan dan berkhidmah serta berjuang.

Menjunjung tinggi persaudaraan (al-ukhuwwah), persatuan (al-ittihad), serta kasih mengasihi.


Meluhurkan kemuliaan moral (al-akhlaq al-karimah), dan menjunjung tinggi kejujuran dalam berfikir, bersikap, dan
bertindak.
Menjunjung tinggi kesetiaan (loyalitas) kepada bangsa dan negara.

Menjunjung tinggi nilai amal, kerja dan prestasi sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT.

Menjunjung tinggi ilmu-ilmu pengetahuan serta ahli-ahlinya.

Selalu siap untuk menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang membawa kemaslahatan bagi manusia.

Menjunjung tinggi kepeloporan dalam usaha mendorong, memacu, dan mempercepat perkembangan masyarakatnya.

Menjunjung tinggi kebersamaan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.


TERIMA KASIH

You might also like