Professional Documents
Culture Documents
Ulumul Hadits Ahmad Saefuddin
Ulumul Hadits Ahmad Saefuddin
Shahih
Nama : Ahmad Saefuddin
Kelas : Dakwah O
Semester II
Apa itu Hadits Shahih ?
Secara etimologi hadits shahih adalah hadits yang
sehat dan benar tidak terdapat penyakit dan cacat.
Secara terminologi(istilah) pengertian yang paling
bagus yang disampaikan ulama hadits adalah:
ْب
ِن ِن ا َع ٌك ِلا َم اَن َبَر ْخ َأ َل اَق َف ُس ْوُي ُن ْب ِهللا ُد ْب َع اَنَث َّد َح
َق َأ ْط
ِش َهاٍب َع ْن ُم َح َّمِد ْبِن ُج َبْيِر ْبِن ُم ِع ِم َع ِب ِه َل
ا ْي ْن
ِر ْو ُّطال ِب ِب ِر ْغ َم ْلا ي ِف َأ َرَق م. ص ِهللا َل ْو ُس َر ُت ْع َس ِم
"(رواه البخاري)
Artinya: "Telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin yusuf ia berkata: telah
mengkhabarkan kepada kami malik dari ibnu
syihab dari Muhammad bin jubair bin math'ami
dari ayahnya ia berkata: aku pernah mendengar
rasulullah saw membaca dalam shalat maghrib
surat at-thur" (HR. Bukhari, Kitab Adzan).
Analisis terhadap hadits tersebut:
1. Sanadnya bersambung karena semua rawi dari
hadits tersebut mendengar dari gurunya.
2. Semua rawi pada hadits tersebut dhabit, adapun
sifat-sifat para rawi hadits tersebut menurut para
ulama aj-jarhu wa ta'dil sebagai berikut :
a) Abdullah bin yusuf tsiqat muttaqin
b) Malik bin Annas imam hafidz
c) Ibnu Syihab Aj-Juhri Ahli fiqih dan Hafidz
d) Muhammad bin Jubair Tsiqat
e) Jubair bin muth'imi Sahabat
3. Tidak syadz karena tidak ada pertentangan
dengan hadits yang lebih kuat serta tidak cacat.
Syarat-Syarat Hadits
Shahih
1. Sanad bersambung
suatu sanad hadits dapat dinyatakan bersambung, apabila :
• Seluruh rawi dalam sanad itu benar-benar tsiqat (adil dan dhabit)
• Antara masing-masing rawi dengan rawi yang lain terdekat
sebelumnya dalam sanad itu benar-benar telah terjadi hubungan
periwayatan hadits secara sah menurut ketentuan tahamul wa ada al-
hadits(meriwayatkan dan menyampaikan hadits kepada murid, atau proses
mereportasekan hadits setelah ia menerimanya dari seorang guru)
Secara mubasyarah(langsung)
Mubasyarah” yaitu :
Seorang perawi bertemu dengan gurunya dan
mendengar hadits darinya atau melihatnya. Dan
mengatakan : ( َح َّد ِثنيtelah menceritakan kepadaku),
atau ( َس ِمعُتsaya mendengar), atau ُفَالنًا ( َر َأيُتsaya
melihat fulan) dan yang semisalnya.
Secara Mu’asharah (Sezaman) apabila sezaman antara perawi dan
guru.
Syadz adalah suatu kondisi dimana seorang rawi berbeda dengan rawi yang lain
yang lebih kuat posisinya. Kondisi ini dianggap janggal karena bila ia berada
dengan rawi yang lain yang lebih kuat posisinya, baik dari segi kekuatan daya
ingatnya atau hapalannya atau pun jumlah mereka lebih banyak, maka para rawi
yang lain itu harus diunggulkan, dan ia sendiri disebut syadz atau janggal. Dan
karena kejanggalannya maka timbullah penilaian negatif terhadap periwayatan
hadits yang bersangkutan.
Adapun yang menjadi penyebab utama terjadinya
syadz sanad hadits adalah karena perbedaan tingkat
ke-dhabith-an periwayat.Jadi sekiranya unsur sanad
bersambung atau unsur periwayat bersifat dhabith
benar-benar telah terpenuhi, niscaya ke-syadz-an
sanad tidak akan terjadi
5. Tidak ber'illat