You are on page 1of 11

KEGIATAN KONSERVASI

KOLEKSI MUSEUM
Pendahuluan
• Konservasi adalah semua tindakan yang ditujukan untuk melindungi warisan budaya
nyata sekaligus memastikan aksesibilitasnya bagi generasi sekarang dan mendatang.
• Konservasi warisan budaya adalah kegiatan museum yang berfokus pada
perlindungan, perawatan dan pemulihan terutama terhadap warisan budaya
berwujud (tangible culture) dan begitu juga dengan warisan karya budaya tidak
berwujud (intangible cultural heritage), diantaranya adalah karya seni, arsitektur,
arkeologi, dan koleksi museum lainnya
• Konservasi warisan budaya berwujud benda (tangible cultural heritage) menuntut
tindakan restorasi dengan target untuk meningkatkan umur sebuah obyek.
Konservasi pencegahan/preventif
(preventive conservation)

• Hal penting dari rangkaian kegiatan perawatan atau konservasi benda koleksi museum
adalah upaya preventif atau pencegahan terhadap kerusakan koleksi agar koleksi tetap
terjaga kelestariannya.
• Dalam upaya pencegahan terhadap kerusakan terhadap benda koleksi museum ini yang
paling penting adalah menjaga lingkungan yang memungkinkan dapat menimbulkan
terjadinya dampak kerusakan terhadap benda koleksi museum tersebut.
• Tindakan pencegahan dalam konservasi koleksi museum sebaiknya tidak hanya
dilakukan oleh pihak museum atau bagian konservasi, tapi juga sepatutnya dilakukan
dengan melibatkan partisipasi semua pihak termasuk masyarakat luas para pengunjung
museum.
Kegiatan Konservasi Preventif

• Kegiatan konservasi preventif melalui pendidikan kpd para pengunjung artinya adalah pihak museum
atau bagian konservasi, sepatutnya melakukan upaya untuk menumbuhkan kesadaran dan kedisiplinan
pengunjung agar juga mau berpartisipasi dalam menjaga dan mencegah terjadinya kerusakan terhadap
obyek koleksi museum.
• Dalam kegiatan konservasi ada dua aspek utama yang dapat dilakukan oleh museum.
• Yang pertama adalah melakukan kontrol terhadap lingkungan. Menjaga lingkungan adalah faktor
penting untuk mencegah atau setidaknya meminimalkan kemungkinan terjadinya dampak lingkungan
yang dapat menyebabkan pembusukan terhadap benda-benda museum.
• Sedangkan yang kedua adalah melakukan tindakan kepada benda-benda koleksi museum secara
langsung dengan melakukan pembersihan dari dampak pembusukan seperti debu, kotoran. Hal lain
adalah dengan cara mengkondisikan suhu ruangan serta meletakkan beberapa jenis benda seperti kapur
barus, cengkeh dan lainnya yang memungkinkan mencegah atau mengundang tikus dan serangga
lainnya.
• Kegiatan Konservasi Preventif, secara sederhana pemahamannya adalah segala upaya yang dilakukan
terhadap obyek koleksi museum sebelum mengalami kerusakan ringan maupun berat (parah)
KONSERVASI OBYEK KURATIF DAN RESTORASI

• Konservasi obyek adalah tindakan perbaikan yang dilakukan secara langsung pada
obyek warisan budaya dari koleksi museum. Secara khusus konservasi obyek ini adalah
aksi atau tindakan yang diambil karena obyek koleksi museum mengalami kerusakan.
• Dengan konservasi obyek maka benda-benda atau obyek-obyek warisan dari berbagai
budaya, periode waktu, dan fungsi dapat diperbaiki atau dikembalikan dan dilestarikan.
• Konservasi objek adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan konservasi karya
seni dan artefak tiga dimensi. Konservasi mencakup semua tindakan yang diambil untuk
pelestarian warisan budaya jangka panjang.
• Konservasi obyek kuratif biasanya dilakukan terhadap obyek koleksi museum
yang mengalami kerusakan yang dianggap masih ringan. Sehingga dengan
kerusakan tersebut umumnya semua museum bisa melakukannya secara mandiri
tanpa menggunakan jasa dari museum lain maupun perusahaan jasa perbaikan.
• Konservasi obyek restorasi adalah tindakan perbaikan terhadap obyek koleksi
museum yang mengalami kerusakan berat (parah). Tidak semua bagian
konservasi museum dapat melakukan tindakan restorasi ini. Diperlukan jasa
museum lain yang lebih maju atau jasa suatu perusahaan tertentu yang
mempunyai kompetensi dalam memperbaiki obyek koleksi museum.
Beberapa kondisi obyek koleksi museum beresiko
mengalami kerusakan
• Beberapa tindakan yang termasuk pelestarian atau konservasi pencegahan terutama adalah pada
keadaan-keadaan seperti saat berikut:
1. Penyimpanan. Museum yang memiliki lebih dari satu obyek koleksi yang sama, maka
biasanya hanya satu saja yand dipamerkan (display) sedangkan yang lainnya disimpan atau
tidak dipajang. Dalam kondisi obyek sedang disimpan tersebut sangat memungkinkan terjadi
kerusakan.
2. Pameran. Kerusakan terhadap obyek koleksi museum dapat terjadi pada saat obyek tersebut
di pamerkan baik pada pameran permanen (permanent exhibition), pemeran sementara
(temporary exhibition) dan pameran keliling (travelling exhibition)
3. Pengepakan. Pada proses pengepakan thp obyek koleksi museum juga dapat beresiko terjadi
kerusakan. Pengepakan biasanya dilakukan dalam rangka obyek museum tsb dipindahkan
untuk tujuan pameran terutama pameran sementara (temporary exhibition) dan pameran
keliling (travelling exhibition)

.
4. Pengangkutan. Proses pengangkutan obyek koleksi museum memungkinkan terjadi
kerusakan akibat beberapa guncangan yang mungkin terjadi di perjalanan saat
pengangkutan dilakukan meskipun sudah dilakukan pengepakan atau dikemas sebelum
diangkut.
5. Penggunaan. Penggunaan obyek museum untuk tujuan-tujuan tertentu seperti
penelitian dan pendidikan sering kali mengakibatkan kerusakan pada obyek tersebut.
Karena itu peneliti atau dosen saat menggunakan obyek koleksi museum tsb biasanya
didampingi oleh curator atau konservator museum.
6. Pengelolaan hama terpadu. Kegiatan regular pemeliharaan dengan melakukan
fumigasi terhadap keseluruhan obyek koleksi museum untuk mencegah dari segala
hama berupa serangga dan binatang pengerat (tikus) memungkinkan terjadinya
kerusakan thp bbrp obyek koleksi museum tsb.
7. Kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Dalam kasus kesiapsiaggan dalam
mengantisipasi suatu bencana yang belum terjadi maupun menangani terjadinya
(tanggap darurat) bencana maka tindakan yang dilakukan oleh pihak museum sangat
memungkinkan mengalami resiko kerusakan.
8. Pemformatan kembali/duplikasi dalam proses konservasi. Kegiatan konservasi
terhadap obyek koleksi museum dapat beresiko mengalami kerusakan. Pemformatan
kembali atau proses pembuatan duplikasi (replica) akan mengalami ketidak akuratan
bila pihak museum tidak memiliki dokumentasi invarisasi berupa foto obyek tersebut.
• Jeffrey Levin, Editor Komunikasi, Informasi dan Komunikasi, di Getty Conservation Institute
menyatakan bahwa "Dalam jangka panjang, bahwa konservasi preventif adalah bentuk
konservasi paling efisien terutama seperti untuk koleksi etnografi (ilmu sosial misalnya ttng
suatu masyarakat atau suku), sejarah alam , dan bahan geologis. Karena kajian-kajian tersebut
membutuhkan pengamatan langsung thp obyek koleksi museum tsb.
• Dengan melakukan kegiatan konservasi preventif secara disiplin dan benar tersebut, maka
kebutuhan konservasi kuratif dan restorasi dapat dihindari. Karena itu sebagian besar museum
berusaha untuk melakukan upaya konservasi preventif ini secara serius agar tidak terjadi
kerusakan baik yang tergolong ringan apa lagi yang parah. Upaya preventif ini menghemat
sumber daya keuangan lebih efisien dan efektif.
• Dengan kata lain, konservasi preventif memungkinkan lembaga seperti museum dengan
keterbatasan sumber daya yang tersedia akan mencegah kemungkinan terjadinya kerusaakan
yang akan menuntut tindakan perawatan koleksi mereka yang harus mengeluarkan biaya
(Jeffrey Levin, “Preventive Conservation” (The Getty Conservation Institute, 2019), https://www.getty.edu
/conservation/publications_resources/newsletters/7_ 1/preven tive.html)
• Sebagai bagian dari kegiatan konservasi, konservasi preventif adalah metode yang paling
ekonomis karena dapat menghidari obyek koleksi museum mengalami kerusakan yang
akibatnya mungkin akan memerlukan biaya cukup besar untuk memperbaikinya kembali.
• Namun demikian sekali lagi yang harus disadari oleh semua pihak adalah bahwa upaya dalam
melakukan konservasi preventif bukan saja menjadi tanggung jawab pihak museum khususnya
bagian konservasi, tapi sesungguhnya upaya konservasi preventif atau pencegahan adalah juga
merupakan tanggung jawab semua orang termasuk masyarakat umum.
• Karena itu pihak museum sangat perlu melakukan program edukasi kepada masyarakat agar
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat terlibat dalam proses konservasi preventif.

You might also like