You are on page 1of 28

Kegagalan Elektrik

Pada Isolasi Gas

Kelompok 10:
Sajerah Yunus (1724042010)
Nirmasari Fitri S (1824042027)
Ade Naufal Kasmir (1824042011)
Kegagalan Pada Isolasi Gas

-Saat ini dikenal dua mekanisme kegagalan gas yaitu :

1. Mekanisme Kegagalan Townsend

Pada proses primer, elektron yang dibebaskan bergerak cepat sehingga timbul energi
yang cukup kuat untuk menimbulkan banjiran elektron. Jumlah elektron Ne pada
lintasan sejauh dx akan bertambah dengan dNe, sehingga elektron bebas tambahan
yang terjadi Ne.dx . Ternyata jumlah elektron bebas α dalam lapisan dx adalah dNe =
dNe yang bertambah akibat proses ionisasi sama besarnya dengan jumlah Ne.(t).dt; α
ion positif dN+ baru yang dihasilkan, sehingga dNe = dN+ = dimana :
α : koefisien ionisasi Townsend
dN+ : jumlah ion positif baru yang dihasilkan Ne : jumlah total elektron
Vd : kecepatan luncur elektron
Kegagalan Pada Isolasi Gas

2. Mekanisme Kegagalan Streamer

Ciri utama kegagalan streamer adalah postulasi sejumlah besar foto ionisasi
molekul gas dalam ruang di depan streamer dan pembesaran medan listrik
setempat oleh muatan ruang ion pada ujung streamer. Muatan ruang ini
menimbulkan distorsi medan dalam sela. Ion positif dapat dianggap stasioner
dibandingkan elektron-elektron yang begerak cepat dan banjiran elektron terjadi
dalam sela dalam awan elektron yang membelakangi muatan ruang ion positif.
Medan Er yang dihasilkan oleh muatan ruang ini pada jari jari R adalah :
Pada jarak dx, jumlah pasangan x dx sehingga : α ε α elektron yang dihasilkan
adalah R adalah √jari jari banjiran setelah menempuh jarak x, dengan rumus
diffusi R= (2Dt). Dimana t = x/V sehingga dimana :
N : kerapatan ion per cm2, e : muatan elektron ( C ), 0 : permitivitas ruang bebas,ε
R : jari jari (cm), V : kecepatan banjiran, dan D : koefisien diffusi.Udara
PHOTO ELECTRIC EMISSION/EMISI
PHOTO

Emisi elektron adalah suatu peristiwa terlepasnya satu


atau lebih elektron dari ikatanya dalam suatu atom atau
molekul. Energi minimal yang dibutuhkan untuk
melepaskan elektron dari orbitnya pada atom atau
molekul tersebut didefenisikan sebagai energi ambang.
 A. Besarnya energi yang diperlukan oleh sebuah elektron untuk mengatasi daya
tarik inti atom sehingga bisa melompat keluar dari permukaan logam,
didefinisikan sebagai fungsi kerja (Work Function).

• B. Fungsi kerja biasanya dinyatakan dalam satuan eV (elektron volt), besarnya


fungsi kerja adalah berbeda untuk setiap logam.
Sama halnya dengan photoionisasi, photon dapat juga membebaskan elektron dari
Elektrode/zat padat. Kondisi yang diperlukan disini adalah Energi photon h·ν lebih
besar dari fungsi kerja elektrode. Kelebihan energi photon akan ditransformasikan
menjadi energi kinetik elektron. Berlaku:
h·ν = Wa + me ·v2 / 2 S
yarat Emisi:
ν ≥Wa/h atau λ ≤ h·co /Wa

Karena fungsi kerja logam lebih kecil dari energi ionisasi, cahaya dengan gelombang
yang panjang dan energi rendah dapat mengemisi elektron. Untuk aluminium (Wa
=1.77 eV), λ < 700 mm, artinya Sinar merah yang terlihat dapat melepaskan elektron
dari elektrode berbahan aluminium.
• Proses penerimaan energi luar oleh elektron agar bisa
beremisi dapat terjadi dengan beberapa cara, dan jenis proses
penerimaan energi inilah yang membedakan proses emisi
elektron yaitu :

Emisi Thermionic (Thermionic emission)


Emisi medan listrik (Field emission)

Emisi Sekunder (Secondary emission)

Emisi Fotolistrik (Photovoltaic emission)


1. Emisi Thermionic (Thermionic emission)

• Pada emisi jenis ini, energi luar yang masuk ke bahan ialah dalam bentuk energi
pans.
• Oleh elektron energi panas ini diubah menjadi energi listrik.
• Semakin besar panas yang diterima oleh bahan maka akan semakin besar pula
kenaikan energi kinetik yang terjadi pada elektron.
• Dengan semakin besarnya kenaikan energi listrik dari elektron maka gerakan
elektron menjadi semakin cepat dan semakin tidak menentu.
• Pada situasi inilah akan terdapat elektron yang pada akhirnya terlepas keluar
melalui permukaan bahan.

Pada temperatur yang cukup tinggi (1500-2500 K), elektron memiliki energi kinetik
yang lebih besar dari fungsi kerja logam karena pergerakan termal. Arus emisi termal
dapat diperolej dengan pendekatan Persamaan Richardson:
j = A·T^2exp[− Wa /kT]A/m^2
dengan
A =4πe ·mek^2/ h3 = 1.2·10^6A/m^2K^2
Pada suhu ruang arus emisi sangat kecil dan diabaikan. Elektrode aliminium
Wa = 1.77 eV: T = 300 K ⇒ j = 2·10^−19A/m^2 untuk = 1000 K ⇒ j = 1.3·10^3A/m^2
• Pada emisi ini timbul emisi lainnya.
• Bahan yang digunakan sebagai asal ataupun sumber elektron disebut sebagai
“emiter” atau lebih sering disebut “katoda” (cathode),
• Sedangkan bahan yang menerima elektron disebut sebagai anoda.
• Dalam konteks tabung hampa (vacum tube) anoda lebih sering disebut sebagai
“plate”.
• Dalam proses emisi thermionik dikenal dua macam jenis katoda
yaitu :
1. Katoda panas langsung (Direct Heated Cathode,disingkat DHC).
Katoda selain sebagai sumber elektron juga dialiri oleh arus.
2. Kadota panas tak langsung (Indirect Heated Cathode,disingkat
IHC)
• Katoda panas tak langsung (Indirect Heated Cathode, disingkat IHC)
• Katoda jenis ini tidak dialiri langsung oleh arus heater, panas yang
dibutuhkan untuk memanasi katoda dihasilkan oleh heater element
(elemen pemanas) dan panas ini dialirkan secara konduksi dari heater
elemen ke katoda dengan perantaraan insulasi listrik, yaitu bahan yang
baik dalam menghantarkan panas tetapi tidak mengalirkan arus listrik.
2.Emisi medan listrik (Field emission)
• Pada emisi jenis ini yang menjadi penyebab lepasnya elektron dari bahan
ialah adanya gaya tarik medan listrik luar yang diberikan pada bahan.
• Pada katoda yang digunakan pada proses emisi ini dikenakan medan listrik
yang cukup besar sehingga tarikan yang terjadi dari medan listrik pada
elektron menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup untuk lompat
keluar dari permukaan katoda.
• Emisi medan listrik adalah salah satu emisi utama yang terjadi pada vacum
tube selain emisi thermionic.
• Elektron dapat dibebaskan langsung dari permukaan logam pada medan
listrik yang cukup tinggi (E > 109 V/m). Medan listrik yang tinggi ini akan
mengubah batas potensial pada permukaan logam sehingga elektron-
elektron pada tingkat energi yang dekat dengan tingkat fermi mempunyai
kemungkinan melewati batas ini. Efek ini disebut dengan ”tunnel efect”
• Dengan adanya pengotoran dan pucuk-pucuk mikro pada elektrode, kuat
medan mikroskopis pada elektrode jauh lebih besar dari kuat medan rata-
rata makroskopis, sehingga pada medan listrik E < 109V/m arus emisi
sudah timbul. Persamaan Fowler-Nordheim memberikan ukuran kuantitatif
untuk kerapatan arus emisi:
j = A·E^2/Wa exp(−B^W^1 a .^5 /E )
Dengan
A =e^3 /8πh dan B =8π√2me /3he
3. Emisi Sekunder (Secondary emission)
• Yang menjadi penyebab lepasnya elektron datang dalam bentuk energi mekanik yaitu energi yang
diberikan dalam proses tumbukan antara elektron luar yang datang dengan elektron yang ada pada
katoda.
• Pada proses tumbukan terjadi pemindahan sebagian energi kinetik dari elektron yang datang ke
elektron yang ada pada katoda sehingga elektron yang ada pada katoda tersebut terpental keluar dari
permukaan katoda.
• Pada kenyataannya proses emisi sekunder tidak dapat berlangsung sukses dengan sendirinya untuk
melepaskan elektron dari permukaan akan tetapi proses emisi ini masih membutuhkan dukungan
dari emisi jenis lainnya secara bersamaan yaitu emisi medan listrik.
4. Emisi Fotolistrik (Photovoltaic emission)
• Pada emisi fotolistrik energi diberikan ke elektron pada katoda melalui foton yaitu paket energi
cahaya, yang oleh elektron kemudian diubah menjadi energy mekanik sehingga elektron
tersebut dapat terlepas dari permukaan katoda.
• Emisi fotolistrik juga tidak dapat berjalan dengan sempurna tanpa bantuan proses emisi medan
listrik, hal ini disebabkan karena energi yang didapat oleh elektron dari foton belum cukup
untuk membuat elektron tersebut mampu menjangkau anoda.
Generasi pembawa menggambarkan proses dimana elektron memperoleh energi dan bergerak dari pita
valensi ke pita konduksi, menghasilkan dua pembawa bergerak; sementara rekombinasi menggambarkan
proses-proses di mana elektron pita konduksi kehilangan energi dan menempati kembali keadaan energi dari
sebuah lubang elektron dalam pita valensi.
Proses-proses ini harus menghemat baik energi yang dikuantisasi dan momentum kristal , dan kisi bergetar
memainkan peran besar dalam melestarikan momentum karena, dalam tabrakan, foton dapat mentransfer
sangat sedikit momentum dalam kaitannya dengan energi mereka.
Rekombinasi dan pembangkitan selalu terjadi dalam semikonduktor,
baik secara optik maupun termal. Seperti yang diprediksi oleh
termodinamika , material pada kesetimbangan termal akan memiliki
tingkat generasi dan rekombinasi yang seimbang sehingga densitas
pembawa muatan bersih tetap konstan. Probabilitas yang dihasilkan dari
pendudukan status energi di setiap pita energi diberikan oleh statistik
Fermi-Dirac .
Pemusnahan pembawa
muatan / Rekombinasi

Pemusnahan pembawa muatan / Rekombinasi Seperti terbentuknya pembawa muatan,


dia juga akan termusnahkan. Pada keadaan setimbang, artinya tanpa medan listrik
ataupun pada sebuah gas discharge yang stabil, pembentukan dan rekombinasi
pembawa muatan sama besar. Proses rekombinasi dibedakan antara efek Volume dan
efek Elektrode.
Rekombinasi Elektrode

Rekombinasi Elektrode, pada elektrode elektron-elektron akan terserap, dan melepas ion-ion. Energi kinetik
dan energi potensial pembawa muatan ditransformasikan menjadi panas.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda
polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas
langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las.
Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat
las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.
Contoh Rekombinasi
Elektrode

Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan
jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung.
Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang
menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam
cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari
kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman
(kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi
sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai
dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Rekombinasi Volume

Rekombinasi Volume, adalah proses yang paling berperan pada Plasma tekanan tinggi. Rekombinasi ini
menggambarkan kebalikan dari proses ionisasi.
Rekombinasi biasanya terjadi di seluruh volume plasma (volume rekombinasi), meskipun dalam beberapa
kasus terbatas pada beberapa wilayah khusus itu. Setiap jenis reaksi disebut mode rekombinasi dan
kecepatan individualnya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat plasma seperti energinya (panas), kepadatan
masing-masing spesies, tekanan dan suhu lingkungan sekitarnya. Contoh harian rekombinasi plasma cepat
terjadi ketika lampu fluoresen dimatikan. Plasma berdensitas rendah dalam lampu (yang menghasilkan
cahaya dengan membombardir lapisan fluoresen di bagian dalam dinding kaca) bergabung kembali dalam
sepersekian detik setelah medan listrik penghasil plasma dihilangkan dengan mematikan sumber daya listrik
.
Contoh harian rekombinasi plasma cepat terjadi ketika lampu
fluoresen dimatikan. Plasma berdensitas rendah dalam lampu (yang
menghasilkan cahaya dengan membombardir lapisan fluoresen di
bagian dalam dinding kaca) bergabung kembali dalam sepersekian
detik setelah medan listrik penghasil plasma dihilangkan dengan
mematikan sumber daya listrik .
Emisi dua photon

Pertama-tama terbentuk sebuah atom yang tereksitasi. Energi yang


dipancarkan h · ν1 adalah ”continuum” karena elektron dapat
menerima energi kinetik Wkin sebanayk-banyaknya. Atom yang
tereksitasi akhirnya kembali ke keadaan dasarnya dengan
memancarkan spektrum garis.
Wkine + WI = h · ν1 + h · ν2
Energi photon yang teremisi lebih rendah dari energi
emisi sebuah photon. Photon tersebut diatas hanya
mampu mengionisasi materi yang sudah tereksitasi
karena,
h · ν1 < WI ; h · ν2 < W
Apa itu Difusi?

Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi
merupakan salah satu peristiwa perpindahan massa yang prosesnya sering juga
dilakukan dalam industri-industri. Proses difusi minimal melibatkan dua zat, salah
satu zat berkonsentrasi lebih tinggi daripada zat lainnya atau dapat dikatakan dalam
kondisi belum setimbang, Keadaan ini dapat menjadi driving force dari proses
difusi.

Setiap gas mempunyai kecenderungan untuk mengisi rang yang tersedia dengan
kerapatan yang sama, tidak tergantung pada keberadaan gas yang lain. Ini berlaku
untuk partikel netral dan juga elektron dan ion. Difusi mengarah pada konsentrasi
yang lebih rendah. Proses ini akan menyebabkan deionisasi pada daerah yang
konsentrasi lebih tinggi dan ionisasi pada konsentrasi yang lebih rendah.
Difusi dibedakan menjadi dua, yaitu difusi biasa dan khusus. Inilah
uraiannya:
Difusi biasa
Sel ingin mengambil nutrisi, atau terjadi pada molekul/partikel
hydropobhic (tidak berpolar). Partikel akan langsung berdifusi tanpa
memerlukan energi, dan bisa melewati membran langsung.
Difusi khusus
Terjadi di sel yang ingin mengambil nutrisi, terjadi di partikel yang punya
polar/ion (hydrophilic). Diperlukan protein yang khusus agar partikel bisa
melewati membran.

Fungsi Disfusi Di kehidupan sehari-hari, Anda akan sering melihat contoh terjadinya
difusi, yang paling mudah seperti contoh teh dan gula di atas. Contoh yang lain adalah:
•Parfum ketika disemprotkan di dalam kamar, aromanya akan segera menyebar ke
seluruh penjuru kamar, sebab partikel di parfum berdifusi dengan udara.
•Proses yang terjadi ketika Anda menaburkan garam ke dalam makanan.
•Konduksi panas, di mana energi panas dari satu benda tersebut bergerak dari suhu
yang tinggi ke suhu rendah, membuat benda lain yang menyentuhnya jadi panas juga.
Electron affinity

Elektron-elektron bebas dapat ditangkap oleh atom-atom netral dan molekul dan membentuk ion
negatif yang stabil. Efek ini sangat terlihat pada atom-atom dengan yang kulit terluarnya tidak tertutup
atau hanya terisi tidak lebih dari 50%, artinya Elemen-elemen grup V, VI, dan VII. Elektronegatifitas
elemen-elemen ditentukan oleh pembentukan atom. Yang paling terlihat adalah Halogen, karena hanya
memerlukan satu elektron untuk menjadi gas murni
Contoh:
e + H → (H −) ∗ → H − + h · ν e + SF6 → (SF − 6 ) → SF − 5 + F

Electron affinity merupakan ukuran untuk energi pengikatan elektron.


Pada proses attachment, energi ini akan terbebaskan atau harus
digunakan untuk membebaskan elektron

contohnya melalui photodetachment.


Penjelasan tentang attachment dapat dijelaskan melalui
attachment koefesien, η. Attachment koefesien
mempunyai dimensi yang sama seperti koefisien ionisasi
townsend pertama,α dan saling berlawanan Sehingga
sering didefinisikan koefisien ionisasi efektif (α − η).

Pada proses attachment tidak ada pembawa muatan yang


dimusnahkan, akan tetapi melalui attachment elektron
yang diperlukan pada proses gas discharge akan hilang,
karena ion dibandingkan dengan elektron tidak atau
hanya berperan sedikit untuk memperbanyak pemwa
muatan.
Kekuatan listrik SF6 yang relatif tinggi tidak disebabkan
karena kecilnya koefisien ionisasi, α akan tetapi karena
besarnya koefisien attachment, η. Artinya dalam SF6
praktis elektron akan menjadi negatif ion yang tidak
begitu berpengaruh terhadap breakdown.

You might also like