You are on page 1of 14

"Penerapan Teori Kognitif Behavioral

dalam Melaksanakan Konseling Gizi":


Membangun Ketrampilan Konselor Gizi
Haripin Togap Sinaga
Pentingnya Konseling Gizi dalam Praktik Gizi ( find the article)
Konseling gizi memegang peran penting dalam praktik gizi karena membantu individu atau
kelompok untuk mencapai dan mempertahankan pola makan yang sehat dan seimbang. Melalui
konseling gizi, konselor dapat memberikan informasi, edukasi, dukungan, serta membantu
individu untuk mengatasi hambatan yang berkaitan dengan pola makan mereka. Hal ini sangat
penting karena pola makan yang sehat berkontribusi pada pencegahan penyakit dan
meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Contoh:
Seorang ibu hamil menghadiri sesi konseling gizi untuk mempelajari tentang kebutuhan nutrisi
selama kehamilan. Konselor memberikan informasi tentang makanan yang kaya akan zat gizi
penting seperti asam folat, kalsium, dan zat besi yang diperlukan untuk perkembangan janin.
Selain itu, konselor juga membantu ibu hamil tersebut untuk merencanakan menu makanan
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan nutrisinya selama masa kehamilan.
Perkenalan tentang Teori Kognitif Behavioral dan Relevansinya dalam Konseling Gizi (article)
Teori kognitif behavioral adalah kerangka kerja yang memahami bahwa pikiran, emosi, dan
perilaku saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Dalam konteks konseling gizi, teori ini
relevan karena membantu konselor memahami bagaimana pola pikir dan perilaku terkait dengan
makanan dan gizi dapat memengaruhi keputusan makan seseorang. Dengan memahami faktor-
faktor kognitif dan perilaku yang mendasari kebiasaan makan, konselor dapat merancang
intervensi yang lebih efektif untuk membantu individu mengubah pola makan mereka menuju
yang lebih sehat.

Contoh:
Seorang individu yang menghadapi masalah kelebihan berat badan mungkin memiliki pola pikir
negatif terkait dengan makanan dan tubuhnya sendiri. Dengan pendekatan kognitif behavioral,
konselor dapat membantu individu tersebut untuk mengidentifikasi pola pikir negatif tersebut
dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif dan adaptif. Selain itu, konselor juga dapat
membantu individu untuk mengembangkan strategi praktis untuk mengelola emosi dan stres
tanpa menggunakan makanan sebagai koping.
Penjelasan Singkat tentang Konsep Dasar Teori Kognitif Behavioral (artikel/buku)
Teori kognitif behavioral mengacu pada pendekatan psikologis yang mempelajari bagaimana
pikiran (kognitif) dan perilaku (behavioral) seseorang saling memengaruhi. Konsep dasar dari
teori ini adalah bahwa cara seseorang memikirkan suatu situasi akan memengaruhi perilaku dan
emosinya terhadap situasi tersebut. Dengan kata lain, pikiran yang dimiliki seseorang tentang
suatu kejadian akan mempengaruhi bagaimana mereka merespons dan bertindak terhadap
kejadian tersebut.

Contoh:
Seseorang yang memiliki pikiran negatif tentang latihan fisik mungkin cenderung menghindari
olahraga karena mereka percaya bahwa mereka tidak mampu melakukan aktivitas fisik tersebut.
Dalam konteks konseling gizi, konselor dapat menggunakan pendekatan kognitif behavioral untuk
membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif mereka tentang olahraga
menjadi pola pikir yang lebih positif dan mendorong mereka untuk melakukan aktivitas fisik
secara teratur.
Hubungan antara Pikiran, Perilaku, dan Emosi dalam Konteks Konseling Gizi (article)
Dalam konseling gizi, pikiran, perilaku, dan emosi saling terkait dan saling memengaruhi satu
sama lain. Pikiran seseorang tentang makanan, tubuh, dan pola makan akan mempengaruhi
perilaku makan mereka, yang pada gilirannya akan memengaruhi emosi dan perasaan mereka
terhadap makanan dan tubuh mereka. Perubahan dalam pola pikir dan perilaku terkait makanan
juga dapat memengaruhi emosi seseorang dan sebaliknya.
*Contoh:*
Seseorang yang memiliki pikiran negatif tentang makanan tertentu, misalnya, mungkin merasa
bersalah atau malu setelah mengonsumsinya. Perasaan negatif ini kemudian dapat memengaruhi
perilaku makan mereka di masa depan, seperti menghindari makanan tersebut atau melakukan
kompensasi dengan makanan lain. Dalam konseling gizi, konselor dapat membantu individu
untuk memahami hubungan antara pikiran, perilaku, dan emosi mereka terkait dengan makanan,
serta mengembangkan strategi untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat menjadi
yang lebih positif dan adaptif.
Prinsip-Prinsip Teori Kognitif Behavioral
Prinsip-prinsip utama teori kognitif behavioral mencakup:
1. Hubungan antara Pikiran, Perilaku, dan Emosi: Teori ini menekankan bahwa pikiran seseorang
memengaruhi perilaku dan emosinya. Perubahan dalam pola pikir dapat mengarah pada
perubahan perilaku dan emosi yang lebih positif.
2. Pengenalan Pola Pikir Negatif: Teori ini mengajarkan pentingnya mengidentifikasi pola pikir
negatif yang menghambat individu dalam mencapai tujuan mereka.
3. Penggunaan Teknik Pengubah Pikiran:
Teori kognitif behavioral menekankan penggunaan teknik tertentu, seperti kognitif
restrukturisasi, untuk membantu individu mengubah pola pikir negatif menjadi positif.
4. Pengembangan Keterampilan Koping:
Teori ini menyoroti pentingnya mengembangkan keterampilan koping yang sehat untuk
mengatasi stres dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti : makan secara teratur, olahraga rutin, pola tidur yang cukup, konsumsi air mineral secara
rutin
Contoh:
Seorang individu dengan kebiasaan makan tidak sehat mungkin memiliki pola pikir negatif
tentang makanan yang sehat, seperti menganggapnya tidak enak atau membosankan. Dengan
pendekatan kognitif behavioral, individu tersebut dapat belajar mengidentifikasi pola pikir
negatif tersebut dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif, seperti melihat makanan
sehat sebagai investasi dalam kesehatan mereka.
Relevansi Prinsip-Prinsip Ini dalam Pengembangan Keterampilan Konselor Gizi:
Prinsip-prinsip teori kognitif behavioral memiliki relevansi yang besar dalam pengembangan
keterampilan konselor gizi. Keterampilan konselor gizi yang efektif memerlukan
pemahaman yang kuat tentang bagaimana pikiran, perilaku, dan emosi berkaitan dengan
pola makan dan nutrisi seseorang.(article)

*Contoh:*
Seorang konselor gizi yang memahami prinsip-prinsip teori kognitif behavioral dapat
membantu klien untuk mengidentifikasi pola pikir negatif yang mungkin menghambat
mereka dalam mencapai tujuan gizi mereka. Dengan menggunakan teknik-teknik seperti
kognitif restrukturisasi, konselor dapat membantu klien untuk mengubah pola pikir mereka
tentang makanan dan nutrisi menjadi lebih positif dan adaptif. Ini membantu klien untuk
mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat dan meningkatkan kesejahteraan
mereka secara keseluruhan.
TUGAS KONSELING GIZI
NAMA : FADHILAH ARMAYANI
KELAS : 6B-D4 GIZI
NIM : P01031221076
1. KONSELING GIZI TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAKAN, INDEKS
MASSA TUBUH DAN LEMAK TUBUH PADA ANAK OVERWEIGHT DAN OBESITAS

Kebiasaan makan remaja dapat mempengaruhi jenis, jumlah, dan frekuensi makanan yang dikonsumsi serta
pilihan makanannya. Remaja cenderung lebih menyukai jajanan dan mencoba hal-hal baru, sehingga
meningkatkan kemungkinan mereka untuk mencoba jajanan baru. Pilihan jajanan yang umum di kalangan
remaja antara lain gorengan, minuman berwarna, dan makanan tinggi lemak. Kebiasaan makan tersebut
seringkali dipengaruhi oleh faktor luar seperti lingkungan, pengaruh teman sebaya, dan kehidupan sosial di
luar rumah. Selain itu, faktor sosial ekonomi, seperti konsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi karbohidrat,
dapat berkontribusi terhadap masalah gizi pada remaja. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh
untuk berperan aktif dalam membentuk kebiasaan makan anak, terutama pada fase remaja.
Peran orang tua dalam membentuk kebiasaan makan anak remaja sangatlah penting. Pada masa remaja,
faktor eksternal seperti lingkungan, teman sebaya, dan kehidupan sosial di luar rumah sangat mempengaruhi
kebiasaan makan mereka. Namun, orang tua berperan penting dalam membimbing dan memberi contoh
perilaku makan sehat pada anak. Mereka dapat memberikan makanan bergizi dan seimbang, memberikan
contoh yang baik dengan mengonsumsi makanan sehat sendiri, dan menciptakan lingkungan makanan yang
mendukung di rumah. Dengan berpartisipasi aktif dalam kebiasaan makan anak, orang tua dapat
mempengaruhi pilihan anak secara positif dan membantu mencegah berkembangnya perilaku makan yang
tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi karbohidrat secara berlebihan.
2. PENGARUH KONSELING GIZI DAN LATIHAN STRETCHING
TERHADAP PERUBAHAN ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI

Tujuan penelitian yang dilakukan pada Perusahaan Indofood Sukses Makmur adalah untuk menganalisis pengaruh
program konseling gizi dan latihan peregangan terhadap asupan gizi dan status gizi karyawan. Intervensi yang
diberikan kepada subjek penelitian antara lain berupa penyuluhan gizi melalui pertemuan bulanan dan komunikasi
melalui grup WhatsApp, serta program latihan peregangan yang dilakukan 10 kali seminggu selama 14 minggu.
Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi dan status gizi karyawan PT. Indofood Sukses Makmur,
Jakarta.
Penurunan signifikan yang diamati pada pengukuran subjek setelah intervensi adalah pada berat badan, indeks
massa tubuh (BMI), dan persentase lemak tubuh. Setelah dilakukan intervensi, asupan zat gizi yang mengalami
peningkatan signifikan adalah protein.
Menggabungkan konseling gizi dengan program latihan peregangan dianggap sebagai pendekatan yang efektif
untuk meningkatkan status gizi karena beberapa alasan. Pertama, penelitian yang disebutkan dalam dokumen
tersebut menemukan bahwa kombinasi intervensi ini menghasilkan penurunan berat badan, indeks massa tubuh
(BMI), dan persentase lemak tubuh yang signifikan.
Program latihan peregangan membantu meningkatkan kebugaran fisik dan fleksibilitas.Olahraga teratur telah
dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk pengelolaan berat badan, perbaikan komposisi tubuh, dan
peningkatan massa otot. Dengan memasukkan latihan peregangan ke dalam program, individu dapat meningkatkan
tingkat kebugaran mereka secara keseluruhan, yang dapat berdampak positif terhadap status gizi mereka.
3. IMPLIKASI KONSELING GIZI TERHADAP PEMILIHAN MAKAN
PADA REMAJA OBESITAS

Transtheoretical Model (TTM) adalah salah satu teori konseling yang sering digunakan dalam intervensi
untuk merubah perilaku diet dan mengontrol berat badan . TTM mengidentifikasi lima tahap perubahan
perilaku, yaitu precontemplation, contemplation, preparation, action, dan maintenance. Teori ini
menekankan bahwa individu bergerak melalui tahapan-tahapan ini saat mereka berusaha untuk
mengubah perilaku mereka .
Salah satu jurnal menyatakan bahwa penggunaan teori Transtheoretical Model (TTM) terbukti efektif
dalam merubah perilaku diet dan mengontrol berat badan . Hal ini menunjukkan bahwa teori konseling
TTM memiliki implikasi yang signifikan dalam perubahan perilaku makan dan kontrol berat badan.
Hubungan pengetahuan gizi dengan terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas pada remaja telah
diteliti dalam berbagai temuan penelitian. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara pengetahuan gizi dengan terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas pada remaja.
Selain itu, penelitian lain menemukan bahwa sesi konseling meningkatkan pengetahuan remaja secara
signifikan, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara pengetahuan gizi dengan terjadinya
kelebihan berat badan dan obesitas pada remaja. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan
pengetahuan gizi di kalangan remaja dapat berkontribusi pada pencegahan dan pengelolaan kelebihan
berat badan dan obesitas.
4. Efektivitas Konseling terhadap Perubahan Perilaku
Pasien Hipertensi di Indonesia
Teori konseling adalah pendekatan yang digunakan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai permasalahan gizi yang dihadapi dengan alternatif pemecahan masalah yang disepakati
bersama pasien . Bukti pendukung dari jurnal adalah bahwa pemberian konseling gizi dapat
meningkatkan pengetahuan pada penderita hipertensi tentang penyakit, sehingga mempengaruhi
pola pikir tentang perilaku kesehatan yang lebih baik . Selain itu, pemberian konseling gizi juga
dinilai efektif dalam meningkatkan kesadaran pasien hipertensi
​Peran penting konseling gizi dalam jurnal adalah untuk meningkatkan pengetahuan penderita
hipertensi tentang penyakit dan mempengaruhi pola pikir mereka terhadap perilaku kesehatan yang
lebih baik, sehingga tekanan darah dapat terkontrol . Selain itu, konseling gizi juga berperan dalam
meningkatkan kesadaran pasien hipertensi dan membantu dalam pengendalian penyakit
Studi ini membahas efektivitas konseling gizi terhadap perubahan perilaku pasien hipertensi di
Indonesia berdasarkan tinjauan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konseling
gizi berpengaruh positif terhadap peningkatan pengetahuan, penurunan konsumsi garam, dan
kepatuhan menjalani diet maupun pengobatan pada pasien hipertensi. Diperlukan lebih banyak
penelitian mengenai jenis media lain yang dapat diterapkan dalam konseling gizi.
5. PENGARUH PEMBERIAN KONSELING GIZI TERHADAP PERSEN LEMAK TUBUH WANITA
OVERWEIGHT DAN OBESITAS PESERTA SENAM PILATES

Teori konseling yang digunakan dalam jurnal ini adalah Transtheoretical Model (TTM). TTM mengkategorikan kesiapan
individu untuk berubah dalam beberapa tahap dan menyediakan penjelasan strategi konseling pada masing-masing
tahapan perubahan . TTM juga menjelaskan proses dari perubahan dan strategi yang dilakukan untuk mencapai
peningkatan pada setiap tahap . Penelitian ini menunjukkan bahwa konseling gizi menggunakan pendekatan TTM dapat
mempengaruhi perubahan perilaku dan asupan makan, serta dapat membantu menurunkan lemak tubuh .
Bukti pendukung dari jurnal ini adalah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kelompok perlakuan mengalami
penurunan yang lebih besar dalam persentase lemak tubuh, asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, dan
peningkatan aktivitas fisik dibandingkan dengan kelompok kontrol . Selain itu, penelitian ini juga menyoroti bahwa
konseling gizi dapat mempengaruhi perubahan perilaku dan asupan makan, serta dapat membantu menurunkan lemak
tubuh . Subjek yang berubah dari tahap kontemplasi menjadi aksi sudah bisa menyadari manfaat positif dari perubahan
asupan energi, protein, dan karbohidrat setelah konseling pertama . Ini menunjukkan bahwa konseling gizi
menggunakan pendekatan TTM dapat efektif dalam merubah perilaku dan asupan makan untuk menurunkan lemak
tubuh.
Peran penting konseling gizi dalam jurnal ini adalah membantu merubah perilaku subjek dalam hal pengaturan makan
dan peningkatan aktivitas fisik sehingga terjadi penurunan lemak tubuh . Konseling gizi juga membantu subjek dalam
memahami manfaat positif dari perubahan asupan makanan dan aktivitas fisik, serta memberikan dorongan motivasi
dan saran untuk tetap melakukan perubahan perilaku . Selain itu, konseling gizi menggunakan pendekatan TTM dapat
mempengaruhi perubahan perilaku dan asupan makan, serta dapat membantu menurunkan lemak tubuh .

You might also like