HUKUM DALAM ISLAM OLEH: UMI WAHYUNI MD, M.E. Garis besar pembahasan:
Konsep Hukum Islam
Hak Asasi Manusia
menurut Islam A. Konsep Hukum Islam Hukum Islam adalah peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat yang merupakan hasil pemikiran (istimbath) para mujtahid Islam yang didasarkan pada wahyu-wahyu Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan dijelaskan oleh Rasulullah SAW melalui Sunnahnya. Dalam masyarakat Indonesia berkembang berbagai macam istilah yaitu syari’at Islam, fiqh Islam dan hukum Islam. Di dalam kepustakaan hukum Islam berbahasa Inggris, syari’at Islam diterjemahkan dengan Islamic Law, sedangkan fikih Islam diterjemahkan dengan Islamiac Jurisprudence. Dalam Bahasa Indonesia, syari’at Islam sering dipergunakan istilah hukum syari’at atau hukum syara’, sedang untuk fiqh Islam sering digunakan istilah hukum fiqh atau hukum Islam. Prinsip-Prinsip Hukum Islam
Hukum Islam ditegakkan dengan Prinsip-prinsip
sebagai berikut: a. Tauhid, bahwa semua pelaksanaan hukum Islam adalah ibadah karena merupakan perhambaan manusia kepada Allah SWT b. Keadilan, meliputi keadilan dalam berhubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan sesama manusia dan masyarakat serta hubungan manusia dengan berbagai pihak yang terkait c. Amar’ ma’ruf nahi munkar, berarti hukum Islam berfungsi mendekatkan manusia kepada kebaikan dan menjauhkan manusia kepada yang buruk. Hal itu dalam rangka menuju ridho Allah SWT. d. Kemerdekaan dan kebebasan, prinsip ini mengkehendaki agar agama dan hukum Islam tidak disampaikan dalam bentuk paksaan, akan tetapi dengan argumentasi, pernyataan dan tauladan perilaku yang baik e. Persamaan (egaliter) f. Tolong menolong (Ta’awun) g. Toleransi (tasammuh) Karakter Hukum Islam
Hasbi ash-Shiddieqiy mengemukakan bahwa hukum
Islam mempunyai tiga karakter yang merupakan ketentuan yang tidak berubah, yakni: a. Takamul, yaitu sempurna, bulat dan tuntas. Maksudnya bahwa hukum islam membentuk umat dalam suatu ketentuan yang bulat walaupun mereka berbeda-beda bangsa dan berlainan suku, tetapi mereka satu kesatuan yang tidak terpisahkan, utuh, harmonis dan dinamis. b. Wasathiyah, yakni hukum Islam menempuh jalan tengah, jalan yang seimbang antara kejiwaan dan kebendaan c. Harakah, yakni hukum Islam mempunyai kemampuan bergerak dan berkembang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Ruang Lingkup Hukum Islam
Hukum Islam sebagai tatanan dalam hukum
modern dan salah satu sistem hukum yang berlaku di dunia ini, substansinya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, yakni: Pertama, mencakup aspek ibadah yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan al-Khaliq. Kedua, mencakup hukum yang berhubungan dengan keluarga seperti nikah, talak, rujuk, wasiat, waris. Ketiga, aspek muamalah (hukum sipil) yaitu hukum yang mengatur berhubungan antar manusia, seperti transaksi jual beli, utang piutang dan sebagainya yang bertujuan yang mengatur agar terjadi keserasian dan ketertiban Keempat, mencakup aspek ekonomi, seperti hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan kekayaan dan pemakaiannya termasuk hukum zakat, pajak dan sebagainya. Dalam hukum Islam terdapat lima hukum dasar (alahkamul khamsah), yakni wajib, sunnah, mubah, makruh, dan Haram Fungsi Hukum Islam
Adapun fungsi hukum Islam dalam kehidupan
bermasyarakat sangat banyak, namun diantaranya: a. Fungsi ibadah, merupakan ajaran yang harus dipatuhi sebagai indikasi ketaatan seseorang. b. Fungsi amar ma’ruf nahi munkar, yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah melakaukan kemunkaran. c. Fungsi tanzim wa islah, untuk mengatur tatanan kehidupan sosial, untuk melindungi masyarakat dari segala bentuk ancaman dan perbuatan yang membahayakan. Seperti adanya hukuman qishas dengan tujuan mencegah terjadinya pembunuhan dalam masyarakat. d. Fungsi mengatur dan memperlancar interaksi sosial, sehingga terwujudlah masyarakat yang harmonis, aman dan sejahtera. B. Hak Asasi Manusia Islam telah memberikan suatu peraturan ideal tentang hak-hak azasi manusia empat belas abad yang lalu. Hak- hak tersebut dimaksudkan untuk menganugerahi manusia kehormatan dan martabat serta menghapuskan pemerasan, penindasan dan ketidak adilan. Namun rumusannya baru terpolarisasi pada abad-abad belakangan (abad ke 15 H). Pada tanggal 21 Dzulkaidah bertepatan dengan 19 september 1981 dalam rangka memperingati abad ke 15 H, para pakar hukum Islam mengumukakan universal Islamic Declaration of Human Rights yang diangkat dari al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Pernyataan HAM menurut ajaran Islam ini terdiri dari XXIII Bab dan 63 pasal yang meliputi seluruh Aspek hidup dan kehidupan manusia. Pada dasarnya antara konsep HAM Islam dan HAM Barat sama-sama memperjuangkan hak kodrati manusia. Penetapan rumusan dalam pasal-pasal HAM Barat bertujuan untuk melindungi martabat kemanusiaan tanpa ada diskriminasi. Semua manusia yang hidup di muka bumi memiliki hak-hak kodrati yang sama. Demikian juga HAM dalam Islam bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia itu sendiri agar mereka selamat dunia dan di akhirat. HAM menurut konsep Islam berbeda dengan HAM menurut sudut pandang Barat. HAM menurut konsep Barat semata-mata bersifat anthroposentris, artinya segala sesuatu yang berpusat pada manusia. Dengan demikian manusia sangat dipentingkan. Sebaliknya HAM menurut sudut pandang Islam bersifat teosentris, artinya segala sesuatu berpusat pada Tuhan. Dengan demikian Tuhan sangat dipentingkan. Beberapa hal pokok yang disebutkan dalam deklarasi tersebut antara lain adalah: (1) hak Untuk hidup; (2) hak untuk mendapatkan kebebasan; (3) hak atas persamaan kedudukan; (4) hak untuk mendapatkan keadilan; (5) hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap penyalahgunaan kekuasaan; (6) hak untuk mendapatkan perlindungan dari penyiksaan; (7) hak untuk mendapatkan perlindungan atas kehormatan dan nama baik; (8) hak untuk bebas berpikir dan berbicara; (9) hak untuk bebas memilih agama; (10) hak untuk bebas berkumpul dan berorganisasi;