Professional Documents
Culture Documents
Proses Urbanisasi Dan Implikasinya Terhadap Perekonomian Kota - W2
Proses Urbanisasi Dan Implikasinya Terhadap Perekonomian Kota - W2
IMPLIKASINYA TERHADAP
PEREKONOMIAN KOTA”
Ekonomi Kota
Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Kalimantan
2017
Nama Anggota: Outline:
Urbanisasi
Halimatuz Rois
Zahrah Maytika
Roja Rofifah Faktor-Faktor Urbanisasi
Konsep Rural-Urban Linkage
Implikasi Urbanisasi terhadap
Mastaufiq Muhammad Safitri Ekonomi Kota
Hidayat Helmi R. Wardhani
Studi Kasus
Muhammad
Muhammad
Bintang W.
Aditya
A.
Urbanisasi
Urbanisasi merupakan suatu proses pindahnya penduduk desa kekota
dalam rangka untuk mengubah nasib dari tidak baik menjadi baik, tidak
maju menjadi maju, tidak berpengalaman menjadi berpengalaman, tidak
berwawasan luas menjadi berwawasan luas. Dengan keadaan itu maka
namanya urbanisasi tidak akan dapat di berhentikan karena akan
membatasi hak asasi manusia untuk hidup lebih baik dan maju, kreatif
dan tanggung jawab.
Faktor-Faktor Urbanisasi
◉ Masyarakat lebih banyak yang memilih untuk menetap di perkotaan
dikarenakan suatu gagasan bahwa hampir semua pemerintah negara
berkembang menerapkan kebijakan pembangunan yang lebih berpihak pada
sektor perkotaan, sehingga menimbulkan kesenjangan besar antara
perekonomian perkotaan dan perekonomian pedesaan.
Faktor-Faktor Urbanisasi
◉ Faktor-faktor yang mendorong urbanisasi atau arus pindahnya penduduk
desa ke kota (Hauser, 1985)
1. Tingkat pendapatan perorangan meningkat
2. Pertambahan pendapatan cenderung di belanjakan barang-barang non
pertanian
3. Produksi dan konsumsi lebih di berdayakan di perkotaan
◉ Selain hal tersebut diatas ada faktor lain yang mempengaruhi laju urbanisasi
1. Perubahan teknologi lebih diberdayakan di perkotaan
2. Hasil produksi secara makro di eksport lewat kota
3. Hak pemilikan lahan di kota dan daya serap kembang di kota lebih
menguntungkan.
4. Layanan pemerintahan dikota lebih berat, tetapi relatif lebih lancar
Konsep Rural-Urban Linkage
◉ Desa dan kota mempunyai peran yang sama-sama penting dalam
pengembangan ekonomi suatu wilayah. Jika peran desa dan kota tersebut
dapat berjalan dengan baik, hubungan keterkaitan (ekonomi) antara desa
dan kota dapat tercapai
◉ Mike Douglass (1998) menekankan bahwa pengembangan desa dapat
tercapai dengan baik apabila desa tersebut dikaitkan dengan
pengembangan kota dalam wilayah tersebut. Fungsi kota lebih dititik
beratkan sebagai pusat kegiatan non pertanian dan pusat administrasi,
bukan sebagai pusat pertumbuhan, sementara itu kecamatan (district) justru
yang memiliki fungsi sebagai unit pengembangan.
◉ Keterkaitan desa-kota jelas terlihat dari hubungan fungsional desa dan kota.
Desa membutuhkan kota dalam pemasaran hasil produksi dan
mendapatkan barang jasa yang tidak dapat disediakan di desa.
Keterkaitan dan Interdepensi Rural-Urban
Mike Douglass (1998)
Fungsi Kota Interdependensi Fungsi Desa
Pusat transportasi & perdagangan Produksi & produktivitas pertanian.
pertanian
Pelayanan pendukung pertanian (semakin Intensifikasi pertanian dipengaruhi oleh:
kompleks dan bernilai tinggi): - Infrastruktur desa
- Input produksi - Insentif produksi
- Jasa pemeliharaan/perbaikan - Pendidikan dan kapasitas untuk menerima
- Kredit produksi inovasi
- Informasi tentang metode produksi
(inovasi)
Pasar konsumen non-pertanian (semakin Peningkatan pendapatan pedesaan akan
kompleks): menambah permintaan (daya beli dan pilihan
- Produksi pertanian olahan konsumen):
- Pelayanan privat - Untuk barang2 non-pertanian
- Pelayanan publik (kesehatan, - Jasa/pelayanan
pendidikan, dan administrasi)
Industri berbasis pertanian Produksi pertanian dan diversifikasi pertanian
(mempertahankan/mengembalikan bagian
terbesar nilai tambah di suatu daerah)
Pekerja non-pertanian (meningkat Melibatkan semua fungsi di atas
bersamaan dengan meningkatnya tingkat
kesejahteraan dan pendidikan di desa)
Rural Urban Linkage
Rondenelli (1985)
Elemen
- Pola pasar Fasilitas Umum Kota
- Aliran bahan mentah dan
barang antara - Pasar barang konsumsi
Fasilitas Khusus Desa
- Keterkaitan produksi dan pertanian, toko retail
- Pasar produksi pertanian
- Pola konsumsi dan belanja - Fasilitas penyediaan input - Koperasi pertanian
- Aliran modal dan pendapatan (kulakan, penyimpanan)
- Agen penjualan, agen eksport-
- Aliran komoditas sektoral dan impor
interregional - Fasilitas penyediaan input
- Keterkaitan silang pertanian
- Fasilitas pembelian dan
perawatan peralatan pertanian
- Outlet kredit untuk usaha
pertanian dan usaha kecil lainnya
Model Keterkaitan Ekonomi
Rural-Urban
400
600
300
400 188
200
108 94
100 78
200
0
0 Jumlah Penduduk (Jiwa)
2012 2013 2014
TK/Belum Sekolah Tidak Sekolah SD/Sederajat
Jumlah Penduduk (Jiwa) SMP/Sederajat SMA/Sederajat
Studi Kasus di Wilayah Bhaskara Sawah, Kelurahan Kalisari,
Kecamatan Mulyorejo.
203
200
150
100
78
60
50 31
16 15
0
Jumlah Penduduk 2014 (Jiwa)
Pada permukiman ini terdapat bangunan yang kepemilikan tanahnya kurang jelas dan penduduknya
tidak tercatat secara administrasi sehingga keberadaannya tidak legal.
Banyak dari masyarakat yang melakukan urbanisasi untuk mencari pekerjaan demi memperbaiki
taraf ekonomi kehidupan mereka. Namun, dengan kurangnya kemampuan dan keahlian serta
kualitas lulusan pendidikan yang masih rendah, pada akhirnya mereka hanya mendapatkan
pekerjaan yang terdapat pada sektor informal.
Sehingga, tingkat ekonomi penduduk Bhaskara Sawah tidak menunjukkan perubahan dan
sebaliknya tingkat ekonomi penduduk akan semakin menurun, hal ini berlaku juga bagi tingkat
perekonomian di Kota Surabaya.
Jika dikaitkan dengan aspek ekonomi, keberadaan bangunan yang berdiri di atas kepemilikan tanah
yang kurang jelas tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi perekenomian kota Surabaya.
Dengan adanya hal tersebut menyebabkan tidak adanya sumbangan pajak kepada Pemerintah Kota
Surabaya. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya pendapatan asli daerah yang berfungsi untuk
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat
Jakarta
DKI Jakarta
2250000
1750000
1250000
750000
250000
Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
2010 21414 2071628 2705818 895371 2292997 1653178
2014 23011 2164070 2817994 910381 2430410 1729444
2015 23340 2185711 2843816 914182 2463560 1747315
2010-2015 2014-2015
Upah Minimum Provinsi (UMP) Inflasi
Tahun
DKI Jakarta Rp Kenaikan UMP (%) (%)
TPT (Persen)
Wilayah
2011 2012 2013 2014 2015
Sebagaimana yang kita tahu perkembangan lebih lanjut tidak hanya terfokus pada Kota
Jakarta, akan tetapi juga meluas sampai ke Bogor,Depok,Tanggerang dan bekasi yang
kemudian wilayah ini ditetapkan sebagai wilayah perluasan Kota Jakarta yang disebut
Jabodetabek. Dampak urbanisasi bagi wilayah sekitarnya ini lebih ke arah penggunaan
lahan serta pola pergerakan masyarakatnya. Penelitian yang dilakukan oleh Frans Natalia
pada tahun 2005 untuk warga Depok menyatakan bahwa 54% dari 300 responden yang
mewakili bekerja di Kota Jakarta, 29% di luar Kota Jakarta namun masih dalam wilayah
Jabodetabek dan 17% nya di dalam Depok itu sendiri. Hal ini membuktikan bahwa ada
kecenderungan pergerakan ke arah Kota Jakarta sebagai pusat kegiatan. Lalu hal ini juga
didukung oleh penelitian Edy Mulyadi (2007) yang menyatakan bahwa Wilayah Bogor
Barat merupakan pengembangan ekonomi wilayah dalam konteks keterkaitan antara
desa-kota. Yang dimana 11 kecamatan yang ada pada wilayah Bogor Barat ini
mengandalkan hasil pertaniannya sebagai sumber penghasilan utama yang di pasarkan
ke seluruh wilayah Jabodetabek
no Kecamatan Komoditi Pertanian Unggulan
1 Cibungbulang Petsai Sawi, kacang panjang, tomat
2 Pamijahan Buncis, mentimun
3 Leuwiliang Kacang panjang
4 Leuwisadeng Durian
5 Nanggung Terong
6 Sukajaya Cabe,tomat,buncis,kangkung,bayam
7 Rumpin Cabe,kangkung,bayam
8 Cigudeg Kacang panjang
9 Jasinga Cabe, terong
10 Tenjo Sirsak
11 Parung Panjang Jambu biji, jambu air, papaya, pisang
Bontang
Bontang
3250
2750
2250
1750
1250
750
250