Professional Documents
Culture Documents
1. MARFIATI
2. ELLY KURNIYATI
3. NANIK KUSWANTI
4. AYU KENCANA PUTRI
DINING ITYAS
Apa itu HIV??
HIV yang dahulu disebut virus limfotrofik sel T manusia tipe III
(HTLV-III) atau virus limfadenapati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia
sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA)
menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV
-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama
AIDS diseluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap
aspek siklus hidup virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki
perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1, Vpu, yang membantu pelepasan virus,
tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx meningkatkan infektivitas
(daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain, Vpr. Vpr
diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2
Tanda dan gejala
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 – 2 minggu pasien akan
merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan
mengalami demam, keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati,
keletihan ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.
Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS
(bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS)
Tahapan Perubahan HIV menjadi AIDS
Fase I : Individu sudah terpapar dan terinfeksi. etapi ciri-ciri terinfeksi belum terlihat
meskipun ia melakukan tes darah. Pada fase ini antibody terhadap HIV belum
terbentuk. Fase ini akan berlangsung sekitar 1-6 bulan dari waktu individu
terpapar.
Fase II : Berlangsung lebih lama, yaitu sekitar 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada
fase kedua ini individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala
sakit, tetapi sudah dapat menularkan pada orang lain.
Fase III : Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit yang disebut dengan penyakit
terkait dengan HIV. Tahap ini belum dapat disebut sebagai gejala AIDS. Pada
fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.
Fase IV : Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah
kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya.
Bagaimana Cara Penularan HIV/AIDS???
1. Penularan Hiv/Aids
- Media Penularan HIV
- Aliran darah, bisa berbentuk luka
- Cairan sperma
- Cairan vagina
C (use Condom) : Pergunakan kondom saat melakukan hubungan seksual, bila berisiko
menularkan/tertular penyakit
1. Diagnosis Keperawatan :
Rencanakan diet dengan orang terdekat, jika memungkinakan Melibatkan orang terdekat dalam rencana member
sarankan makanan dari rumah. Sediakan makanan yang sedikit tapi perasaan control lingkungan dan mungkin
sering berupa makanan padat nutrisi, tidak bersifat asam dan juga meningkatkan pemasukan. Memenuhi kebutuhan
minuman dengan pilihan yang disukai pasien. Dorong konsumsi akan makanan nonistitusional mungkin juga
makanan berkalori tinggi yang dapat merangsang nafsu makan meningkatkan pemasukan.
Tinjau ulang pemerikasaan laboratorium, misal BUN, Glukosa, Mengindikasikan status nutrisi dan fungsi organ, dan
fungsi hepar, elektrolit, protein, dan albumin. mengidentifikasi kebutuhan pengganti.
Buat cairan mudah diberikan pada pasien; gunakan cairan yang mudah Meningkatkan pemasukan cairan tertentu
ditoleransi oleh pasien dan yang menggantikan elektrolit yang dibutuhkan, mungkin terlalu menimbulkan nyeri untuk
misalnya Gatorade. dikomsumsi karena lesi pada mulut.
Kaji turgor kulit, membrane mukosa dan rasa haus. Indicator tidak langsung dari status cairan.
Kaji pola tidur dan catat perunahan dalam proses Berbagai factor dapat meningkatkan kelelahan, termasuk kurang
berpikir atau berperilaku tidur, tekanan emosi, dan efeksamping obat-obatan
Dorong pasien untuk melakukan apapun yang mungkin, Memungkinkan penghematan energy, peningkatan stamina, dan
misalnya perawatan diri, duduk dikursi, berjalan, pergi mengijinkan pasien untuk lebih aktif tanpa menyebabkan
makan kepenatan dan rasa frustasi.
Pantau respon psikologis terhadap aktifitas, misal Toleransi bervariasi tergantung pada status proses penyakit, status
perubahan TD, frekuensi pernafasan atau jantung nutrisi, keseimbangan cairan, dan tipe penyakit.