You are on page 1of 22

Asuhan Keperawatan pada Klien HIV/AIDS

DI SUSUN OLEH KELOMPOK


3:

1. MARFIATI
2. ELLY KURNIYATI
3. NANIK KUSWANTI
4. AYU KENCANA PUTRI
DINING ITYAS
Apa itu HIV??

HIV adalah singkatan dari human Immunodeficiency Virus


merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini
menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh,
sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi Yang
menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Virusnya Human
Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan
pada tubuh manusia.

AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat


menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV
(Human Immunodeficiency Virus). (Aziz Alimul Hidayat, 2006)
Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS
diperkirakan antara 10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50% orang
yang terinfeksi HIV akan menunjukan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama, dan
mencapai 70% dalam sepuluh tahun akan mendapat AIDS. Supaya terjadi infeksi,
virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut
limfosit.
Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Di
dalam sel, virus berkembangbiak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta
melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian
menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga
terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi dan
kanker. penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel
virus yang terdapat di dalam darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus,
tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B
(limfosit yang menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan produksi
antibodi yang berlebihan. Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan HIV
dan infeksi yang dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu
dalam melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS.
Etiologi

HIV yang dahulu disebut virus limfotrofik sel T manusia tipe III
(HTLV-III) atau virus limfadenapati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia
sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA)
menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV
-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama
AIDS diseluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap
aspek siklus hidup virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki
perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1, Vpu, yang membantu pelepasan virus,
tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx meningkatkan infektivitas
(daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain, Vpr. Vpr
diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2
Tanda dan gejala

 Panas lebih dari 1 bulan  Sesak napas


 Batuk-batuk,  Pembesaran kelenjar getah bening
 Sariawan dan nyeri menelan  Kesadaran menurun
 Badan menjadi kurus sekali  Penurunan ketajaman penglihatan
 Diare  Bercak ungu kehitaman di kulit.

Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 – 2 minggu pasien akan
merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan
mengalami demam, keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati,
keletihan ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.
Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS
(bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS)
Tahapan Perubahan HIV menjadi AIDS

Fase I : Individu sudah terpapar dan terinfeksi. etapi ciri-ciri terinfeksi belum terlihat
meskipun ia melakukan tes darah. Pada fase ini antibody terhadap HIV belum
terbentuk. Fase ini akan berlangsung sekitar 1-6 bulan dari waktu individu
terpapar.

Fase II : Berlangsung lebih lama, yaitu sekitar 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada
fase kedua ini individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala
sakit, tetapi sudah dapat menularkan pada orang lain.

Fase III : Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit yang disebut dengan penyakit
terkait dengan HIV. Tahap ini belum dapat disebut sebagai gejala AIDS. Pada
fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.

Fase IV : Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah
kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya.
Bagaimana Cara Penularan HIV/AIDS???

1. Penularan Hiv/Aids
- Media Penularan HIV
- Aliran darah, bisa berbentuk luka
- Cairan sperma
- Cairan vagina

2. Cara Penularan HIV


- Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terpapar HIV
- Menularkan HIV dengan ko\ntak darah, yaitu dengan jarum suntik, tindik, tatto dll.
- Melalui transfusi darah yang tercemar HIV
- Ibu hamil yang terinfeksi HIV pada bayi yang dikandungnya.

3. Perilaku yang berisiko menularkan HIV/AIDS


- Menggunakan jarum dan peralatan yang sudah tercemar HIV
- Mempunyai salah satu penyakit/infeksi menular seksual
- Berhubungan seks melalui dubur
- Menjajakan seks untuk memperoleh uang
- Memiliki banyak pasangan seksual atau mempunyai pasanan yang memiliki banyak
pasangan lain
Jika terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka
terapinya yaitu (Endah Istiqomah : 2009) :

1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik


Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan
komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan
kritis.

2. Terapi AZT (Azidotimidin)

3. Terapi Antiviral Baru


Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan
menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada
prosesnya.
Misalnya: Didanosine, Ribavirin dan Diedoxycytidine

4. Vaksin dan Rekonstruksi Virus


rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon,
Pencegahan HIV/AIDS

A (Abstinent) : Puasa, jangan melakukan hubungan seksual yang tidak sah

B (Be Faithful) : Setialah pada pasangan, melakukan hubungan seksual Hanya


dengan pasangan yang sah

C (use Condom) : Pergunakan kondom saat melakukan hubungan seksual, bila berisiko
menularkan/tertular penyakit

D (Don’t use Drugs) : Hindari penyalahgunaan narkoba

E (Education) : Edukasi, sebarkan informasi yang benar tentang HIV/AIDS dalam


setiap kesempatan
Asuhan Keperawatan
HIV dan AIDS
Pengkajian keperawatan untuk penderita AIDS (Doenges, 1999):

1. Kaji Aktivitas / istirahat


2. Integritas ego
3. Makanan / cairan.
4. Nyeri / kenyamanan
Diagnosa, intervensi dan Rasional Tindakan keperawatan
(Doenges, 1999)

1. Diagnosis Keperawatan :

Nyeri berhubungan dengan inflamasi/ kerusakan jaringan


ditandai dengan keluhan nyeri, perubahan denyut nadi, kejang
otot, ataksia, lemah otot dan gelisah.

- Hasil yang diharapkan :

Keluhan hilang, menunjukkan ekspresi wajah rileks,dapat tidur


atau beristirahat secara adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas, frekuensi dan


Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga
waktu. Tandai gejala nonverbal misalnya gelisah, takikardia,
tanda-tanda perkembangan komplikasi.
meringis.

Instruksikan pasien untuk menggunakan visualisasi atau


Meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat.
imajinasi, relaksasi progresif, teknik nafas dalam.

Dapat mengurangi ansietas dan rasa sakit, sehingga


Dorong pengungkapan perasaan
persepsi akan intensitas rasa sakit.

Memberikan penurunan nyeri/tidak nyaman, mengurangi


Berikan analgesik atau antipiretik narkotik. Gunakan ADP
demam. Obat yang dikontrol pasien berdasar waktu 24
(analgesic yang dikontrol pasien) untuk memberikan analgesia
jam dapat mempertahankan kadar analgesia darah tetap
24 jam.
stabil, mencegah kekurangan atau kelebihan obat-obatan.

Lakukan tindakan paliatif misal pengubahan posisi, masase,


Meningkatkan relaksasi atau menurunkan tegangan otot.
rentang gerak pada sendi yang sakit.
2. Diagnosis keperawatan :

Perubahan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh dihubungkan


dengan gangguan intestinal ditandai dengan penurunan berat
badan, penurunan nafsu makan, kejang perut, bising usus
hiperaktif, keengganan untuk makan, peradangan rongga bukal.

- Hasil yang harapkan :

Mepertahankan berat badan atau memperlihatkan peningkatan


berat badan yang mengacu pada tujuan yang diinginkan,
mendemostrasikan keseimbangan nitrogen po;sitif, bebas dari
tanda-tanda malnutrisi dan menunjukkan perbaikan tingkat energy.
INTERIVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

Lesi mulut, tenggorok dan esophagus dapat


menyebabkan disfagia, penurunan kemampuan
Kaji kemampuan untuk mengunyah, perasakan dan menelan.
pasien untuk mengolah makanan dan mengurangi
keinginan untuk makan.

Hopermotilitas saluran intestinal umum terjadi dan


Auskultasi bising usus dihubungkan dengan muntah dan diare, yang dapat
mempengaruhi pilihan diet atau cara makan.

Rencanakan diet dengan orang terdekat, jika memungkinakan Melibatkan orang terdekat dalam rencana member
sarankan makanan dari rumah. Sediakan makanan yang sedikit tapi perasaan control lingkungan dan mungkin
sering berupa makanan padat nutrisi, tidak bersifat asam dan juga meningkatkan pemasukan. Memenuhi kebutuhan
minuman dengan pilihan yang disukai pasien. Dorong konsumsi akan makanan nonistitusional mungkin juga
makanan berkalori tinggi yang dapat merangsang nafsu makan meningkatkan pemasukan.

Rasa sakit pada mulut atau ketakutan akan


mengiritasi lesi pada mulut mungkin akan
Batasi makanan yang menyebabkan mual atau muntah. Hindari
menyebabakan pasien enggan untuk makan.
menghidangkan makanan yang panas dan yang susah untuk ditelan
Tindakan ini akan berguna untuk meningkatakan
pemasukan makanan.

Tinjau ulang pemerikasaan laboratorium, misal BUN, Glukosa, Mengindikasikan status nutrisi dan fungsi organ, dan
fungsi hepar, elektrolit, protein, dan albumin. mengidentifikasi kebutuhan pengganti.

Mengurangi insiden muntah dan meningkatkan


Berikan obat anti emetic misalnya metoklopramid.
fungsi gaster
3. Diagnosa keperawatan :

Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare


berat

- Hasil yang diharapkan :

Mempertahankan hidrasi dibuktikan oleh membrane mukosa lembab,


turgor kulit baik, tanda-tanda vital baik, keluaran urine adekuat secara
pribadi.
INTERVESI KEPERAWATAN RASIONAL

Mempertahankan keseimbangan cairan,


Pantau pemasukan oral dan pemasukan cairan sedikitnya 2.500 ml/hari. mengurangi rasa haus dan melembabkan
membrane mukosa.

Buat cairan mudah diberikan pada pasien; gunakan cairan yang mudah Meningkatkan pemasukan cairan tertentu
ditoleransi oleh pasien dan yang menggantikan elektrolit yang dibutuhkan, mungkin terlalu menimbulkan nyeri untuk
misalnya Gatorade. dikomsumsi karena lesi pada mulut.

Kaji turgor kulit, membrane mukosa dan rasa haus. Indicator tidak langsung dari status cairan.

Hilangakan makanan yang potensial menyebabkan diare, yakni yang


pedas, berkadar lemak tinggi, kacang, kubis, susu. Mengatur kecepatan Mungkin dapat mengurangi diare
atau konsentrasi makanan yang diberikan berselang jika dibutuhkan

Menurunkan jumlah dan keenceran feses,


Nerikan obat-obatan anti diare misalnya ddifenoksilat (lomotil), loperamid
mungkin mengurangi kejang usus dan
Imodium, paregoric.
peristaltis.
4. Diagnosa keperawatan :

Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan


dengan proses infeksi dan ketidak seimbangan
muskuler (melemahnya otot-otot pernafasan)

- Hasil yang diharapkan :

Mempertahankan pola nafas efektif dan tidak


mengalami sesak nafas.
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

Auskultasi bunyi nafas, tandai daerah paru yang mengalami


Memperkirakan adanya perkembangan komplikasi atau
penurunan, atau kehilangan ventilasi, dan munculnya bunyi
infeksi pernafasan, misalnya pneumoni,
adventisius. Misalnya krekels, mengi, ronki.

Takipnea, sianosis, tidak dapat beristirahat, dan


Catat kecepatan pernafasan, sianosis, peningkatan kerja peningkatan nafas, menuncukkan kesulitan pernafasan dan
pernafasan dan munculnya dispnea, ansietas adanya kebutuhan untuk meningkatkan pengawasan atau
intervensi medis

Meningkatkan fungsi pernafasan yang optimal dan


Tinggikan kepala tempat tidur. Usahakan pasien untuk
mengurangi aspirasi atau infeksi yang ditimbulkan karena
berbalik, batuk, menarik nafas sesuai kebutuhan.
atelektasis.

Berikan tambahan O2 Yng dilembabkan melalui cara yang


Mempertahankan oksigenasi efektif untuk mencegah atau
sesuai misalnya kanula, masker, inkubasi atau ventilasi
memperbaiki krisis pernafasan
mekanis
5. Diagnose keperawatan :

Intoleransi aktovitas berhubungan dengan penurunan produksi


metabolisme ditandai dengan kekurangan energy yang tidak berubah
atau berlebihan, ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas
sehari-hari, kelesuan, dan ketidakseimbangan kemampuan untuk
berkonsentrasi.

- Hasil yang diharapkan :

Melaporkan peningkatan energy, berpartisipasi dalam aktivitas yang


diinginkan dalam tingkat kemampuannya.
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

Kaji pola tidur dan catat perunahan dalam proses Berbagai factor dapat meningkatkan kelelahan, termasuk kurang
berpikir atau berperilaku tidur, tekanan emosi, dan efeksamping obat-obatan

Periode istirahat yang sering sangat yang dibutuhkan dalam


Rencanakan perawatan untuk menyediakan fase
memperbaiki atau menghemat energi. Perencanaan akan membuat
istirahat. Atur aktifitas pada waktu pasien sangat
pasien menjadi aktif saat energy lebih tinggi, sehingga dapat
berenergi
memperbaiki perasaan sehat dan control diri.

Dorong pasien untuk melakukan apapun yang mungkin, Memungkinkan penghematan energy, peningkatan stamina, dan
misalnya perawatan diri, duduk dikursi, berjalan, pergi mengijinkan pasien untuk lebih aktif tanpa menyebabkan
makan kepenatan dan rasa frustasi.

Pantau respon psikologis terhadap aktifitas, misal Toleransi bervariasi tergantung pada status proses penyakit, status
perubahan TD, frekuensi pernafasan atau jantung nutrisi, keseimbangan cairan, dan tipe penyakit.

Latihan setiap hari terprogram dan aktifitas yang membantu pasien


Rujuk pada terapi fisik atau okupasi
mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan tonus otot
KESIMPULAN
1. AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus
HIV.
2. Etiologi AIDS disebabkan oleh virus HIV-1 dan HIV-2 adalah
lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS
diseluruh dunia.
3. Cara penularan AIDS yaitu melalui hubungan seksual, melalui darah
( transfuse darah, penggunaan jarum suntik dan terpapar mukosa yang
mengandung AIDS), transmisi dari ibu ke anak yang mengidap AIDS.
TERIMA KASIH 

You might also like