You are on page 1of 14

Infeksi opurturnistik pada

anak dengan HIV


Definisi
• Infeksi oprtunistik (OIs) adalah penyebab yang paling sering menyebabkan kematian
pada anak dengan HIV/AIDS. Disebut “oportunistik” karena memanfaatkan sistem
imun yang melemah dan menyebabkan penyakit yang lebih berat. Ois adalah tanda
penurunan sistem imun. Ois pada anak biasanya merupakan infeksi primer dan
muncul lebih berat dibandingkan pada dewasa. Ois ada HIV anak biasanya terlihat
dengan penurunan kadar CD4 atau CD4%. 2baru
• Biasanya terjadi ketika jumlah CD 4 menurun di bawah < 200
< 12 months 1-5 years 6-12 years
Immune No/mm3 CD4% No/mm3 CD4% No/mm3 CD4%
Category
CD4 CD4 CD4
Category 1: >1500 >25% >1000 >25% >500 >25%
No
Supression
Category 2: 750-1499 15-24% (20) 500-999 15-24% (20) 200-499 15-24% (20)
Moderate (1000) (650) (275)
Supression
Category 3: <750 <15% <500 <15% <200 <15%
Severe
Supression

1. Ministry Of Health Royal Government of Bhutan. (2008). Guideline Management of Pediatric HIV/AIDS.
Bhutan. Diakses dari http:apps.who.int/medicinedocs/documents/s18008en/s18008en.pdf
Infeksi Oportunistik pada Pediatri dengan
HIV 1

• Pneumonia bacterial • Influenza


• Candidiasis • Isosporiasis
• Coccidiodomycosis • Malaria
• Cryptococcosis • Microsporidiasis
• Cryptosporidiosis • Mycobacterium Avium Complex
• Cytomegalovirus • Tuberculosis
• Giardiasis • Pneumocytis jirovecci
• Hepatitis B and C Pneumonia
• Herpes • Sifilis
SimpleksHistoplasmosis • Toxoplasmosis
• Human Papiloma Virus • Herpes Zooster
Opportunistic infections in HIV infected
children and its correlation with CD4 count
Ravichandra K. R., Bikash Ranjan Praharaj, Sunil Agarwalla

Infeksi Opportunis % Mean CD4 Count


Pulmonary Tuberculosis 26 267 ± 5,37
Oral Candidiasis 10 364,8 ± 6,5
Tubercular Meningitis 8 319 ± 3,36
Pneumocytis carinii 8 261,25 ± 10,8
pneumonia
Abdominal Tuberculosis 2 348
Herpes Zoster 2 613

Ravinchandra K.R., Praharaj B.R., Agarwalla S, Opportunistic Infection in HIV infected children and its
correlation with CD4 Count. Diunduh dari: https://www.ijpediatrics.com
• Penyakit respiratorik merupakan penyebab terbesar kesakitan dan kematian
pada HIV. Infeksi respiratorik merupakan salah satu infeksi oportunistik yang
sering menyerang anak dengan HIV, seringkali berupa pneumonia ataupun
tuberkulosis.7
• Penyakit gastrointestinal merupakan infeksi oportunistik yang sering terjadi,
berupa gejala diare kronik
• Infeksi oportunistik yang juga sering ditemukan berupa kandidiasis oral yaitu,
lapisan putih kekuningan di atas mukosa dapat dilepas dan eritema pada
dasarnya.
Penyakit Respiratorik pada Anak dengan HIV
Finny Fitry Yani, Arwin AP Akib, Bambang Supriyatno, Darmawan B. Setyanto, Nia Kurniati, Nastiti Kaswandani (RSCM)

1. Sari Pediatri. (2006). Penyakit Respiratorik pada Anak dengan HIV. RSCM : Jakarta. Vol. 8,3 : 188-194
Pencegahan
• Vaksin
Untuk pencegahan infeksi oporstunitik berupa kelainan respiratorik. Penelitian di
Amerika, pemberian vaksin PCV dan Hib pada anak dapat mengurangi angka kejadian
oportunistik dan meringankan gejala.

• Makanan
Untuk mengurangi paparan patogen GIT th-care providers should advise that HIV-
infected children avoid eating the following raw or undercooked foods (including other
foods that contain them): eggs, poultry, meat, seafood (especially raw shellfish), and raw
seed sprouts. Unpasteurized dairy products and unpasteurized fruit juices also should be
avoided. Of particular concern to HIV-infected infants and children is the potential for
caretakers to handle these raw foods (e.g., during meal preparation) and then
unknowingly transfer bacteria from their hands to the child’s food, milk or formula or
directly to the child. Hands, cutting boards, counters, and knives and
• other utensils should be washed thoroughly after contact with uncooked foods. Produce should be
washed thoroughly before being eaten.
• Pets
When obtaining a new pet, caregivers should avoid dogs or cats aged <6 months or stray
animals. HIV-infected children and adults should avoid contact with any animals that have diarrhea and
should wash their hands after handling pets, including before eating, and avoid contact with pets’
feces. HIV-infected children should avoid contact with reptiles (e.g., snakes, lizards, iguanas, and
turtles) and with chicks and ducklings because of the risk for salmonellosis. Travel. The risk for
foodborne and waterborne infections among immunosuppressed, HIV-infected persons is magnified
during travel to economically developing countries. HIV-infected children who travel to such countries
should avoid foods and beverages that might be contaminated, including raw fruits and vegetables,
raw or undercooked seafood or meat, tap water, ice made with tap water, unpasteurized milk and dairy
products, and items sold by street vendors. Foods and beverages that are usually safe include steaming
hot foods, fruits that are peeled by the traveler, bottled (including carbonated) beverages, and water
brought to a rolling boil for 1 minute. Treatment of water with iodine or chlorine might not be as
effective as boiling and will not eliminate Cryptosporidia but can be used when boiling is not practical.
Pencegahan TB
• Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan memberikan terapi pada infeksi TB
laten. Pasien HIV yang pertama kali diidentifikasi, harus dites akan adanya infeksi M.
tuberculosis, salah satunya dengan tes kulit tuberkulin (tuberculin skin test/TST). 4
Semua pasien HIV, tanpa mempertimbangkan umur, dengan hasil tes positif untuk
infeksi M. tuberculosis namun tanpa adanya bukti TB aktif dan tanpa riwayat terapi
untuk TB aktif atau laten harus diterapi sebagai infeksi TB laten.
Pencegahan PCP
• Infeksi P. jiroveci terutama menyebar dari manusia ke manusia, walaupun mungkin
terdapat sumber di lingkungan. Pencegahan paparan dapat diupayakan dengan
mengisolasi pasien HIV yang rentan dari individu yang menderita PCP walaupun
keefektifannya belum diketahui.4 Kemoterapi telah terbukti mencegah PCP dan
memperpanjang kelangsungan hidup pada pasien HIV. Pasien dengan jumlah sel T
CD4+
Pencegahan Diare Kronik
• Kriptosporidiosis ditularkan dari tertelannya ookista melalui penyebaran fekaloral
dari manusia ke manusia atau hewan ke manusia (Gambar 2). 32,33 Penyebaran ini
terjadi melalui kontak langsung atau melalui air yang terkontaminasi. Anakanak di
pusat penitipan merupakan salah satu reservoir, begitu pula dengan kucing dan
anjing yang masih kecil. 4 Didapatkan pula wabah kriptosporidiosis terkait air minum
publik dan kolam renang, yang diperkirakan karena parasit sangat resisten terhadap
klorinasi. Kontak seksual, terutama kontak yang melibatkan hubungan rektal, juga
merupakan cara penyebaran organisme ini.4 Pasien HIV dapat mengurangi
kemungkinan terkena kriptosporidia dengan menghindari paparan terhadap sumber
penularan tersebut. Pasien harus waspada bahwa banyak dari sumber air yang dapat
terkontaminasi sehingga direkomendasikan untuk merebus air sebelum diminum. 3
Kesimpulan
• Sangat jarang ditemui pada pengobatan ARV yang berhasil
• Dapat diprediksi dengan kadar CD4
• Pencegahan prognosis lebih baik
• Edukasi pasien

https://slideplayer.info/slide/11944183/

You might also like