Professional Documents
Culture Documents
Analisis Wacana Feminis Dalam Studi Sastra
Analisis Wacana Feminis Dalam Studi Sastra
STUDI SASTRA
(Seminasr Nasional Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,
Unimed, 12 November 2021)
Pengantar
Studi sastra; Ilmu sastra
Analisis wacana
(2) Kapan kemunculan dan
feminis dalam perkembangannya?
studi sastra
◦ Analisa wacana kritis (Critical discourse analysis) merupakan metode baru di dalam
penelitian ilmu-ilmu sosial dan budaya (Haryatmoko, 2015).
◦ Istilah tersebut dicetuskan dalam simposium yang diadakan selama dua hari di
Amsterdam, pada Januari 1991 dihadiri oleh T. van Dijk, N. Fairclough, G. Kress, T.
van Leeuwen, dan R. Wodak dianggap “meresmikan” analisa wacana kritis (AWK)
sebagai metode penelitian dalam Ilmu-ilmu sosial dan budaya.
◦ Mereka mendiskusikan kesamaan dan perbedaan teori serta metode masing-masing
untuk bisa menjadi titik-tolak pengembangan AWK.
Mereka sepakat untuk menerima tiga postulat AWK:
(1) Semua pendekatan harus berorientasi ke masalah sosial, dan
karena itu, menuntut pendekatan lintas ilmu;
(2) Keprihatinan utama adalah mendemistifikasi ideologi dan
kekuasaan melalui penelitian sistematik data semiotik (tulisan, lisan
atau visual);
(3) Selalu diperlukan sikap reflektif dalam proses penelitian, artinya
mengambil jarak untuk memeriksa nilai dan ideologi peneliti.
Analisis wacana feminis dalam studi sastra (2) Sara Mills (Discourse - The New Critical
tidak terlepas dari pertemuan analisis Idiom, 1997 dan Feminist Stylistic, 2005)
wacana feminis dengan kritik sastra feminis. Memperkaya kajian feminis sebelumnya:
(1) Ruth Wodak (Gender and Discourse, (1) Elaine Showalter (The New Feminist
1997; “Gender Mainstreaming and the Criticism: Essays on Women, Literature,
European Union: Interdisciplinarity, and Theory, 1985),
Gender Studies and CDA” dalam
Michelle M. Lazar, Feminist Critical (2) K.K. Ruthven (Feminist Leterary
Discourse Analysis, 2005), Gender, Studies an Introduction (1986),
Power and Ideology in Discourse, 2005) (3) Maggie Humm (Feminist criticism
women as contemporary critics, (1986),
Peta analisis wacana kritis feminis dalam studi sastra berada dalam peta
studi sastra postrukturalisme.
(1) “Memberi Ruang pada Mereka yang Terlupakan: Membaca Sosok Ratu Kalinyamat
dan Dewi Rengganis dalam Novel Indonesia (Giving Room for those Who are
Forgotten: Reading the Figures of Queen Kalinyamat and Dewi Rengganis in
Indonesian Novels) (Wiyatmi, Jurnal Litera, Vol 20 (2)
https://journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/view/35894).
(2) Memahami Motif Perkawinan Bidadari dengan Laki-laki Bumi sebagai Spirit
Feminisme dalam Folklore Indonesia (Wiyatmi, Jurnal Diksi, Vol 29 (1)
https://journal.uny.ac.id/index.php/diksi/article/view/33108).
(3) Representasi Budaya Maritim dalam Novel Sihir Pembayun Karya Joko Santosa:
Relasi Kuasa Nyi Ratu Kidul dalam Hubunganya dengan Manusia Daratan
(Analisis Wacana Feminis Sara Mills).
(4) “Kiprah Perempuan dalam Penulisan Sastra Indonesia 2000-an: Tanda Menuju
Fase Sastra Perempuankah?” (Wiyatmi, Intenational Conference Woman in Public
Sector, Rabu-Kamis, 16-17 Juli 2008), Pusat Studi Wanita bekerja sama dengan
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta).
(5) Melacak Jejak Feminisme Nusantara dalam Sastra Indonesia: dari Ratu Shima
Sampai Kartini, dalam book chapters Memberi Ruang Dan Menyimak Suara
Perempuan: Antologi Penelitian Sastra Feminis (Wiyatmi, dkk, 2021).