You are on page 1of 25

Asuhan Keperawatan Penyakit Malaria

Definisi
• Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah
merah yang disebabkan oleh suatu protozoa
spesies plasmodium yang ditularkan kepada
manusia melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000,
hal 125).
• Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh protozoa obligat intraseluler dari genus
plasmodium (Harijanto, 2000, hal 1).
• Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam
berkala, yang disebabkan oleh Parasit
Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk
Anopeles (Tjay & Raharja, 2000)
Etiologi
• P. Falciparum . Plasmodium falciparum, memberikan
banyak komplikasi dan mempunyai
perlangsungan yang cukup ganas, mudah
resisten dengan pengobatan dan
menyebabkan malaria tropika/ falsiparum
• P. Vivak (demam tiap 24-48 jam).

menyebabkan malaria tertiana/


vivaks
• P. Ovale
dijumpai pada daerah Afrika dan
Pasifik Barat, diIndonesia dijumpai
di Nusa Tenggara dan Irian,
menyebabkan malaria ovale.
• P. malaria
menyebabkan malaria
quartana/malariae
Siklus Hidup Plasmodium
• Sporozoit infeksius dari kelenjar ludah nyamuk
anopheles betina dimasukkan kedalam darah
manusia. Dalam waktu tiga puluh menit jasad
tersebut memasuki sel-sel parenkim hati dan
dimulai stadium eksoeritrositik dari pada daur
hidupnya. Didalam sel hati parasit tumbuh menjadi
skizon dan berkembang menjadi merozoit (10.000-
30.000 merozoit) . Sel hati yang mengandung
parasit pecah dan merozoit keluar dengan bebas,
sebagian di fagosit.
Siklus hidup malaria falciparum
Masa inkubasi malaria
Tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies
plasmodiumnya :
1.Plasmodium vivax 14-17 hari,
2.Plasmodium ovale 11-16 hari,
3.Plasmodium malariae 12-14 hari dan
4. Plasmodium falciparum 10-12 hari (Mansjoer,
2001).
Masa inkubasi 10-
12 hari
Malaria
tropika merupakan
menyerang Malaria satu-satunya
spesies yang
semua bentuk Tropika memiliki 2
eritrosit (Plasmodiu kromatin inti
m (Double
Chromatin).
Falcifarum)
• Plasmodium ini
berupa Ring/ malaria tropika merupakan
cincin kecil yang bentuk yang paling berat, ditandai
berdiameter 1/3 dengan panas yang ireguler,
diameter eritrosit anemia, splenomegali, parasitemia
normal yang banyak dan sering terjadi
komplikasi
Masa inkubasi 12-
14 hari
Pada
Komplikasi : pemeriksaan akan
di temukan
sindrom Malaria edema, asites,
nefrotik Kwartana proteinuria,
(Plasmoduim hipoproteinemia,
tanpa uremia dan
Malariae) hipertensi

• Ciri-ciri demam
tiga hari sekali Gejala lain nyeri pada kepala
setelah puncak dan punggung, mual,
48 jam pembesaran limpa, dan
malaise umum
Masa inkubasi 11-16
hari
bentuk eritrosit
yang terinfeksi
Plasmodium Ovale merupakan
biasanya oval atau Malaria Ovale bentuk yang
paling ringan dari
ireguler (Plasmodium semua malaria
Ovale)

• Serangan
paroksismal 3-4
hari dan terjadi
pada malam
hari
merupakan malaria
yang paling berat
biasanya
di tandai dengan
menginfeksi
panas yang
eritrosit muda
ireguler, anemia,
yang diameternya Malaria
splenomegali,
lebih besar dari Tersiana parasitemis yang
eritrosit normal (Plasmodium banyak, dan sering
Vivax) terjadinya
komplikasi

• . Bentuknya Gejala malaria jenis ini secara


mirip dengan periodik 48 jam dengan gejala
plasmodium klasik trias malaria dan
Falcifarum mengakibatkan demam berkala 4
hari sekali dengan puncak demam
setiap 72 jam
Karakteristik nyamuk Anopeles adalah
sebagai berikut :
a. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, di
dataran rendah
b. Menggigit antara waktu senja
(malam hari) dan subuh hari
d. Jarak terbangnya ≤ 2-3 km
e. Pada saat menggigit bagian belakangnya
mengarah ke atas dengan sudut 48 derajat
f. Daur hidupnya memerlukan wkt ± 1 mggu.
g. Lebih senang hidup di daerah rawa, ada
yang di air tawar, air payau dan
genangan air pada cabang-cabang pohon
yang besar
Manifestasi klinis secara umum
a. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat
pecahnya skizon matang (sporolasi).
b. Splenomegali
c. Anemia
(Mansjoer. dkk, Hal. 411).
d. Ikterus,
(Corwin, 2000, hal 125).
“Trias Malaria”
Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias
Malaria” (malaria proxysm) secara berurutan :
1) Periode dingin berlangsung 15 menit sampai 1 jam
diikuti dengan meningkatnya temperatur.
2) Periode panas
Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2
jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
3) Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal,
diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur
turun, penderita merasa capai dan sering tertidur
Komplikasi
Menurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi
(2000) beberapa komplikasi yang dapat
terjadi pada penyakit malaria adalah :
a. Malaria otak
b. Anemia berat
c. Edema paru
d. Hiplogikemia
Pemeriksaan diagnostik
• Pemeriksaan mikroskopis malaria
uji imunoserologis dan ditemukannya parasit (plasmodium) di
dalam darah penderita, Pemeriksaan mikrokropis satu kali
yang memberi hasil negatif tidak menyingkirkan diagnosis
deman malaria
• QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)
Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada
plasmodium yang dapat mengikat acridine orange akan
mengidentifikasi eritrosit terinfeksi plasmodium.
• Pemeriksaan imunoserologis
Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi
antibodi spesifik terhadap paraasit plasmodium
Pemeriksaan diagnostik
• Pemeriksan Biomolekuler
Digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik
parasit/ plasmodium dalam darah penderita
malaria.tes ini menggunakan DNA lengkap
yaitu dengan melisiskan eritrosit penderita
malaria untuk mendapatkan ekstrak DNA
syarat-syarat Pemeriksaan mikroskropis
(sensitivitas dan spesifisitas mencapai 100%)
1) Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu
pada akhir periode demam memasuki periode
berkeringat. Pada periode ini jumlah
trophozoite dalam sirkulasi dalam mencapai
maksimal dan cukup matur sehingga
memudahkan identifikasi spesies parasit.
2) Volume yang diambil sebagai sampel cukup,
yaitu darah kapiler (finger prick) dengan volume
3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-
1,5 mikro liter untuk sedian tipis.
3) Kualitas perparat harus baik untuk menjamin
identifikasi spesies plasmodium yang tepat.
syarat-syarat Pemeriksaan
mikroskropis
4) Identifikasi spesies plasmodium
5) Identifikasi morfologi sangat penting untuk
menentukan spesies plasmodium dan
selanjutnya digunakan sebagai dasar
pemilihan obat.
Penatalaksanaan
a. Malaria Tersiana/ Kuartana
Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika
resisten perlu di tambahkan mefloquin single dose
500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari).
Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg
/hari selama 14 hari)
b. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg,
lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari). Atau mefloquin (2
dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan
interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis
tunggal dari 3 tablet ) yang biasanya di kombinasikan
dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).
Penatalaksanaan

c. Malaria Falcifarum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan
pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis
tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg
selama 7 hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x
250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin
2 x 100 mg/ hari selama 7 hari
Diagnosa keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan asupan makanan
yang tidak sdekuat ; anorexia; mual/muntah
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan
dengan penurunan sistem kekebalan tubuh;
prosedur tindakan invasif
c. Hipertermia berhubungan dengan
peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek
langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
Diagnosa keperawatan
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan
dengan penurunan komponen seluler yang di
perlukan untuk pengiriman oksigen dan
nutrient dalam tubuh.
e. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/
mengingat kesalahan interprestasi informasi,
keterbatasan kognitif.
Kasus
Tn B hari ini berkunjung ke RSISA, dia mengatakan
kepada perawat sejak 2 minggu yang lalu badannya
panas, menggigil, pusing, mual, nafsu makan menurun,
lemah, BB turun hingga 20%, klien tampak pucat,
mukosa bibir kering, nyeri hati skala 4, kadang disertai
diare, muntah 4x/hr. T= 380C. TD= 90/60, N=
104x/mnt. Pemeriksaan Diagnostik:
a) Pemeriksaan darah tepi (DDR) plasmodium
falsiparum positif (+)
b) Pemeriksaan Hb terjadi penurunan nilai normal.
c) Pemeriksaan fungsi hati SGOT/SGPT, Urobilin dan
Bilirubin (jika terdapat tanda komplikasi hepar)
SEMOGA SUKSES

You might also like