You are on page 1of 38

Pengelolaan Limbah Medis

Kota Tangerang
Dinas Kesehatan Kota Tangerang
ISU KESEHATAN LINGKUNGAN

Traditional Risk Modern Risk

Akses Air Minum yang tidak Perubahan Iklim


cukup dan tidak aman (vector, ketersediaan
air dan pangan)

Akses sanitasi /
jamban yang rendah Polusi Udara
(Indoor
dan Outdoor)

Keterpaparan zat
Pengelolaan kimia (limbah B3,
Makanan yang tidak pestisida, radiasi)
higienis
JULUKAN
KOTA 1000 INDUSTRI DAN JASA
KOTA AHLAKUL KARIMAH
KOTA BENTENG

PUBLIC FACILITY

FASILITAS
PELYANAN
KESEHATAN
34 RUMAH SAKIT
2021
2022
39 PUSKESMAS
2020
236 KLINIK
Dasar Hukum
UU No. 32 Tahun 2009
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
“Polluter pays principle”

Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3, Pengumpul Limbah B3,


Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah
Penyelenggaraan Perlindungan dan B3 WAJIB memiliki Sistem Tanggap Darurat (PP 22/2021 Pasal 428)
Pengelolaan Lingkungan Hidup

01 Pemanfaatan Limbah B3 (Ps 318 ayat 3j)

Salah satu persyaratan pengajuan 02 Pengolahan Limbah B3 (Ps 361 ayat 1d)
persetujuan teknis untuk
Sistem Peng elolaan Limbah B3
03 Penimbunan Limbah B3 (Ps 375 ayat 1d)

04 Dumping ke laut (Ps 394b)

@pltdlb3 Pemulihan Limbah


Ombudsman RI mencatat setidaknya ada 138 juta ton limbah medis yang tidak dikelola dengan baik. Timbulan limbah medis semakin
meningkat, seiring adanya pandemi Covid-19. Dalam satu hari, limbah medis yang dihasilkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Fasyankes) bisa mencapai ratusan kilo. Banyak kasus, limbah medis dibuang di sembarang tempat. Ada yang dibuang di jalan,
sungai, laut maupun tempat pembuangan sampah.

• Penggunaan APD sekali pakai meningkatkan


volume limbah medis infeksius selain limbah medis
dari perawatan pasien
• Kenaikan volume total limbah medis mencapai 100-
130%
• Beberapa jenis APD ini tidak bisa direcycle
• Dampak  beban insinerasi meningkat  kesiapan
alternative pemusnahan dan sebaran lokasi
• Manajemen rumah sakit/Puskesmas mengeluh
biaya pengelolaan limbah  polluter pays
principles
TIMBULAN LIMBAH MEDIS
PUSKESMAS TAHUN 2021
Timbulan Limbah Medis Cair
Pengelolaan Limbah Medis Kota Tangerang
Koordinasi Lintas Program dan Sektor
Bentuk Kerja
No Program/Sektor Bentuk Koordinasi Kendala
Sama/Kegiatan
PEYUSUNAN DED TPS
1 DINAS LINGKUNGAN HIDUP Menyediakan Depo
LIMBAH B3 MEDIS
2 BPBD PEMBERIAN DESINFEKTAN -
MENSYARATKAN ADANYA
MOU DENGAN
3 DPMPTSP PERIZINAN FASKES
TRANSPORTER LIMBAH
MEDIS
Pemusnahan Limbah
4 Bidang P2 SK TPS
Vaksinasi
Pemusnahan Limbah
5 Polres MOU Anggaran
Vaksinasi
• Lintas Program misalnya Bidang P2P, Yankes, dll
• Lintas Sektor misalnya DLH, Dinkes, RS, Puskesmas, Swasta, K/L, dll
Tabel diisi dengan bagaimana bentuk koordinasi, apa saja kerja sama yang dilakukan, dan kendala yang
dihadapi.
Pengelolaan Limbah Medis dan
Pelaporan Alkes Bermerkuri
Bekerja Sama
Mengolah dengan Pelaporan Alkes
Puskesmas, RS, Mandiri Pengolah Bermerkuri (√
No
Fasyankes Lainnya (Incenerator) Pihak ketiga jika ya)
(√ jika ya) (Nama
Perusahaan)
1 Puskesmas (38) x √
Wastec
2 Rumah Sakit (34) x International √
(Pengolah) dll
3 Labkesda(1) x √
Pengangkut
(Biutenika, √
4 Klinik dan BPM x
Benteng,
Wastec dll)
Site Plant Lokasi TPS B3 Puskesmas
SARANA DAN
PRASARANA TPS SAMPAH MEDIS
PUSKESMAS
SARANA DAN
PRASARANA
• 1. FREEZER SAMPAH MEDIS

KEPEMILIKAN FREEZER SAMPAH


MEDIS SELURUH PUSKESMAS SE
KOTA TANGERANG
Alat pelindung diri untuk
pengelolaan limbah medis
Peran Petugas Kesehatan Lingkungan
Poster jenis limbah medis
PEMBUATAN VIDEO/KIE OLEH
PETUGAS KESLING PUSKESMAS
SURVEY PLANT PT. WASTEC
INTERNATIONAL
Instalasi
Pengolahan Air
Limbah

DAFTAR PUSTAKA
1.Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah Bapelkes Cikarang
2.Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Biofilter Anaerob Aerob Pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, 2011
3.2. Metclaf And Eddy, " Waste Water Engineering”, Mc Graw Hill 1991.
4.3. Nusa Idaman Said, Teknologi Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilm Tercelup, JTL, DTL, BPPT, 2000
38 PUSKESMAS TELAH
MEMILIKI INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
PUSKESMAS DI KOTA
TANGERANG
POTENSI PENCEMARAN LIMBAH CAIR

• Limbah Industri sekitar: 20 - 40 % dari total pencemaran air


• Limbah Domestik: 50-75% dari total pencemaran air
Sekilas Karakteristik Limbah Cair Fasyankes

• Sifat fisik meliputi warna


keruh, konsistensi lebih
kental, berat jenis lebih
besar, banyak buih
• Sifat kimia meliputi pH yang
cenderung basa dan
mengandung protein, lemak
dan karbohidrat
• Sifat biologis meliputi
kandungan bakteri patogen,
dan virus
PENGOLAHAN LIMBAH
CAIR
PRINSIP
menghilangkan atau mengurangi kontaminan yang terdapat di dalam
limbah cair sehingga hasil olahan limbah dapat dimanfaatkan kembali atau
tidak mengganggu lingkungan apabila dibuang ke lingkungan
 Mengurangi jumlah padatan tersuspensi
 Mengurangi jumlah padatan terapung
 Mengurangi jumlah bahan organik
 Menghilangkan mikroorganisme patogen
 Mengurangi jumlah bahan kimia yang berbahaya
TUJUA dan beracun
N 
 Mengurangi
Mengurangi unsur nutrisilain
unsur (N dan P) yang
yang dianggap
berlebihan
dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
ekosistem
 SESUAI BAKU MUTU LIMBAH CAIR
Skema Alur Pengolahan Limbah Cair di
Fasyankes
BAKU
MUTU
Peraturan Menteri Parameter Satuan Kadar
Lingkungan Maksimum
Hidup dan Kehutanan pH - 6–9
Nomor BOD mg/L 30
P-68/Menlhk/Setjen/
Kum.1/8/2016 tentang COD mg/L 100
Baku Mutu Air Limbah TSS mg/L 30
Domestik Minyak dan lemak mg/L 5

Amoniak mg/L 10
Total Coliform Jumlah/100mL 3000
Debit L/orang/hari 100
PEMILIHAN DARI PROSES
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

• Karakteristik Limbah Cair Fasyankes


• Kualitas Keluaran / Nilai Baku Mutu Lingkungan (Kualitas)
• Rencana (Kuantitas)
• Alur Proses / Flow Diagram
• Desain
• Ketersediaan dana dan lahan
Teknologi Pengolahan Limbah Cair
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment) untuk menghilangkan padatan berat
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment) untuk menghingkan material
biologis terlarut dan tersuspensi menggunakan bakteria yang ada dalam limbah
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Post Treatment) pengolahan lanjutan untuk mengurangi
pathogen, SS, phosphor dan nitrogen, dan kontaminan kimia
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

• Primary treatment menggunakan teknologi Biofilter Anaerob


& Aerob
• Post treatment menggunakan multimedia filter (Silica sand &
activated carbon) & desinfectan menggunakan klorin
Bangunan
IPAL

PRINSIP :
1.Makin lama, makin baik
2.Makin panjang lintasannya, makin baik
3.Makin banyak bakteri, makin baik
4.Makin lambat aliran, makin baik
5.Makin merata aliran, makin baik
Perbandingan ipal cor beton dan knokdown/plat baja/ fiber

Item Ipal knokdown berbahan plat/Fiber Cor beton


Pengelolaan Operasional mudah Relatif susah
Dapat dipindahkan jika ada perubahan
Tata letak permanen
site plan
Lahan Tidak terlalu luas Lahan dapat di manfaatkan
Sedot lumpur Tidak (bisa di kuras) Ya (rutin)
Biaya kontruksi Lebih murah Tinggi
Bebas dari terendam banjir ya tidak
Kebocoran/rembes Akan terlihat Tidak terlihat
Elektrikal / mekanikal Terlihat Tertanam
Kelebihan dan Kelemahan
PROSES PENGOLAHAN ANAEROBIK-
AEROBIK
Kelebihan
Kelemahan
• Pengoperasian dan perawatannya • Biaya investasi lebih mahal.
mudah. • Menghasilkan bau metana dan sulfida
• Proses pengolahan sangat sederhana. pada bak anaerob.
• Dapat mengolah limbah cair dengan
beban organik tinggi.
• Dapat menghilangkan nitrogen dan
fosfor.
• Suplai oksigen relatif kecil.
• Lumpur yang dihasilkan relatif
sedikit.
• Tahan terhadap shock loading.
• Tidak menggunakan bahan kimia.
PEMBUATAN IPAL PUSKESMAS KOTA
TANGERANG
1. Pastikan Air
Limbah Masuk
IPAL
2. Lokasi Ipal Jauh
dari
Pengunjung
LAY OUT IPAL
PEMELIHARAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
PUSKESMAS…..
( IPAL )

No. Dokumen No. Revisi Halaman

No.005/SPO/2011
- 1/1

Ditetapkan
Tanggal Terbit KEPALA PUSKESMAS
Standar Prosedur
Operasional 01 April 2011

Pengertian : Pemeliharaan IPAL adalah usaha yang dilakukan untuk memelihara sistem pengelolaan
air limbah rumah sakit agar proses yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Tujuan : 1. Tercapainya kinerja efektif, efisien dalam pemeliharaan IPAL.


2. Agar kualitas buangan air limbah terjaga (tidak turun) dan aliran IPAL tetap
lancar.

Kebijakan : Puskesmas………….. mengatur tata cara pemeliharaan IPAL

Prosedur : 1. Sosialisasikan kepada seluruh karyawan agar jangan


membuang sampah padat seperti plastik, kain, batu, pembalut,
dll kedalam saluran air limbah seperti kedalam closet, washtafel
dan lain-lain.
2. Cegah masuknya zat-zat kimia beracun (termasuk cairan
pembersih lantai) yang dapat menggaggu pertumbuhan
mikroba yang ada di dalam Bak Equalisasi dan Bioreaktor IPAL
(Tangki).
3. Cegah semaksimalnya sampah padat jangan sampai masuk ke
dalam IPAL, misalnya dengan memasang saringan didepan bak
Biotek atau pada inlet air limbah.
4. Bersihkan unit saringan sampah (Bak Kontrol) secara rutin
(misalnya 2 hari sekali).
5. Secara rutin (misalnya 2 hari sekali) lakukan kontrol pada
ruangan-ruangan Bak Equalisasi. Didalam Bak banyak terdapat
sampah, sampah ini harus diambil. Usahan sebisanya agar Bak
Equalisasi dan Bak Kontrol bersih dari sampah.
6. Hindari sampah jangan sampai masuk Tangki IPAL . Sampah
padat akan menutup dan menyumbat biofilter, menyebabkan
aliran air buntu dan air akan luber keluar reaktor.
PERALATAN
IPAL

Parameter ipal fasyankes


permen Lhk no p.68 tahun 2016

You might also like