You are on page 1of 28

Modul

Ke:

1
IRIGASI &
BANGUNAN AIR

Oleh : Mona Nabilah, ST.,


Fakultas : Program Studi: MT.
Teknik Industri Teknik Sipil
MODUL 1 IRIGASI & BANGUNAN AIR

ABSTRAK TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Pengertian istilah – istilah irigasi 1. Mahasiswa mampu memahami isitlah – istilah
2. Tujuan dan manfaat irigasi irigasi
3. Kualitas air irigasi 2. Mahasiswa mampu memahami tujuan dan
4. Sistem irigasi dan klasifikasi jaringan irigasi manfaat pembuatan jaringan irigasi
5. Cara pemberian air irigasi 3. Mahasiswa mampu memahami kualitas air irigasi,
6. Unsur jaringan irigasi sistem irigasi dan klasifikasi jaringan irigasi, cara
pemberian air irigasi dan unsur jaringan irigasi
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian Irigasi
Irigasi berasal dari istilah irrigatie (Bahasa Belanda) atau irrigation (Bahasa Inggris), yang artinya
sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna keperluan
pertanian mengalirkan dan membagikan air secara teratur, setelah digunakan dapat pula dibuang
kembali melalui saliran pembuang.
Tanaman yang diberi air irigasi umumnya dibagi dalam 3 golongan besar yaitu:
 Padi: lrigasi di Indonesia umumnya digunakan pemberian air kepada muka tanah dengan cara
menggenang (flooding method)
 Tebu
 Palawija (jagung, kacang-kacangan, bawang, cabai, dan lain sebagainya).
1. Pengertian Irigasi
a. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
b. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi,
dan sumber daya manusia.
c. Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber
air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk
menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
d. Pengaturan air irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian, dan penggunaan air irigasi
1. Pengertian Irigasi
a. Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam jaringan primer dan/atau
jaringan sekunder.
b. Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu dari jaringan primer atau
jaringan sekunder ke petak tersier.
c. Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier untuk mengairi lahan pertanian
pada saat diperlukan.
d. Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran kelebihan air yang sudah tidak
dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi tertentu.
1. Pengertian Irigasi
a. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
b. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang
diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
c. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan utama, saluran
induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.
d. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder, saluran
pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
e. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam
petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter,
serta bangunan pelengkapnya.
2. Tujuan dan Manfaat Irigasi
Irigasi berfungsi mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam
rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, yang
diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.
Keberlanjutan sistem irigasi ditentukan oleh:
a. Keandalan air irigasi yang diwujudkan melalui kegiatan membangun waduk, waduk lapangan,
bendungan, bendung, pompa, dan jaringan drainase yang memadai, mengendalikan mutu air,
serta memanfaatkan kembali air drainase;
b. Keandalan prasarana irigasi yang diwujudkan melalui kegiatan peningkatan, dan pengelolaan
jaringan irigasi yang meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah
irigasi;
c. Meningkatnya pendapatan masyarakat petani dari usaha tani yang diwujudkan melalui kegiatan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yangmendorong keterpaduan dengan kegiatan
diversifikasi dan modernisasi usaha tani.
2. Tujuan dan Manfaat Irigasi
Singkatnya, manfaat suatu sistem irigasi adalah:
a. Untuk membasahi tanah, yaitu membantu pembasahan tanah pada daerah yang curah hujannya
kurang atau tidak menentu.
b. Untuk mengatur pembasahan tanah, yang dimaksudkan agar daerah pertanian dapat diairi
sepanjang waktu, baik pada musim kemarau maupun pada musim penghujan.
c. Untuk menyuburkan tanah, yaitu dengan mengalirkan air yang mengandung lumpur pada daerah
pertanian sehingga tanah dapat menerima unsur-unsur penyubur.
d. Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah (rawa) dengan endapan lumpur yang
dikandung oleh air irigasi.
e. Untuk penggelontoran air di kota, yaitu dengan menggunakan air irigasi, kotoran/sampah di kota
digelontor ke tempat yang telah disediakan dan selanjutnya dibasmi secara alamiah.
f. Pada daerah dingin, dengan mengalirkan air yang suhunya lebih tinggi daripada tanah,
dimungkinkan untuk mengadakan pertanianjuga pada musim tersebut.
2. Tujuan dan Manfaat Irigasi
Tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya untuk penyediaan dan pengaturan air untuk
menunjang pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan dan mendistribusikan secara
teknis dan sistematis. Sistem irigasi erat kaitannya dengan pembuatan bangunan air. Tujuan
pembuatan suatu bangunan air di sungai adalah sebagai upaya manusia untuk meningkatkan faktor
yang menguntungkan dan memperkecil atau menghilangkan faktor yang merugikan dari suatu
sumber daya air terhadap kehidupan manusia. Manfaat dari suatu bangunan air di sungai adalah
untuk membantu manusia dalam kelangsungan hidupnya, dalam upaya penyediaan makanan nabati
dan memperbesar rasa aman dan kenyamanan hidup manusia terutama yang hidup di lembah dan di
tepi sungai.
B. TEKNIK IRIGASI
1. Kualitas Air Irigasi
Air yang dapat dinyatakan kurang baik untuk air irigasi biasanya mengandung :
a. Bahan kimia yang beracun bagi tumbuhan atau orang yang makan tanaman itu,
b. Bahan kimia yang bereaksi dengan tanah yang kurang baik,
c. Tingkat keasaman air (ph),
d. Tingkat kegaraman air,
e. Bakteri yang membahayakan orang atau binatang yang makan tanaman yang diairi dengan air
tersebut.
2. Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan
Irigasi
Dalam sejarah perkembangannya, irigasi dibagi menjadi 3 tipe:
a. Irigasi gravitasi, sumber air diambil dari air yang ada di permukaan burni yaitu dari sungai,
waduk dan danau di dataran tinggi. Pengaturan dan pembagian air irigasi menuju ke petak-petak,
dilakukan secara gravitatif.
b. Irigasi Sistem Pompa. Sumber air yang dapat dipompa untuk keperluan irigasi dapat diambil dari
sungai.
c. Irigasi Pasang-surut, adalah suatu tipe irigasi yang memanfaatkan pengempangan air sungai
akibat peristiwa pasang-surut air laut. Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal
yang mendapat pengaruh langsung dari peristiwa pasang-surut air laut. Air genangan yang berupa
air tawar dari sungai akan menekan dan mencuci kandungan tanah sulfat masam dan akan
dibuang pada saat air laut surut.
2. Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan
Irigasi
Irigasi di persawahan dapat dibedakan menjadi lrigasi Pedesaan dan Irigasi
Pemerintah. Sistem Irigasi desa bersifat komunal dan tidak menerima bantuan dari
pemerintah pusat. Pcmbangunan dan pengelolaanya (seluruh jaringan irigasi)
dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat.
Sistem lrigasi (SI) bantuan pemerintah berdasarkan cara pengukuran aliran air,
pengaturan, kelengkapan fasilitas,jaringan irigasi di Indonesia dapat dibedakan
kedalarn 3 tingkatan dibagi kedalarn tiga kategori yaitu:
• Jaringan Irigasi Sederhana
• Jaringan Irigasi Semiteknis
• Jaringan Irigasi Teknis
2. Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan
Irigasi
a. Jaringan Irigasi Sederhana. Di dalam jaringan irigasi sederhana, pembagian air
tidak diukur atau diatur sehingga air lebih akan mengalir ke saluran pembuang.
Persediaan air biasanya berlimpah dan kemiringan berkisar antara sedang dan
curam. Oleh karena itu hampir-hampir tidak diperlukan teknik yang sulit untuk
pembagian air. Jaringan irigasi ini walaupun mudah diorganisir namun memiliki
kelemahan – kelemahan serius yakni :
1. Ada pemborosan air dan karena pada umumnya jaringan ini terletak di daerah yang
tinggi, air yang terbuang tidak selalu dapat mencapai daerah rendah yang subur.
2. Terdapat banyak pengendapan yang memerlukan lebih banyak biaya dari penduduk
karena tiap desa membuat jaringan dan pengambilan sendiri-sendiri.
3. Karena bangunan penangkap air bukan bangunan tetap/permanen, maka umumya
pendek.
Gambar 1. Jaringan Irigasi Sederhana
2. Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan
Irigasi
b. Jaringan Irigasi Semi Teknis. Pada jaringan irigasi semi teknis, bangunan bendungnya terletak
di sungai lengkap dengan pintu pengambilan tanpa bangunan pengukur di bagian hilirnya. Beberapa
bangunan permanen biasanya juga sudah dibangun di jaringan saluran. Sistim pembagian air
biasanya serupa dengan jaringan sederhana. Bangunan pengambilan dipakai untuk
melayani/mengairi daerah yang lebih luas dari pada daerah layanan jaringan sederhana. Prinsip dari
jaringan irigasi semiteknis adalah sebagai berikut:
1. Pengaliran kesawah dapat diatur tetapi banyaknya air tidak dapat diukur
2. Pembagian air tidak dapat di lakukan secara seksama
3. Memiliki sedikit bangunan permanen
4. Hanya satu alat pengukuran aliran yang ditempatkan pada Bangunan bendung
5. Sistem pemberian air dan sistem pembuangan air tidak mesti sama sekali terpisah
Gambar 2. Jaringan Irigasi Semiteknis
2. Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan
Irigasi
c. Jaringan Irigasi Teknis. Prinsip dari jaringan irigasi teknis adalah sebagai berikut:
1. Jaringan lrigasi yang mendapatkan pasokan air terpisah dengan jaringan pembuanglpematus
2. Pernberian airnya dapat diukur, diatur dan tcrkontrol pada beberapa titik tertcntu
3. Dalam irigasi teknis, petak tersier menduduki fungsi sentral dalam jaringan irigasi teknis
4. Semua bangunan bersifat permanen
Gambar 3. Jaringan Irigasi Teknis
Tabel 1. Tingkatan Jaringan Irigasi
2. Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan
Irigasi
Standarisasi irigasi di Indonesia hanya meninjau lrigasi Teknis, karena dinilai lebih maju dan cocok
untuk dipraktekkan di sebagian besar pembangunan lrigasi di lndonesia. Mengacu pada KP-01
(Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi), dalam suatu jaringan lrigasi terdapat empat unsur
fungsional Jaringan Irigasi, yaitu:
a. Bangunan-bangunan Utama (Headworks) dimana air dari sumbernya (umunmya sungai atau
waduk) dielakkan ke saluran.
b. Jaringan pembawa irigasi berupa saluran-saluran (primer, sekunder,tersier,kwarter) yang
mengalirkan air irigasi ke petak-petak tersier.
c. Petak-petak Tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif, air irigasi di
bagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan kelebihan air ditampung di dalam suatu sistem
pembuangan di dalam petak tersier.
d. Sistem pembuang yang terdapat diluar daerah irigasi untuk membuang kelebihan air irigasi ke
sungai atau saluran-saluran alamiah sekitar.
3. Cara Pemberian Air Irigasi
a. Pemberian air irigasi lewat permukaan tanah, yaitu pemberian air irigasi melalui permukaan tanah.
b. Pemberian air irigasi melalui bawah permukaan tanah, yaitu pemberian air irigasi yang menggunakan pipa
dengan sambungan terbuka atau berlubang – lubang, yang ditanam 30 - 100 m di bawah permukaan tanah.
c. Pemberian air irigasi dengan pancaran,. yaitu cara pemberian air irigasi dalam bentuk pancaran dari suatu pipa
berlubang yang tetap atau berputar pada sumbu vertikal. Air dialirkan ke dalam pipa dan areal diairi dengan
cara pancaran seperti pemancaran pada waktu hujan. Alat pancar ini kadang-kadang diletakkan di atas kereta
dan dapat dipindah-pindahkan sehingga dapat memberikan penyiraman yang merata. Pemberian air dengan
cara pancaran untuk keperluan irigasi semacam ini, belum lazim digunakan di Indonesia.
d. Pemberian air dengan cara tetesan, yaitu pemberian air melalui pipa, di mana pada tempat-tempat tertentu
diberi perlengkapan untuk jalan keluarnya air agar menetes pada tanah. Cara pemberian air irigasi semacam
inipun belum lazim di Indonesia.
3. Cara Pemberian Air Irigasi
Cara pemberian air irigasi yang termasuk dalam cara pemberian air lewat permukaan, dapat disebut antara lain :
a. Wild flooding : air digenangkan pada suatu daerah yang luas pada waktu banjir cukup tinggi sehingga daerah akan
cukup sempurna dalam pembasahannya; cara ini hanya cocok apabila cadangan dan ketersediaan air eukup banyak.
b. Free flooding: daerah yang akan diairi dibagi dalam beberapa bagian/petak; air dialirkan dari bagian yang tinggi ke
bagian yang rendah.
c. Check flooding : air dari tempat pengambilan (sumber air) dimasukkan ke dalam selokan, untuk kemudian dialirkan
pada petak-petak yang kecil; keuntungan dari sistem ini adalah bahwa air tidak dialirkan pada daerah yang sudah
diairi.
d. Border strip method : daerah pengairan dibagi-bagi dalam luas yang kecil dengan galengan berukuran lOx 100 m2
sampai 20 x 300 m2; air dialirkan ke dalam tiap petak melalui pintu-pintu.
e. Zig-zig method: daerah pengairan dibagi dalam sejumlah petak berbentuk jajaran atau persegi panjang; tiap petak
dibagi lagi dengan bantuan galengan dan air akan mengalir melingkar sebelum meneapai lubang pengeluaran. Cara ini
menjadi dasar dari pengenalan perkembangan teknik dan peralatan irigasi.
f. Bazin method : eara ini biasa digunakan di perkebunan buah-buahan. Tiap bazin dibangun mengelilingi tiap pohon
dan air dimasukkan ke dalarnnya melalui selokan lapangan seperti pada ehek flooding.
g. Furrow method : cara ini digunakan pada perkebunan bawang dan kentang serta buah-buahan lainnya. Tumbuhan
4. Unsur Jaringan Irigasi
Unsur-unsur jaringan irigasi tersebut meliputi:
1. Peta Ikhtisar, adalah cara bagaimana berbagai bagian dari suatu jaringan irigasi saling dihubung­hubungkan.
Peta ikhtisar dapat disajikan pada peta tata letak, Peta ikhtisar proyek irigasi tersebut memperlihatkan:
 Bangunan Utama
 Jaringan dan trase saluran Irigasi
 Jaringan dan trase saluran pembuang
 Petak-petak primer, sekunder, dan tersier.
 Lokasi bangunan.
 Batas-batas daerah irigasi.
 Jaringan dan trase jalan
 Daerah-daerah yang tidak diairi, misal: desa.
Peta Ikhtisar umum dapat dibuat berdasarkan peta topografi yang dilengkapi dengan garis-garis kontur dengan
ska la I: 25000. Peta Ikhtisar detail yang biasa di sebut "Peta Petak" dipakai untuk perencanaan dibuat dengan
skala 1: 5000 dan untuk petak tersier 1 : 5000 atau 1: 2000
4. Unsur Jaringan Irigasi
Petak Tersier. Di daerah -daerah yang ditanami padi, luas petak tersier yang ideal adalah antara 50-
100 ha, kadang-kadang sampai 150 ha. Batas-batas petak tersier harus jelas seperti misalnya: Parit,
Jalan, batas desa, sungai, dll. Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kwarter, dengan luas 8-15 ha.
Panjang saluran tersier sebaiknya 1500 m, kadang-kadang panjang saluran tersier mcncapai 2000 m.
Panjang saluran Kwartcr maksimum 500 m tetapi prakteknya kadang rnencapai 800 m.
4. Unsur Jaringan Irigasi
Petak Sekunder, terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh saluran sekunder.
Pelak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder. Batas-
batas petak sekunder umumnya bcrupa tanda-tanda topografi yang jelas seperti saluran pembuang. Luas
petak bcrbeda-beda tcrgantung pada situasi daerah. Saluran sekunder sering tcrletak di punggung medan,
mcngairi kedua sisi saluran, hingga saturan pembuang yang membatasinya. Saluran sekunder bolch juga
direncana sebagai saluran garis tinggi yang mengairi lereng-lereng medan yang lebih rendah
Petak Primer, terdiri dari beberapa petak sekunder , untuk itu petak-petak ini akan mengambil air
langsung dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh saluran – saluran primer yang mengambil air
langsung dari sumber air (sungai).
TERIMA KASIH

You might also like