You are on page 1of 38

PONDASI MESIN

PADA TIANG PANCANG


Friction Pile
• Flooting pile yang memikul beban getaran
vertikal berbeda dengan end bearing yang
tidak mentransfer beban dari sisi tiang ke
tanah.
PENGANTAR
• In floating piles, unlike end-bearing piles, the load is
transferred from the shaft to the soil, and their analysis under
vertical vibrations is quite different than that for end-bearing
piles.
• Some of the methods employed to determine the response of
floating piles to vertical dynamic loads are as follows:
 A three-dimensional analysis (e.g., using the finite element
method) considering the propagation of waves through the pile
and soil
 Solution of the one-dimensional wave equation, for example,
in a manner similar to the solution of this equation to analyze
the pile-driving process.
PENGANTAR
• An analysis of the response of a lumped mass-spring-dashpot
system representing The pile and soil
• An elastic analysis in which it is assumed that the elastic
waves propagate only horizontally
PENGANTAR
• A three-dimensional analysis is too expensive and involved for
every day use. For pile-supported turbogenerator foundations
in nuclear power plants where tolerance limits are very
critical, such methods are in use.
• Solution of one dimensional wave equations, involving
extension of the numerical method of analysis used for pile
driving, has not been used for solving problems of pile
response under vertical vibrations (Poulos and Davis, 1980).
PENGANTAR
• A single degree of freedom lumped-mass-spring-dashpot
system has been used for solution of vertical vibrations of
piles by Barkan (1962) and Maxwell et al. (1969).
• Madhav and Rao (1971) used a two-degree-of-freedom
model.
PENGANTAR
• The fourth approach has been used by Novak (1974, 1977b) and Novak
(1982) to obtain an approximate solution for pile response to vertical
loading
• The soil has been assumed as composed of a set of independent
infinitesimally thin horizontal layers of infinite extent.
• This model could be thought of as a generalized Winkler material that
possesses inertia and dissipates energy.
• By applying small harmonic excitations, Novak derived solutions for the
equivalent stiffness and damping constants of the pile-soil system.
• This model predicts response of vertically vibrating piles better than that
of Maxwell et al (1969).
Tiang memikul beban dinamik Vertikal
Q  Qoit
sistem tiang ini diidealisasikan menjadi sistem mass-spring-dasphot.
dimana m = massa yang diasumsikan sebagai mass cap pondasi dan
mesin.
 Memungkinkan untuk mengidealisasikan tiang menjadi system massa-
pegas-dasphot.
 Massa pondasi pada gambar terdiri dari massa pile cap pondasi dan
mesin.
 Rumusan mathematic untuk mendapatkan kekakuan (kz) dan damping
diberikan oleh Novak (1977) dengan menggunakan asumsi sebagai
berikut.
Tiang memikul beban dinamik Vertikal

• Tiang vertikal, elastis dan berpenampang lingkaran


• Tiang yang dianalis floating
• Tiang benar-benar dijepit tanah
• Tanah di bawah dasar tiang berprilaku tidak terhingga, tebal,
elastis linier.
Asumsi terakhir benar-benar mengasumsikan kondisi tiang
adalah plane strain.
Dinamik stiffness dan damping tiang
dinyatakan dalam kompleks stiffness :
K = K1 + iK2
Besar beban Q dan perpindahan z
dihubungkan kepada K :
Q = Kz = (K1 + iK2) z dimana :
i   1 , K1 = bagian real dari K = Re K
K2 = bagian imaginer dari K yang besarnya
ImK
Sehingga konstanta pegas diperoleh :
Kz=K1=ReK
Ekivalent damping diperoleh
K2 Im K
: cz  
 
Kombinasikan persamaan tersebut
diperoleh :
K  k z  icz , maka hubungan gaya-

perpindahan diperoleh :
Q  (k z  icz ) z atau Q  k z z  cz z dimana

z  dz / dt
Hubungan kz dan cz dapat dinyatakan :
 EP A   EP A 
kz    f z1 dan cz    f z 2 (Novak,

 R   G/ 

El-Sharnouby)
dimana Ep = modulus elastisitas tiang, A =
luas penampang tiang, G = Modulus Geser
Tanah,  = densiti tanah, fz1, fz2 =
parameter tidak berdimensi.
Penjelasan
• Semakin besar diameter tiang, kekakuan tiang
akan semakin meningkat dalam memikul
beban dinamik.
• Semakin besar modulus elastisitas tiang,
kekakuan tiang akan semakin meningkat
dalam memikul beban dinamik.
Stifness dan Damping Tiang
• Satuan dari masing-masing komponen harus sama
• Variasi nilai fz1, dan fz2 untuk end bearing dan floating pile
dapat dilihat pada Gambar 11.6 dan 11.7.(Das).
• Umumnya tiang didesign dalam bentuk group, stiffness dan
damping group tiang tidak sama dengan penjumlahan dari
keseluruhan tiang.
• Novak (1977) menyarankan saat tiang pancang berdekatan,
maka displacement satu tiang akan bertambah akibat
displacement tiang lainnya
• Untuk itu dikenal dengan faktor efesiensi tiang pancang pada
pondasi tiang yang memikul beban statis.
Group Tiang
• Pondasi tiang pancang pada umumnya dibangun dalam
bentuk group tiang.
• Kekakuan dan konstanta damping dari group tiang bukan
penjumlahan dari masing-masing tiang.
• Novak (1977) menyarankan bahwa saat tiang pancang yang
spasinya berdekatan, perpindahan dari satu tiang akan
bertambah akibat perpindahan tiang lainnya.
• Sehingga kekakuan dan konstanta damping untuk group tiang
harus direduksi.
• Sehingga diperoleh hubungan sebagai berikut:
Stifness dan Damping Tiang
Damping dan stiffness keseluruhan tiang
dinyatakan :
n n

k z c z
. kz( g )  1
n
dan c z ( g )  1
n


1
r 
1
r

dimana
kz(g) = konstanta pegas untuk group tiang,
cz(g) = konstanta dasphot untuk grup tiang,
n = jumlah tiang dalam satu grup.
L(r ) =Faktor interaksi, menjelaskan
kontribusi displacement tiang ke n terhadap
displacement tiang referensi, 1 =1.
Stifness dan Damping Tiang

• Karena penyelesaian secara analitik untuk


interaksi dinamik tiang tidak tersedia,
sehingga nilai faktor interaksi dapat diperoleh
dari analisa static seperti yang disarankan oleh
Poulus (1968)
Stifness dan Damping Tiang
• Nilai ini dapat diambil dari Gambar 11.10 Halaman
471 seperti diusulkan oleh Poulus, 1968, buku Das.
• Nilai ini tergantung pada pada perbandingan antara
diameter tiang dengan jarak antara tiang.
• Semakin besar jarak antara tiang (S) dibandingkan
dengan radius tiang (R), maka nilai faktor interaksi
ini akan semakin kecil.
• Hal ini sama dengan prinsip efisiensi tiang pada
pondasi yang memikul beban statis
Untuk group tiang cap dibangun diatas
tiang, sehingga antara tiang dan cap
masing-masing mempunyai kontribus
dalam perhitungan. Hubungan geometrik
damping dan stiffness untuk cap
dinyatakan :

 Gs D f 
k z ( cap )  Gro 
 C1  Gr S1 
 dan
 0 

 Df Gs  s 
cz ( cap )  r 2

G  C2  S 2 ,
0
r0 G 
 
Stiffness dan Damping Cap
Karena Tanah dibawah pile cap kualitasnya
buruk dan dapat berkurang serta kondisi ini
dapat menyusut dengan bertambahnya waktu
sehingga mengakibatkan paramater ini
menjadi tidak efektif.
sehingga parameter ini sebaiknya diabaikan.
Dengan mengabaikan pengaruh tanah
dibawah pile cap diperoleh:
k z ( cap )  Gs D f S1 dan

cz (Cap )  D f r0 S 2 Gs  s
sehingga utk group tiang dan cap
diperoleh :
n

k z
k z (T )  1
n
 Gs D f S1 dan

1
r

c z
c z (T )  1
n
 D f r0 S 2 Gs  s

1
r
Stiffness dan Damping Group
• Setelah nilai Stiffness dan Damping untuk
group tiang diketahui, maka perhitungan
selanjutnya sama dengan perhitungan pondasi
terletak di atas tanah
Setelah Total konstanta pegas dan dasphot
diperoleh, maka :
- Damping ratio
c z (T )
Dz  ,
2 k z (T ) m

dimana
m = massa pile cap dan mesin yang
didukungnya
- Natural Frekuensi dari sistem

k z (T ) 1 k z (T )
n  , dan f n 
m 2 m

- Damping natural frekuensi

f m  f n 1  2 Dz2 Constant force-type

excitation
fn
fm  Rotating mass excitation
1  2D 2
z
- Amplitudo getaran saat terresonasi
Constant force-type excitation

 Qo  1 

Az ( resonance)  z 
 k  2 Dz 1  Dz2 

Rotating mass excitation

U  1 

Az ( resonance) 
m  2 Dz Bz  Dz2 
 

Dimana U=m1e, amplitudo dinyatakan :


rotating mass type vertical exciting

m1e  Bz 

Az ( resonance) 
m  2 Dz Bz  Dz2 
 
- Amplitudo getaran pada frekuensi selain
frekuensi resonasi
constant force-type excitation :

Qo
kz
Az 
1  ( 2

2
/  )  4 Dz2 ( 2 /  n2 )
2
n

rotating mass-type excitation


( m1e / m)( /  n ) 2
Az 
1  ( 2

2
/  )  4 Dz2 ( 2 /  n2 )
2
n
Hasil Analisis
• Untuk floating Pile
• Pengaruh panjang tiang yang lebih panjang
mengakibatkan amplitudo yang terjadi lebih
besar dibandingkan tiang yang lebih pendek
• Untuk end bearing
• Untuk tiang yang lebih pendek mengakibatkan
amplitudo arah vertikal yang terjadi lebih
besar dibandingkan tiang yang lebih panjang.
• TERIMA KASIH

You might also like