You are on page 1of 8

Perbedaan Perspektif Antara

Golongan Tua dan Golongan


Muda Sekitar Proklamasi.

 Filipi Butar –Butar /8G/11


 Yesinta Ragil Anjaka /8G/34
 Yosua Nathanael /8G/36
Berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu diketahui oleh kalangan pemuda bangsa Indonesia di
Bandung melalui berita siaran radio BBC (British Broadcasting Corporation) di London. Setelah
mengetahui Jepang menyerah kepada Sekutu, para pemuda segera menemui Bung Karno dan Bung
Hatta di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Dalam pertemuan itu, Sultan Syahrir sebagai juru
bicara para pemuda meminta agar Bung Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia lepas dari campur tangan Jepang. Bung Karno tidak menyetujui usul para
pemuda karena proklamasi kemerdekaan perlu dibicarakan dahulu dalam rapat PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Para pemuda menolak pendapat Bung Karno. Para pemuda tidak menginginkan
kemerdekaan Indonesia yang dianggap sebagai hadiah Jepang.
Dikarenakan para pemuda belum berhasil membujuk Bung Karno, pada tanggal 15 Agustus
1945, pukul 20.00 WIB kembali mengadakan rapat di Lembaga Bakteriologi di jalan Pegangsaan
Timur, Jakarta (sekarang Fakultas Kesehatan Mayarakat UI) dengan dipimpin oleh Chaerul
Saleh.
Sesuai keputusan rapat, sekitar pukul 22.00 WIB, Wikana dan Darwis menemui Bung Karno
dikediamannya di jalan Pegangsaan Timur No, 56 Jakarta. Pada pertemuan tersebut Wikana
menyampaikan bahwa rapat telah menentukan kemerdekaan harus segera diproklamasikan oleh
Sukarno pada tanggal 16 Agustus 1945. permintaan dan tuntutan golongan muda ditolak Bung
Karno, sebab masalah proklamasi kemerdekaan baru akan dibicarakan dalam rapat PPKI tanggal 18
Agustus 1945.
Perbedaan Pendapat Antara
Golongan Tua dan Golongan Muda
Golongan tua
Kelompok nasionalis golongan tua yang mengambil strategi kooperasi terhadap
pemerintah jepang. Kelompok ini bersifat hati-hati dalam mencemati masalah
kemerdekaan. Mereka berpendapat bahwa kemerdekaan harus dilaksanakan
sesuai dengan persetujuan perjanjian dengan Jepang. Mereka tidak mau
melanggar perjanjian itu karena akan terjadi pertumpahan darah. Selain itu,
mereka juga mengetahui bahwa jepang di beri tugas oleh sekutu untuk
mempertahankan status Quo di Indonesia. Beberapa tokoh golongan tua antara
lain: Moh.Yamin, Kihajar Dewantara, Kyai Haji Mas Mansur, Dr.Buntara, dan
Mr.Iwa Kusuma Sumantri.
Golongan Muda
Kelompok nasionalisme golongan muda adalah golongan yang anti Jepang dan anti fasis. Golongan
muda bersikap agresif. Mereka menginginkan proklamasi kemerdekaan secepatnya dilaksanakan
sebelum sekutu mengambil kekuasaan dari Jepang. Para pemuda menginginkankan proklamasi
kemerdekaan lepas dari pengaruh Jepang. Kemerdekaan Indonesia hanya dapat dan harus
dilaksanakan oleh Bangsa Indonesia sendiri bukan sebagai hadiah dari jepang. Beberapa tokoh
yang berperan mempercepat kemerdekaan adalah: Sukarni, Adam Malik, Dr. Muwardi, Wikana,
Chaerul Shaleh, Drah Pandu Wiguna, Maruto Nitimihardjo, Johar Nur Sayoko, dan Syarif Thayeb.
Terjadi perbedaan pendapat diantara ke-2 golongan. Dari ke-2 golongan tersebut sepakat untuk
menetapkan tokoh yang pantas memproklamasikan kemerdekaan yaitu Ir.Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta.
THE END
Hargailah Para Pahlawaan

Exit

You might also like